You are on page 1of 25

Anatomi dan Fisiologi

Sistem Persarafan

Disusun Oleh :

AGSTRI DWI MARSELA (G2A016088)

PROGRAM STUDI SI- ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2017
PENDAHULUAN

Sistem Saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta
terdiri terutama dari jaringan jaraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan
internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti,
iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau
kemampuan untuk menstransmisi suatu respons terhadap stimulus, diatur oleh
sistem saraf dalam tiga cara utama (Sloane, 2003) :

1. Input Sensorik, Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui


reseptor, yang terletak ditubuh baik eksternal (reseptor somatik) maupun
internal (reseptor viseral)
2. Aktivitas integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik
yang menjalar disepanjang saraf sampai ke otak dan medula spinalis, yang
kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga
respons terhadap informasi dapat terjadi.
3. Output motorik. Impuls dari otak dan medulla spinalis memperoleh
respons yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh, yang diseut sebagai
efektor.
Fungsi saraf adalah sebagai berikut :
a)Menerima rangsangan (oleh indera)
b)Meneruskan impuls saraf ke sistem saraf pusat (oleh saraf sensorik)
c) Mengolah rangsangan untuk menentukan tanggapan (oleh sistem saraf pusat)
d) Meneruskan rangsangan dari sistem saraf pusat ke efektor (oleh saraf motorik)
Organisasi Struktural Sistem Saraf (Sloane, 2003)

a. Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang
dilindungi tulang kranium dan kanal vertebral.
b. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh.
Sistem ini terdiri dari saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan
otak dan medulla spinalis dengan reseptor dan efektor.
Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan
sistem eferen :
a) Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik
ke SSP
b) Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan
kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi (Sloane, 2003):
1. Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan
eksternal dan pembentukan respons motorik volunteer pada otot rangka.
2. Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada
otot polos, otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls
saraf melalui dua jalur
a) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla
spinalis
b) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla
spinalis.
c) Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki
inervasi simpatis dan parasimpatis.

Sel-sel pada Sistem Saraf (Limited, 2000) :

1. Neuron

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron adalah unit
fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan
impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a.Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke
akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria,
sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan
kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
a. Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti
konpleks golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol
dan tidak dapat bereplikasi.
b. Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom
bebas serta berperan dalam sintesis protein.
c. Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat
melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.
b.Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c.Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus
yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin
yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel-sel sachwann yang akan
membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan
membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma
yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus
oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi
mempercepat jalannya rangsan.
Klasifikasi Neuron ((Sloane, 2003)
a) Menurut Fungsinya
Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya.
a. Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada
kulit, organ indera atau suatu organ internal ke SSP.
b. Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efek tor.
Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan seluruhnya dalam SSP.
Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau
menyampaikan informasi ke interneuron lain.
b) Menurut Struktur (Sloane, 2003)

Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya.


