Professional Documents
Culture Documents
id
TESIS
Untuk Memenuhi Prasyarat Mencapai Derajat Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Diajukan oleh :
Maslikhanah
S.541.002041
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2011
PENERAPAN TEKNIK PIJAT EFFLEURAGE SEBAGAI
UPAYA PENURUNAN NYERI PERSALINAN PADA IBU
INPARTU KALA 1 FASE AKTIF
(Di Polindes Kembangringgit Kec. Pungging Kab. Mojokerto)
Disusun Oleh :
Maslikhanah
S 541002041
Dewan Pembimbing
Mengetahui
ii
PENERAPAN TEKNIK PIJAT EFFLEURAGE SEBAGAI
UPAYA PENURUNAN NYERI PERSALINAN PADA IBU
INPARTU KALA 1 FASE AKTIF
(Di Polindes Kembangringgit Kec. Pungging Kab. Mojokerto)
Disusun Oleh :
Maslikhanah
S 541002041
Dewan Penguji
Surakarta,
Mengetahui, Ketua program studi
Direktur Program Pascasarjana UNS Magister kedokteran keluarga
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prof. Drs. Suranto. Msc. Ph.D Prof. Dr. Didik Gunawan tamtomo, dr. MM. M.Kes. PAK
NIP. 19570820198503 1 004 NIP. 19480313197610 1 001
iii
PERNYATAAN
Nama : Maslikhanah
NIM : S 541002041
Maslikhanah
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Rahmat bagi Allah SWT, atas berkahnya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan tesis dengan judul Penerapan Teknik Pijat
Effleurage Sebagai Upaya Penurunan Nyeri Persalinan kala 1 Fase Aktif di
Polindes Kembangringgit Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto. Tak lupa
Sholawat serta salam peneliti panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tesis ini
di susun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Kedokteran Keluarga pada Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dalam penyusunan tesis ini, peneliti banyak mengalami kesulitan namun
berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya semua kesulitan dapat teratasi, untuk
itu peneliti sampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Moch. Syamsulhadi, Sp. Kj. (K), selaku Rekot Unifersitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberika wawasan ilmu
pengetahuan untuk menyelesaikan usulan penelitian ini.
2. Prof. Suranto, Drs. M. Sc. PhD, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu
penyelesaian pendidikan pada Program Studi Magister Kedokteran
Keluarga.
3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM. M.Kes. PAK, selaku Ketua
prigram Studi magister Kedokteran keluarga Universitas Sebelas maret
Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh pendidikan di Program Studi Magister kedokteran
keluarga.
4. Pancrasia Murdani, dr. MHPEd, selaku Ketua Minat Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah menyetujui permohonan ijin usulan penelitian ini, juga
selaku dosen pembimbing II yang senantiasa membimbing dan
mengarahkan saya dalam penulisan usulan penelitian ini
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
v
5. Prof. Dr. Ambar Mudigdo, dr. Sp PA, selaku dosen pembimbing 1
yang senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam usulan
penelitian ini
6. Dr. Hermanu J, M.Pd, selaku second opinion yang ikut membantu
mengarahkan dalam penyusunan penelitian ini
7. Suami dan anak anakku tercinta yang selalu memberi dukungan dan
semangat sehingga dapat menyelesaikan semua tugas
8. Teman seperjuangan mahasiswa Pascasarjana Program Magister
Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
bahu membahu dalam menempuh pendidikan ini
Akhirnya semoga semua kebaikan yang diberikan memperoleh imbalan
dari Allah SWT dan di catat sebagai amal ibadah. Demi kesempurnaan dan
perbaikan penyusunan penelitian ini , penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak. Terima kasih
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ------------------------------------------------------------- i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING -------------------------------- ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI --------------------------------------- iii
HALAMAN PERNYATAAN ---------------------------------------------------- iv
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------- v
DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------- vii
DAFTAR GAMBAR -------------------------------------------------------------- viii
DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------ ix
DAFTAR TABEL ------------------------------------------------------------------ x
ABSTRAK -------------------------------------------------------------------------- xi
ABSTRACT ------------------------------------------------------------------------ xii
BAB I : PENDAHULUAN ------------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang ---------------------------------------------- 1
B. Fokus Masalah ---------------------------------------------- 4
C. Rumusan Masalah ------------------------------------------- 5
D. Tujuan Penelitian -------------------------------------------- 5
E. Manfaat Penelitian ------------------------------------------ 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ------------------------------------------------ 7
A. Kajian Teori ------------------------------------------------ 7
B. Hasil Penelitian yang Relevan --------------------------- 23
C. Kerangka Berpikir ----------------------------------------- 25
BAB III : METODE PENELITIAN ---------------------------------------------- 27
A. Lokasi dan Waktu --------------------------------------- 27
B. Bentuk dan Strategi ------------------------------------- 27
C. Sumber Data dan teknik Sampling ------------------- 28
D. Kedudukan Peneliti ------------------------------------- 28
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ------------------- 28
F. commit
Validasi Data to user
-------------------------------------------- 30
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Teknik Effleurage dengan dua tangan oleh ibu inpartu ------ 9
Gambar 2. Teknik Effleurage dengan dengan satu tangan --------------- 9
Gambar 3 Skala Numerik ----------------------------------------------------- 18
Gambar 4. Visual Analog Skale ---------------------------------------------- 19
Gambar 5. Skala Wajah ------------------------------------------------------- 19
Gambar 6. Kerangka Berpikir ------------------------------------------------ 25
Gambar 7. Siklus Analisis Data Jualitatif Menurut Miles dan Huberman33
Gambar 8. Teknik Effleurage pada Abdomen ------------------------------ 35
Gambar 9. Kerangka Kegiatan Penelitian ----------------------------------- 36
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar persetujuan informan 78
Lampiran 2 Pedoman Wawancara 79
Lampiran 3 Rekap Hasil karakteristik Informan .. 86
Lampiran 4 Hasil wawancara ....................................... 87
Lampiran 5 Pengamatan Aktifitas Subyek Peneliti .......... 98
Lampiran 6 Skala wajah........................................................ 99
Lampiran 7 Skala Numerik ...................................................................... 100
Lampiran 8 Lembar Observasi ................................................................ 101
Lampiran 9 Partograf ............................................................................... 104
Lampiran 10 Dokumentasi ......................................................................... 107
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Data Pencapaian terget sasaran KIA di Polindes Kembangrinnit..... 41
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Nyeri persalinan dikategorikan bersifat tajam dan panas, respon nyeri yang hebat
bisa berefek buruk terhadap kelancaran persalinan, respon nyeri pada ibu bersalin
di pengaruhi faktor eksternal dan internal. Teknik Effleurage termasuk salah satu
cara nonfarmakologis dalam menurunkan nyeri persalinan dengan menerapkan
pijat ringan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan teknik pijat Effleurage yang
di lakukan oleh bidan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif 2) mendeskripsikan
teknik pijat Effleurage yang dilakukan oleh pendamping pasien pada ibu inpartu
kala 1 fase aktif 3) melakukan evaluasi teknik pijat Effleurage yang dilakukan
oleh bidan dan pendamping pasien terhadap penurunan nyeri persalinan
Metode Penelitian deskriptip kualitatif dengan desain embedded case study
teknik pengumpulan data digunakan wawancara mendalam, observasi dan
dokumentasi, Informan pada penelitian ini adalah bidan di Polindes, dukun bayi,
pasien, dan keluarga pasien yang ada di Wilayah Desa Kembangringgit
Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokert. Validitas data yang digunakan adalah
trianggulasi
Teknik Analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yang meliputi
tahap pengumpulan data, sajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Hasil Penelitian adalah dari 3 pasien inpartu kala 1 fasei aktif 1) dari nyeri
sangat berat turun menjadi nyeri berat 2) dari nyeri berat turun menjadi nyeri
sedang 3)dari nyeri sedang tetap nyeri sedang
Kesimpulan Penelitian penerapan teknik pijat Effleuraage pada ibu inpartu kala
1 fase aktif tidak mampu menghilangkan atau merubah karakteristik nyeri tapi
efektif menurunkan nyeri persalinan
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Labor pain were included such as nature somatic sharp and burning feelings,
response of great pain giving bad impact to the childbirth process, it could be
influenced by internal and external factors. Effleurage technic belongs to one of
the nonpharmacologyst in order reducting of labor pain by using massage to the
inpartu first stage active phase.
The purposed of this study was to (1) describe the technics of effleurage
massage which has served by midwife to inpartu first stage active phase, (2) to
describe the technics of effleurage massage which has served by patiens family to
inpartu first stage active phase, (3) to evaluate the technics of effleurage massage
which has demonstrate by both of midwife and patiens family to inpartu first
stage active phase.
The methode of qualitative descriptive. The collection of measurement data using
in depth intervieing, observation and documentation. The subject of this study are
midwife at Polindes, indigenous medical practitioner, patients and their families
which was in Kembang Ringgit village, Pungging Subdistrict, Mojokerto District
area.the validity of this research used,normaly triangulasi
Data were analyzed by interaktif analyze that included data collection, data
exposuring, reduction, and making conclusion or verification.
The result showed that three of inpartu patient of first stage active phase 1)
having lower pain from great to heavy level 2) from heavy to medium 3) there
was not reducing level of pain in medium level.
The conclution of this study was application of Effleurage massage technics to
inpartu patient of first stage active phase could not omit or change labor pain
characteristics but it can be reduce level of pain effectively.
