You are on page 1of 52

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM IDENTIFIKASI GULMA

Mata Kuliah Ilmu Gulma

KELAS A

Annisa Rahma F (150510160011)

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
Ageratum conyzoides L

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Ageratum conyzoides L.
 Nama umum : Great weeds, white weeds, chick weed
 Nama lokal : Babandotan (Sunda); Bandotan (Jawa), Dus bedusan (Madura)

B. Deskripsi

 Akar : Berakar tunggang


 Batang : Tumbuh tegak berbetuk bulat, berbuku dan berbulu halus pada
bukunya, bercabang, dapat mencapai tinggi 60-120 cm.
 Daun : Oval seperti telur, bergerigi dan berbulu halus, tangkai daun pendek.
 Bunga : Berkelompok seperti cawan, warna biru, violet, putih, mahkota
bunga berbentuk tabung sempit seperti lonceng berlekuk lima.
 Biji : Berwarna coklat
 Buah : Buah keras berwarna putih, runcing dengan gerigi lima buah dan
rambut bersisik lima buah
C. Habitat

Hidup di tempat kering, ketinggian kurang dari 1200 mdpl, suhu optimal 16-24 0C,
intensitas tinggi.

D. Perbanyakan : generatif dan vegetatif


E. Pengendalian : Kimiawi dengan menggunakan herbisida Dalapon, Paraguat.
Synedrella nodiflora L

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Synedrella nodiflora L
 Nama umum : synderella
 Nama lokal : Gletang warak, legetan (Jawa), jotang kuda (Sunda)

B. Deskripsi

 Akar : Memiliki sistem perakaran tungang.


 Batang : Batang tegak atau berbaring pada pangkalnya, bercabang
menggarpu berulang-ulang; tinggi hingga 1,5 m.
 Daun : Daun pada tanaman ini berada pada buku-buku batang dan saling
berhadapan, daun simpleks, tulang daun menyirip (penni nervis),
tepi daun bergerigi, daun keluar diantara dua buku, letaknya sejajar
bersebrangan, permukaan daun agak kasar karena memiliki
hillus/trichomata, monomorfiks.
 Bunga : Bunga majemuk terletak pada bongkol kecil, bertangkai pendek,
berisi 10–20 bunga yang berjejal-jejal; terletak terminal atau di
ketiak daun. Warna kuning muda dengan tajuk kuning cerah.
Tabung kepala sari coklat kehitaman.

C. Perbanyakan : Generatif dengan biji

D. Habitat : Tumbuh di hampir semua jenis tanah, ditempat yang mendapat cukup sinar
matahari atau ditempat yang ternaungi, dipinggir jalan

E. Pengendalian : Kimiawi dengan menggunakan Paraquat, amitrole dan 2,4,5-T


Oxalis berrelieri L.

A. Identifikasi
 Nama Ilmiah : Oxalis berrelieri L.
 Nama Umum : Cacalincingan
 Nama Lokal : Sumatera Daun asam kecil (Aceh) Calingcing (Sunda)

B. Deskripsi

 Akar : Tunggang, putih kekuningan.


 Batang : Berbentuk selindris, berambut, lunak, bulat, pendek, berumbi,
memilki tinggi batang antara 5-35 cm.
 Daun : Majemuk, bertangkai panjang, anak daun bentuk jantung,
permukaan halus, pertulangan menyirip, memiliki petiole yang
sangat pendek, hijau.
 Bunga : Majemuk, biseksual, actiomorfus, dan berambut, bentuk payung, di
ketiak daun, benang sari terletak didepan daun mahkota, berwarna
kuning.
 Biji : Kecil, ada 5-11 buah, hitam.

C. Perbanyakan : Generatif dengan biji

D. Habitat : Tumbuh di hampir semua jenis tanah, yang mendapat cukup sinar
matahari, ditempat yang ternaungi, dipinggir jalan, dilapangan terbuka dan
dipematang sawah.

E. Pengendalian : Secara kimiawi dengan menggunakan Paraquat, amitrole dan 2,4,5-


Alternanthera philoxeroides

A. Identifikasi
 Nama Lokal : Kremah air, katisem
 Nama Ilmiah : Alternanthera philoxerroides (Mas t) Griseb
 Nama Umum : Alligator weeds

B. Deskripsi
 Akar : Memiliki sistem perakaran tunggang.
 Batang :Batang berongga, sedkit lunak, berwarna hijau
kemerahan.
 Daun : Bentuk daun yakni berbentuk bulat oval, daunnya kecil-
kecil, tepi daun halus dan berbulu.
 Bunga : Bunga berbentuk bongkol, terdapat di ketiak dan tunggal.
Mempunyai tangkai dengan panjang 1-5 cm. Perhiasan
bunga berwarna putih terang, tidak berbulu-bulu, panjang
4-7 mm.

C. Perbanyakan : Generatif

D. Habitat: Hidup di sawah irigasi dan air yang arusnya tenang

E. Pengendalian: Pengendalian kimia dengan graxomone, para-cel


Bidens pilosa L

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Bidens pilosa L.
 Nama umum ; Spanish Needle, Blackjacks, Beggar ticks (Ingg.).
 Nama lokal : Acerang, ajeran, hareuga (Sd.); ketul, petul, ketulan, ketul kebo, ketul
sapi, jaringan, caringan (Jw.); lanci thuwa, lancing thuwa, cing-lancingan(Md.)

B. Deskripsi
 Akar : Memiliki sistem perakaran serabut.
 Batang : Tangkai berbentuk persegi empat, seringkali bercabang banyak,
tegak lurus, sedikit berbau harum,
 Daun : Daun berhadapan, daun bagian bawah berbentuk bulat telur
dengan ujung lancip, daun bagian atas berbentuk lanst berujung
runcing.
 Bunga : Bunga bertangkai panjang, mahkota bunga berwarna putih
dengan putik berwarna kuning, banyak tumbuh ditempat teduh
dan basah.

C. Perbanyakan : Secara generativ dan vegetatif

D. Habitat : tumbuhan ini menyukai tempat yang terbuka, agak terlindung, dan di tanah
yang agak lembap seperti kebun, ladang terbuka, dan pematang air. ketinggian tempat
1.250 mdpl.