1. Neuron unipolar memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih.
Sebagian besar neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla
spinalis, masuk dlam golongan ini.
2. Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrite. Neuron ini
ditemukan pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung.
3. Neuron unipolar kelihatannya memiliki sebuah prosesus tunggal, tetapi
neuron ini sebenarnya bipolar.
c) Sel Neuroglial (Sloane, 2003)
Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP
yang berfungsi sebagai jaringan ikat.
1. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus
panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui
pedikel atau kaki vascular.
2. Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badanselnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
3. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya
memiliki peran fagositik.
4. Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga
serebral dan ronggal medulla spinalis.
d) Kelompok Neuron (Sloane, 2003)
1. Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di
dalam SSP.
2. Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar
SSP dalam saraf perifer.
3. Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar
SSP.
4. Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer adalah saraf gabungan ; saraf
ini mengandung serabut arefen dan eferen yang termielinisasi dan yang
tidak termielinisasi.
5. Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis
yang memiliki origo dan tujuan yang sama.
6. Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang
berlawanan pada otak atau medulla spinalis
Neuron memeiliki tiga tipe dasar (Limited, 2000)
1. Neuron Sensori
Neron ini membawa impuls yang berisikan informasi dari organ indra
keseluruh tubuh ke SSP. Neuron ini mempunyai serabut perifer yang
panjang yang berlanjuut dengan serabut sentral.
2. Neuron Konektor
Neuron ini merupakan jumlah terbanyak. Neuron yang menghubungkan
dan mengaitkan aktivitas neuron motorik dan sensorik
3. Neuron Motorik
Membawa impuls menjauh dari SSP ke otot dan kelenjar tubuh
Organisasi Struktural Sistem Saraf dibagi menjadi 2 :
1) SISTEM SARAF PUSAT (SSP)
A) Otak
Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi
25% oksigen dan menerima 1,5% curah jantung. Bagian cranial pada
tabung saraf membentuk tiga pembesaran (vesikel) yang berdiferensiasi
untuk membentuk otak : otak depan, otak tengah dan otak belakang.
Otak melaksanakan semua fungsi yang disadari. Otak bertanggung jawab
terhadap pengalaman-pengalaman berbagai macam sensasi atau
rangsangan terhadap kemampuan manusia untuk melakukan gerakan-
gerakan yang menuruti kemauan (disadari), dan kemampuan untuk
melaksanakan berbagai macam proses mental, seperti ingatan atau
memori, perasaan emosional, intelegensia, berkomunikasi, sifat atau
kepribadian dan ramalan.
Otak terletak dalam rongga kranium (tengkorak) berkembang dari sebuah
tabung yang mulanya memperhatikan tiga gejala pembesaran otak awal.
a. Otak depan menjadi hemisfer serebri, korpus striatum, thalamus, serta
hipotalamus.
b. Otak tengah, tegmentum, krus serebrium, korpus kuadrigeminus.
c. Otak belakang, menjadi pons varoli, medulla oblongata, dan serebelum.
Bagian-Bagian Otak (Untari, 2013)

1. Otak Depan(diensefalon)

Otak depan terdiri atas dua bagian, yaitu thalamus yang berfungsi menerima
semua rangsang dari reseptor kecuali bau, dan hipothalamus yag berfungsi dalam
pengaturan suhu, pengaturan nutrien, penjagaan agar tetap bangun, dan
penumbuhan sikap agresif.

2. Otak besar (serebrum)

Otak besar merupakan bagian terbesar dan terdepan dari otak manusia.
Otak besar mempunyai fungsi dalam mengatur semua aktivitas mental,
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensia), ingatan (memori),
kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar terdiri atas Lobus Oksipitalis
sebagai pusat penglihatan, Lobus temporalis yang berfungsi sebagai pusat
pendengaran, Lobus frontalis yang berfungsi sebagai pusat kepribadian
dan pusat komunikasi dan Lobus parientalis yang berfungsi sebagai
sensorik .
3. Otak kecil (serebelum)
Otak kecil (serebelum) mempunyai fungsi utama dalam koordinasi
terhadap otot dan tonus otot, keseimbangan dan posisi tubuh. Bila ada
rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang
normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil juga berfungsi
mengkoordinasikan gerakan yang halus dan luwes
Fungsi dari Cerebellum :
1. Membantu pengkoordinasian otot voluntar sehingga dapat berfungsi
secara lembut dan dalam pola yang teratur. Penyakit cerebellum
menyebabkan kejang-kejang otot dan tremors.
2. Membantu dalam menjaga keseimbangan pada waktu berdiri, berjalan,
dan duduk maupun waktu rnelakukan aktivitas yang lebih giat. Pesan-pesan
dari telinga bagian internal dan dari reseptor sensorik di tendo serta otot
membantu cerebellum.
3. Membantu di dalam memlihara tonus otot sehingga seluruh serat otot
cukup kencang dan siap menghasilkan perubahan-perubahan posisi yang
penting secepatnya bila diperlukan.
4. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Otak tengah
berfungsi penting pada refleks mata, tonus otot serta fungsi posisi atau
kedudukan tubuh.
5. Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil


bagian kiri dan kanan. Selain itu, menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang. Terletak di depan serebelum di antara otak tengah dan
medula oblongata. Disini terdapat premotoksid yang mengatur gerakan
pernapasan dan refleks.