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri persalinan merupakan proses alamiah yang dirasakan oleh ibu yang
perubahan fungsi berbagai organ tubuh yang turut menentukan lancarnya proses
persalinan. Nyeri yang dirasakan berasal dari bagian bawah abdomen dan
Nyeri pada saat melahirkan memiliki derajat yang paling tinggi diantara rasa
nyeri yang lain, secara medis dikatagorikan bersifat tajam dan panas atau
somatic-sharp and burning . Sebuah studi pada wanita dalam persalinan kala I
bahwa 60% primipara melukiskan nyeri akibat kontraksi uterus sangat hebat
(intolerable, unberable, extremely severe), 30% nyeri sedang. Pada multipara 45%
nyeri hebat, 30% nyeri sedang, 25% nyeri ringan (Acute Pain Services, 2007).
Nyeri persalinan kala 1 fase aktif ini diakibatkan oleh kontraksi rahim yang
mulai adekuat dimana kontraksi rahim terjadi 3 sampai 5 kali dalam 10 menit
vagina dan jaringan lunak di sekitarnya meregang, sehingga terasa nyeri. Keadaan
berat. Pada kala 1 fase aktif persalinan nyeri yang di timbulkan bersifat Visceral
Pain, dimana nyeri terjadi pada bagian permukaan perut sebelah bawah yang
melalui dua jalur utama, serabut saraf sensorik rahim dan mulut rahim berjalan
bersama saraf simpatis rahim memasuki sumsum tulang belakang melalui saraf
torakal 10 -11- 12 karena itu nyeri rahim terutama dirasakan pada dermaton
torakal 10- 11- 12, rangsngan tersebut juga disalurkan melalui saraf spinal
untuk dipersebsikan sebagai nyeri, sehingga tejadi respon nyeri baik berupa
diameter pupil, ketegangan otot dan konsentrasi ibu selama persalinan menjadi
terganggu, Jika ibu tidak dapat menahan rasa nyeri, semua itu bisa berefek buruk
mengakibatkan distress pada bayi dan mempengaruhi bayi yang akan dilahirkan.
(Arifin, 2008).
Rasa nyeri pada ibu bersalin di pengaruhi oleh banyak factor yaitu faktor
eksternal dan faktor internal, faktor eksternal terdiri dari suku, bangsa, agama,
(Henderson, 2005 : 103). Beragam sikap yang ditunjukkan oleh ibu terhadap rasa
commit to user
nyeri persalinan, meski bersifat alami banyak calon ibu takut terhadap rasa nyeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
lain dengan obat analgesik, suntikan epidural, spinal, intrathecal labor analgetika
(ILA) dan paracervical bkock. Sedangkan metode non farmakologis antara lain
hypnobirthing, terapi akupuntur, metode alif atau zikir, yoga dan peregangan,
reiki serta pijat aroma terapi yang dapat digunakan dalam menurukan respon
nyeri. Masase adalah terapi nyeri yang paling primitive (Lee, 1990 : 1777). Dalam
laporan penelitian Steer (1993) 19,3% wanita dilaporkan mendapat massase untuk
ibu menjadi lebih rileks, menciptakan perasaan nyaman, enak dan respon nyeri
akan menurun. Di Indonesia teknik ini masih belum popular dan masih jarang
janin, kondisi air ketuban, penyusupan kepala janin, pembukaan dan pendataran
servix, , penurunan kepala janin, kontraksi uterus meliputi frekuensi serta lama
commit to user
kontraksi, tekanan darah, jumlah nadi, suhu tubuh, serta peneriksaan urine,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
operasional prosedur, juga masih banyak bidan yang belum mengetahui tentang
penerapan teknik pijat Effleurage sebagai upaya penurunan nyeri persalinan pada
ibu inpartu kala 1 fase aktif. Berdasarkan data yang di peroleh, Polindes
tindakan dan 8 persalinan dengan operasi (SC), sampai saat ini data tentang nyeri
inpartu kala 1 fase aktif bisa berdampak terhadap kelancaran proses persalinan
, serta masih banyak bidan yang belum mengetahui tentang penerapan teknik pijat
Effleurage sebagai upaya penurunan nyeri persalinan pada ibu inpartu kala 1 fase
aktif, untuk itu peneliti merasa tertarik melakukan penelitian tentang penerapan
teknik pijat Effleurage sebagai upaya penurunan nyeri persalinan pada ibu inpartu
kala 1 fase aktif oleh bidan dan pendamping pasien di Polindes Kembangringgit
B. Fokus Penelitian
1. Penerapan teknik pijat Effleurage oleh bidan pada ibu inpartu kala 1 fase
aktif
pasien terhadap penurunan nyeri persalinan pada ibu inpartu kala 1 fase
commit to user
aktif oleh bidan koordinator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
C. Rumusan Masalah
pertolongan
sebagai upaya penurunan nyeri persalinan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif,
pasien ?
persalinan ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tujuan Umum
upaya penurunan nyeri persalinan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif di Polindes
Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
penurunan nyeri persalinan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif juga sebagai
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pasien :
b. Bagi bidan :
c. Bagi institusi :
persalinan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini pertama akan di jelaskan mengenai pengertian Effleurage, teknik
pijat Effleurage, serta cara kerja dalam upaya penurunan nyeri persalinan kala1
fase aktif pada ibu inpartu. Kedua, konsep tentang nyeri meliputi pengertian
nyeri, teori terjadinya nyeri nyeri, tahapan nyeri faktor faktor yang
A. Kajian teori
1. Effleurage
a. Pengertian
Massage adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot,
tendon atau ligamentum tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi
tekanan, arah dan kecepatan, posisi tangan dan gerakan untuk mencapai pengaruh
commit to user
yang berbeda pada jaringan di bawahnya (Rosemary,2003:164). Effleurage
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
berasal dari bahasa Prancis yang berarti Skimming the surface yang artinya
gerakan utama dalam pijat dan bisa di lakukan di bagian tubuh manapun.
Effleurage menunjukkan awal dan akhir pijatan dan bisa di lakukan sebelum atau
sesudah usapan dan memudahkan aliran gerakan satu ke gerakan yang lain.
Telapak tangan harus selalu bersentuhan dengan tubuh, yang akan merasakan
sebuah gerakan yang berkelanjutan ketika menerapkan tekanan ritmis dari atas ke
bawah menuju titik awal dengan sentuhan ringan, mempertahankan irama tersebut
Teknik pijat Effleurage merupakan salah satu metode non farmakologis yang
dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif.
pijatan berupa usapan lembut, lambat, dan panjang atau tidak terputus - putus.
Bisa di lakukan dengan posisi pasien terlentang atau miring, teknik pijat ini
Teknik ini bisa dilakukan oleh ibu inpartu sendiri dengan menggunakan
kedua telapak jari jari tangan melakukan usapan ringan, tegas dan konstan
Gambar 1
Teknik pijat Effleurage dengan dua tangan oleh ibu inparu
Sumber : www.birthsource.com
Teknik ini dapat di lakukan oleh orang lain (suami, keluarga atau petugas
usapan pada abdomen secara ringan, tegas, konstan dan lambat dengan
Gambar 2
commitdengan
to user satu tangan
Teknik pijat Effleurage
Sumber : http://www.wikimu.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
c. Cara Kerja
Dasar teori massage adalah teori gate control yang dikemukakan oleh
(Melzack dan Wall, 1965). Teori ini menjelaskan tentang dua macam serabut
syaraf berdiameter kecil dan serabut berdiameter besar yang mempunyai fungsi
yang berbeda. Impuls rasa sakit yang dibawah oleh saraf yang berdiameter kecil
korteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls rasa sakit
ini dapat di blok yaitu dengan memberikan rangsangan pada saraf yang
berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan rangsangan
berupa usapan pada saraf yang berdiameter besar yang banyak pada kulit, harus
dilakukan awal rasa sakit atau sebelum impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf
yang berdiameter kecil mencapai korteks serebral. Pijat Effleurage pada abdomen
mengalihkan wanita dari nyeri selama kontraksi. Begitu pula adanya massage
system control dasenden. Massage membuat pasien lebih nyaman karena massage
2. Nyeri
a. Pengertian Nyeri
sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
commit to user
atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
mengevaluasi rasa nyeri yang dialami. Menurut (The International association for
teh Study of Pain). Nyeri adalah pengalaman sensorik (fisik) dan emosional
saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun
Ada beberapa macam teori nyeri yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1). Teori pola (Pattern Theory) adalah rangsangan nyeri masuk melalui akar
ganglion dorsal medulla spinalis dan rangsangan aktifitas sel T. Hal ini
mengakibatkan suatu
respon yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri dan
2). Teori pemisahan (specificity theory) menurut teori ini rangsangan sakit masuk
naik ke traktus hemifer dan menyilang ke garis media ke sisi lainnya dan
3). Teori pengendalian gerbang (gate control theory) yang dikemukakan oleh
Melzak dan Wall. Teori ini lebih komprehensip dalam menjelaskan tranmisi
commit to user
dan persepsi nyeri. Rangsangan atau impuls nyeri yang disampaikan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
otak. Sinaps dalam dorsal medulla spinalis beraktifitas seperti pintu untuk
dari kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam rangsangan
Rangsangan serat besar ini dapat langsung merangsang ke korteks serebri dan
4). Teori tranmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada nociceptor memulai
impuls pada serabut lamban dan endogen opiate sistem supresif (Hidayat,
2008).
c. Tahapan Nyeri
1). Transduksi
dirubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf.
Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia
2). Transmisi
3). Modulasi
endorphin yang dikeluarkan oleh sel otak dan neuron di spinalis. Impuls ini
impuls pre maupun pasca sinaps di tingkat spinalis. Modulasi nyeri dapat
4). Persepsi
commit to user
Persepsi adalah hasil rekonstruksi susunan saraf pusat tentang impuls nyeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
(Wibowo, 2009).
Oleh karena nyeri merupakan masalah yang kompleks, maka beberapa factor
1). Umur
Faktor umur adalah variable penting yang mempengaruhi respon nyeri. Pada
anak anak akan mesulitan untuk mengerti tentang nyeri dan prosedur
mengungkapkan respon nyerinya pada orang lain atau arang tuanya oleh
mempunyai respon nyeri yang lebih tinggi bila di banding dengan usia
nyeri lebih bebas sedangkan pada remaja respon nyeri lebih rendah karena
dapat mengontrol perilakunya, sedangkan usia dewasa dan tua lebih rendah
gender yang mempengaruhi respon nyeri, namun dalam suatu penelitian yang
3). Sosiokultural
Ras, budaya dan etnis merupakan factor penting dalam respon individu
orang yang berkulit hitam mempunyai respon nyeri yang lebih rendah di
4). Lingkungan
respon pasien terhadap nyeri, jika seseorang mengalami nyeri yang hebat
tetapi pasien berada dalam situasi formal atau gaduh, respon orang tersebut
rumah sakit
Arti nyeri pada seseorang akan mempengaruhi respon nyerinya karena sangat
merespon nyeri yang berbeda bila dia percaya bahwa nyeri sebagai suatu
6). Perhatian
7). Kecemasan
8). Kelelahan
Setiap orang akan belajar dari pengalaman nyeri masa lalu. pangalaman nyeri
masa lalu tidak akan menjamin seseorang untuk lebih mudah mengatasi nyeri
yang akan datang. jika seseorang menderita nyeri berulang ulang tanpa ada
penurunan rasa nyeri dari sebelumnya atau terserang nyeri berat, kecemasan
bahkan rasa takut akan terjadi. Sebaliknya jika seseorang mengalami nyeri
commit to user
berulang dengan tipe yang sama tetapi dia berhasil mengurangi respon yang di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
nyeri dengan melakukan upaya persiapan yang lebih baik untuk mengurangi
nyeri tersebut. Ketika seseorang mendapt nyeri untuk pertama kalinya, dia
10).Coping style
introvert dia akan memiliki control diri yang lebih baik terhadap
Faktor lain yang berpengaruh cukup signifikan dalam merespon nyeri adalah
kehadiran dan dorongan dari orang lain. Seseorang dengan kelompok sosial
Ketidakhadiran keluarga dan teman dekat seringkali akan membuat nyeri yang
Menurut Perry dan Potter (1993), nyeri tidak dapat diukur, secara objektif
commit to user
misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
diramalkan berdasarkan tanda dan gejalanya. Kadang bidan hanya bisa mengkaji
nyeri dengan berpatokan pada ucapan dan perilaku klien. Klien kadang diminta
untuk menggambarkan nyeri yang dialaminya tersebut sebagai nyeri ringan, nyeri
sedang, atau berat. Bagaimanapun makna dari istilah tersebut berbeda antara klien
dan bidan. Tipe nyeri tersebut berbeda pada setiap waktu. Gambaran skala nyeri
merupakan makna yang lebih objektif yang dapat diukur. Gambaran skala nyeri
dapat mengkaji beratnya nyeri. Untuk menentukan derajat nyeri, bidan dapat
menanyakan pada klien tentang nyeri yang dirasakan dengan menggunakan skala
numerik 0 -10 atau skala yang serupa lainnya yang membantu menerangkan
bagaimana intensitas nyerinya (Reeder dan Mark 1995). Nyeri yang ditanyakan
Ada tiga cara mengkaji intensitas nyeri yang biasa digunakan antara lain:
Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah di validasi . Berat ringannya rasa
subyektif nyeri. Skala numerik, dari 0 hingga 10, di bawah ini ,Nol ( 0 )
merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkan sepuluh (10) , suatu nyeri
1. Skala Numerik
Gambar 3
commit to userNyeri
Skala Numerik
Sumber : http://fkunhas.com/1/mengukur+skala+nyeri.html
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus , tanpa angka. Bisa
kanan sakit tak tertahankan, dan tengah kira-kira nyeri yang sedang.
Tidak ada Anda diminta menunjukkan posisi nyeri pada garis antara
rasa nyeri kedua nilai ekstrem . bila anda menunjuk tengah garis, Sangat Nyeri
menunjukkan nyeri yang moderate / sedang
Gambar 4
Visual Analog Scale
Sumber : http://fkunhas.com/1/mengukur+skala+nyeri.html
3. Skala Wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda , menampilkan wajah
nyeri. Skala ini dapat dipergunakan mulai anak usia 3 (tiga) tahun.
Gambar 5
Skala wajah Nyeri
Sumber : http://fkunhas.com/1/mengukur+skala+nyeri.html
menentukan derajat nyeri bidan dapat menanyakan kepada klien tentang nyeri
8 - 10 : Sangat berat
3. Konsep Persalinan
a. Pengertian Persalinan
(yaitu janin yang viable, plasenta dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina ke
membukanya serviks sebagai akibat adanya kontraksi uterus, kala 1 ada 2 fase
yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten berlangsung 8 jam dan terjadi sangat
lambat sampai ukuran diameter serviks 3 cm, Fase aktif di bagi menjadi 3 fase
yaitu fase akselerasi , fase dilatasi maksimal fase deselerasi dan berlangsung
selama 6 jam sampai dengan dari mulai serciks membuka 4 cm sanpai dengan
10cm (lengkap). Kala II disebut kala pengeluaran oleh karena adanya kekuatan
kontraksi uterus, janin di dorong keluar sampai lahir.Dalam kala III atau kala uri
plasenta terlepas dari dinding uterus dan di lahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya
commit to user
plasenta sampai 2 jam persalinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
dengan adanya kontraksi uterus, kontraksi sebenarnya telah terjadi pada minggu
perubahan dari hormon estrogen dan progesteron tetapi sifatnya tidak teratur,
tidak nyeri dan kekuatan kontraksinya sebesar 5 mmHg, dan kekuatan kontraksi
Braxton hicks ini akan menjadi kekuatan his dalam persalinan dan sifatnya teratur.
Kadang kala tampak keluarnya cairan ketuban yang biasanya pecah menjelang
pembukaan lengkap, tetapi dapat juga keluar sebelum proses persalinan. Dengan
(Gadysa, 2009).
nosiseptor dalam adneksa, uterus, dan ligamen pelvis. Banyak penelitian yang
mendukung bahwa nyeri persalinan kala I adalah akibat dilatasi serviks dan
segmen uterus bawah, dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada serat
1) Peregangan otot polos telah ditunjukkan menjadi rangsang pada nyeri viseral.
Intensitas nyeri yang dialami pada kontraksi dikaitkan dengan derajat dan
adanya persepsi nyeri. Ketika serviks dilatasi cepat pada wanita yang tidak
kontraksi uterus.
hipogastrik superior, inferior, dan tengah, rantai simpatik torakal bawah, dan
lumbal, ke ganglia akar saraf posterior pada T10 sampai L1. Nyeri dapat
disebarkan dari area pelvis ke umbilikus, paha atas, dan area midsakral. Pada
saraf pudendal melalui pleksus sakral ke ganglia akar saraf posterior pada S2
sampai S4 (Patree, 2007). Nyeri pada kala I persalinan timbul dari uterus dan
menjelaskan hal ini yaitu: nosiseptif yang berasal dari uterus telah diajukan
namun pengamatan saat ini bahwa nyeri itu lebih banyak dihasilkan akibat
tekanan yang dihasilkan uterus yang akan melawan obstruksi yang terjadi,
Bukti yang mendukung tentang nosiseptik yang berasal dari uterus didasarkan
commit to user
pada penelitian, hal ini ditinjau secara mendetail oleh Bonica (Idmgarut,2009)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
1. Penelitian ini di tunjang oleh penelitian penelitian lain yang relevan antara lain
penelitian yang di lakukan oleh Chan MY, Chen CH, Huang KF, National
dimana penelitian ini membandingkan dua kelompok yang di pijat dan yang
tidak di pijat , pemijatan mengurangi intensitas nyeri pada fase 1 dan 2, tetapi
tidak ada perbedaan yang signifikan pada fase 3, meskipun pijatan tidak
penggunaan pijat saja. Terdapat perbedaan skor nyeri yang lebih rendah pada
kelompok intervensi, tetapi perbedaan ini tidak terlalu signifikan. Tidak ada
relaksasi dari kehamilan tua hingga persalinan di terima dan berjasa dalam
sakit yang signifikan dan masa persalinannya rata rata lebih pendek tiga jam
Fatimah Ali meneliti tentang wanita yang mendapat metode masesa selama
quasi eksperimen yang bersifat one grout pretes postes. Jumlah sample dalam
diperoleh intensitas nyeri sebelum di lakukan detode effleurage rata rata 6,10
dan setelah dilakukan teknik pijat effleurage rata 3,90 sedang intensitas nyeri
sebelum dilakukan detode abdominal lifting rata rata 5,50 setelah di lakukan
diperoleh rata rata 3,70. nilai rata rata perbedaan kelompok teknik pijat
effleurage adalah 2,200 sedang nilai rata rata metode abdominal lifting adalah
1,800, maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan intensitas nyeri
p=0,174). Dari hasil penelitian ini dinyatakan teknik pijat effleurage dapat
C. Kerangka Berfikir
Pasien
Respon Nyeri 1
Teknik effleurage
- Satu tangan
- Dua tangan
Keterangan :
= Diteliti
Gambar 6.
