You are on page 1of 34

PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK, UKURAN PERUSAHAAN,

PROFITABILITAS, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE (STUDI PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015)

PROPOSAL SEMINAR AKUNTANSI

KELOMPOK 11 :

Josephine A S 2014310297

Lola Ifana Debora 2014310287

Margaretha Febry Agnestya 2014310295

Maria Yedina Labu 2014310310

Ernestina Dadiara 2014310325

STIE PERBANAS SURABAYA

2017
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada perkembangan perbankan memiliki tanggung jawab sosial atau yang kita

kenal dengan corporate sosial responsibility dalam dunia perbankan masih menjadi

hal yang penting dan sangat familiar sehingga dalam tahun ke tahun memiliki dampak

perubahan sehingga banyak orang membicarakan tentang hal tersebut baik organisasi

atau perusahaan. Perkembangan dan pertumbuhan dalam dunia perbankan dunia

perbankan ini menuntut adanya pelaporan dan memiliki suatu proses pelaporan

keuangan yang bermutu baik. Dalam menginformasikan tersebut stakeholders,

pemegang saham, karyawan, manajer , pemerintah,masyarakat , lingkungan sekitar

perusahaan,konsumen, dan alam.

Kegiatan bisnis utama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

alam dan lingkungan sekitar baik secara tidak langsung, dan langsung tentu

memberikan dampak lingkungan seperti polusi, limbah dan memperngaruhi keadaan

masyrakat dengan adanya corporate sosial responsibility digunakan untuk memotivasi

dalam meningkatkan kepercayaan publik dan lingkungan guna mencapai usaha

oraganisasi dan perusahaan sehingga perusahaan dituntut untuk menujukkan secara

transparan dalam sosial lingkungan sehingga diperlukan dalam pengungkapan CSR

peran dari pertanggung jawaban sosial dalam memberikan kontribusi praktika

pengungkapan CSR dalam lingkungan masyarakat memiliki kasus di perbankan,

misalnya PT. Bank Central Asia yang mengadakan program beasiswa kepada para

pelajar dan mahasiswa yang memiliki prestasi.


1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah kepemilikan saham berpengaruh terhadap CSR pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap CSR pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap CSR pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015?

4. Apakah dewan komisaris berpengaruh terhadap CSR pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015?

5. Apakah komite audit berpengaruh terhadap CSR pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan saham berpengaruh terhadap

CSR pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015

2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

CSR pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015

3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas berpengaruh terhadap CSR pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015

4. Untuk mengetahui pengaruh dewan komisaris berpengaruh terhadap CSR

pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015

5. Untuk mengetahui pengaruh komite audit berpengaruh terhadap CSR pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015


1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan untuk memberikan bagi semua pihak yang

membacanya. Berdasarkan uraian data diats maka manfaat bagi pihak pihak

yang terkait sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian dapat memberikan wawasan baru dn mengetahui

tentang kepemilikan saham publik, ukuran perusahaan, profitabilitas dan

good corporate governance terhadap corporate social responsibility

disclosure.

2. Bagi Investor

Memberikan informasi tentang laporan keuangan perusahaan perbankan

serta kegiatan yang dilakukan oleh perbankan dalam mengungkapkan

CSR.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Menambahkan variabel lain dan memberikan informasi tentang

pengungkapan CSR serta informasi tentang laporan keuangan yang baru.

1.5 Sistematika Penulisan Proposal

Sistematika penulisan proposal ini untuk menjelaskan isi dari masing

masing bab yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian ini :

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika

penluisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini, dijelaskan tentang penelitian terdahulu, landasan teori,

kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini, diuraikan tentang prosedur atau cara untuk mengetahui

sesuatu dalam penelitian dengan menggunakan langkah langkah yang

sistematis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

1. Rahman, syafiqur (2015)

Penelitian ini meneliti tentang Peran Pemerintah dalam Promosi Corporate Social

Responsibility (CSR): Kasusnya Sektor Perbankan Bangladesh Tujuan utama penelitian ini

adalah untuk mengidentifikasi bagaimana kebijakan pemerintah, pedoman dan peraturan

mempengaruhi inisiatif CSR di Indonesia Sektor perbankan Bangladesh Analisis isi kualitatif

telah digunakan untuk menganalisis Bangladesh laporan CSR tahunan bank sentral, bank

umum "laporan tahunan, situs web dan relevan publikasi Data CSR dan informasi dari 48

bank umum, termasuk private, pemerintah dan bank asing dipertimbangkan untuk

menganalisis pengeluaran CSR selama periode tersebut 2007-2010. Beberapa negara barat

memberikan contoh pemerintahan yang bertindak sebagai penggerak CSR untuk memastikan

kesejahteraan sosial. Studi sebelumnya tentang CSR perbankan di Bangladesh terutama

terjadi mengeksplorasi sifat pengungkapan CSR, tata kelola perusahaan, pelaporan

keberlanjutan perusahaan dan pelaporan sosial perusahaan. Namun, studi tentang peran

pemerintah atau peraturan pihak berwenang dalam promosi CSR sangat terbatas, terutama

dalam konteks Bangladesh. Studi tersebut mengidentifikasi bahwa gagasan peningkatan

aktivitas CSR di sektor perbankan Bangladesh adalah konsisten dengan pengaruh pemerintah

di daerah ini melalui mekanisme regulasi. Pelajaran ini menyajikan model baru dalam

konteks negara berkembang, di mana pengaruh pemerintah di Indonesia promosi CSR.