Fungsinya:
a. Penghubung antara kedua bagian serebelum dan juga antara medula
oblongata dengan serebelum atau otak besar.
b. Pusat saraf nervus trigeminus.
6. Medula oblongata
Merupakan bagian dari batang otak yang paling bawah yang menghubungkan
pons varoli dengan medula spinalis. Bagian bawah medula oblongata
merupakan persambungan medula spinalis ke atas, bagian atas medula
oblongata yang melebar disebut kanalis sentralis di daerah tengah bagian
ventral medula oblongata.
Fungsi medula oblongata:
a. Mengontrol kerja jantung.
b. Mengecilkan pembuluh darah (vasokonstriktor).
c. Pusat pernapasan.
d. Mengontrol kegiatan refleks
B) Medula Spinalis (Limited, 2000)
Medulla spinalis merupakan bagian dari susunan saraf pusat,
terletak di dalam canalis vertebralis dan merupakan lanjutan dari medulla
oblongata dan ujung caudalnya membentuk conus medullaris. Panjangnya
pada pria sekitar 45 cm dan wanita 42-43 cm. segmen upper cervical &
thoracal berbentuk silindris dan segmen lower cervical & lumbal
berbentuk oval. Berawal dari dasar otak (atlas/V.C1), berakhir setinggi L1-
L2 (conus medullaris), ke bawah melanjutkan diri sebagai fillum
terminale. Di bawah Conus medullaris terbentuk anyaman akar saraf (saraf
tepi) menyerupai ekor kuda (cauda equina).
Setiap pasangan saraf keluar melalui Intervertebral foramina. Saraf
Spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh
meningen spinal dan CSF. Saraf spinal berjumlah 31 pasang yaitu : 8
pasang saraf servikal, 12 pasang saraf thorakal, 5 pasang saraf lumbal, 5
pasang saraf sakral, dan 1 pasang saraf koksigeal.
Gambar 2.1 medula spinalis gambar 2.2 segmen medulla spinalis
Fungsi Sumsum Tulang Belakang
Fungsi sumsum tulang belakang dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Aktifitas refleks, yang melibatkan integrasi dan transfer pesan-pesan yang
memasuki sumsum tulang belakang, sehingga memungkinkan impuls
sensorik (afferent) masuk dan pesan motorik (efferent) meninggalkan
sumsum tulang belakang tanpa melibatkan otak.
2. Konduksi impuls sensorik dari saraf afferen ke atas melalui tractus naik
3. Konduksi impuls motorik (efferent) dari otak turun melalui tractus ke saraf-
saraf yang menginervasi otot atau kelenjar.
Jalur reflek melalui sumsum tulang belakang biasanya melibatkan tiga neuron
atau lebih seperti berikut :
1. Neuron sensoris yang permulaannya pada suatu receptor dan serat sarafnya
dalam nervus yang mengarah ke sumsum.
2. Satu neuron sentral atau lebih yang keseluruhannya ada di dalam sumsum.
3. Neuron motoris yang menerima impuls dari neuron sentral, kemudian
membawanya melalui sepanjang axon suatu saraf menuju otot atau kelenjar yang
disebut efektor.
Kejut lutut adalah contoh refleks tulang belakang. Jalur saraf bagi refleks
ini meliputi neuron sensoris yang reseptornya ada di dalam tendo tepat di bawah
lutut, serat saraf sensorisnya ada di dalam nervus yang memanjang sampai
sumsum tulang belakang, neuron sentral di dalam bagian sumsum bagian bawah,
dan neuron motoris yang mengirim impuls melalui nervus dari sumsum ke efektor
yang berupa m.quadriceps femoris (otot paha yang menendang).
Dalam medulla spinalis lewat dua traktus dengan fungsi tertentu, yaitu traktus
desenden dan asenden. Traktus desenden berfungsi membawa sensasi yang
bersifat perintah yang akan berlanjut ke perifer. Sedangkan traktus asenden secara
umum berfungsi untuk mengantarkan informasi aferen yang dapat atau tidak dapat
mencapai kesadaran. Informasi ini dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu :
a. informasi eksteroseptif, yang berasal dari luar tubuh, seperti rasa nyeri, suhu,
dan raba, dan
b. informasi proprioseptif, yang berasal dari dalam tubuh, misalnya otot dan
sendi
Traktus desenden yang melewati medulla spinalis terdiri dari:
4. Traktus kortikospinalis, merupakan lintasan yang berkaitan dengan
gerakan-gerakan terlatih, berbatas jelas, volunter, terutama pada bagian
distal anggota gerak.
5. Traktus retikulospinalis, dapat mempermudah atau menghambat aktivitas
neuron motorik alpha dan gamma pada columna grisea anterior dan karena
itu, kemungkinan mempermudah atau menghambat gerakan volunter atau
aktivitas refleks.
6. Traktus spinotektalis, berkaitan dengan gerakan-gerakan refleks postural
sebagai respon terhadap stimulus verbal.
7. Traktus rubrospinalis bertidak baik pada neuron-neuron motorik alpha dan
gamma pada columna grisea anterior dan mempermudah aktivitas otot-otot
ekstensor atau otot-otot antigravitasi.
8. Traktus vestibulospinalis, akan mempermudah otot-otot ekstensor,
menghambat aktivitas otot-otot fleksor, dan berkaitan dengan aktivitas
postural yang berhubungan dengan keseimbangan.
9. Traktus olivospinalis, berperan dalam aktivitas muskuler
Traktus asenden yang melewati medulla spinalis terdiri dari:
1. Kolumna dorsalis, berfungsi dalam membawa sensasi raba, proprioseptif,
dan berperan dalam diskriminasi lokasi.
2. Traktus spinotalamikus anterior berfungsi membawa sensasi raba dan
tekanan ringan.
3. Traktus spinotalamikus lateral berfungsi membawa sensasi nyeri dan suhu.
4. Traktus spinoserebellaris ventralis berperan dalam menentukan posisi dan
perpindahan, traktus spinoserebellaris dorsalis berperan dalam menentukan
posisi dan perpindahan.
5. Traktus spinoretikularis berfungsi membawa sensasi nyeri yang dalam
SISTEM SARAF PERIFER (Verlag, 1998)