Kerangka berpikir
Pasien dengan persalinan normal akan melewati kala 1 yang terdiri dari fase
laten dan fase aktif, pada saat kala 1 fase aktif akan timbul nyeri persalinan yang
di sebabkan oleh kontraksi uterus, proses pembukaan dan penipisan serviks serta
commit to user
segmen bawah rahim. Nyeri yang terjadi akan di persepsikan oleh pusat nyeri di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
otak sehingga muncullah respon nyeri. Sesuai dengan cara kerja teknik Effleurage
dimana ketika permukaan kulit abdomen diberikan pijatan ringan, lembut dan
lambat oleh bidan dan pendamping pasien baik menggunakan satu tangan maupun
dua tangan, maka saraf berdiameter besar akan menutup gate kontrol sehingga
respon nyeri tidak di lanjutkan ke otak. Dan pada respon nyeri berikutnya bidan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Pemilihan lokasi atau site selection berkenaan dengan penentuan unit, bagian,
kelompok dan tempat dimana orang orang terlibat di dalam kegiatan atau
peristiwa yang ingin di teliti. Satuan yang di pilih hendaknya yang secara nyata
Lokasi dalam hal ini juga bisa di kaitkan dengan pembatasan masalah,
Juli 2011
secara lentur dan terbuka untuk bisa disesuaikan dengan kondisi sebenarnya yang
proses tentang mengapa dan bagaimana sesuatu bisa terjadi, yang mengarah pada
pemahaman makna. Penelitian yang akan di lakukan adalah bentuk studi kasus
penelitian hanya di lakukan pada satu sasaran dengan satu karakteristik (satu
atau nara sumber yang berasal dari pasien, pendamping pasien, bidan, yang
Peristiwa yaitu semua kegiatan penerapan teknik pijat Effleurage pada ibu inpartu
kala 1 fase aktif. 4). Dokumen terdiri dari kartu ibu, lembar observasi (SOAP),
sampel berdasarkan tujuan dan tertimbangan tertentu, sampel yang cocok dan
sampel yang insidental (Nana Syaodih, 2010 :254) dalam penelitian ini yaitu ibu
D. Kedudukan peneliti
mengevaluasi penerapan teknik pijat Effleurage yang di lakukan oleh bidan dan
pendamping pasien
teknik pengumpulan data yang lebih banyak berperan adalah observasi pastisipan
dokumentasi.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan beberapa teknik antara lain :
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material
sebelum di lakukan teknik pijat Effleurage dan setelah di lakukan teknik pijat
mengetahui aktifitas yang dilakukan oleh bidan dan pendamping pasien dalam
berlalu, bisa berbentuk tulisan , gambar atau karya karya monumental dari
seseorang. Dalam penelitian ini dokumen berupa kartu ibu bersalin, lembar
observasi ibu inpartu kala 1 fase aktif, lembar penapisan, lembar partograf
4. FGD
kelompok, dan data yang di peroleh sekalisus sudah merupakan data yang
lebih mantap karena sudah di bahas oleh banyak nara sumber sebagai anggota
diskusi kelompok. Dalam diskusi ini terdiri dari peneliti yaitu bidan
F. Validasi data
Dalam penelitian ini validitas data di uji dengan cara : Tri Anggulasi
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data yang di peroleh
dokumentasi
G. Analisis Data
teknik refleksi bagi pendalaman dan pemantapan data. Analisis data kualitatif
menurut Miles and Huberman yang di kutip dalam Sugiono (2009), meliputi yaitu
pengumpulan data, sajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
2. Reduksi data
pada ibu inpartu kala 1 fase aktif dan respon nyeri yang di tunjukkan
3. Sajian data
penelitian ini berbentuk uraian singkat naratif yang di tuangkan dalam analisis
dan refleksi
sampai pada pernyataan yang di miliki, landasan yang kuat dari proses analisis
Pengumpulan data
verifikasi
Gambar 7
Siklus analisis data kualitatif
Sumber : Miles dan Huberman (1984)
H. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
penelitian yang dalam hal ini dia dilibatkan menjadi petugas tenaga
2. Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti mendiskripsikan teknik pijat Effleurage kepada bidan
di Polindes
menyampaikannya kepada pasien (ibu inpartu kala 1 fase aktif) dalam hal ini
saat terjadi kontraksi rahim dan diharapkan dengan pijatan tersebut akan
3. Pelaksanaan
dan observasi dengan memberi tahu ibu tentang gambaran nyeri dengan
tanpa atau bebas nyeri, (2) nyri ringan, (5) nyeri sedang, (7) nyeri hebat dan
(10) nyeri yang sangat hebat, secara subyektif ibu di minta untuk
3) Pada waktu timbul kontraksi, kaji respon fisiologis dan respon perilaku
wajah
gambar 8
Teknik pijat Effleurage menggunakan dua tangan
http ://google.co.id/image.Technic+Effleurage+Abdomen (2010)
4. Pengamatan
Penarikan
kesimpulan
Penulisan hasil
penelitian
Perbanyakan hasil
penelitian dan ujian
Gambar 9
Kerangka
commitkegiatan
to user penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
BAB IV
Bab ini memaparkan tentang diskripsi tempat penelitian, hasil temuan studi
penerapan teknik pijat Effleurage pada ibu inpartu kala 1 fase aktif yang
serta wawancara kepada pasien dan penilaian akhir tentang penurunan nyeri
1. Profil Polindes
adalah suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah,
kelola oleh bidan di desa bekerjasama dengan dukun bayi serta di bawah
1). Tersedia bidan desa yang bekerja penuh untuk mengelola pondok bersalin
2). Tersedia sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan di desa
antara lain :
empat
1). Sebagai tempat pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk pelayanan
ini meliputi :
Toxoid) pada bumil dan melakukan deteksi dini resiko tinggi kehamilan
4). Memberikan pelayanan kesehatan Neonatal, bayi, anak balita dan anak
persalinan yang beresiko tinggi dan sangat tinggi baik ibu maupun
bayinya
7). Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader posyandu
10). Memberikan penyuluhan kesehatan dan gizi ibu hamil dan anak serta
setempat
h. Pembiayaan di Pondok bersalin desa dapat di pungut biaya jasa oleh pengelola
i. Perizinan untuk memulai Pondok Bersalin tidak di perlukan adanya surat izin,
praktik bidan di perlukan surat izin bidan (SIB) dan surat izin praktik bidan
Puskesmas
Tabel 4.1 Pencapaian sasaran kesehatan ibu dan anak sampai bulan maret
2011
persalinan oleh tenaga kesehatan mulai bulan januari sampai dengan bulan maret
2011 sejumlah 14 orang atau 16,3% dari target sasaran, jumlah tersebut bisa
menjadi gambaran banyaknya pasien yang bersalin setiap bulan, dari jumlah
persalinan tersebut sudah cukup untuk digunakan sebagai informan pasien yaitu
ibu inpartu kala 1 fase aktif dalam penelitian ini yang akan menggunakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
B. Temuan Studi
1. Penerapan Teknik Pijat Effleurage pada Ibu Inpartu Kala 1 Fase Aktif
Dalam memberikan penerapan teknik pijat Effleurage pada ibu inpartu kala 1
respon terhadap nyeri persalinan dan teknik pijat Effleurage, serta melakukan
obatan analgetika, dan secara non farmakologi diantaranya dengan posisi miring
kekiri, teknik bernafas, hypnobirthing, juga massage. Beberapa faktor yang bisa
petugas medis atau para medis. Menurut bidan sifat nyeri persalinan adalah sangat
spesifik yaitu rasa nyeri muncul secara periodik bersifat visceral pain makin lama
makin sering, sedangkan respon nyeri sangat di pengaruhi oleh kehadiran orang
selama ini pengamatan tentang nyeri persalinan belum tercantum di dalam standar
dan setiap pasien sangat bervariasi atau individual dan intervensi yang dilakukan
bidan dengan memberikan motivasi untuk mengambil posisi yang di rasa paling
nyaman, mengatur teknik bernafas, dan kadang memberikan pijatan ringan sesuai
keinginan pasien
terapkan oleh bidan dan pendamping pasien kepada pasien, ketika pasien mulai
merasakan kontraksi rahim pada saat itulah bidan atau pendamping pasien
menerapkan teknik pijat Effleurage dengan menggunakan satu tangan atau dua
tangan :
Bidan berdiri di samping pasien, posisi pasien boleh miring atau terlentang,
lalu dengan menggunakan ujung ujung jari salah satu tangan bidan di letakkan
2). Menggunakan dua tangan : Bidan berdiri di samping pasien, posisi pasien
boleh miring atau terlentang, lalu dengan menggunakan kedua telapak jari jari
tangan melakukan usapan ringan, konstan dan lambat dengan cara gerakan
Ada tiga kali pertolongan persalinan pada pasien dengan gambaran kegiatan
Untuk mengetahui kondisi awal pasien, pada tanggal 25 april 2011 pukul 08.00
peneliti melakukan wawancara dengan pasien Ny. Ja, umur 24 tahun, pendidikan
tamat SLTA, agama Islam, pekerjaan buruh pabrik, hamil yang pertama, tinggal
serumah dengan suami dan mertua, masuk kamar bersalin pada tanggal 25 april
observasi, pasien mengatakan mulai merasa mules pada tanggal 25 april 2011
pukul 01.00 WIB. Rasa mules makin lama makin sering dan semakin sakit,
bercampur darah melalui vagina dan belum mengeluarkan cairan ketuban. Hasil
pemeriksaan tekanan darah 110/70 mm hg, suhu tubuh 36,5 c, jumlah nadi
88x/menit, tidak terdapat bengkak pada kaki kiri maupun kanan, sedangkan pada
minggu (9 bl) posisi janin membujur dengan punggung janin di sebelah kiri perut
ibu dan bagian terendah janin adalah kepala yang sudah masuk dalam pintu atas
janin 140x/menit, ketuban masih utuh, tidak terjadi penyusupan kepala janin,
pembukaan mulut rahim 6 cm, penipisan mulut rahim 75% bagian terendah janin
adalah kepala sudah menurun pada station 3 (Hodge 3), keadaan kontraksi rahim
terjadi 3x dalam 10 menit dengan lama kontraksi 40 detik. 110/70 mm hg, nadi
commit to user
88x / menit, suhu 36,5c dan hasil laboratorium protein urine negativ.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
Menurut pasien penyebab nyeri persalinan adalah sudah takdir dari yang maha
mengurangi nyeri persalinan yaitu dengan meminta maaf pada suami, orang tua
dan meminta pertolongan pada orang pintar (kyai) supaya di beri air yang sudah
diisi dengan doa, dan pasien belum pernah mendapatkan pengetahuan tentang
nyeri persalinan dari bidan saat periksa hamil kecuali dari orang tua bahwasannya
nyeri persalinan itu sama dengan loro sewu dadi siji (sakit seribu menjadi satu).