Tampaknya pemerintah Bangladesh mempromosikan CSR melalui mekanisme pengaturan.


Dengan pengalaman di sektor perbankan ini, pemerintah bisa mengambilnya inisiatif untuk

sektor bisnis lainnya juga. Belanja CSR meningkat sepuluh kali lipat dalam empat tahun

setelah intervensi pemerintah.

Persamaan : persamaan penelitian rahman dengan penelitian saya adalah meneliti kaitannya

dengan perbankan dan CSR

Perbedaan : rahman hanya meneliti kaitannya dengan perbankan Bangladesh sedangkan

peneliti meneliti seluruh perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015, rahman tidak

meneliti tentang GCG

2. Novarela dan sari (2015)

Penelitian ini meneliti tentang pelporan corporate social responsibility syariah

enterprise theory. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi

atau Content Analysis, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengungkapan kinerja sosial

bank syariah di Indonesia berdasarkan Syariah Enterprise Theory melalui analisis isi laporan

tahunan Bank Umum Syariah (BUS). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder, yaitu data Corporate Social Responsibility (CSR) Annual Report Bank Umum

Syariah (BUS) tahun 2013. Dari populasi seluruh Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia,

dipilih sampel berdasarkan metode purposive samplingdengan kriteria sebagai berikut:

1. Bank Umum Syariah (BUS) yang beroperasi pada tahun2013

2. Bank Umum Syariah (BUS) yang telah mempublikasikan laporan tahunan periode 2013 di

website resmi masing-masing BUS.

Persaman : novarela juga meneliti kitannya dengan perbankan dan CSR dan jenis data yang

digunakan juga sekunder


Perbedaan : metode penelitian yang digunakan peneliti adalah dokumentasi sedangkan

metode penelitian yang digunakan novarela adalah analisis isi. Novarela juga tidak meneliti

tentang GCG

3. Santoso, dkk (2017)

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh kepemilikan saham publik,ukuran

perusahaan dan profitabilitas terhadap corporate social responsibility disclosure (studi pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015) Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh kepemilikan saham publik, ukuran perusahaan dan profitabilitas

terhadap corporate social responsibility disclosure pada perusahaan perbankan yang terdaftar

di BEI periode 2012-2015. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling

sehingga diperoleh sampel 13 perusahaan dengan data yang diobservasi berjumlah 52

laporan. Sumber data diperoleh dari laporan keuangan, laporan tahunan dan laporan

keberlanjutan perusahaan. Teknik analisis data dengan regresi linier berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan saham publik, ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Profitabilitas dengan

proksi ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan corporate social

responsibility. Secara simultan kepemilikan saham publik, ukuran perusahaan dan

profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

Persamaan : peneliti juga meneliti kaitannya dengan ukuran perusahan,kepemilikan

saham,profitabilits dan CSR. Peneliti juga berfokus pada perusahaan perbankan pada periode

2012-2015

Perbedaan : santoso tidak meneliti tentang GCG


4. Pradana dan I putu sugiartha sanjaya (2017)

Penelitian ini meneliti tentang dampak profitabilitas,aliran kas bebas dan kesempatan

investasi terhadap pembayaran dividen perusahaan perbankan bertujuan untuk

mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pembayaran dividen

yang diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Analisis Regresi adalah model analisis yang

digunakan oleh peneliti untuk meneliti beberapa variabel yang mungkin memengaruhi DPR

seperti profitabilitas, arus kas bebas, dan set kesempatan investasi sebagai variabel

independen, serta ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Sampel dalam penelitian ini

adalah 29 bank konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel independen profitabilitas (ROA) memiliki pengaruh yang

signifikan dan positif terhadap rasio

pembayaran dividen sedangkan variabel arus kas bebas dan set kesempatan investasi tidak

memengaruhi rasio pembayaran dividen. Variabel kontrol ukuran perusahaan memiliki

pengaruh signifikan dan negatif terhadap rasio pembayaran dividen.

Persamaan : pradana dan peneliti juga meneliti kaitannya dengan profitabilitas dan sample

yang digunakan juga perusahaan perbankan

Perbedaan : pradana tidak meneliti tentng GCG, CSR, ukuran perusahaan dan pemegang

saham.

5. Pradana (2015)

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh good corporate governance , profitabilitas dan

ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR (studi empiris pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI periode 2013-2015). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh Good Corporate Governance, profitabilitas, dan ukuran perusahaan

terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan manufaktur yang


terdaftar di BEI periode 2013-2015. Good Corporate Governance terdiri dari dewan

komisaris, komite audit, dan kepemilikan institusional.