A. Saraf-Saraf Kranial

Saraf Kranial pada prinsipnya mempersarafi struktur leher dan kepala.


Semuanya terdapat 12 pasang, dinomorkan dengan angka romawi sesuai
dengan tempatnya muncul. Sistem ini teridir dari jaringan saraf yang berada di
bagian luar otak dan medula spinaliss. Sistem ini juga mencakup saraf kranial
yang berasal dari otak, saraf spinal, yang berasal dari medula spinalis dan
ganglis serta reseptor sensorik yang berhubungan.
Bagian dan Fungsi dari Saraf Kranial (Andreas, 2010)
B. Saraf Spinal

Saraf Spinal yaitu penghubung penting antara otak dan tubuh, dan dari tubuh ke
otak. Sumsum tulang belakang adalah 40 sampai 50 cm panjang dan 1 cm sampai
1,5 cm. Dua baris berturut-turut akar saraf muncul pada setiap sisinya. Ini akar
saraf bergabung distal untuk membentuk 31 pasang saraf spinalis.
Sumsum tulang belakang adalah struktur silinder jaringan saraf terdiri dari materi
putih dan abu-abu, seragam terorganisir dan dibagi menjadi empat wilayah:
serviks (C), dada (T), lumbal (L) dan sakral (S), yang masing-masing terdiri dari
beberapa segmen. Saraf tulang belakang berisi saraf sensorik dan motorik dari dan
ke seluruh bagian tubuh.
Meskipun sumsum tulang belakang merupakan hanya sekitar 2% dari sistem saraf
pusat (SSP), fungsinya sangat penting. Pengetahuan tentang anatomi tulang
belakang secara fungsional memungkinkan untuk mendiagnosa sifat dan lokasi
kerusakan sumsum dan penyakit sumsum.
Nama-nama saraf spinal beserta fungsinya adalah :
1. Nervus Hipoglossus, yaitu saraf yang mempersarafi daerah sekitar lidah.
2. Nervus Occipitalis Minor, yaitu saraf yang mempersarafi bagian otak
belakang dalam trungkusnya
3. Nervus Thoracicus, yaitu saraf yang memepersarafi otot serratus anterior
(otot dada bagian depan)
4. Nervus Radialis, yaitu saraf yang mempersarafi bagian-bagian otot
seperti otot lengan bawah bagian belakang, otot triceps brachii (otot
lengan atas), otot anconeus (otot kecil pada permukaan belakang siku),
otot brachioradialis (otot lengan bawah), dan otot ekstensor lengan bawah.
Saraf ini juga mempersarafi kulit bagian belakang lengan atas dan lengan
bawah.
5. Nervus Thoracicus Longus, yaitu saraf yang mempersarafi otot
subclavius (otot berbentuk segitiga yang terletak antara tulang selangka
dan tulang rusuk pertama)
6. Nervus Thoracodorsalis, yaitu saraf yang mempersarafi bagian otot
deltoid (bahu), otot trapezius (otot yang menyusun struktur punggung
manusia), dan otot latissimus dorsi (otot besar yang terletak di bagian
punggung di belakang lengan).
7. Nervus Axillaris, saraf ini bersandar pada collum chirurgicum humeri
(suatu penyempitan pada tulang lengan humerus)
8. Nervus Subclavius, saraf subclavius berasal dari akar saraf C5 dan C6,
mempersarafi otot subclavius (otot kecil berbentuk segitiga yang berada di
antara tulang selangka dan tulang rusuk pertama).
9. Nervus Supcapulari: Nervus ini bersal dari akar saraf C5, mempersarafi
otot rhomboideus major dan minor (otot yang menyusun bagian lengan
atas), serta otot levator scapulae (otot yang mengatur gerakan dari tulang