E. Pengendalian : Dengan cara di cabut, dengan menggunakan herbisida purna tumbuh.


Bisa juga dengan melakukan pembakaran
Amaranthus Viridis

A. Identifikasi
 Nama Ilmiah: Amaranthus viridis L.
 Nama Umum:Bayam pasir
 Nama Lokal: Bayem

B. Deskripsi

D. Perbanyakan

E. Habitat

F. Pengendalian
Eleusine indica (L.) Gaertn.

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Eleusine indica (L.) Gaertn.
 Nama umum : Goose grass, wire grass, crawfoot grass
 Nama lokal : Carulang, rumput belulang

B. Deskripsi
 Akar : Perakaran serabut dengan cabang yang banyak.
 Batang : Batang membentuk rumpun sedikit pipih, tegak /
merambat, membentuk cabang, dan akar pada buku
terbawah, tinggi sekitar 12-85 cm.
 Daun : Helai daun panjang, bentuk garis, bagian pangkal tidak
menyempit, ujungnya runcing, pada bagian pangkal selalu
terdapat beberapa rambut panjang yang jarang, sering
melipat kedalam.
 Bunga : Bunga terdpat pada ujung batang, membentuk bulir
menjari dan berkumpul pada satu poros dan berseling.

C. Perbanyakan: Perbanyakan generatif dengan biji

D. Habitat: Tumbuh di tanah yang terbuka dan terkena sinar matahari, seperti di sawah,
kebun, dan tepi jalan.

E. Pengendalian: Kimiawi dengan herbisida dalpon


Euphorbia hirta L.

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Euphorbia hirta L.
 Nama umum : Hairy spurge, milk weed
 Nama lokal : Gelang susu, nanangkaan, kirinyuh

B. Deskripsi
 Akar : Sistem perakaan tunggang.
 Batang : Batang yang tumbuh tegak keatas, berbulu halus di
bagian ujung, dan bercabang di bagian pangkal.
 Daun : Bentuk daun yang berbentuk bulat oval, bagian tepi
bergerigi dan bagian bawah berbulu, daun tidak dihiasi
kelenjar aromatik, sistem pertulangan daunnya pinnate.
 Bunga : Bunga berkelompok membentuk karangan bunga yang
pendek.

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Tumbuh dilahan pertanian, lahan berpasir, dan tegalan

E. Pengendalian: Pengendalian dengan herbisida menggunakan 2,5 lb MSMA + 5 lb


Sodium Chorate dalam galon air dengan penyemprotan dilakukan setiap 5 minggu
Cyperus iria L

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Cyperus iria L.
 Nama umum : Prumpungan
 Nama lokal : Jeken, linggih alit

B. Deskripsi
 Akar : Perakaran serabut, bercabang banyak berwarna merah kekuningan.
 Batang : Batang tegak membentuk rumpun, tegak, membentuk
cabang, berbentuk cekungan, bersudut tajam, berumbai,
halus dengan tinggi mencapai 80 cm.
 Daun : Daun berbentuk garis dengan ujung meruncing, bagian
tepikasar, dan berambut di bagian pangkai helai.
 Bunga : Bunga terdapat di ujung batang dengan bulir menjari 3-5.

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Dataran tinggi dan dataran rendah, terutama pada tanah terbuka yang
terkena sinar matahari.

E. Pengendalian: Pengendalian kimia dengan herbisida menggunakan dalapon.


Setaria palmifolia

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Setari palmifolia
 Nama umum : Palmagres, Brisllegras, Broadleaved
 Nama lokal : Sawahan

B. Deskripsi
 Akar : Memiliki sistem perakaran serabut.
 Batang : Batang tumbuh menjalar atau menanjak hingga 100 cm.
 Daun : Daun berbentuk lanset, permukaan berbulu dan bagian
tepi kasar.
 Bunga : Bunga berbentuk malai dengan panjang 5-25 cm

C. Perbanyakan: Vegetatif dengan anakan

D. Habitat: Tumbuh dari tempat yang terlindung sampai agak terbuka. Sering menjadi
gulma dorman diperkebunan kopi, kakao dan karet

E. Pengendalian: Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan pemberian Assault


100 AS amazapir 100 g/l, Girdamn 300/100 AS iso Proplamina glisofat 300 g/l,dan
2,4 D amina 100 g/l.
Limnocharis flava (L.) Buchenau

A. Identifikasi
 Nama Ilmiah : Scirpus juncoides Roxb
 Nama Umum : Kambo mancik
 Nama Lokal : Babawangan, Wawalingian, Kucay.

B. Deskripsi
 Akar : Serabut.
 Batang :Ramping, biasanya selindris, lunak, berusuk
 Daun : Berselaput, miring seperti pedang, sering rudimenter, seperti lidah.
 Bunga : Inflorensia, spikelet 2-7 (konsisten), braktea bercelah disamping
seperti batang, ujungnya runcing. Spikelet bertangkai, seperti telur,
tebal dengan banyak bunga berjerami berwarna kecoklatan,
 Biji : Tidak lonjong, kuat, bikonvex, hitam mengkilap

C. Perbanyakan: Dengan biji, hydrochorous.

D. Habitat: Tempat terbuka yang lembab, tempat tergenang, sungai dangkal. Di Pulau
Jawa, kadang-kadang ditempat basah dan pada musim kemarau. 0-1.200 diatas
permukaan laut, jarang sampai 2.000 m. Dataran rendah-irigasi dan pematang sawah.

E. Pengendalian: Secara manual (diambil langsung).


Eichhornia crassipes (Mart) Solms

A. Identifikasi
 Nama Ilmiah : Eichhornia crassipens (Mart)
 Nama Umum : Oval leaved pond weed
 Nama Lokal : Eceng gondok

B. Deskripsi

 Akar : Memiliki akar serabut, berimpang dan tumbuh tegak.

 Batang : Batang berupa tangkai daun, tebal dan memiliki rongga-rongga


udara yang berdinding tipis.

 Daun : Pada daun, saat masih muda daun berbentuk panjang dan sempit,
setelah tua akan berbentuk bulat panjang dengan bagian pangkal
seperti jantung, panjang 2-12,5 cm dan lebar 0,5-10 cm.

 Bunga : Bunga pada tanaman ini berjumlah 3-25, terbuka secara serempak,
panjang hiasan bunga 11-15 mm, panjang tangkai bunga 4-25 mm.