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dengan populasi

425 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan sampel

penelitian berjumlah 128 dipilih berdasarkan metode purposive sampling selama 3 periode.

Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa dewan komisaris tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility, komite audit tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility, kepemilikan

institusional tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility,

profitabilitas tidak berpengaruh tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social

Responsibility, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social

Responsibility.

Persamaan : peneliti juga meneliti kaitannya dengan GCG, profitabilitas, ukurn

perusahaan dan CSR

Perbedaan : pradana meneliti seluruh perusahaan manufaktur di BEI sedangkan peneliti

hanya meneliti kaitannya dengan perbankan.


2.2 Landasan Teori

a. Kepemilikan saham

Pemegang saham (bahasa Inggris: shareholder atau stockholder), adalah seseorang

atau badan hukum yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan. Para

pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang terdaftar

dalam bursa efek berusaha untuk meningkatkan harga sahamnya. Konsep pemegang

saham adalah sebuah teori bahwa perusahaan hanya memiliki tanggung jawab kepada

para pemegang sahamnya dan pemiliknya, dan seharusnya bekerja demi keuntungan

mereka.

Pemegang saham diberikan hak khusus tergantung dari jenis saham, termasuk hak

untuk memberikan suara (biasanya satu suara per saham yang dimiliki) dalam hal seperti

pemilihan dewan direksi, hak untuk pembagian dari pendapatan perusahaan, hak untuk

membeli saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan hak terhadap aset perusahaan

pada saat likuidasi perusahaan. Namun, hak pemegang saham terhadap aset perusahaan

berada di bawah hak kreditor perusahaan. Ini berarti bahwa pemegang saham

(pesaham)biasanya tidak menerima apa pun bila suatu perusahaan yang dilikuidasi setelah

kebangkrutan (bila perusahaan tersebut memiliki lebih untuk membayar kreditornya,

maka perusahaan tersebut tidak akan bangkrut), meskipun sebuah saham dapat memiliki

harga setelah kebangkrutan bila ada kemungkinan bahwa hutang perusahaan akan

direstrukturisasi.

b. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai suatu perbandingan besar

atau kecilnya suatu objek. Menurut Poerwadarminta (1983;13) ukuran perusahaan

diartikan sebagai berikut (1) alat-alat untuk mengukur (seperti menjengkal dan

sebagainya), (2) sesuatu yang dipakai untuk menentukan (menilai dan sebagainya), (3)
pendapatan mengukur panjangnya (lebarnya, luasnya, besarnya) sesuatu. Jika pengertian

ini dihubungkan dengan perusahaan atau organisasi, maka ukuran perusahaan

(organization size) dapat diartikan sebagai suatu perbandingan besar atau kecilnya usaha

dari suatu perusahaan atau organisasi. Dengan demikian ukuran perusahaan merupakan

sesuatu yang dapat mengukur atau menentukan nilai dari besar atau kecilnya perusahaan.

Pandangan lain mengenai ukuran perusahaan (organization size) juga di utarakan oleh

Saffold (1988;132) seperti yang dikutip oleh Rasyid (1992;20) yaitu: The view that the

contribution of strong culture to performance is conditioned by the nature of the industry,

organisation size and the gain of the environment

Saffold (1998;132) menyatakan bahwa kultur perusahaan yang kuat dapat

mempengaruhi kinerja karyawan, dimana kultur perusahaan yang kuat tersebut akan

terbentuk dari berbagai faktor seperti jenis industri, ukuran perusahaan, dan lingkungan

yang mempengaruhi perusahaan itu sendiri. Berarti unsur ukuran perusahaan menjadi

salah satu faktor yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya

perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size nilai pasar saham,

jumlah karyawan, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam

tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size),

dan perusahaan kecil (small firm).

Berdasarkan uraian tentang ukuran perusahaan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa ukuran perusahaan merupakan suatu indikator yang dapat menunjukkan suatu

kondisi atau karakteristik suatu organisasi atau perusahaan dimana terdapat beberapa

parameter yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran (besar/kecilnya) suatu

perusahaan, seperti banyaknya jumlah karyawan yang digunakan dalam perusahaan untuk

melakukan aktivitas operasional perusahaan, jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan,


total penjualan yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode, serta jumlah saham

yang beredar.

c. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan

perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan. Menurut Gitman (2003:591), Profitability is the relationship

between revenues and cost generated by using the firms asset- both current and fixed- in

productive activities. Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat

perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus

berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan

(profit),maka akan sangat sulit bagi peusahaan untuk menarik modal dari luar. Para

kreditur, pemilik perusahaan, dan terutama sekali dari pihak manajemen perusahaan akan

berusaha meningkatkan keuntungan karena disadari benar betapa pentingnya arti dari

profit terhadap kelangsungan dan masa depan perusahaan. Van Horne dan Wachowicz

(2005:222) mengemukakan rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis, yaitu rasio yang

menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang

menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Profitabilitas dalam

hubungnya dengan penjualan terdiri atas margin laba kotor (gross profit margin) dan

margin laba bersih (net profit margin). Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi

terdiri atas tingkat pengembalian atas aktiva (return on total assets) dan tingkat

pengembalian atas ekuitas (return on equity

d. GCG

Good corporate governance menjadi sebuah isu yang menarik di era teknologi

seperti saat ini. Hal ini disebabkan adanya tuntutan untuk menjadikan organisasi lebih

efisien dan lebih efektif dalam menjalankan fungsinya. Apa sebenarnya pengertian
Good Corporate Governance? Apa manfaat penerapannya pada organisasi atau

pemerintah? Mari kita simak materi berikut untuk mendapatkan pemahaman lebih

mendalam.