Pasien mengatakan bahwa kehamilan ini di dukung oleh suami, orang tua serta
mertua dan yang berinisiatif untuk datang ke bidan saat perut mulai mules adalah
suami. Menurut pasien nyeri persalinan yang di rasakan mulai dari perut bagian
proses terjadinya nyeri persalinan dan memberitahu cara cara yang bisa
mengurangi nyeri
alat pengkaji intensitas nyeri yang di sebut Skala Numerik, pasien secara
subyektif disuruh mengatakan apabila pada kondisi tidak nyeri nilai 0, nyeri
ringan nilai 1-2, nyeri sedang 3-5, nyeri berat nilai 6-7, dan sangat berat nilai 8-
10, dan nyeri yang di rasakan ada pada nilai berapa ? pasien mengatakan ketika
rasa mules mulai datang perut bagian bawah terasa mau meledak, panas,
merambat ke punggung bawah dan tulang belakang terara putus dari tempatnya
(boyok rasane pedot) kondisi nyeri yang di alami saat ini katanya sangat berat
rahim berkontraksi peneliti mengamati respon perilaku yang muncul pada pasien
yaitu pasien mengerang, kedua tangan menggenggam kuat pada bagian atas
tempat tidur, nafas tersengal sengal, sekali sekali tampak menggigit bibir, mata
melotot dan akhirnya sampai muntah muntah, bidan melakukan komunikasi pada
ibu bahwa akan dilakukan pijat Effleurage yaitu pemijatan ringan dengan cara
bidan berdiri di samping pasien, posisi pasien terlentang dan pemijatan dengan
menggunakan dua tangan di mulai dari perut bagian bawah lalu ke arah fundus
uteri dengan gerakan melingkar secara terus menerus sekitar satu menit sampai
Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 31 april 2011 pukul 23.00 dengan
Ny. Ik, umur 33 tahun, pendidikan tamat SLTA, agama Islam, bekerja sebagai ibu
rumah tangga, hamil anak yang kedua, tinggal serumah dengan suami dan anak
pertama yang berusia 8 tahun, Pasien mengatakan mulai merasa mules pada
tanggal 31 april 2011 pukul 19.00 WIB. Rasa mules makin lama makin sering dan
pada pasien dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut : tekanan darah 120/80 mm
hg, suhu tubuh 36,8 c, jumlah nadi 92x/menit, tidak terdapat bengkak pada kaki
kiri maupun kanan, sedangkan pada pemeriksaan perut terdapat tinggi rahim 38
dengan punggung janin di sebelah kanan perut ibu dan bagian terendah janin
adalah kepala yang sudah masuk dalam pintu atas panggul, keadaan kontraksi
75% ketuban sudah pecah sedangkan observasi berdasar partograf adalah sebagai
berikut : jumlah detak jantung janin 144x /menit, kondisi air ketuban negatif, tidak
terjadi penyusupan kepala janin, pembukaan mulut rahim 8 cm, kontraksi rahim
4x dalam 10 menit dengan lama kontraksi 50 detik, tekanan darah 120/80 mm hg,
nadi 92x / menit, suhu 36,8c dan hasil laboratorium protein urine negativ.
Menurut pasien penyebab nyeri persalinan adalah karena perut berkontraksi untuk
dengan di kusuk (pijat ringan) di daerah perut bagian bawah karena rasa nyeri
yang di rasakan berawal dari perut bagian bawah merambat ke punggung bagian
dari bidan saat periksa hamil kecuali dari membaca majalah ayah bunda bahwa
nyeri bisa berkurang dengan di kusuk (pijat ringan) di perut bagian bawah. Pasien
mengatakan bahwa kehamilan ini di dukung oleh suami, orang tua dan mertua,
yang berinisiatif untuk datang ke bidan saat perut mulai mules adalah suami.
proses terjadinya nyeri persalinan dan cara cara yang bisa mengurangi nyeri
persalinan. Pasien juga mengatakan bahwa pada kelahiran anak pertama dia belum
tahu bagaimana cara mengatasi nyeri persalinan saat itu sehingga dia merasa
sangat kesakitan, kelelahan dan tidak punya kekuatan untuk meneran akhirnya
persalinan terjadi dengan cara tindakan di kop (Vakum akstraksi) pada kepala
bayinya. Ketika di tanya seumpama kondisi tidak nyeri nilainya 0, nyeri ringan
commit to user
nilai nya 1-2, nyeri sedang 3-5, nyeri berat nilainya 6-7, dan sangat berat nilai nya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
8-10, saat ini nyeri yang di rasakan ada pada nilai berapa ? pasien menjawab nyeri
saat ini sekitar ada pada nilai 5 yaitu nyeri sedang dan pasien juga mengatakan
sejak merasa mules suami aktif mengusuk (pijat ringan) di daerah perut bagian
bawah. Peneliti mengamati perilaku respon nyeri pasien saat timbul kontrasi
rahim, ketika dia sedang berjalan tiba tiba harus berhenti untuk menahan sakit.
berkontraksi lagi dengan cara menggunakan dua tangan, di mulai dari perut
bagian bawah lalu ke fundus uteri begitu seterusnya dan di lanjutkan oleh
agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, hamil yang pertama, tinggal serumah
dengan suami dan mertua, dari hasil wawancara pasien datang ke polindes pada
tanggal 1 mei 2011 pukul 20.00, Pasien mengatakan mulai merasa mules pada
tanggal 1 mei 2011 pukul 09.00 WIB. Rasa mules makin lama makin sering dan
semakin sakit, pada pukul 19.15 WIB. Pasien mengeluarkan lendir bercampur
pemeriksaan sebagai berikut : tekanan darah 100/70 mm hg, suhu tubuh 36,4 c,
jumlah nadi 84x/menit, tidak terdapat bengkak pada kaki kiri maupun kanan,
umur kehamilan 40 minggu (10 bl) posisi janin membujur dengan punggung janin
commit to user
di sebelah kiri perut ibu dan bagian terendah janin adalah kepala yang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
masuk dalam pintu atas panggul, keadaan kontraksi rahim terjadi 5x dalam 10
pembukaan mulut rahim 9 cm penipisan mulut rahim 100% ketuban masih utuh
bagian terendah janin adalah kepala sudah menurun pada station 3+ (Hodge 3+),
jantung janin 144x/menit, kondisi air ketuban utuh, tidak terjadi penyusupan
kepala janin, pembukaan mulut rahim 9 cm, kontraksi rahim 5x dalam 10 menit
dengan lama kontraksi 50 detik, tekanan darah 100/70 mm hg, nadi 84x / menit,
suhu 36,4c dan hasil laboratorium protein urine negativ. pasien sendiri tidak tahu
nyeri persalinan dari bidan, dia mengetahui dari teman temannya yang sudah
pernah melahirkan bahwasannya nyeri persalinan itu sangat hebat tapi semua
wanita pasti kuat terbukti dengan adanya wanita yang tidak menginginkan hanya
punya satu anak saja dan nyeri persalinan di ibaratkan sebagai orang kapok
lombok artinya meskipun nyerinya sangat hebat tetapi dengan berjalannya waktu
dia sudah melupakan nyeri itu dan menginginkan mempunyai anak lagi sehingga
nyeri persalinan itu terulang lagi. Pasien mengatakan bahwa kehamilan ini di
dukung oleh suami, orang tua serta mertua dan yang berinisiatif untuk datang ke
bidan saat perut mulai mules adalah suami dan ibunya. Menurut pasien nyeri yang
dirasakan saat ini berawal dari perut bagian bawah dan merambat ke punggung
bagian bawah, saat terjadi nyeri bidan bersikap empati dengan menenangkan,
persalinan dan memberitahu cara yang bisa mengurangi nyeri persalinan termasuk
commit to user
cara memberikan pijatan ringan pada daerah perut. Pasien mengatakan belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
meskipun setiap bulan satu kali pasien melakukan pijat ringan ke dukun bayi
dengan istilah Oyok alasan oyok ke dukun bayi karena untuk mengatur posisi
bayi supaya nornal dan pasien juga mengatakan dengan oyok dia merasakan
skala wajah, tampak pasien menahan nyeri , cemas, dengan nilai 9 yang artinya
menjerit jerit, menarik narik baju suaminya, mengatakan ingin buang air besar,
gelisah sampai mengangkat pantat, kadang mengambil posisi miring kekanan dan
merasa tidak nyaman lalu berbalik miring kekiri, dan saat di wawancara dengan
menggunakan alat pengkaji intensitas nyeri yang di sebut Skala Numerik, pasien
secara subyektif disuruh mengatakan apabila pada kondisi tidak nyeri nilai 0,
nyeri ringan nilai 1-2, nyeri sedang 3-5, nyeri berat nilai 6-7, dan sangat nyeri
nilai 8-10, dan nyeri yang di rasakan ada pada nilai berapa ? dan pasien
mengatakan kondisi nyeri yang di alami saat ini pada nilai 10 yang berarti sangat
berat. Sambil terus memberi dukungan bidan menerapkan teknik pijat Effleurage
dengan cara berdiri di samping pasien dengan menggunakan kedua tangan mulai
memijat ringan di daerah perut bagian bawah lalu ke atas daerah fundus uteri
secara melingkar terus menerus setiap rahim berkontraksi, kadang dengan posisi
karakteristik bidan sebagai berikut : Bidan di Polindes adalah bidan di desa yang
diploma IV bidan pendidik dan sudah menjadi anggota Ikatan Bidan Indonesia
(IBI) juga sudah terdaftar sebagai Anggota Bidan Delima (mempunyai standar
miring kekiri dan mengatur teknik bernafas pasien, pernah melakukan penerapan
teknik pijat pada pasien yang mengalami nyeri persalinan tapi belum mengetahui
teknik pijat yang benar serta efektifitas dari tindakan tersebut, Pelayanan bidan di
Kecamatan Pungging.