C. Perbanyakan : Generatif dengan biji dan vegetatif dengan anakan

D. Habitat: Pada lahan sawah atau lahan yang tergenang air dan teduh

E. Pengendalian: Mekanik diambil dengan tangan dan kimia dengan herbisida


Pistia stratiotes L.

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Pistia stratiotes L.
 Nama umum : Watter lettuce, water cabbage
 Nama lokal : Kiapu

B. Deskripsi
 Akar : Akar beruapa akar adventicia yang menggantung di bawah roset
 Batang : Batang berupa stolon, roset, dan susunan daun.
 Daun : Daun tebal berklorofil, bagian tepi melekuk, berambut tebal dan lembut,
tulang daun sejajar. Membentuk pahatan seperti mawar.
 Bunga : Tipe bunga tongkol, muncul di ketiak daun, berwarna putih, tersusun dari
stenen tunggal.

C. Perbanyakan: Perbanyakan dengan biji dan stolon.

D. Habitat: Dataran rendah, sawah, rawa, dan air tenang.

E. Pengendalian: Dapat dikendalikan secara mekanik, fisik, dan kimiawi.


Ludwigia parennis L

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Ludwigia parennis L.
 Nama umum : Water primrose
 Nama lokal : Tapak dara atau cacabean

B. Deskripsi
 Akar : Perakaran tunggang.
 Batang : Batang berbulu, bersegi, tegak dan berwarna kemerah-
merahan.
 Daun : Daun berbentuk bulat memanjang dan lanset, letak
menyebar berselang-seling meruncing ke arah ujung.
 Bunga : Muncul di bagian ujung batang, berwarna kuning
berbentuk bulat dengan 4 buah mahkota

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Tumbuh didaerah lembab

E. Pengendalian: Pegendalian secara mekanik (dicabut) , dan kimawi (herbisida)


Monochoria vagnalis (Burrn. F)

A. Identifikasi
 Nama Ilmiah : Monochoria vagnalis (Burrn. F)
 Nama Umum : Monochoria, Pickerel-weed
 Nama Lokal : Eceng Leutik.

B. Deskripsi
 Akar : Mempunyai akar serabut, berimpang pendek, tumbuh
tegak

 Batang : Batang berupa tangkai daun, tebal dan memiliki rongga-


rongga udara yang berdinding tipis

 Daun : Pada daun, saat masih muda daun berbentuk panjang


dan sempit, setelah tua akan berbentuk bulat panjang
dengan bagian pangkal seperti jantung, panjang 2-12,5 cm
dan lebar 0,5-10 cm

 Bunga : Bunga pada tanaman ini berjumlah 3-25, terbuka secara


serempak, panjang hiasan bunga 11-15 mm, panjang
tangkai bunga 4-25 mm

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji dan vegetatif dengan anakan

D. Habitat: Banyak di sawah dan rawa

E. Pengendalian: Mekanik dicabut dan kimia dengan herbisida


Leptochloa chinensis

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Leptochloa chinensis
 Nama umum :
 Nama Lokal : Bobontengan
B. Deskripsi
 Akar : serabut

 Batang : ramping, berongga, tegak atau meninggi dari dasar bercabang

 Daun : halus, linier, panjang 10-30 cm, panjang membrane ligule 1-2

 Bunga : sempit oval, malai longgar, panjang poros utama 10-40 cm

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Lahan basah, rawa, atau sungai di daerah dataran rendah terbuka. Dapat
tumbuh di tanah berat atau ringan, sepanjang sungai dan saluran air,

E. Pengendalian: Mekanik dengan dicabut dan kimia dengan herbisida


Cyperus difformis

A. Identifikasi
 Nama umum : Welhiriya / smallflower
 Nama Ilmiah : Cyperus difformis
 Nama daerah : Payung- alang

B. Deskripsi
 Akar : Tipis banyak, segitiga, batang tegak akar – akar berserat.
 Daun : Biasanya ada beberapa , daun tipis di sekitar pangkal tanaman.
 Bunga : Bulat satu sampai tiga sentimeter lebar, mengandung sampai 120 bulir,
masing-masing panjang dan sebagian atau seluruhnya ditutupi pada 30 bunga bracted.
Bunganya coklat muda dengan daerah gelap coklat dan kadang-kadang warna
kekuningan atau keunguan

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Tumbuh liar di tempat terbuka / sedikit terlindung dari sinar matahari

E. Pengendalian: Dengan pengendalian mekanik/fisik persiapan lahan atau tanah


penyiangan,dicabut . Kimia kontrol - MCPA.
Fimbristylis miliacea Linn (Vahl)

A. Identifikasi
 Nama Ilmiah : Fimbristylis miliacea Linn ( Vahl )
 Nama daerah : Panon munding
 Nama Umum :

B. Deskripsi
 Akar : Berakar tunggang

 Batang : Bisa sama dengan daun dan bisa berbeda

 Daun : Memiliki tinggi 2 / 3 dari tinggi tanaman, tidak ada ligula,


pelepah berdaun lebar

 Bunga :Inflorescences anthela kompleks, biasanya membaur, branched,


perluasan keatas, kali luas sepanjang; scapes semampai, angularly
berjalur dan / atau yang dikompresi distally, 1-1,5 mm

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Ladang padi, dan ketinggian lebih dari 300mdpl

E. Pengendalian: Dapat secara mekanis dengan dicabut, kimia dengan herbisida dan
biologi
Polygala paniculata L.

A. Identifikasi
 Nama Ilmiah : Polygala paniculata L.
 Nama Umum : Milkwort
 Nama Lokal : Korejat

B. Deskripsi
 Akar Berakar tunggang

 Batang Bercabang banyak dan berkelenjar yang dapat mencapai


tinggi 50 cm.

 Daun Bentuk daunnya lanset 5-20 mm x 1-4 mm, ujung daun


runcing, berwarna hijau cerah. Perbungaan terletak di
ujung, berbentuk tandan dengan panjang 5-12 cm.

 Bunga Bunga putih atau ungu sering berwarna.