A. Pengertian Good Corporate Governance

Istilah Good Corporate Governance (GCG) atau Corporate Governance (CG)

pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee tahun 1992 dalam laporannya

yang dikenal sebagai Cadbury Report. Ada banyak pengertian tentang CG seperti di

bawah ini:

1. Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan

antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para

pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak

dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan. (Forum for Corporate Governance in Indonesia / FCGI)

2. Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh suatu

organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan

guna mewujudkan nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang dengan tetap

memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan

perundangan dan nilai-nilai etika (Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-

MBU/2002).

Berdasarkan pengertian di atas maka bisa dipahami tujuan yang hendak dicapai

dengan penerapan Good Corporate Governance yaitu untuk meningkatkan

keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan. Dalam jangka panjang hal ini akan

membawa pada keberlangsungan usaha dan peningkatan profit secara signifikan.


B. Manfaat Good Corporate Governance

1. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing.

2. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah dengan penerapan Good Corporate

Governance.

3. Memberikan dasar keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan kinerja

ekonomi perusahaan.

4. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari shareholder dan stakeholder

terhadap perusahaan.

5. Mempengaruhi harga saham secara positif.

6. Melindungi Direksi/Komisaris/Dewan Pengawas dari tuntutan hukum dan

melindungi dari intervensi politis serta usaha-usaha campur tangan di luar

mekanisme korporasi.

C. Prinsip-Prinsip Corporate Governance

Prinsip-prinsip utama yang perlu diperhatikan untuk terselenggaranya corporate

governance yang baik adalah :

1.Transparansi

Pada organisasi yang menerapkan Corporate Governance, transparansi atau

keterbukaan menjadi hal yang wajib untuk diterapkan. Mulai dari keterbukaan akan

proses produksi, laporan keuangan sepanjang keterbukaan tersebut tidak menyangkut

rahasi organisasi.

2.Akuntabilitas

Akuntabilitas berhubungan dengan sistem yang mengendalikan hubungan antara unit-

unit yang ada di organisasi. Akuntabilitas dilakukan oleh dewan komisaris dan
direksi, dan komite audit. Prinsip ini diharapkan dapat memberikan jaminan

perlindungan kepada pemegang saham dan pembatasan kekuasaan yang jelas di

jajaran direksi.

3. Pertanggung jawaban

Prinsip ini diartikan sebagai tanggung jawab perusahaan sebagai anggota masyarakat

untuk mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku serta kewajiban-kewajiban sosial

di tengah masyarakat.

4. Kewajaran (fairness)

Prinsip kewajaran menekankan pada adanya perlakuan dan jaminan hak-hak yang

sama kepada pemegang saham minoritas maupun mayoritas, termasuk hak-hak

pemegang saham asing serta investor lainnya. Prinsip kewajaran ini bertujuan untuk

mengatasi masalah yang timbul dari adanya hubungan kontrak antara pemilik dan

manajer karena diantara kedua pihak tersebut memiliki kepentingan yang berbeda

D. Mekanisme Corporate Governance

Mekanisme corporate governance merupakan suatu aturan main, prosedur dan

hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang

melakukan kontrol/pengawasan terhadap keputusan tersebut.

1. Mekanisme pengendalian internal adalah pengendalian perusahaan yang dilakukan

dengan membuat aturan yang mengatur tentang mekanisme bagi hasil, baik yang

berupa keuntungan, return maupun risikorisiko yang disetujui oleh prinsipal dan agen.

2. Mekanisme pengendalian eksternal adalah pengendalian perusahaan yang

dilakukan oleh pasar. Menurut teori pasar jika manajemen berperilaku hanya
menguntungkan diri sendiri, maka kinerja perusahaan akan menurun dalam bentuk

turunnya nilai saham perusahaan.

e. CSR

CSR adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan

sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial atau lingkungan sekitar

dimana perusahaan itu berada. Sedangkan definisi CSR menurut World Business

Council on Sustainable Development adalah komitmen dari bisnis/perusahaan untuk

berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya,

komunitas lokal dan masyarakat luas. Wacana Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang kini menjadi isu sentral yang

semakin populer dan bahkan ditempatkan pada posisi yang penting, karena itu kian

banyak pula kalangan dunia usaha dan pihak-pihak terkait mulai merespon wacana

ini, tidak sekedar mengikuti tren tanpa memahami esensi dan manfaatnya.

Program CSR merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan

keberlanjutan (sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai sarana

biaya (cost centre) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan (profit centre).

