Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
I–1 |
Pengendalian dan evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan dilakukan dengan
pendekatan yang menekankan pada pencapaian kinerja (performance base) berdasarkan
rencana pencapaian kinerja yang ditetapkan dalam perencanaan pembangunan. Pendekatan
ini dianggap lebih tepat jika dibandingkan dengan pendekatan pengendalian dan evaluasi
sebelumnya yang lebih menitik beratkan pada dimensi input (input base) atau berbasis pada
output (output base) saja. Sistem perencanaan berbasis kinerja (performance base)
melingkupi pengukuran pembangunan dari aspek keluaran (output), hasil (outcome) dan
dampak (impact). Terkait dengan perkembangan sistem pembangunan yang demikian,
maka pengukuran keberhasilan pembangunan dilakukan dengan mengukur indikator
output, outcome, dan impact. Untuk tu, maka diperlukan penetapan indikator pembangunan
yang menggambarkan aspek-aspek yang dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan
pembangunan. Evaluasi terhadap penyelenggaraan pembangunan provinsi dilakukan
dengan cara menganalisis dan menginterpretasi data penyelenggaraan pembangunan
provinsi serta penentuan capaian standar kinerja dari indikator pembangunan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Oleh karena itu, gubernur melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
mengemban tanggungjawab untuk melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan
yang telah disusun. Ketentuan mengenai keharusan melakukan evaluasi pembangunan atas
pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan, dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan. Evaluasi kinerja pembangunan juga merupakan suatu instrumen untuk
menilai apakah strategi pencapaian sasaran pembangunan telah dilaksanakan dengan baik
dan optimal. Evaluasi kinerja pembangunan ini difokuskan pada pencapaian kinerja
pembangunan untuk rentang waktu tertentu berdasarkan ukuran atau target kinerja yang
disusun sebelumnya.
Salah satu cara untuk mengukur kinerja organisasi pemerintah daerah dalam melaksanakan
pembangunan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pengukuran Value for
Money. Namun demikian pendekatan ini memiliki kelemahan karena hanya menekankan
pada capaian dari sisi aspek keuangan. Oleh karena itu, untuk menutupi kelemahan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan pengukuran kinerja Value for Money yang
diperluas, dengan memasukkan pengukuran pencapaian terhadap indikator kinerja yang
ditetapkan. Dengan demikian, pendekatan pengukuran kinerja sebagai evaluasi kinerja
pembangunan tidak saja menekankan pada aspek keuangan tetapi juga dari aspek non
keuangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka evaluasi kinerja pembangunan daerah Provinsi Riau
untuk tahun 2016 ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan Value for Money
(keuangan) terhadap pencapaian output atau outcome pembangunan. Pendekatan ini
digunakan untuk melihat apakah peningkatan atau penurunan anggaran yang digunakan
I–2 |
dapat meningkatkan kinerja pada organisasi pemerintah daerah. Pengukuran ini menjadi
penting untuk memahami apakah organisasi pemerintah daerah memiliki pemahaman
terhadap kebutuhan anggaran (sebagai input) dalam mencapai target kinerja (sebagai
output). Dengan demikian, setiap organisasi pemerintah daerah akan dituntut untuk
mencapai hasil pembangunan yang terus meningkat untuk mewujudkan visi pembangunan.
Hal ini dimaksudkan agar fokus maupun orientasi aktivitas birokrasi tidak hanya pada
administratif saja, tetapi harus bergeser kearah manajemen pembangunan. Dengan
demikian, maka prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas, maupun ekonomis (3E) dalam
pelaksanaan seluruh aktivitas maupun penggunaan sumberdaya organisasi harus terukur
untuk mencapai hasil-hasil pembangunan.
g) Keputusan Gubernur Riau Nomor 865 Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja
Utama Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Riau 2014-2019.
h) Peraturan Gubernur Riau Nomor 113 Tahun 2016 tentang tentang Penetapan
Indikator Kinerja Program Pembangunan Provinsi Riau.
I–3 |
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dari kegiatan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Riau Tahun
2016 adalah untuk mengukur kinerja pembangunan Provinsi Riau selama tahun 2016.
Capaian kinerja digambarkan dari kinerja penggunaan anggaran (keuangan) dan kinerja
pencapaian indikator pembangunan. Analisis capaian kinerja dilakukan untuk interpretasi
data penyelenggaraan pembangunan Provinsi Riau dan penentuan capaian standar kinerja
untuk setiap urusan pemerintahan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Riau
pada tahun 2016. Adapun tujuan kegiatan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi
Riau tahun 2016 ini adalah:
1.4 KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Daerah Provinsi Riau tahun 2016 ini adalah laporan yang berisi antara lain:
1. Informasi dan data program dan kegiatan serta penyerapan jumlah anggaran
pada setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada lingkungan Pemerintah
Provinsi Riau tahun 2014 dan 2016.
2. Informasi dan data serta analisis tentang pencapaian Indikator Kinerja Utama
(IKU) pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah
Provinsi Riau tahun 2015 dan 2016.
I–4 |
1.5 SISTEMATIKA LAPORAN
Sistematika laporan kegiatan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Riau tahun
2016 ini akan disesuaikan dengan struktur analisa dan pembahasan seperti yang dijelaskan
dalam tujuan kegiatan ini. Adapun sistematika laporan disusun sebagai berikut:
Bab 1: Pendahuluan
Menguraikan latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan dan sistematika
laporan
Menguraikan tentang analisis kinerja keuangan dan kinerja pencapaian IKU serta
tingkat elastisitas pencapaian IKU OPD
I–5 |