Professional Documents
Culture Documents
Lensa merupakan suatu struktur bikonveks, avaskuler, tidak berwarna dan hampir
transparan sempurna. Lensa memiliki ketebalan sekitar 4 mm dengan 9 mm. Jaringan
ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam mata dan bersifat
bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus
cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadi
akomodasi. (voughan, sidarta ipski)1,2
Lensa tergantung pada zonula di belakang iris, zonula tersebut menghubungkan lensa
dengan corpus siliaris. Di sebelah anterior lensa terdapat aqueous humor dan di sebelah
posterior terdapat vitreus. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk
serat lensa didalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa secara terus-
menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa
sehingga membentuk nukleus lensa. (voughan, ipski) 1,2
Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat
lensa yang tertua didalam kapsul lensa. Didalam lensa dapat dibedakan nukleus
embrional, fetal dan dewasa. Di bagian luar nukleus terdapat serat lensa yang lebih
muda yang disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan
nukleus lensa disebut korteks anterior dan yang terletak di belakang nukleus lensa
disebut korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi yang lebih keras
dibanding dengan korteks lensa yang lebih muda. 1,2
1. Kapsul
Kapsul lensa merupakan membran yang transparan dan elastik yang terdiri dari
kolagen tipe IV. Kapsul mengandung substansi lensa dan mampu untuk
membentuknya pada perubahan akomodatif. Lapisan terluar kapsul lensa yaitu
zonullar lamella juga berperan sebagai titik perlekatan untuk serabut zonular.
Kapsul lensa yang paling tebal ada pada bagian perrquatorial anterior dan
posterior dan paling tipis pada bagian kutub posterior sentral. Kapsul lensa
bagian anterior lebih tebal daripada kapsul bagian posterior pada saat lahir dan
meningkat ketebalannya seiring dengan berjalannya waktu. 1,2
2. Epitel lensa
Dibelakang kapsul lensa anterior adalah sebuah lapisan tunggal sel epitel. Sel-
sel ini aktif secara metabolis dan melakukan semua aktivitas sel yang normal,
yang mencakup biosintesis DNA, RNA, protein dan lemak; mereka juga
menghasilkan adenoid trifosfat untuk memenuhi kebutuhan energy lensa. 1,2
3. Korteks dan nukleus
Nucleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya
usia, serat-serat lamellar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-
kelamaan menjadi lebih besar dan kurang elastic. Nukleus dan korteks
terbentuk dari dari lamellae konsentris yang panjang. Garis-garis
persambungan yang terbentuk dengan persambungan lamella ini ujung-ke-
ujung berbentuk [Y] bila dilihat dengan slitlamp. Bentuk [Y] ini tegak di
anterior dan terbalik di posterior. Masing-masing serat lamellar mengandung
sebuah inti gepeng. Pada pemeriksaan mikroskop, inti ini jelas di bagian perifer
lensa didekat ekuator dan bersambung dengan lapisan epitel subkapsul. 1,2
Gambar. Anatomi lensa1
Enam puluh lima persen lensa terdiri dari air, dan sekitar 35%-nya adalah protein
(kandungan proteinnya tertinggi di antara jaringan-jaringan tubuh). Selain itu, terdapat
sedikit sekali mineral seperti yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya, kandungan
kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. 1,2
Gambar. Histologi dari lensa1
Fisiologi lensa
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk memfokuskan
cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris berelaksasi, menegangkan serat zonula
dan memperkecil diameter enteroposterior lensa sampai ke ukuran yang terkecil; dalam
posisi ini, daya refraksi lensa diperkecil hingga berkas cahaya pararel akan terfokus ke
retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi
sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang elastic kemudian
mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya biasnya.
Kerjasama fisiologis antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk memfokuskan
benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan bertambahnya usia,
kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang1,2
cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana
penglihatan seperti tertutup air terjun.5 Katarak adalah kekeruhan lensa yang
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
B. PATOLOGI
protein. Hasil dari agregasi protein secara tiba tiba mengalami fluktuasi
Tiga tipe katarak terkait usia adalah nuclear, kortical, dan subkapsular
posterior katarak. Pada beberapa pasien penggabungan dari beberapa tipe juga
ditemukan.