belikat).
10. Nervus supracaplaris: Berasal dari trunkus superior (gabungan dari akar
saraf bagian atas), mempersarafi otot supraspinatus dan infraspinatus (otot
kecil di lengan atas).
11. Nervus Phrenicus, saraf phrenicus ini mempersarafi organ diafragma.
12. Nervus Intercostalis
13. Nervus Intercostobrachialis, yaitu saraf yang mempersarafi kelenjar
getah bening.
14. Nervus Cutaneus Brachii Medialis, yaitu saraf yang mempersarafi kulit
sisi tengah (medial) lengan atas.
15. Nervus Cutaneus Antebrachii Medialis, yaitu saraf yang mempersarafi
kulit sisi tengah (medial) lengan bawah.
16. Nervus Ulnaris, yaitu saraf yang mempersarafi satu setengah otot fleksor
(otot yang berperan dalam gerakan lipat) lengan bawah dan otot-otot kecil
tangan, dan kulit tangan di sebelah tengah (medial).
17. Nervus Medianus, yaitu saraf yang memberikan cabang C5, C6, C7 untuk
nervus medianus.
18. Nervus Musculocutaneus, yaitu saraf yang berasal dari C5 dan C6,
mempersarafi otot coracobrachialis (otot kecil yang melekat pada tulang
belikat), otot brachialis (otot lengan atas), dan otot biceps brachii (otot
lengan atas yang mempunyai 2 cabang). Selanjutnya cabang ini akan
menjadi nervus cutaneus lateralis dari lengan atas.
19. Nervus Dorsalis Scapulae, yaitu saraf yang bersal dari ramus C5,
mempersarafi otot rhomboideus (otot yang menyususn lengan atas).
20. Nervus Transverses Colli
21. Nervus Nuricularis, yaitu saraf yang berjalan berdekatan menuju foramen
(lubang pada tulang), letak anatomisnya adalah di sebelah atas dengan
lamina terminalis (daerah hipotalamus di otak)
22. Nervus Subcostalis, yang mempersarafi sistem kerja ginjal dan letaknya.
23. Nervus Iliochypogastricus, nervus iliohypogastricus ini berpusat pada
medulla spinalis (sumsum tulang belakang).
24. Nervus Iliongnalis, yaitu saraf yang mempersarafi sistem genital (alat
reproduksi), atau kelamin manusia.
25. Nervus Genitofemularis, nervus genitofemoralis ini adalah saraf yang
berpusat pada medulla spinalis L1-2, berjalan ke caudal (ekor), menembus
otot Psoas major (otot di bagian bokong manusia) setinggi vertebra
lumbalis (tulang belakang bagian lumbal) 3 atau 4.
26. Nervus Cutaneus Femoris Lateralis, yaitu saraf yang mempersarafi
tungkai atas, bagian luar (lateral) tungkai bawah, serta bagian luar (lateral)
kaki.
27. Nervus Femoralis, yaitu saraf yang mempersarafi daerah paha dan otot
paha.
28. Nervus Gluteus Superior, yaitu saraf yang bercabang dari tulang
belakang L4, L5, dan paha, walaupun sering dijumpai percabangan dengan
letak yang lebih tinggi.
29. Nervus Ischiadicus, yaitu nervus yang mempersarafi bagian pangkal
paha.
30. Nervus Cutaneus Femoris Inferior, yaitu saraf yang mempersarafi
bagian-bagian pada bagian lengan bawah.
31. Nervus Pudendus, yaitu saraf yang letaknya berdekatan dengan ujung
spina ischiadica (tonjolan pada tulang ischium di bokong). Nervus
pudendus mempersarafi otot levator ani (otot yang terletak di sisi
panggul), dan otot perineum (otot bagian bawah kemaluan) ke kiri atau
kanan, sedangkan letak kepalanya dibuat sedikit lebih rendah.

