You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja,
lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia yang berkesinambungan. Untuk mencapai hal
tersebut dalam pelaksanaan pembangunan dituntut adanya suatu keselarasan antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi secara
berkesinambungan dalam kerangka mewujudkan penyelenggaraan pembangunan secara
efisien dan efektif.

Dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan pembangunan secara efisien dan efektif


diperlukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah secara terencana
dan teratur. Monitoring dan evaluasi merupakan salah satu cara untuk mengetahui
kekurangan, kelemahan, dan kekuatan dalam segi perencanaan dan implementasi program
dan kegiatan.

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pembangunan daerah


dilakukan secara berjenjang sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010. Pada tingkat
pemerintahan pusat, tanggungjawab melaksanaan pengendalian dan evaluasi adalah
Kementerian Dalam Negeri yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri. Pada tingkat pemerintahan
provinsi, dalam hal ini merupakan tanggungjawab gubernur yang pelaksanaannya
dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi, sedangkan pada tingkat
pemerintahan kabupaten/kota, hal ini merupakan tanggungjawab bupati/walikota yang
pelaksanaannya dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten/Kota.

Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan


pembangunan nasional. Dalam pelaksanaan perumusan rencana pembangunan daerah
dilakukan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur,
berkeadilan, dan berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, Gubernur melakukan
pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah provinsi yang meliputi, pengendalian dan
evaluasi terhadap perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah, pelaksanaan
rencana pembangunan daerah, dan terhadap hasil rencana pembangunan daerah.

I–1 |
Pengendalian dan evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan dilakukan dengan
pendekatan yang menekankan pada pencapaian kinerja (performance base) berdasarkan
rencana pencapaian kinerja yang ditetapkan dalam perencanaan pembangunan. Pendekatan
ini dianggap lebih tepat jika dibandingkan dengan pendekatan pengendalian dan evaluasi
sebelumnya yang lebih menitik beratkan pada dimensi input (input base) atau berbasis pada
output (output base) saja. Sistem perencanaan berbasis kinerja (performance base)
melingkupi pengukuran pembangunan dari aspek keluaran (output), hasil (outcome) dan
dampak (impact). Terkait dengan perkembangan sistem pembangunan yang demikian,
maka pengukuran keberhasilan pembangunan dilakukan dengan mengukur indikator
output, outcome, dan impact. Untuk tu, maka diperlukan penetapan indikator pembangunan
yang menggambarkan aspek-aspek yang dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan
pembangunan. Evaluasi terhadap penyelenggaraan pembangunan provinsi dilakukan
dengan cara menganalisis dan menginterpretasi data penyelenggaraan pembangunan
provinsi serta penentuan capaian standar kinerja dari indikator pembangunan yang telah
ditetapkan sebelumnya.

Oleh karena itu, gubernur melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
mengemban tanggungjawab untuk melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan
yang telah disusun. Ketentuan mengenai keharusan melakukan evaluasi pembangunan atas
pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan, dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan. Evaluasi kinerja pembangunan juga merupakan suatu instrumen untuk
menilai apakah strategi pencapaian sasaran pembangunan telah dilaksanakan dengan baik
dan optimal. Evaluasi kinerja pembangunan ini difokuskan pada pencapaian kinerja
pembangunan untuk rentang waktu tertentu berdasarkan ukuran atau target kinerja yang
disusun sebelumnya.

Salah satu cara untuk mengukur kinerja organisasi pemerintah daerah dalam melaksanakan
pembangunan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pengukuran Value for
Money. Namun demikian pendekatan ini memiliki kelemahan karena hanya menekankan
pada capaian dari sisi aspek keuangan. Oleh karena itu, untuk menutupi kelemahan ini dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan pengukuran kinerja Value for Money yang
diperluas, dengan memasukkan pengukuran pencapaian terhadap indikator kinerja yang
ditetapkan. Dengan demikian, pendekatan pengukuran kinerja sebagai evaluasi kinerja
pembangunan tidak saja menekankan pada aspek keuangan tetapi juga dari aspek non
keuangan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka evaluasi kinerja pembangunan daerah Provinsi Riau
untuk tahun 2016 ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan Value for Money
(keuangan) terhadap pencapaian output atau outcome pembangunan. Pendekatan ini
digunakan untuk melihat apakah peningkatan atau penurunan anggaran yang digunakan
I–2 |
dapat meningkatkan kinerja pada organisasi pemerintah daerah. Pengukuran ini menjadi
penting untuk memahami apakah organisasi pemerintah daerah memiliki pemahaman
terhadap kebutuhan anggaran (sebagai input) dalam mencapai target kinerja (sebagai
output). Dengan demikian, setiap organisasi pemerintah daerah akan dituntut untuk
mencapai hasil pembangunan yang terus meningkat untuk mewujudkan visi pembangunan.
Hal ini dimaksudkan agar fokus maupun orientasi aktivitas birokrasi tidak hanya pada
administratif saja, tetapi harus bergeser kearah manajemen pembangunan. Dengan
demikian, maka prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas, maupun ekonomis (3E) dalam
pelaksanaan seluruh aktivitas maupun penggunaan sumberdaya organisasi harus terukur
untuk mencapai hasil-hasil pembangunan.