Program CSR merupakan komitmen perusahaan untuk mendukung terciptanya

pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Disisi lain masyarakat

mempertanyakan apakah perusahaan yang berorientasi pada usaha memaksimalisasi

keuntungan-keuntungan ekonomis memiliki komitmen moral untuk mendistribusi

keuntungan-keuntungannya membangun masyarakat lokal, karena seiring waktu

masyarakat tak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa

yang diperlukan, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab sosial.


Penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari

konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good Coporate Governance). Diperlukan

tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) agar perilaku pelaku

bisnis mempunyai arahan yang bisa dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh

kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) yang dapat dipenuhi secara

proporsional, mencegah kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan

memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera.

Dengan pemahaman tersebut, maka pada dasarnya CSR memiliki fungsi atau

peran strategis bagi perusahaan, yaitu sebagai bagian dari manajemen risiko

khususnya dalam membentuk katup pengaman sosial (social security). Selain itu

melalui CSR perusahaan juga dapat membangun reputasinya, seperti meningkatkan

citra perusahaan maupun pemegang sahamnya, posisi merek perusahaan, maupun

bidang usaha perusahaan.

Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa CSR berbeda dengan charity atau

sumbangan sosial. CSR harus dijalankan di atas suatu program dengan memerhatikan

kebutuhan dan keberlanjutan program dalam jangka panjang. Sementara sumbangan

sosial lebih bersifat sesaat dan berdampak sementara. Semangat CSR diharapkan

dapat mampu membantu menciptakan keseimbangan antara perusahaan, masyarakat

dan lingkungan. Pada dasarnya tanggung jawab sosial perusahaan ini diharapkan

dapat kembali menjadi budaya bagi bangsa Indonesia khususnya, dan masyarakat

dunia dalam kebersamaan mengatasi masalah sosial dan lingkungan.

Keputusan manajemen perusahaan untuk melaksanakan program-program

CSR secara berkelanjutan, pada dasarnya merupakan keputusan yang rasional. Sebab

implementasi program-program CSR akan menimbulkan efek lingkaran emas yang


akan dinikmati oleh perusahaan dan seluruh stakeholder-nya. Melalui CSR,

kesejahteraan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal maupun masyarakat

luas akan lebih terjamin. Kondisi ini pada gilirannya akan menjamin kelancaran

seluruh proses atau aktivitas produksi perusahaan serta pemasaran hasil-hasil produksi

perusahaan. Sedangkan terjaganya kelestarian lingkungan dan alam selain menjamin

kelancaran proses produksi juga menjamin ketersediaan pasokan bahan baku produksi

yang diambil dari alam.

Bila CSR benar-benar dijalankan secara efektif maka dapat memperkuat atau

meningkatkan akumulasi modal sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Modal sosial, termasuk elemen-elemennya seperti kepercayaan,

kohesifitas, altruisme, gotong royong, jaringan dan kolaborasi sosial memiliki

pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Melalui beragam

mekanismenya, modal sosial dapat meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap

kepentingan publik, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya

keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kekerasan dan kejahatan.

Tanggung jawab perusahaan terhadap kepentingan publik dapat diwujudkan

melalui pelaksanaan program-program CSR yang berkelanjutan dan menyentuh

langsung aspek-aspek kehidupan masyarakat. Dengan demikian realisasi program-

program CSR merupakan sumbangan perusahaan secara tidak langsung terhadap

penguatan modal sosial secara keseluruhan. Berbeda halnya dengan modal finansial

yang dapat dihitung nilainya kuantitatif, maka modal sosial tidak dapat dihitung

nilainya secara pasti. Namun demikian, dapat ditegaskan bahwa pengeluaran biaya

untuk program-program CSR merupakan investasi perusahaan untuk memupuk modal

sosial.
Program CSR sudah mulai bermunculan di Indonesia seiring telah

disahkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, adapun isi

Undang-Undang tersebut yang berkaitan dengan CSR, yaitu:

Pada pasal 74 di Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, berbunyi:

1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan.

2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai

biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan

dan kewajaran.

3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

diatur dengan Peraturan Pemerintah.

MANFAAT BAGI MASYARAKAT

CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat, ini akan sangat tergantung dari

orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia

(Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi

pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan

politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi.
Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah

daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran

penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di

tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus

berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social

Responsibilty).

Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus, dengan

masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan

memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini.

Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-

kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses

manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain. Intinya manfaat CSR bagi

masyarakat yaitu dapat mengembangkan diri dan usahanya sehingga sasaran untuk mencapai

kesejahteraan tercapai.

MANFAAT BAGI PERUSAHAAN

1. Meningkatkan Citra Perusahaan

Dengan melakukan kegiatan CSR, konsumen dapat lebih mengenal perusahaan sebagai

perusahaan yang selalu melakukan kegiatan yang baik bagi masyarakat.

2. Memperkuat Brand Perusahaan

Melalui kegiatan memberikan product knowledge kepada konsumen dengan cara

membagikan produk secara gratis, dapat menimbulkan kesadaran konsumen akan keberadaan

produk perusahaan sehingga dapat meningkatkan posisi brand perusahaan.