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat : Dapat ditemukan di daerah di daerah tropik, sub tropik, temperate dan di
pegunungan

E. Pengendalian: Kimia dengan herbisida, mekanik dengan pembabata


Erigeron sumatrensis Retz

A. Identifikasi
 Nama Ilmiah : Erigeron sumantrensis Retz
 Nama Umum : Red Tasself Flower
 Nama Daerah : Jalantir

B. Deskripsi
 Akar : Berakar tunggang

 Batang : Tegak, tinggi 20-250 cm

 Daun : Panjang bentuk sudip, lanset atau agak berbentuk garis, di


pangkal dan di ujung runcing pendek, kedua permukaan
berbulu, abu, bergerigi.

 Bunga : Majemuk, mahkota berbentuk corong kecil, kuning cerah.

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Tumbuh pada ketinggian 5-2.650 m dpl., padang rumput, pinggir jalan
kebun teh dan kina.

E. Pengendalian: kultur teknis, cara mekanis, cara hayati, penggunaan racun rumput
(herbisida), pengendalian gulma secara terpadu.
Tridax procumben L.

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Tridax procumben L.
 Nama umum : Coat button, tridax
 Nama lokal : Ketumpang (Sunda), (orang-orang (Jawa), Toroto (Madura), gletang,
jukut gagajihan

B. Deskripsi
 Akar : perakaran tunggang, berwarna putih.
 Batang : Batang berbentuk silindris, berwarna keunguan,
berbulu, daun tersusun berlawanan, tebal,.
 Daun : Daun tunggal, lonjong, berhadapan, tepi bergerigi,
ujung lancip, pangkal meruncing, pertulangan
menyirip, berbulu halus, bertangkai bulat
 Bunga :Bunga berbentuk lonceng dengan tangkai bunga yang
panjang, bunga tepi 5-6, berwarna putih, bunga
cakram banyak, berwarna kuning cerah.

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Tumbuh di lahan terbuka, lapangan dan di pinggir jalan

E. Pengendalian: Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan 1 lb 2,4 D dalam


galon air disemprotkan dengan interval waktu 4 minggu sekali
Phyllanthus debilis L

A. Identifikasi
 Nama Ilmiah : Phyllantus debilis L.
 Nama Umum :Meniran
 Nama Lokal :Jawa Meniran

B. Deskripsi
 Akar Berakar tunggang, putih kotor

 Batang Herbaceous, masif, bulat, licin, tak berambut, , hijau, cabang


tersebar dan berdekatan dengan daun.

 Daun Majemuk, berseling, anak daun 15-24, bulat telur, ujung tumpul,
pangkal membulat,, tepi rata, hijau sampai ungu, elips, petiolenya
sangat pendek, stipula triangular.

 Bunga Tunggal, dekat tangkai anak daun, menggantung, putih, daun


kelopak bentuk bintang, benang sari dan putik tidak nampak
jelas, mahkota kecil, memiliki 6 buah sepal, 2-3 stamen.

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Daerah semi samai basah, tepi jalan, sungai, kebun

E. Pengendalian Mekanis dengan dipotong dan secara kimiawi dengan menggunakan


1,1 Kg MSMA + 0,45 Kg 2,4-D + 2,3 Kg sodium klorat dalam 41 L air dengan
interval pembrian selama 4 minggu
Centella asiatica

A. Identifikasi
 Nama Ilmiah : Centella asiatica L.
 Nama Umum : Kaki kuda, pegagan,
 Nama Lokal :antanan

B. Deskripsi
 Akar Berakar tunggang, keluar dari setiap bonggol, dan
banyak bercabang.

 Batang Berupa batang pendek, percabangan batang merayap atau


stolon.

 Daun Tunggal, dalam susunan roset atau spiral, 2-10 daun,


bentuk ginjal, dengan pangkal yang melekuk ke dalam
lebar, tepi beringgit - bergigi, , pada pangkal berbentuk
pelepah.

 Bunga Tersusun dalam susunan payung, tunggal atau majemuk


terdiri dari 2-3, berhadapan dengan daun, bertangkai 0,5-
5 cm, semula tegak, kemudian membengkok ke bawah,
daun pembalut 2-3.

C. Perbanyakan: diperbanyak dengan biji dan stolon. Stolon dengan tangkai dan akar
biasa digunakan untuk tujuan kultivasi.

D. Habitat: Tersebar luas pada daerah tropik dan subtropik pada penyinaran matahari
yang cukup atau pada yang subur, sepanjang sungai

E. Pengendalian: Secara mekanik atau dengan herbisida


Borreria alata L.

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Borreria alata L
 Nama umum : Button Weed
 Nama lokal : Goletrak

B. Deskripsi
 Akar : Jenis rumput tegak yang panjang, berakar dalam dan tebal

 Batang : Rumput-rumputan yang tegak

 Daun : Daun berhadapan, bertangkai sangat panjang, berbentuk ellips


memanjang atau bulat telur, dengan kaki yang menyempit demi
sedikit

 Bunga : Bulir bertangkai pendek,. Daun pelindung dengan kuat menempel


kelopak, bertepi lebar serupa selaput. Kelopak bergigi 4, Tabung
mahkota melekukk dari sumbu bulir, panjang 1 cm, pecah dalam 2
kendaga.

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Hidup terutama di daerah dengan musim kemarau yang tegas, di tempat
cerah atau teduh sedikit, dengan ketinggian 1 – 1250 m.

E. Pengendalian: Mekanik dengan pembabatan, kimia dengan herbisida


Portulaca oleraceae

A. Identifikasi
 Nama Daerah : Gelang, krokot (Jawa)
 Nama Ilmiah : Portulaca oleracea L.
 Nama Umum :-

B. Deskripsi
 Akar : Berakar tunggang

 Batang : Batangnya bulat dan warnanya cokelat keunguan, panjangnya


dapat mencapai 50 cm.