(brunescent nuclear cataract). Ini menjadi batas tepi dari coklat kemerahan
sehingga lensa menjadi cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks
lensa. Ini penting untuk dicatat bahwa pasien dengan katarak kortikal
cenderung untuk hyperopia dibandingkan dengan pasien dengan katarak
nuclear.
kabur pada kondisi cahaya terang, serta pandangan baca menurun. Banyak
C. GEJALA KLINIS
penglihatan bervariasi, tergantung pada jenis dari katarak ketika pasien datang.
kontras terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari hingga
dekat mereka dan kurang membutuhkan kaca mata baca, keadaan ini
disebut dengan second sight. Secara khas, perubahan miopik dan second
pada bagian tengah dari lensa, yang sering memberikan gambaran terbaik
D. Diagnosis
besar katarak tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi cukup
pada stadium perkembangannya yang paling dini, dapat diketahui melalui pupil
slitlamp.1
Fundus okuli menjadi semakin sulit dilihat seiring dengan semakin
padatnya kekeruhan lensa, sampai reaksi fundus sama sekali hilang. Pada
stadium ini katarak biasanya telah matang dan pupil mungkin tampak putih.2
sinar celah (slit-lamp), funduskopi pada kedua mata bila mungkin, tonometer
infeksi pada kelopak mata, konjungtiva, karena dapat penyulit yang berat
E. Stadium
1. Katarak insipien, kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju
subkapsular posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan korteks berisi
lensa yang degeneratif menyerap air. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi
korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya bertambah, yang
glaukoma sekunder.
3. Katarak matur, pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa.
Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila
katarak imatur tidak dikeluarkan, maka cairan lensa akan keluar sehingga
lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi kekeruhan lensa yang lama
degenerasi lanjut, dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa
yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil,
berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan
hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses katarak berlanjut
disertai dengan penebalan kapsul, maka korteks yang berdegenerasi dan cair
lensa karena lebih berat, keadaan tersebut dinamakan katarak Morgagni 2,4,5
Gambar 6. Nukleus yang berwarna coklat sudah turun di dalam korteks yang mencair.
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika
kala cukup dengan mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang
hewan. Obat anti katarak lainnya sedang diteliti termasuk diantaranya agen
dari metode yang kuno hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Hampir
bersamaan dengan evolusi IOL yang digunakan, yang bervariasi dengan lokasi,
posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE)
dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan
secara umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering
depindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang
metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan
dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan
ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang
isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga
massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini
prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca,
sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular
edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan
pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul
3. Phakoemulsifikasi
kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-
telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat
dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak
katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan
keuntungan incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan
okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu.
sebagai berikut:
Lensa kontak
Lensa intra okular, yaitu lensa permanen yang ditanamkan di dalam mata
pada saat pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang telah diangkat.
Jika digunakan teknik insisi kecil, maka penyembuhan pasca operasi biasanya
lebih pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi
mengangkat benda berat selama sekitar satu bulan, olahraga berat jangan
dilakukan selama 2 bulan. Matanya dapat dibalut selama beberapa hari pertama
pasca operasi atau jika nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca
3. Obat tetes mata streroid. Obat yang mengandung steroid ini berguna
bedah.
kaki keatas.
I. KOMPLIKASI5
Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi
cairan yang keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan
(edema kornea perifer dengan daerah sentral yang bersih paling sering)
endoftalmitis.
d. Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi
a. Ablasio retina
J. PENCEGAHAN 2,8
dicegah atau dihindari. Edukasi dan promosi tentang masalah mata dan cara
mata, sebagai salah satu penyebab katarak. Hasil penelitian yang dilakukan
terhadap 3.000 orang dewasa selama lima tahun menunjukkan, orang dewasa
C dan E selama lebih dari 10 tahun, ternyata risiko terkena katarak 60% lebih
kecil. 2
Seseorang dengan konsentrasi plasma darah yang tinggi oleh dua atau
tiga jenis antioksidan ( vit C, vit E, dan karotenoid) memiliki risiko terserang
katarak lebih rendah dibandingkan orang yang konsentrasi salah satu atau lebih
(vitamin B2) berisiko lebih tinggi terserang katarak. Menurut Farida, ribovlafin
K. PROGNOSIS
sangat jarang. Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah
katarak resiko ini kecil dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada
pembedahan dengan ECCE atau fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam
DAFTAR PUSTAKA
1. Murril A.C, Stanfield L.D, Vanbrocklin D.M, Bailey L.I, Denbeste P.B, Dilomo
association: U.S.A
2. Vaugan G. D, Asbury T, Eva R.P. (2000). Oftalmologi umum. Bab.20 lensa hal
2010
2006). Lens and Cataract. Chapter 5 Pathology page 45-69. Section 11. American
5. Ilyas S. (2007). Ilmu Penyakit Mata. Tajam penglihatan, kelainan refraksi dan
hal 19.
November 2010.
12. Wijana, Nana S.D, Ilmu Penyakit Mata, Cetakan ke-6, Penerbit Abadi Tegal,