C. Sistem Saraf Otonom

Meskipun organ internal seperti jantung, paru-paru, dan perut berisi ujung
dan serat saraf untuk mengkonduksi pesan-pesan sensoris pada otak dan
sumsum tulang belakang, tetapi sebagian be sar dorongar ini tidak mencapai
kesadaran. Dorongan afferent ini dari viscera diterjemahkan ke dalam respon
reflek tanpa mencapai bagian otak sebelah atas: neuron sensoris dari organ
dikelompokkan dengan organ yang datang dari kulit dan otot voluntary. Seba-
laiknya neuron efferent yang memasok kelenjar dan otot involuntary disusun
sangat berbeda dari those yang memasok otot voluntary. Variasi di dalam
lokasi dan penyusunan neuron visceral efferent telah mengarahkan klasifikasi
tadi sebagai bagian dari divisi yang terpisah yang disebut autonomic nervous
system.Sistem saraf otonom mempunyai banyak ganglion (ganglia) yang
berperan sebagai stasiun pemancar. Di dalam ganglia ini setiap pesan
ditransfer pada synapse dari neuron pertama ke neuron ke dua dan dari sana
menuju sel kelenjar atau otot. Ini berbeda de-ngan yang berasal dari sistern
saraf voluntary (somatik) di mana setiap serat saraf motorik extends seluruh
jalan dari sumsum tulang beiakang ke otot skelet tanpa intervening synapse.
Secara garis besar lokasi bagian sistem saraf otonom adalah sebagai berikut:
1. Jalur simpatetik mulai di dalam sumsum tulang belakang dengan tubuh
sel di dalam daerah lumbar dan dada, daerah thoracolumbar.Saraf
simpatetik timbul dari sumsum tulang belakang pada tingkat perama
saraf thoracic turun pada tingkat kedua saraf tulang bela-kang lumbar.
Dari bagian sumsum ini serat saraf memanjang sampai pada ganglia
sympathetic chains (kerangka badan), dua untai gang lia yang
menyerupai sumsum yang memanjang di separjang sisi tu-lang belakang
dari leher bagian bawah sampai daerah abdominal sebelah atas. Ganglia
kerangka badan yang menyerupai merjan ini dinamakan lateral ganglia
berisi tubuh sel dari sekelompok neuron yang kedua, seratnya
memanjang sampai kelenjar dan jaringan otot involuntary. Neuron kedua
ini melepaskan sebagian besar neurotransmitter norepinehrine
(noradrenalin) pada jaringan effector.
2. Jalur parasimpatetik mulai di dalam daerah craniosacral dengan
munculnya serat dari tubuh sel midbrain, medulla, dan bagian ba-wah
sumsum tulang belakang (sacral). Dari pusat-pusat inilah seke lompok
serat yang pertama memanjang sampai ganglia otonom yang bi asanya
berlokasi di dalam atau di dekat dinding organ effector. Kemudian
jalurnya terus sepanjang sekelompok neuron kedua yang menstimulasi
jaringan visceral. Neuron ini melepaskan neurotrnasmitter acetylcholine.
Fungsi Sistem Saraf Otonom (Limited, 2000)
Sistem saraf otonom mengatur tindakan kelenjar, otot organ lekuk yang