3. Mengembangkan Kerja Sama dengan Para Pemangku Kepentingan

Dalam melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan tentunya tidak mampu mengerjakan sendiri,

jadi harus dibantu dengan para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah,

masyarakat, dan universitas lokal. Maka perusahaan dapat membuka relasi yang baik dengan

para pemangku kepentingan tersebut.

4. Membedakan Perusahaan dengan Pesaingnya

Jika CSR dilakukan sendiri oleh perusahaan, perusahaan mempunyai kesempatan

menonjolkan keunggulan komparatifnya sehingga dapat membedakannya dengan pesaing

yang menawarkan produk atau jasa yang sama.

5. Menghasilkan Inovasi dan Pembelajaran untuk Meningkatkan Pengaruh

Perusahaan

Memilih kegiatan CSR yang sesuai dengan kegiatan utama perusahaan memerlukan

kreativitas. Merencanakan CSR secara konsisten dan berkala dapat memicu inovasi dalam

perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan peran dan posisi perusahaan dalam

bisnis global.

Contoh Perusahaan

Program tanggungjawab sosial perusahaan atau corporate sosial responsibility (CSR)

perlu pula menyentuh pengembangan teknologi. Hal ini diharapkan mampu mendorong kerja

sama yang lebih intensif lagi antara peneliti, swasta dan akhirnya menciptakan produk-

produk karya anak bangsa.


Disadari, untuk menjadikan produk-produk hasil karya anak bangsa di negerinya sendiri

memang tidak mudah. Muncul beragam wacana untuk mendongkraknya. Selain wacana

pemberian insentif bagi perusahaan yang melakukan riset dan pengembangan, juga muncul

ide agar perusahaan juga mengalokasikan CSR-nya untuk pengembangan teknologi.

Kepala Pusat Inovasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Subiyanto

mengatakan jika selama ini CSR lebih banyak untuk kegiatan sosial, CSR BUMN atau

perusahaan swasta juga bisa ditujukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

CSR tersebut tentunya untuk kepentingan mereka sendiri. CSR ini akan menumbuhkan

industri-industri baru yang menggembangkan hasil penelitian anak bangsa.

Bambang berharap partisipasi pihak swasta untuk membiayai pengembangan teknologi yang

dihasilkan oleh anak-anak bangsa. Sebab menurutnya, banyak hasil penelitian yang tidur atau

tidak dikembangkan lebih lanjut. Diakuinya, untuk menjadikan sebuah hasil penelitian

menjadi mass product atau diproduksi massal membutuhkan partner, karena

pengembangannya membutuhkan dana yang besar. Ia melanjutkan, LIPI pada 2014 akan

terus meningkatkan inovasi baru dan melanjutkan inovasi 2013 lalu. Tahun 2014 LIPI

menggagas mass product nanomaterial untuk bahan cat, ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bambang menyatakan saat ini LIPI sudah punya 10 paten

dari penerapan nanoteknologi. Sedangkan material-material yang sudah terbentuk dari

nanoteknologi sudah ada 25 jenis. Pengembangan nanoteknologi tetap konsisten, LIPI terus

mendanainya setiap tahun. Dari semua ilmu pengetahuan LIPI mulai dari fisika, kimia, studi

material, dan metatronika, semua akan kita gabung untuk tetap memiliki program yang

kompetitif mengenai penciptaan material yang berdasar pada nanoteknologi, paparnya.


Setiap tahun, lanjut Bambang, LIPI telah menyiapkan dana sekitar Rp 6 miliar untuk

pengembangan nanoteknologi. Dana itu memang sangat kecil, tapi akan tetap berusaha

memaksimalkan mengembangkan teknologi ini. Kami sebagai peneliti berharap untuk

mengembangkan nanoteknologi sampai bisa diaplikasikan ke industri-industri, ucapnya.

Saat ini nanoteknologi banyak digunakan pada produk herbal dan pabrik cat. LIPI pun

bekerja sama dengan PT Sigma mengembangkan dan menciptakan cat yang anti karat dari

penggunaan nanoteknologi. Ia menekankan penelitian LIPI tidak hanya berhenti sampai

dipaten, LIPI juga mencoba mengaplikasikan nanoteknologi sampai ke industri.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kepemilikan saham

Ukuran perusahaan
CSR

profitabilitas

GCG

(dewan komisaris &


komite audit)
2.4 Hipotesis Penelitian

H1 : kepemilikan saham berpengaruh terhadap CSR

H2 : ukuran perusahaan berpengaruh terhadap CSR

H3 : profitabilitas berpengaruh terhadap CSR

H4 : dewan komisaris berpengaruh terhadap CSR

H5 : komite audit berpengaruh terhadap CSR


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu penelitan ilmiah

yang digunakan untuk pengujian teori-teori melalui pengukuran-pengukuran variabel

penelitian dengan melakukan analisis data dengan prosedur statistik yang bertujuan

untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan fenomena yang terjadi dengan

menggunakan data yang bersifat objektif (Indriantoro dan Supomo, 1999 : 12).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Teknik analisis

data yang digunakan adalah uji statistik.