1.2 LANDASAN HUKUM


a) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421),

b) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700),

c) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244),

d) Peraturan Pemerintah No 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan


Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

e) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara


Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817),

f) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan


Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517),

g) Keputusan Gubernur Riau Nomor 865 Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja
Utama Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Riau 2014-2019.

h) Peraturan Gubernur Riau Nomor 113 Tahun 2016 tentang tentang Penetapan
Indikator Kinerja Program Pembangunan Provinsi Riau.

I–3 |
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dari kegiatan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Riau Tahun
2016 adalah untuk mengukur kinerja pembangunan Provinsi Riau selama tahun 2016.
Capaian kinerja digambarkan dari kinerja penggunaan anggaran (keuangan) dan kinerja
pencapaian indikator pembangunan. Analisis capaian kinerja dilakukan untuk interpretasi
data penyelenggaraan pembangunan Provinsi Riau dan penentuan capaian standar kinerja
untuk setiap urusan pemerintahan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Riau
pada tahun 2016. Adapun tujuan kegiatan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi
Riau tahun 2016 ini adalah:

1. Menganalisis capaian kinerja penyerapan anggaran program dan kegiatan


pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada tahun 2014 hingga 2016

2. Menganalisis kinerja pembangunan melalui capaian Indikator Kinerja Utama


(IKU) pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada tahun 2015 hingga 2016

3. Menganalisis elastisitas pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) terhadap


penyerapan anggaran pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada tahun
2016.

4. Merumuskan rekomendasi tindak lanjut dalam peningkatan kinerja


pembangunan daerah.

1.4 KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Daerah Provinsi Riau tahun 2016 ini adalah laporan yang berisi antara lain:

1. Informasi dan data program dan kegiatan serta penyerapan jumlah anggaran
pada setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada lingkungan Pemerintah
Provinsi Riau tahun 2014 dan 2016.

2. Informasi dan data serta analisis tentang pencapaian Indikator Kinerja Utama
(IKU) pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah
Provinsi Riau tahun 2015 dan 2016.

3. Informasi dan analisis efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran terhadap


pencapaian kinerja pembangunan daerah sesuai dengan Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau tahun 2016.

4. Saran dan rekomendasi manajemen pengelolaan anggaran pada setiap


Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau
untuk memaksimalkan pencapaian kinerja pembangunan daerah.

I–4 |
1.5 SISTEMATIKA LAPORAN
Sistematika laporan kegiatan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Riau tahun
2016 ini akan disesuaikan dengan struktur analisa dan pembahasan seperti yang dijelaskan
dalam tujuan kegiatan ini. Adapun sistematika laporan disusun sebagai berikut:

Bab 1: Pendahuluan

Menguraikan latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan dan sistematika
laporan

Bab 2 : Pendekatan dan Analisis

Menguraikan telaah konsep dan metodologi analisis evaluasi kinerja pembangunan

Bab 3 : Metode Evaluasi

Menguraikan tentang metode evaluasi dan kriteria penilaian yang digunakan

Bab 4: Analisis Kinerja Anggaran dan Pembangunan

Menguraikan tentang rincian jumlah dan kinerja penyerapan anggaran program


dan kegiatan Pembangunan Provinsi Riau dan perubahan capaian IKU tahun 2014,
2015 dan 2016.

Bab 5 : Analisis Pelaksanaan Program Kegiatan dan Elastisitas Capaian IKU


OPD

Menguraikan tentang analisis kinerja keuangan dan kinerja pencapaian IKU serta
tingkat elastisitas pencapaian IKU OPD

Bab 6 : Kesimpulan dan Rekomendasi

Menguraikan kesimpulan dan rekomendasi serta tindak lanjut yang dapat


dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan anggaran
dalam pembangunan daerah Provinsi Riau.

I–5 |

You might also like