 Daun : Tanaman ini berdaun tunggal, berdaging tebal, permukaannya


datar, tata letaknya duduk tersebar atau berhadapan, mempunyai
tangkai pendek. Bentuk daunnya bulat telur sungsang, ujung bulat
melekuk ke dalam, pangkalnya membaji, tepi rata

 Bunga : Bunga terletak di ujung percabangan, berkelompok terdiri dari 2


– 6 kuntum bunga, daun mahkotanya berjumlah lima, kecil-kecil
mempunyai warna kuning

C. Perbanyakan: Vegetatif dengan stek batang, generatif dengan biji.

D. Habitat: Tebing berbatu, lahan pertanian, perkarangan rumah, kebun, plot


pembibitan, daerah sekitar peternakan, retakan di trotoar

E. Pengendalian: Secara mekanik, secara kimia dengan herbisida atrazine 2,4 – 3,2
kg/ha, ametryn 2,4 – 3,2 kg/ha, paraquat, glyphosat.
Cyperus cuperoides (L

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Cyperus cuperoides (L).
 Nama umum : Nut grass & xiang fu zi
 Nama lokal : Teki ijem

B. Deskripsi
 Akar : Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang
menjadi umbi berwarna coklat atau hitam.

 Batang : Ada yang tumpul berbentuk segitiga dan tajam.

 Daun : Berisi 4 – 5 helai berjejal pada pangkal batang dengan pelepah


daun tertutup tanah

 Bunga : Berisi 10 – 40. Sekam dengan punggung hijau dan sisi coklat,
panjang lebih kurang 3 mm

C. Perbanyakan: Biji yang menyebar melalui angin, air, mekanisme pecahnya biji,

hewan serta manusia

D. Habitat: Tanaman ini dipulau Jawa tumbuh liar ditempat terbuka atau juga bisa
tumbuh ditempat yang sedikit terlindung dari sinar matahari

E. Pengendalian: Dicabut (mekanik) herbisida (kimia)


Axonopus compressus (sw) Beauv

A. Identifikasi

 Nama Ilmiah : Axonopus compressus (sw) Beauv.


 Nama Umum : Rumput Pahit.
 Nama Lokal : Rumput pahit ( Indonesia ), Jukut pait, papaitan ( Sunda), Rumput
pait ( Malaysia ).
B. Deskripsi

 Akar : akar serabut / adventicia, dengan bulu-bulu akar yang banyak dan
menempel pada tanah.
 Batang : Batangnya terdiri dari beberapa rumpun dan menempel pada
pangkal batang pada satu focus sehingga bentuknya seperti kipas
dengan pola batang yang menyebar.
 Daun : Daun tanaman ini berwarna hijau muda, pertulangan daun
sejajar/linier
 Bunga : Bunga yang muncul dalam malai, bentuk mirip bulir dan
bercabang dua atau lebih.

C. Perbanyakan: secara generatif, dengan biji, vegetatif yaitu batang atau berbuku-
buku.

D. Habitat: Tumbuh di lahan kering, pada dataran rendah sampai dataran tinggi 1400
mdpl serta tumbuh baik di tempat terbuka atau terlindung.

E. Pengendalian: secara mekanik, pembabatan, pencabutan, dan pengolahan tanah.


Sedangkan secara kimia : 2,5 lb MSMA + 2 lb Sodium chlorate dalam 60 galon air
Panicum repens L

A. Identifikasi
 Nama Ilmiah : Panicum repens L
 Nama Umum : Lalampuyangan
 Nama Lokal : Lalampuyangan

B. Deskripsi
 Akar : Berakar tunggang

 Batang : Kaku, Bulat, licin, panjang, berbuku-buku, berwarna


kuning kehijau-hijauan. Pada buku-buku muncul daun
yaitu pelepah daun

 Daun : Daunnya sempit, pada permukaan daunnya terdapat


bulu-bulu halus dan sering menggulung kedalam

 Bunga : bercabang dan agak terbuka, dengan ujung cabang yang


terbuka

C. Perbanyakan: Rimpang atau dengan biji

D. Habitat: Di pinggir sungai (lahan basah), pantai, dari pada tanah berpasir, dapat juga
tumbuh pada dataran tinggi, pada musim kering,, taman, ladang, kebun. Sering
tumbuh berlimpah pada ketinggian 0-2000 m. Dapat juga tumbuh di sawah

E. Pengendalian: Dengan cara di cabut, dengan menggunakan herbisida pra tumbuh dan
purna tumbuh, lahannya ditanami tanaman penutup
Dymaria vilosa

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Drymaria vilosa
 Nama umum : Drymary
 Nama lokal : Randa Nunut, Selaton (Jawa), Jukut ibun (Sunda)

B. Deskripsi
 Akar : Memiliki sistem perakaran serabut.
 Batang : Batangnya bercabang,berbuku-buku (pada bagian buku
muncul akar), panjjang, licin, dan merambat.
 Daun : Daun berbentuk bulat, tulang daunsejajar, : menerupai
kipas dan tepi tidak bergerigi.
 Bunga : Bunga berbentuk bulat kecil dan berwarna kuning.

C. Perbanyakan: Perbanyakan secara generatif dan vegetatif.

D. Habitat: Ditemukan pada daerah perkebunan, merupakan gulma pada perkebunan


teh

E. Pengendalian: Pengendlian secara kimiawi dengan menggunakan paraquat 0,25


kg/ha, bila diperlukan.
Brachiria mutica (Forsk.) Stapf

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Brachiaria mutica (Forsk.) Stapf
 Nama umum : Para grass (Africa, Australia, United States), Mauritius signal grass
(South Africa), Rumput Malela (Indonesia).
 Nama lokal : Rumput Malela

B. Deskripsi:
 Daun : Helai daun tegar, berbentuk garis atau garis-lanset, permukaan daun
berambut jarang. Warna helai daun hijau muda dan tepinya merah ungu.
 Bunga : Bunganya termasuk bunga majemuk. Tumbuh di ujung barang/cabang.
Sumbu utama persegi
 Buah : Buahnya berbentuk bulat telur, ujung runcing, berwarna hijau, dan sangat
kecil.
 Batang : Bagian terbawah tumbuh menjalar bagian teratas tumbuh tegak. Buku-buku
batang ditumbuhi rambut halus yang panjang, batang berwarna hijau pucat.
 Akar : Akar serabut (radix adventica), keluar dari pangkal batang, jumlahnya banyak
dan hampir sama besar, memiliki banyak rambut-rambut halus.

C. Perbanyakan: Secara generatif melalui biji

D. Habitat: Di lahan pertanian, ladang

E. Pengendalian: Secara Mekanis dengan cara memotong rumput, kimiawi melalui


penyemprotan herbisida dalapon, glyphosate
Rhynchelytrum repens (Willd) C.E Hubb.