3.2 Batasan Penitian

1. Penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI).

2. Periode pada penelitian ini yaitu tahun 2012,2013,2014,dan 2015.

3. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sudah sesuai dengan kriteria yang

dinginkan oleh penelitian seperti data laporan keuangan yang berkaitan dengan

variabel variabel yang digunakan pada penelitian ini.

3.3 Identifikasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu

variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini (X4) yaitu kepemilikan saham publik, ukuran perusahan,

profitabilitas dan good corporate governance sedangkan variabel dependen yang


digunakan dalam penelitian ini (Y) yaitu current social responsibility disclosure

(CSR).

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.4.1 Kepemilikan Saham

Kepemilikan saham publik merupakan besarnya saham yang dimiliki oleh

masyarakat publik. Semakin besar saham yang dimiliki oleh publik berartisemakin

baik citra perusahaan dimata publik dalam melaporkan dan mengungkapkan seluruh

informasi termasuk kegiatan CSR perusahaan. Hal ini berkaitan dengan penilaian

masyarakat terkait ukuran perusahaan dan profitabilitas yang diperoleh perusahaan.

Semakin besar ukuran perusahaan maka dianggap mampu mengungkapkan semua

informasinya secara sukarela dan lengkap ke muka publik. Semakin besar ukuran

perusahaan maka berpengaruh pada kompleksitas kegiatan yang dijalankan oleh

perusahaan. Semakin kompleks kegiatan yang ada membawa peningkatan penjualan

perusahaan. Apabila penjualan meningkat maka profitabilitas yang diperoleh

perusahaan akan meningkat pula. Profitabilitas yang meningkat membawa pengaruh

besar pada jumlah laba yang akan diperoleh perusahaan. Melalui laba yang tinggi,

perusahaan memiliki cukup dana untuk mengolah, mengevaluasi,menilai, dan

mengelompokkan informasi yang ada agar lebih bermanfaat dan mampu menyajikan

seluruh informasi secara komprehensif.

3.4.2 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah penilaian oleh masyarakat terkait besarkecilnya

perusahaan saat beroperasi dan kemampuan perusahaan dalam melakukan

produktivitas atau kegiatan usahanya. Ukuran perusahaan dapat diukur melalui


komposisi dan jumlah asset bersih yang dimiliki ataupun tingkat penjualan yang

terjadi di perusahaan. Ukuran perusahaan berkaitan dengan seluruh aktivitas yang ada

di perusahaan. Semakin besar perusahaan maka akan semakin kompleks aktivitasnya

dan semakin tinggi tingkat penjualan yang berdampak pada peningkatan kekayaan

bersih di perusahaan. Semakin besar perusahaan maka akan semakin tinggi tingkat

pelaporan dan pengungkapan semua kegiatan yang berkaitan dengan usahanya.

Pengaruh ukuran perusahaanterhadap pengungkapan CSR tercermin pada teori agensi,

dimana semakin besar perusahaan maka akan membutuhkan biaya agensi yang lebih

besar pula dalam proses pengungkapan informasiya. Hal tersebut serupa dengan

penelitian dari Indraswari dan Astika (2014) yang menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan corporate social

responsibility.

3.4.3 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan dalam melakukan

analisiskinerja yang ada di perusahaan. Rasio profitabilitas digunakan untuk

menilaitujuan dan target yang dimiliki perusahaan. Profitabilitas diukur melalui ROA

dengan membandingkan laba bersih dan total asset. Semakin tinggi laba bersih dan

asset yang ada di perusahaan, maka akan semakin lengkap penyajian, pelaporan dan

pengungkapaninformasi yang terjadi di perusahaan. Profitabilitas yang tinggi

menunjukkan bahwa kinerja perusahaan baik dan target yang dicapai telah berhasil.

Perusahaan yang memiliki laba yang tinggi maka memiliki dana yang tinggi pula

sehingga akan berpengaruh pada biaya pengelolaan dan pelaporan informasi secara

menyeluruh dan terbuka termasuk informasi CSR. Hal tersebut sejalan dengan

penelitian oleh Rindawati (2015) yang menunjukkan terdapat pengaruh profitabilitas

terhadap pengungkapan corporate socialresponsibility.


3.4.4 Dewan Komisaris

Dewan Komisaris yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh

anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Ukuran Dewan Komisaris dihitung

dengan menghitung jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan yang

disebutkan dalam laporan tahunan. Pengukuran dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

DK = Dewan Komisaris Perusahaan

Ukuran Dewan Komisaris diukur dengan menggunakan indicator jumlaha nggota

dewan komisaris baik yang berasal dari pihak internal maupun eksternal suatu

perusahaan, yang terdapat di akhir periode laporan tahunan.