bulan april - mei 2011 dan berada pada kala 1 fase aktif yaitu keadaan dimana
mulut rahim sudah mulai menipis dan membuka antara 4 sampai 10 cm, serta
terjadi kontraksi rahim yang adekuat dengan frekuansi antara 3 sampai 5 kali
dalam sepuluh menit dimana kontraksi tersebut bersifat makin lama makin sering
dengan lama kontraksi antara 45 sampai 60 detik sehingga akan muncul nyeri
persalinan, pada fase ini pasien mulai di observasi dengan menggunakan lembar
partograf yang meliputi jumlah detak jantung janin (DJJ) permenit, kondisi air
rahim, lama kontraksi rahim, penurunan kepala janin dalam rongga panggul,
2. Penerapan Teknik Pijat Effleurage pada Ibu Inpartu Kala 1 Fase Aktif
commit to user
oleh Pendamping Pasien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
tamat, Agama islam, pekerjaan buruh tani, jumlah anak 6 orang terdiri laki laki
dan perempuan, hubungan dengan pasien Ny. Ja. adalah ibu, menurut Ny Um
yang menyebabkan nyeri persalinan adalah takdir dari yang maha kuasa karena
adalah dengan menahan sekuat tenaga karena akan sangat memalukan bila
seorang wanita tidak kuat menahan nyeri persalinan, faktor yang bisa mengurangi
nyeri persalinan adalah berbuat patuh pada kedua orang tua juga suami, bila sakit
tersebut sangat hebat dan tak tertahankan pasien diberi minuman air putih yang
sudah di basuhkan pada kaki ibu, sedangkan nyeri persalinan dirasakan lebih
hebat pada persalinan ganjil dan pada anak dengan jenis kelamin laki laki, selama
ini ibu belum pernah mendapatkan pengetahuan tentang nyeri persalinan dari
dukun bayi.
menggunakan dua tangan dimulai dari perut bagian bawah dan keatas di fundus
uteri secara melingkar terus menerus selama rahim berkontraksi, ibu mengatakan
bahwa ini adalah pekerjaan dukun bayi yang di sebut oyok yaitu mengurut perut
pasien dengan pelan agar pasien yang akan melahirkan merasa nyaman,
selanjutnya ibu mencoba melakukannya dengan kooperatif pada saat pasien mulai
terasa nyeri.
swasta, menurut suami pasien penyebab nyeri persalinan adalah adanya tekanan
dari dalam rahim untuk mengeluarkan isi rahim, ketidak hadiran keluarga dan
teman dekat seringkali akan membuat nyeri yang di alami akan semakin
meningkat, sedangkan rasa nyeri bisa berkurang apabila ada dukungan dari
pijatan ringan (di kusuk). Peneliti mengamati cara Tn. Bd melakukan pijatan
ringan dengan teknik satu tangan pada daerah perut bagian dan diulangi setiap
rahim mulai berkontraksi dengan tanda tanda perut keras seperti batu dan pasien
mulai merasa nyeri, suami berharap semoga kali ini dia bisa membantu istrinya
untuk bisa mengendalikan rasa nyeri dan proses persalinan berjalan lancar tanpa
tindakan.
pasien Tn.Im, umur 29 tahun, pendidikan tamat SD, pekerjaan buruh tani,
suami pasien meyakini bahwa cara untuk mengurangi nyeri persalinan yaitu
dengan mendampingi istri dan meminta air pada orang pintar (kyai) yang sudah
diisi dengan doa kemudian di minum oleh pasien yang akan melahirkan,
sedangkan menurut ibu pasien Ny. Po, umur 48 tahun, pendidikan SD tidak tamat,
pekerjaan buruh tani, menurut dia penyebab nyeri persalinan adalah takdir dari
Gusti Allah dan untuk mengurangi nyeri persalinan dengan cara meminta air pada
orang pintar (kyai) yang sudah diisi dengan doa kemudian di minum oleh pasien.
dua tangan, posisi pasien terlentang kadang juga miring, gerakan dimulai dari
perut bagian bawah lalu keatas fundus uteri secara melingkar, lalu suami dan ibu
pasien bergantian melakukan pemijatan ringan mengikuti petunjuk dari bidan, ibu
pasien mengatakan bahwa pijat ringan ini sama dengan oyok yang di lakukan
Pada tanggal 2 mei 2011 pukul 08.00 peneliti melakukan wawancara dengan
dukun bayi Ny. Sr, umur 68 tahun, pendidikan SD kelas 2, pekerjaan dukun bayi,
dan observasi di lapangan bahwa menurut catatan dukun bayi sebelum ada
program kemitraan bidan dan dukun bayi, dia telah melakukan pemeriksaan ibu
hamil sekitar 20 sampai 25 orang dan menolong persalinan sekitar 10 orang setiap
bulan, sekarang jumlah pemerikasaan ibu hamil sudah sangat menurun hanya
pengetahuan dukun tentang nyeri persalinan adalah karena sudah takdir dari yang
maha kuasa sedangkan untuk bisa mengurangi nyeri persalinan yaitu dengan
ringan) pada daerah perut dan punggung bagian bawah, minta maaf atas segala
kesalahan pada orang tua dan suami, membuka semua tempat yang tertutup di
beberapa bagian rumah misalnya (pintu rumah, satu genting rumah, ikat rambut
bahkan celana dalam suami) bila nyeri masih tak tertahankan minta air yang di
beri doa oleh seorang kiyai, semua dilakukan dengan tetap mengusuk (pijatan
ringan) pasien sampai bayi di lahirkan, menurut dukun bayi mengusuk pasien bisa
membuat pasien nyaman dan bisa mengurangi nyeri persalinan, nyeri di rasakan
Tentang karakteristik dukun bayi adalah seorang yang di anggap trampil dan
menolong persalinan normal serta perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan
mendapat ilmu menjadi dukun di warisi oleh dukun bayi sebelumnya, dan sudah
mendapatkan pelatihan dukun bayi dari dinas kesehatan saat ini dukun bayi sudah
mengikuti program pemerintah yaitu kemitraan bidan dan dukun, suatu program
dimana dukun bayi tidak lagi menolong persalinan tetapi menjalin kemitraan
terdiri dari keluarga pasien, ibu atau suami pasien yang sedang mendampingi
proses persalinan dari awal hingga persalinan selesai dengan terus memberikan
setelah dilakukan teknik pijat Effleurage baik oleh bidan maupun oleh
pendamping pasien, pada pasien Ny.Ja mengatakan rasa nyeri tidak bisa hilang
hanya terasa berkurang, parasaan lebih rileks, lebih nyaman, dan secara subyektif
pasien mengatakan kondisi nyeri sebelum di pijat pada nilai 8 yang berarti sangat
commit to user
berat, dan sekarang pasien mengatakan rasa nyeri ada pada nilai 5 yang berarti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
nyeri sedang ada penurunan 3 point dengan memakai skala numerik, sedangkan
yang artinya sangat mengganggu setelah dilakukan pijat ringan oleh bidan ada
pada nilai 6 yaitu mengganggu aktifitas jadi ada penurunan 2 point. Pasien
terlihat lebih kooperatif tidak menggigit bibir dan tidak muntah tapi masih terlihat
menggenggam kuat pada tepi tempat tidur saat rahim mulai berkontraksi lagi
Pada pasien Ny. Ik ketika nyeri persalinan mulai dirasakan, suami sudah mulai
aktif mengusuk (pijat ringan) setiap kali ada kontraksi rahim, dengan cara
menggunakan satu tangan pada daerah perut bagian bawah secara terus menerus,
saat ini nyeri yang dirasakan ada pada nilai 5 yaitu nyeri sedangpasien
mengatakan dengan dikusuk (pijat ringan) dia merasa lebih nyaman dan bisa
mengendalikan nyeri , sekarang pasien mengatakan rasa nyeri kira kira pada
angka 3 yang artinya nyeri sedang, kondisi ini dirasakan lebih rileks di
Pada pasien Ny. Ri mengatakan kondisi nyeri yang di alami saat ini ada pada
nilai 10 yang berarti sangat berat. setelah di lakukan pijat ringan, lembut dan
lambat oleh bidan dilanjutkan oleh suami juga ibu pada perut pasien di mulai dari
perut bagian bawah lalu keatas dengan gerakan melingkar dan berulang ulang,
setelah beberapa kali di lakukan teknik pemijatan, respon pasien terhadap nyeri
tidak lagi menjerit jerit, tidak menarik narik baju suaminya dan masih mengerang
menahan nyeri, lalu di evaluasi dengan menayakan apakah ada perbedaan rasa
tidak bisa hilang sama sekali , bila di ukur dengan menggunakan skala numerik,
pasien secara subyektif mengatakan kondisi nyeri yang di alami saat ini ada pada
nilai 7 yang berarti nyeri berat. Ini berarti nyeri persalinan yang di rasakan
menurun 2 point setelah di lakukan pijat ringan secara terus menerus selama
rahim berkontraksi
C. Pembahasan
1. Penerapan Teknik Pijat Effleurage pada Ibu Inpartu Kala 1 Fase Aktif
nyeri persalinan adalah karena terjadinya penipisan dan pembukaan mulut rahim,
menurut teori yang di kutip dari Arifin (2008) nyeri persalinan merupakan
pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus,
pembukaan dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Dari
benar tentang penyebab nyeri persalinan sedangkan untuk mengurangi rasa nyeri
menggunakan suntikan epidural atau obat obatan analgetika, dan secara non
tentang cara menurunkan nyeri persalinan terutama yang secara non farmakologis