A. Identifikasi
 Nama Ilmiah : Rhynchelytrum repens (wild) C.E Hubb
 Nama Umum : Natal Red–top
 Nama Daerah : Rumput dawai

B. Deskripsi
 Akar : Berakar serabut

 Batang : Batang tegak dan ramping dengan tinggi sekitar 9-30 cm

 Daun : Daun panjangnya sekitar 5-20 cm dan lebarnya 2-3 mm


ligulanya berambut antaraperbatasan ruas dan
daunnya. Bentuk daunnya meruncing ke arah ujung dan
berambut

 Bunga : Panjang bunga sekitar 10-20 cm berwarna putih, ungu


agak kemerah-merahan, merah muda. Bunga malai ada
pada ujung batang

C. Perbanyakan: Perbanyakan generatif dengan biji

D. Habitat: Tersebar luas di lahan terbuka yang kering, dan biasanya di tanah berpasir

E. Pengendalian: 2 aplikasi dari 2,5 lb MSMA +5 lb sodium Chlorat + pt surfactant


dalam 60 galon air dengan selang waktu 2 minggu. Penyemprotan dilakukan bila
diperluka
Ipomoea triloba L.

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Ipomeae triloba L.
 Nama umum : Aiea morning glory, little bell, pink convolvulus, pitted morning
 glory, three-lobe morning glory.
 Nama lokal : Rayutan

B. Deskripsi
 Daun : Daunnya berbentuk seperti jantung-hati, ujung daun runcing atau tumpul
permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua, permukaan bawah , berwarna hijau
muda
 Bunga : Bunganya berbentuk seperti terompet, berwarna putih atau merah
 Buah :Berbentuk buah telur yang di dalamnya berisi tiga butir biji.
 Batang : Berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, bercabang, berlubang, dan
banyak mengandung air.
 Akar :Memiliki sistem perakaran tunggang dan bercabang ke semua arah, dapat
menembus tanah hingga kedalaman 60-100 cm

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Banyak tumbuh di hutan

E. Pengendalian: Pengendalian dapat dilakukan secara mekanis dan kimiawi dengan


menggunakan herbisida
Rorippa indica (L.) Hierm

A. Identifikasi
 Nama ilmiah :. Rorippa indica (L.) Hiern
 Nama umum : variableleaf yellowcress.
 Nama lokal : Sawi langit

B. Deskripsi
 Daun : Daun bergerigi, helai daun lanset dan tidak teratur..
 Bunga : Bunga berwarna kuning terang. Sepal.
 Buah : Buah berbentuk lonjong dan ramping. Buah memiliki katup yang akan
membengkak saat matang. Dalam buah terdapat biji yang banyak berwarna coklat tua
 Batang : Batang tegak, umumnya bercabang
 Akar : Memiliki sistem perkaran tunggang

C. Perbanyakan: Secara generatif dengan biji

D. Habitat: Di ladang, dengan suhu lembab dan di hutan

E. Pengendalian : Pengendalian dapat dilakukan secara mekanis dan kimiawi dengan


menggunakan herbisida
Celosia argentie L.

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Celosia argentie L.
 Nama umum : Boroco
 Nama lokal : Bayam ekor belanda, Bayam kucing, Kutha

B. Deskripsi
 Akar : Memiliki perakaran tunggang.
 Batang : Batang bulat dengan alur kasar memanjang, bercabang banyak, warna hijau
atau merah.
 Daun : Berbentuk bulat telur memanjang, ujung lancip, pinggir bergerigi halus
hampir rata, berwama hijau atau warna merah.
 Bunga : Bebentuk bulir panjang 3 10 cm, warna merah muda/ungu, biji hitam agak
cerah, bunga tumbuh di ujung-ujung cabang.

C. Perbanyakan: Perbanyakan secara generatif dengan biji

D. Habitat: Tumbuh liar di sisi jalan, pinggir selokan, tanah lapang yang terlantar

E. Pengendalian: Pengendalian secara mekank, fisik dan kimiawi


Hyptis capitata

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Hyptis capitata Jacq.
 Nama umum : False ironwort
 Nama lokal : Hiptis, rumput knop

B. Deskripsi
 Akar : Memiliki sistem perakan yang berakar serabut.
 Batang : Batang tegak, lunak, dan berbulu halus, percabangan monopodial.
berwarna hijau tua.
 Daun : Daunnya tidak lengkap, tipe daun berdaun tunggal, tepi helaian
bergerigi, dengan ujung meruncing, urat daun menyirip, dan permukaan daun agak
kasar
 Bunga : Bunga dalam simosa. vertisi laster, l, kaliks umumnya persisten
dengan lobus, korola simpetal.

C. Perbanyakan: Perbanyakan secara vegetatif.

D. Habitat: Tumbuh di padang rumput, pinggir jalan, saluran air dan hutan terbuka.

E. Pengendalian: Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan menggunakan diquat 2-


3 kg/ha.
Oxalis corniculata L.

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Oxalis corniculata L.
 Nama umum : Schavenclever
 Nama lokal : Cacalingcingan, belimbing tanah

B. Deskripsi
 Akar : Memiliki sistem perakaran tunggang.
 Batang : Batang tegak merayap, dengan panjang 0,1-1,4 cm.
 Daun : Tangkai daun panjangnya 1,5-10 cm, pada pangkalnya melebar menjadi
pelepah dan anak daun berbentuk jantung.
 Bunga : Bunga berbentuk kecil seperti payung, benang sari di depan mahkota daun
lebih pendek dari pada lima lainnya, tangkai putik berambut. berwarnakuning
dan keluar dari ketiak daun.

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Tumbuh di tegalan, kebun, jalan setapak di hutan dan tumbuh


baik hingga ketinggian 1300 mdpl.

E. Pengendalian: Pengendalian secara kimiawi menggunakan herbisida trifuralin


dengan dosis 2-8 kg bahan aktif/ha.
Scirpus juncoides

A. Identifikasi
 Nama ilmiah Scirpus juncoides
 Nama umum bulrush
 Nama lokal Babawangan, kucaja (Sunda).

B. Deskripsi
 Akar : Memiliki akar rimpang.
 Batang : Batang berbentuk segitiga berwarna kekuning-kuningan.
 Daun : Daun berumpun berwarna hijau muda, terdapat 4 helai pada setiap tanama.
 Bunga : Bunga terletak pada terminal, dan memiliki jumlah spikelet berkisar antara 4
sampai dengan 20. Bunga memiliki panjang 7-12 mm dan lebar 4 mm.