lembut, dan jantung. Tindakan ini semuanya dibawa seca ra ototmatis; kapan
saja setiap perubahan terjac'i yang meminta su atu penyesuaian pengaturan,
penyesuaian dibuat tanpa seseorang me nyadarinya. Bagian simpatetik sistem
saraf otonom cenderung untuk bertindak sebagai akselerator bagi organ-organ
yang diperlukan un tuk menemui situasi yang penuh tekanan. Ia
memperhatikan apa yang dinamakan fight-or-flight response. Kalau anda
membayangkan apa yang terjadi pada orang yang takut atau marah, anda akan
dengan mudah sekali ingat akan efek/ akibat dorongan dari sistem saraf
simpatetik:
1. Stimulasi kelenjar adrenal. Ini menghasilkan hormon termasuk epinephrine
yang mempersiapkan tubuh guna menemui situasi darurat. dalam banyak
cara. Saraf simpatetik dan hormon dari adrenal akan sating memperkuat satu
sama lain.
2. Pembesaran biji mata dan penuruiian kemampuan dalam melihat pada satu
titik fokus bagi obyek yang dekat.
3. Bertambahnya tingkat kecepatan dan penuh tekanan kontraksi jantung.
4. Bertambahnya tekanan darah sebagian karena lebih efektifnya detak
jantung dan sebagian lagi karena pembatasan uteri kecil di dalam kuiit dan
organ dalam.
5. Feinbesaran pips bronkial yang memungkinkan lebih banyak cksigen yang
dapat masuk.
6. Bertambahnya metabolisme.Sistem simpatetik juga berperan sebagai
brake/ rem pada those system secara tidak langsung dilibatkan dalani respon
pada tekanan seperti sistem digestif dan uriner. Perhatikan saja kalau anda
sedang marah lalu anda mencoba makan, maka anda lihat bahwa air ludah
anda menjadi sedikit sekali dan lebih kental sehingga anda akan kesulitan
dalam menelan makanan (Jw. seret)., Dalam kon-disi seperti iri ketika
makanan sudah mencapai perut, is akan tinggal lebih lama dibanding
biasanya.
Bagian parasimpatetik dari sistem saraf otonom normalnya ber peran sebagai
penyeimbang bagi sistem simpatetik ketika krisis telah berlalu. Sistem
parasimpatetik bring about pembatasan bola mata, memperlambat detak
jantung, dan pembatasan saluran (tube) bronkial. Ia juga menstimulasi
pembentukan dan pelepaskan urin dan aktifitas digestive tract. Ludah
misalnya mengalir lebih mudah dan profusely serta jumlah dan keencerannya
bertambah.Dengan demikian,sebagian besar organ tubuh menerima kedua
sistem simpatetik dan parasimpatetik; efek dari kedua sistem tadi pada organ
yang ada umumnya berlawanan.
DAFTAR PUSTAKA

Limited, C. C. (2000). Anatomi dan Fisiologi Kelenjar endokrin dan sistem


persarafan (2nd ed.). Jakarta: EGC.

Sloane, E. (2003). Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Untari, I. (2013). KESEHATAN OTAK MODAL DASAR HASILKAN SDM


HANDAL, 8, 1.

Verlag, G. T. (1998). Diagnosis Topik Neurologi. Jakarta: EGC.

You might also like