3.4.5 Komite Audit

Komite Audit merupakanjumlah anggota Komite Audit dalam suatu

perusahaan. UkuranKomite Audit dihitungdengan menghitung jumlah anggota

Komite Audit dalam laporan tahunan perusahaan yang tercantum pada laporan

tahunan. Dirumuskan sebagai berikut:

KA = Komite Audit Perusahaan

3.4.6 Corporate Social Responsibility

Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim stakeholders

agarperusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang

saham(shareholders), tapi juga untuk kemaslahatan pihak stakeholders dalam praktik

bisnis, yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat

(LSM), konsumen, dan lingkungan. Hal ini telah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 40 Pasal 74 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disingkat

UUPT). Undang-undang ini menjelaskan bahwa setiap perseroan yang menjalankan

kegiatan usaha di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. CSR menurut Sholihah dan

Nuraina (2013) merupakan kewajiban bagi setiap perusahaan yang beroperasi

berdasar aspek yang ditentukan. Praktek pelaporan CSR mengacu pada pelaporan tiga

segmen bidang usaha yaitu bidang sosial, bidang ekonomi dan bidang lingkungan.

Hal tersebut juga tertuang pada laporan GRI (Global Reporting Initiative) yang

merupakan suatu pedoman pelaporan keberlanjutan yang disepakati secara global di

seluruh dunia.

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012 - 2015. Sampel

yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang laporan

keuangannya sudah diaudit. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu

dengan teknik Purposive Sampling. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan

sampel yang didasarkan pada kriteria yang sudah sesuai dengan kriteria peneliti. Ada

beberapa kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut :

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2012,2013,2014,dan 2015.

2. Perusahaan perbankan telah menerbitkan laporan keuangan yang sudah diaudit dan

dipublikasikan pada tahun 2012,2013,2014,dan 2015.


3. Perusahaan yang dipilih sudah sesuai dengan kriteria yang memiliki kelengkapan data

laporan keuangan yang berkaitan dengan variabel variabel yang digunakan pada

penelitian ini.

3.6 Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang

bersumber dari dokumentasi yang dipublikasikan oleh perusahaan berupa laporan

keuangan tahunan. Data laporan keuangan dapat diperoleh di www.idx.co.id dan

melihat laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumentasi.

Teknik dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan, mengkaji dan

mencatat data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah mengumpulkan data yang

dibutuhkan kemudian dilakukan metode Purposive Sampling dengan kriteria yang

sudah ditentukan. Serta melakukan pengambilan dan pengumpulan data laporan

keuangan tahunan perusahaan dan data pengungkapan current social responsibility.

3.7 Teknik Analisis Data

Alat pengujian dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda

yang digunakan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variabel independen

(lebih dari satu) terhadap variabel dependen. Berdasarkan persamaan regresi dapat

dijelaskan sebagai berikut: Konstanta sebesar 0,206 dengan nilai positif. Hal ini

menunjukkan apabila variabel independen (dewan komisaris, komite audit,

kepemilikan institusional, profitabilitas, ukuran perusahaan) diasumsikan konstan atau


sama dengan nol, maka skor pengungkapan corporate social responsibility

perusahaan naik sebesar 20,6%.

Koefisien regresi X1(1) sebesar 0,002 dengan nilai positif. Hal ini

menunjukkan bahwa, bila dewan komisaris bertambah sebanyak 1 orang maka akan

meningkatkan pengungkapan corporate social responsibility perusahaan sebesar

0,2%.

Koefisien regresi X2(2) sebesar 0,001 dengan nilai positif. Hal ini

menunjukkan bahwa, bila komite audit bertambah sebanyak 1 orang maka akan

meningkatkan pengungkapan corporate social responsibility perusahaan sebesar

0,1%.

Koefisien regresi X3(3) sebesar 0,027 dengan nilai positif. Hal ini

menunjukkan bahwa, bila kepemilikan institusional naik 1% maka akan

meningkatkan pengungkapan corporate social responsibility perusahaan sebesar

2,7%.

Koefisien regresi X4(4) sebesar 0,001 dengan nilai positif. Hal ini

menunjukkan bahwa, bila profitabilitas naik 1% maka akan meningkatkan

pengungkapan corporate social responsibility perusahaan sebesar 0,1%.

Koefisien regresi X5(5) sebesar 0,025 dengan nilai positif. Hal ini

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap

corporate social responsibility. Dengan kata lain bila ukuran perusahaan naik sebesar

1 satuan maka akan meningkatkan pengungkapan corporate social responsibility

perusahaan sebesar 2,5%.


Untuk mengetahui pengaruh dari setiap variabel yaitu kepemilikansaham

publik, ukuran perusahaan dan profitabilitas pada pengungkapan CSR dapat

digunakandengan teknik analisis regresi linier berganda. Model regresi linier

berganda ditunjukkan pada persamaan berikut (Ghozali, 2013) :

Y= bo+ b1X1+b2X2 + b3X3 + ui

Keterangan:

Y = Variabel Dependen

bo= Konstanta

b1 = Koefisien Regresi

X1 = Variabel Independen

b2= Koefisien Regresi

X2= Variabel Independen

b3= Koefisien Regresi

X3= Variabel Independen

ui = Kesalahan Estimasi Standar

You might also like