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Rawa-rawa dan tempat-tempat terbuka, sepanjang roadsides, dan terutama


di sawah, di elevations dari permukaan laut hingga 150 m.

E. Pengendalian: Pengendalian secara mekanis, fisik, atau kimia.


Cyperus digitatus Roxb.

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Cyperus digitatus Roxb.
 Nama umum : Red-root flat sedge, Finger flat sedge
 Nama lokal : Tetuding (Kalimantan)

B. Deskripsi
 Bunga : Perbungaan dalam sebuah anthelodium majemuk, spikelet kaku, berwarna
emas atau merah kecoklatan dengan panjang 0,5-1,2 cm, terdapat 3 buah benang sari.
 Buah : Buah keras, berwarna abu kekuningan yang panjangnya 0,8-1 mm.
 Batang : Batang tegak, berumbai, atau tunggal dengan ketinggian mencapai 1,5 meter,
diameter batang berkisar antara 3-7 mm, berbentuk segitiga
 Akar : Sistem perakaran serabut. Akar membentuk rimpang berkayu yang pendek,
horizontal, ditutupi oleh sisik coklat atau coklat gelap.

C. Perbanyakan: Secara generatif melalui bij

D. Habitat: Tersebar luas di lahan terbuka yang kering

E. Pengendalian: Secara mekanis melalui pencabutan secara langsung menggunakan


tangan dan secara kimia menggunakan herbisida dengan dosis tertentu.
Imperata cylindrica (L) Beauv

A. Identifikasi

 Nama Ilmiah : Imperata cylindrica (L) Beauv


 Nama Umum : Australia bloody grass
 Nama Lokal : Alang-alang

B. Deskripsi

 Akar : Serabut
 Batang : Rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak membentuk satu
perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang.
 Daun : Tunggal, pangkal saling menutup, helaian; berbentuk pita, ujung
runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang
 Bunga : Susunan majemuk bulir majemuk, agak menguncup, putih
kekuningan atau ungu. Putik: kepala putik berbentuk bulu ayam.
 Buah : Tipe padi. Biji: berbentuk jorong, panjang 1 mm lebih. Waktu
berbunga : Januari - Desember.
C. Perbanyakan: Dengan biji dan rimpang

D. Habitat : pada daerah-daerah terbuka atau setengah tertutup; rawa-rawa; pada tanah
dengan aerasi yang baik; di tepi sungai; ekstensif pada hutan sekunder; daerah bekas
terbakar;perladangan; taman dan perkebunan.

E. Pengendalian: herbisida yang paling ampuh memberantas alang-alang yaitu Dalapon


dan Glyposate
Cynodon dactylon (L)

A. Identifikasi
 Nama Ilmiah : Cynodon dactylon (L) Pers
 Nama Umum : Devil grass
 Nama Lokal : Kakawatan

B. Deskripsi

 Akar :Memiliki perakaran dalam, dapat mencapai 2 m atau panjangnya 47 – 59 inchi


(120 – 150 cm), kebanyakan memiliki panjang 24 inchi (60 cm) di bawah
permukaan tanah.
 Batang :Kaku Tipis dan ramping, berwarna ungu.
 Daun : Daun berwarna hijau keabu-abuan daun,. berdaun lebat. Daun ada yang
berbulu dan ada yang tidak berbulu, halus.
 Bunga :Tipe bunga malai menjari

C. Perbanyakan: potongan-potongan stolon dan rhizom, biji

D. Habitat: didaerah kering hanya terdapat pada tanah-tanah beririgasi atau tepi-tepi
sungai. Tumbuh ditanah-tanah yang berpasir sampai berlemoung

E. Pengendalian: Kimia dengan herbisda


Paspalum conjugatum

A. Identifikasi

 Nama ilmiah : Paspalum conjugatum


 Nama umum : Jukut pahit
 Nama lokal : Jukut pahit

B. Deskripsi
 Batang : Padat agak pipih, tidak berbulu, warnanya hijau bercorak ungu, tumbuh tegak
berumpun, membentuk geragih yang bercababang-cabang.
 Akar : Serabut, banyak dan halus
 Daun : Helai daun berbentuk pita atau pita-lanset uungnya lancip, berbulu sepanjang
tepinya dan permukaannya.Daun berwarna hijau atau bercorak ungu,
berbentuk lunas perahu yang sangat pipih, tepinya bebulu halus.
Lidah daun : Pendek, romping, berbulu halus, trasparant.
 Bunga : Tandan (racemosa) hampir selalu tumbuh berhadapan di satu titik
(conjugate). Sumbu dan susunan buliran sisi belakang berwarna hijau mengkilap,
dibagian ujung menyampit dan mongering.

C. Perbanyakan: Vegetatif dengan geragih

D. Habitat: Tumbuh pada lokasi yang tidak terlalukering tapi juga tidak terlalu basah
(becek) , dengan cahaya matahari cukup

E. Pengendalian: (mekanik) pembabatan atau pemangkasan pada gulma, (kimia)


herbisida
Themeda arguens (L) Hack

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Themeda arguens (L) Hack
 Nama umum : Lassea tassed grass
 Nama lokal : Memerakan

B. Deskripsi
 Akar : Memiliki sistem perakaran serabut, menjalar dan berbentuk seperti benang
(filimorfis).
 Batang: Batang kaku dan ramping
 Daun : Helaian daun berbentuk garis, tulang daun sejajar, tepinya kasar dan runcing,
bagian pangkal berbulu panjang dan berwarna hijau.
 Bunga: Bunga berupa tandan yang tersusun padat dan muncul dari ketiak daun pada
buku-buku teratas. warna kemerahan atau keunguan, bercabang halus menyebar,
spikelet tertutup oleh rambut tipis, tangkainya ramping dan beberapa rambut halus
dan panjang di ujung.