menurut Rosemary (2003) ada beberapa teknologi pereda nyeri baik secara
akupuntur, metode alif atau zikir, yoga dan peregangan, metode pernafasan,
pemanasan, metode persalinan aktif (active birth), metode reiki serta pijat aroma
terapi yang dapat digunakan dalam menurukan respon nyeri. Massase adalah
terapi nyeri yang paling primitive. meski bidan belum menyebutkan semua
metode pereda nyeri tapi sudah mengetahui beberapa metode pereda nyeri baik
hal ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan bidan yang sangat penting dalam
Dari hasil wawancara dengan pasien Ny. Ja, pasien mengatakan penyebab
nyeri adalah takdir dan cara untuk mengurangi nyeri persalinan dengan minta
maaf pada suami, orang tua dan minta air minum dari Kyai. Dari keterangan ini
terdapat di dalam teori juga tidak sama dengan pngetahuan bidan, hal tersebut
mengatakan nyeri persalinan itu sama dengan loro sewu dadi siji dirasakan
commit to user
mulai dari perut bagian bawah merambat sampai punggung bagian bawah, hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
bahwa nyeri persalinan itu secara medis di katagorikan bersifat tajam dan panas
atau somatic-sharp and burning. Pada kala 1 fase aktif, nyeri yang di timbulkan
bersifat Visceral Pain, dimana nyeri terjadi pada bagian permukaan perut
sebelah bawah yang beradiasi ke area lumbal dan punggung bawah. Rangsangan
nyeri persalinan melalui dua jalur utama, serabut saraf sensorik rahim dan mulut
rahim berjalan bersama saraf simpatis rahim memasuki sumsum tulang belakang
melalui saraf torakal 10 -11- 12 karena itu nyeri rahim terutama dirasakan pada
dermaton torakal 10- 11- 12, rangsngan tersebut juga disalurkan melalui saraf
di otak untuk dipersebsikan sebagai nyeri, sehingga tejadi respon nyeri berupa
skala numerik hasilnya pada angka 8 yang artinya sangat nyeri dan
kemudian bidan melakukan pijat Effleurage mulai dari perut bagian bawah lalu ke
fundus uteri dengan gerakan melingkar secara terus menerus sampai kontraksi
rahim mereda, hal ini sesuai dengan teori teknik pijat Effleurage yang
menggunakan dua tangan : Bidan berdiri di samping pasien, posisi pasien boleh
miring atau terlentang, lalu dengan menggunakan kedua telapak jari jari tangan
melakukan usapan ringan, konstan dan lambat dengan cara gerakan melingkari
abdomen, di mulai dari abdomen bagian bawah di atas simpisis pubis mengarah
satu tangan sejak mulai merasakan perut mules, pengetahuan pasien Ny. Ik di
dapat dari membaca majalah ayah bunda, secara logika hampir mendekati teori
sebab di katakan dalam teori Nyeri persalinan ditandai dengan adanya kontraksi
uterus, kontraksi sebenarnya telah terjadi pada minggu ke-30 kehamilan yang
estrogen dan progesteron tetapi sifatnya tidak teratur, tidak nyeri dan kekuatan
kontraksinya sebesar 5 mmHg, dan kekuatan kontraksi Braxton hicks ini akan
menjadi kekuatan his dalam persalinan dan sifatnya teratur. Kadang kala tampak
tetapi dapat juga keluar sebelum proses persalinan. Dengan pecahnya ketuban
Sedangkan mengurangi nyeri dengan cara dikusuk (pijat ringan) sesuai dengan
teori yang menjelaskan tentang dua macam serabut syaraf berdiameter kecil dan
serabut berdiameter besar yang mempunyai fungsi yang berbeda. Impuls rasa sakit
yang dibawah oleh saraf yang berdiameter kecil menyebabkan gate control
dispinal cord membuka dan impuls diteruskan ke korteks serebral sehingga akan
menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls rasa sakit ini dapat di blok yaitu dengan
gate control akan tertutup dan rangsangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks
commit to user
serebral. Pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada saraf yang berdiameter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
besar yang banyak pada kulit, harus dilakukan awal rasa sakit atau sebelum
impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf yang berdiameter kecil mencapai korteks
serebral. Pijat Effleurage pada abdomen yang teratur dangan latihan pernapasan
kontraksi. Begitu pula adanya massage yang mempunyai efek distraksi juga
skala numerik ada pada angka 5 yang artinya moderat/nyeri sedang hal ini
terkait dengan tindakan suami yang melakukan pijat ringan secara dini yaitu sejak
nyeri persalinan mulai di rasakan, sehingga rasa nyeri tidak maningkat pada tahap
sangat nyeri dengan total skor 8-10. seperti apa yang dikatakan Reeder dan
angka skala intensitas nyeri yaitu : intensitas nyeri dibedakan menjadi 5 dengan
melakukan pijat Effleurage dengan menggunakan dua tangan sesuai teori yaitu
Teknik ini bisa dilakukan oleh ibu inpartu sendiri dengan menggunakan kedua
telapak jari jari tangan melakukan usapan ringan, tegas dan konstan dengan
cara gerakan melingkari abdomen, dimulai dari abdomen bagian bawah di atas
Teknik ini dapat di lakukan oleh orang lain (suami, keluarga atau petugas
pada abdomen secara ringan, tegas, konstan dan lambat dengan membentuk
Jadi teknik pijat Effleurage bisa menggunakan satu tangan seperti yang di
lakukan suami pasien atau menggunakan dua tangan seperti yang dilakukan bidan
pada pasien, kedua cara tersebut mempunyai efek relaksasi dan menciptakan
perasaan nyaman
mendapat pengetahuan tentang nyeri persalinan dari bidan saat periksa hamil, dia
mengetahui dari teman yang sudah pernah melahirkan bahwa nyeri persalinan itu
sangat hebat tapi semua wanita pasti kuat, nyeri tersebut diibaratkan sebagai
kapok lombok karena akan terulang lagi pada kehamilan berikutnya. Menurut
teori faktor yang mempengaruhi respon nyeri diantaranya adalah faktor umur
dimana umur adalah variabel penting yang mempengaruhi respon nyeri. Pada
anak anak akan mesulitan untuk mengerti tentang nyeri dan prosedur keperawatan
nyerinya pada orang lain atau arang tuanya oleh karena itu perawat harus
anak untuk menggambarkan respon nyerinya. Anak mempunyai respon nyeri yang
commit to user
lebih tinggi bila di banding dengan usia remaja, dewasa dan orang tua. Ini di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
karenakan anak dapat mengekspresikan nyeri lebih bebas sedangkan pada remaja
respon nyeri lebih rendah karena dapat mengontrol perilakunya, sedangkan usia
dewasa dan tua lebih rendah lagi karena mereka menganggap nyeri merupakan
proses alami. Jadi dari istilah kapok lombok dengan teori respon nyeri
dipengaruhi oleh umur ada sinkronisasi dimana wanita hamil adalah wanita
dewasa, sedangkan usia dewasa dan tua lebih rendah dalam merespon nyeri
perut bisa menurunkan nyeri persalinan, yang berawal dari perut bagian bawah
dan merambat ke punggung bagian bawah, meskipun setiap bulan dia melakukan
pijat ringan pada dukun bayi yang di sebut oyok , pernyataan pasien tersebut
benar sesuai dengan apa yang dia alami saat perikasa hamil pasien mendapat
ukur Tinggi badan, 2) periksa Tekanan darah, 3) periksa Tinggi fundus uteri
dalam temu wicara sesuai dengan petunjuk buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
yang di bahas tentang periksa kehamilan secara rutin dan persiapan melahirkan, di
memberitahu kapan tanggal lahir, tabungan ibu bersalin atau persiapan dana
sewaktu waktu di butuhkan donor darah saat melahirkan, dan perawatan ibu hamil
commit to user
sehari hari meliputi pola kebersihan, pola makan, pola aktifitas, pola istirahat, pola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
seksual dan tanda bahaya pada kehamilan seperti perdarahan hamil muda maupun
hamil tua, kaki tangan dan wajah bengkak, bayi tidak bergerak, muntah terus
menerus, panas badan tinggi, air ketuban keluar sebelum waktunya, jantung
berdebar debar serta keputihan, selanjutnya ada informasi tentang tanda tanda
melahirkan yang di awali dengan perut mulas secara teratur, keluar lendir
bercampur darah, keluar air ketuban, jika terasa sakit tarik nafas panjang lewat
hidung lalu keluarkan lewat mulut, jika bidan atau dokter menyuruh mengejan ,
ikuti perintahnya. Dari apa yang di sampaikan pasien dan informasi yang ada di
dalam buku KIA (kesehatan ibu dan anak) terbukti bahwa pereda nyeri yang di
sebagai pereda nyeri belum di masukkan dalam standar konseling ibu hamil. Dari
prosedur dalam buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) bahwasannya ada kebutuhan
sosialisasi tentang teknik pijat Effleurage sebagai metode pereda nyeri persalinan.
