You are on page 1of 2

Acanthocephala (dari bahasa Yunani ακανθος, akanthos, "duri" + κεφαλη, kephale, "kepala") adalah

sebuah filum cacing parasit. Anggota filum ini terkenal karena memiliki "kait" yang digunakan untuk
menempel di inangnya. Acanthocephala memiliki siklus hidup yang kompleks, melibatkan setidaknya
dua inang, yang mungkin termasuk invertebrata, ikan, amfibi, burung, dan mamalia.[3] Saat ini telah
dikenal sekitar 1150 spesies Acanthocephala.[4][5]

Acanthocephala pernah dianggap menjadi filum diskrit. Analisis genom baru-baru ini telah
menunjukkan bahwa mereka adalah keturunan dari, dan harus dianggap sebagai, rotifera sangat
termodifikasi.[6] Ini adalah contoh dari filogenetik molekuler. Takson terpadu ini dikenal
sebagai Syndermata.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Animalia

Subkingdom : Eumetazoa

Superfilum : Platyzoa

Filum : Acanthocephala

Acanthocephala adalah filum dari cacing parasit yang biasa dikenal Thorny-headed Worms atau
Spiny-headed Worms. Nama acanthocephala berasal dari bahasa Yunani "akanthos" yang berarti
"duri" dan "kephale" yang berarti "kepala", anggota filum ini terkenal karena memiliki belalai eversible
dan dilengkapi dengan duri yang digunakan untuk menempel pada inangnya, dimorfisme seksual,
pejantan memiliki kelenjar semen dan bell rahim pada betina. Sekitar 1.150 spesies dari 125 genus
dan 19 keluarga filum ini telah dideskripsikan.

Sebelum menjadi filum tersendiri, dahulu Acanthocephala dikenal dengan filum Nemathelminthes
atau Aschelminthes yang pernah digunakan pada pengkelompokan animalia kingdom.
Pengkelompokan ini sekarang tidak digunakan lagi karena polifiletik. Dari semua kelompok hewan
yang digolongkan sebagai nemathelminthes terdapat sepuluh filum yang dikenal pada masa kini, yaitu:
Acanthocephala, Chaethognata, Cycliophora, Gastrotricha, Kinorhyncha, Loricifera, Nematoda,
Nematomorpha, Priapulida, dan Rotifera.

Acanthocephala memiliki siklus hidup yang kompleks, melibatkan setidaknya dua inang, seekor
cacing acanthocephala kecil sering masuk ke tubuh serangga (insecta) yang berwarna hitam sebagai
inang (host) awal. Cacing akan menginfeksi dan membuat serangga sekarat, selain itu tubuh dari
serangga yang awalnya hitam akan mendadak lebih terang sehingga mudah dilihat oleh mangsa
seperti burung (aves). Saat serangga dimakan oleh burung, cacing akan keluar dan menginfeksi
burung. Serangga hanya sebagai perantara agar bisa masuk ke host asli (aves). Didalam tubuh burung,
cacing akan berkembang biak dan telurnya akan terbawa oleh kotoran burung dan dari sana siklus
akan berlanjut. Mayoritas 62,7 % spesies utama menginfeksi host dari habitat perairan.
Acanthocephala adalah kandidat menarik sebagai model organisme untuk mempelajari ekologi dan
sejarah co-evolusi siklus hidup parasit dalam ekositem laut. Namun kurangnya studi filogenetik dan
identifikasi Taksonomi Kelautan terutama acanthocephala mengurangi detail perbandingan dengan
endoparasit lain.

You might also like