C. Perbanyakan: Perbanyakan generatif (biji) dan vegetatif (stolon)

D. Habitat: Hidup di tempat terbuka, ladang, padang rumput dan lahan pertanian.

E. Pengendalian: Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakab Rubf H


500 Hsb, Unhex sp., Esteron 4 sp.
Eragrotis tenella (L) Beaur

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Eragrotis tenella (L) Beaur
 Nama umum : Oil grass, Japanese baegrass
 Nama lokal : Rumput minyak

B. Deskripsi
 Akar : Memiliki perakaran serabut.
 Batang : Batang berukuran kecil, berkelompok, berbentuk bulat
dan berbuku-buku, permukaan licin dan mengkilap.
 Daun : Daun berwarna hijau, tulang daun sejajar, tepi daun rata
diantara pelepah daun helaian daun terdapat lidah daun.
 Bunga : Bunga inflorescentia (majemuk), biseksual, tangkai
bunga berbentuk silinder.

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Tumbuh dari tempat yang terbuka, padang rumput, pinggir jalan dan lahan
pertanian

E. Pengendalian: Pengendalian secara kimiawi dengan penyemprotan 2.5 lb MSMA +


Sodium Klorat dalam 60 Galon air dengan interval 4 minggu.
Richardia brasiliensis Gomez

A. Identifikasi

 Nama ilmiah : Richardia brasiliensis Gomez


 Nama Umum : Botton weed
 Nama Lokal : Goletrak beuti

B. Deskripsi

 Akar : Berakar tunggang.


 Batang : Berbentuk persegi panjang, seperti kawat memanjang diatas tanah,
berwarna agak keunguan, memiliki batang antara 15-60 cm.
 Daun : Bentuknya tunggal, tepi daun melebar benbentuk polong atau
membujur ke arah titik ujung dan bertulang daun menyirip.
 Bunga : Majemuk, biseksual, actiomorfus, tabung mahkotanya berwarna
putih dan memiliki sepal yang pendek.
 Buah : Buahnya berambut ditengah-tengah bagian atas.

C. Perbanyakan: Secara generatif dengan menggunakan biji.

D. Habitat: Tumbuh dipinggir jalan, dilapangan terbuka dan dipematang sawah.

E. Pengendalian: Secara kimiawi dengan menggunakan Diuron dan Surfactan


Aeschynomone indica L

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Aeschynomone indica L
 Nama umum : -
 Nama lokal : Katisem

B. Deskripsi

 Akar : Tunggang, sub-semak, umumnya perakaran tidak tebal dan dalam.

 Batang : Batang ramping dan lebar

 Daun : Daun sensitif,lonjong dan berwarna hijau

 Bunga : Standar kuning atau keputihan, sebagian besar berjajar dan diliputi
dengan luar merah, atau keunguan

C. Perbanyakan : Perbanyakan generatif dengan biji.

D. Habitat : Sebagian besar ditemukan di tempat-tempat basah dan kering

di dataran banjir, di rawa musiman dan sekitar pinggiran rawa

Pengendalian : Secara kimia,mekanik dan biologi


Clome rutidospermae D. C.

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Cleome rutidospermae D.C.
 Nama umum : Spiderplant
 Nama lokal : Maman ungu, lado-lado (Minang), Ancang-ancang (Sunda), Mamang
(Jawa).

B. Deskripsi
 Akar : Memiliki sistem perakaran serabut.
 Batang : Batang tegak,berbulu, berbentuk seperti kapsul, dan
tinggimencapai0,15 -0,80 m
 Daun : Daun berbentuk telur terbalik, memanjang atau bulat.
 Bunga ; Bunga majemuk, berkelamin ganda, kelopak bunga
berbentuk corong, mahkota bunga sepeti cakar.

C. Perbanyakan: Secara generatif dengan biji

D. Habitat: Ditemukan di pinggir jalan, sawah, ladang. Juga ditemukan hidup sebagai
epifit pada batu dan kayu

E. Pengendalian: Pengendalian secara kimiawi dapat menggunakan MSMA dan 2,4 D


Tridax procumbens L.

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Tridax procumbens L.
 Nama umum : Coat button, tridax
 Nama lokal : Ketumpang (Sunda), (orang-orang (Jawa), Toroto (Madura), gletang,
jukut gagajihan

B. Deskripsi
 Akar : perakaran tunggang, berwarna putih.
 Batang : Batang berbentuk silindris, berwarna keunguan, berbulu,
daun tersusun berlawanan, tebal, berbentuk bulat telur
atau bulat panjang pinggir daun teratur bergerigi, berbulu
pada kedua permukaan.
 Daun : Daun tunggal, lonjong, berhadapan, tepi bergerigi, ujung
lancip, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, berbulu
halus, bertangkai bulat, hijau.
 Bunga :Bunga berbentuk lonceng dengan tangkai bunga yang
panjang, berwarna putih, bunga cakram banyak, berwarna
kuning cerah.

C. Perbanyakan: Generatif dengan biji

D. Habitat: Tumbuh di lahan terbuka, lapangan dan di pinggir jalan

E. Pengendalian: Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan 1 lb 2,4 D dalam


galon air disemprotkan dengan interval waktu 4 minggu sekali
Cyperus kyllingia L.

A. Identifikasi
 Nama ilmiah : Cyperus kyllingia L.
 Nama umum : White Kyllingia, Nut grass
 Nama lokal : Teki kenop, wedulan, juut pendul

B. Deskripsi
 Akar : Memiliki rimpang, umbi menjalar, berbentuk kerucut yang
besar pada pangkal, berwarna cokelat, berambut halus
 Batang : Memiliki batang berbentuk segitiga, padat, licin, tumpul,
 Daun : Daun terdiri dari 4 – 10 helai berjejal pada pangkal batang
membentuk roset akar, dengan pelepah daun tertutup tanah,
helaian daun berbangun pita bertulang sejajar, tepi rata dan
permukaan berwarna hijau mengkilat.
 Bunga : Bungan berbentuk bulir dengan 3 sampai 10 bulir kecil yang
mempunyai 8-25 bunga yang berkumpul membentuk payung,
warna kuning atau coklat kekuningan.

C. Perbanyakan: Perbanyakan generatif dengan biji dan vegetatif dengan stolon

D. Habitat: Tumbuh liar di tempat terbuka / sedikit terlindung dari sinar matahari dan
pada ketinggian 1-1000 m dpl pada bermacam-macam tanah.

E. Pengendalian: Pengendalian dengan herbisida dapat menggunakan roundup dan


paracol

You might also like