pasien mengatakan nyeri yang dirasakan saat ini sangat nyeri dengan nilai 9,
kemudian bidan melakukan pijat Effleurage dengan posisi terlentang kadang juga
miring sesuai dengan keinginan pasien, hal ini sesuai dengan apa yang dirasakan
pasien saat dilakukan oyok oleh dukun bayi, pasien mengatakan merasa nyaman
dan rileks
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
Dari tiga informan pasien yang di lakukan pemijatan Effleurage oleh bidan
dan pendamping pasien baik orang tua maupun suami pasien, Ny.Ja mengatakan
sebelum di lakukan pemijatan respon nyeri yang di rasakan adalah sangat berat
dengan nilai 8, dan setelah di lakukan pemijatan merasa lebih rileks, lebih nyaman
dan secara subyektif mengatakan bahwa nyeri yang di rasakan ada pada angka 5
artinya nyeri sedang pada informan pasien Ny.Ik mengatakan bahwa dirinya
bisa mengendalikan nyeri persalinan dan saat ini respon nyeri yang di rasakan
adalah nyeri sedang dari mulai terasa nyeri persalinan suami sudah aktif
Dari hasil pengamatan pada tiga informan pasien Ny.Ja, Ny.Ik dan Ny.Ri
menunjukkan bahwa penerapan teknik pijat Effleurage bisa mengurangi rasa nyeri
saat bersalin pada kala 1 fase aktif, mekanisme penurunan nyeri persalinan dengan
teknik pijat Effleurage dapat di jelaskan dengan teori gate control yang di
kemukakan oleh (melzack dan wall) teori ini menjelaskan tentang dua macam
serabut saraf yang berdiameter kecil dan berdiameter besar yang mempunyai
fungsi yang berbeda. Impuls rasa sakit yang di bawa oleh saraf yang berdiameter
kecil menyebabkan gate control dispinal cort membuka dan impuls di teruskan ke
corteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls rasa sakit
ini dapat di blok yaitu dengan memberikan rangsangan pada saraf yang
commit to user
berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan rangsangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
berupa usapan pada saraf yang berdiameter besar yang banyak pada kulit harus di
lakukan pada awal rasa sakit atau sebelum impuls rasa sakit yang di bawa oleh
nyeri persalinan pada nilai 8 yang artinya nyeri berat setelah di lakukan
pemijatan menurun dengan nilai 5 yang artinya nyeri sedang penurunan tingkat
nyeri terjadi 3 poin. Pada informan pasien Ny.Ik dari awal muncul rasa nyeri
sudah di lakukan pemijatan dan setelah di ukur dengan skala numerik ada pada
nilai 5 yang artinya nyeri sedang sedangkan pada informan pasien Ny. Ri
mengalami nyeri persalinan ada pada nilai 10 yang artinya sangat berat setelah
di lakukan pemijatan menurun pada nilai 7 yang artinya nyeri berat penurunan
tingkat nyeri terjadi 3 poin , dari hal tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa
pendamping pasien dapat menurunkan nyeri persalinan pada ibu inpartu kala 1
fase aktif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
BAB V
A. Kesimpulan
Pengetahuan dari ke tiga pasien inpartu kala 1 fase aktif tentang nyeri
persalinan sangat beragam, mulai dari istilah loro sewu dadi siji yang
nyeri persalinan tersebut , ternyata masih banyak wanita yang melahirkan lebih
dari satu. Dari ketiga pasien yang akan melahirkan semua di observasi dengan
sedangkan respon nyeri pasien di observasi menggunakan skala numerik dan skala
wajah, dua diantara ketiga pasien merasakan nyeri sangat berat dan yang satu
merasakan nyeri sedang cara mereka mengatasi rasa nyeri persalinan juga
sangat bervariasi dan cenderung tidak ada dalam teori kebidanan, hal ini bisa di
Effleurage dengan cara menggunakan dua tangan yaitu pemijatan dimulai dari
perut bagian bawah lalu ke fundus uteri dengan gerakan secara melingkar dan
terus menerus selama rahim berkontraksi, ketiga pasien bisa menerima karena
pada dasarnya dua diantara ketiga pasien tersebut setiap bulan sudah melakukan
oyok (pijat ringan) pada dukun bayi dengan maksud untuk menata posisi bayi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
dan pasien merasakan nyaman setelah di oyok (pijat ringan), sehingga pijat
Effleurage dirasakan hampir sama dengan oyok dan pasien bisa menerima,
merasa lebih nyaman dan bisa mengendalikan rasa nyeri, dalam keadaan nyeri
yang terkendali diharapkan pasien bisa lebih kooperatif saat bidan memimpin
persalinan.
Dari pendamping pasien yaitu dua orang ibu dan dua orang suami dari
pandang dari sudut agama di anggap sebagai takdir dari Tuhan, dan berdasar
ganjil yang disebut medeking juga di pengaruhi oleh jenis kelamin bayi, anak
laki laki lebih nyeri dibanding anak perempuan, pengetahuan dari pendamping
pasien tersebut masih belum di temukan dalam teori kebidanan. secara logika
mereka belum mengerti tentang penyebab nyeri persalinan tapi ada satu
disebabkan adanya tekanan dari dalam rahim untuk mengeluarkan isi rahim,
pengetahuan ini dia dapatkan dari membaca majalah ayah bunda, sedangkan untuk
budaya yaitu dengan cara minta maaf pada suami dan orang tua serta minta air
pada Kyai bahkan ada yang disuruh minum air bekas basuhan kaki ibunya yang
semuanya secara rasional belum ada dalam teori kebidanan. Tentang penerapan
teknik pijat Effleurage oleh pendamping pasien sebenarnya hal tersebut sudah di
lakukan terutama oleh dukun bayi yang di sebut oyok tapi mereka belum tahu
commit to user
secara pasti teknik pijat yang benar serta efektifitasnya terhadap penurunan nyeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
Dari tindakan penerapan teknik pijat Effleurage pada ibu inpartu kala 1 fase
aktif yang di lakukan oleh bidan dan pendamping pasien menunjukkan bahwa
hasil pengamatan dari ketiga pasien ibu inpartu kala 1 fase aktif adalah
c. Pasien Ny. Ik ada pada nyeri sedang dari awal rasa nyeri muncul sampai
bayi lahir, hal ini karena suami sudah aktif melakukan pijat ringan
tersebut belum mampu menghilangkan nyeri yang di rasakan oleh ibu yang akan
melahirkan dan tidak bisa merubah karakteristik nyeri tapi efektif dalam
teknik pijat Effleurage bisa dijadikan acuan dalam menurunkan nyeri persalinan.
B. Implikasi
1 Terhadap teori
Dari hasil penelitian mengenai penerapan teknik pijat Effleurage pada ibu
inpartu kala 1 fase aktif sebagai upaya penurunan nyeri persalinan ternyata
sesuai dengan teori yang ada tetapi masih banyak pendapat masyarakat tentang
cara penurunan nyeri persalinan yang belum ada dalam teori kebidanan
2. Terhadap bidan
Effleurage kepada pasien inpartu kala 1 fase aktif memberikan kontribusi yang
berarti terhadap kinerja bidan, selama ini di dalam standar operasional prosedur
mengatasi masalah tersebut perlu adanya usaha dan upaya baik dari lembaga
(SOP).
3. Terhadap pasien
Ada tiga pasien dalam penelitian ini, dengan penerapan teknik pijat
tetapi terbukti sangat efektif dalam menurunkan nyeri persalinan, sehingga sangat
tepat untuk di ajarkan kepada pendamping pasien bahkan pasien itu sendiri yang
C. Saran
1. Pembuat kebijakan
Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai acuan dalam
4. Dukun bayi sebagai mitra kerja bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan
di bidang Ibu dan Anak tetap patuh pada program kemitraan dukun bidan dan
commit to user