Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
DWI CAHYANINGSIH
NPM. 1006823192
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Ilmu Keperawatan
DWI CAHYANINGSIH
NPM. 1006823192
NPM : 1006823192
ii Universitas Indonesia
NPM : 1006823192
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran kelahiran bayi
berat lahir rendah (BBLR) di RSUD kabupaten Bekasi”. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Keperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Saya
menyadari bahwa tidak sedikit mengalami hambatan dan rintangan karena
keterbatasan kemampuan penulis. Namun berkat bantuan dan motivasi berbagai
pihak, skripsi dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Elfi Syahreni, S.Kp, M.Kep. Sp. Kep. An. selaku dosen pembimbing
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan,
memotivasi, dan membimbing penulis dari awal hingga penyelesaian
penyusunan skripsi ini.
2. Orang tua yang telah memberikan do’a dan semangat.
3. Ibu Eti Suriati, pengembang kuesioner yang digunakan dalam penelitian
ini.
4. Rekan-rekan Ekstensi 2010 yang telah bekerjasama dengan baik.
5. Eko Budiyono dan Aryasatya W.D., suami dan anakku tercinta yang
memberikan semangat dan merelakan waktu bersama sangat berkurang
untuk menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfat bagi
pengembangan ilmu keperawatan.
Penulis
iv Universitas Indonesia
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 10 Juli 2012
Yang menyatakan
(Dwi Cahyaningsih)
v Universitas Indonesia
vi Universitas Indonesia
The aim of this study was to identify the characteristics of LBW infant and mother
having LBW infant in RSUD Kabupaten Bekasi. It was chosen as it gave effect on
mortality as well as morbidity after giving birth. This study used a simple
descriptive design with total sampling technique. In got the sample, the researcher
took 21 respondents. Moreover, the researcher used questionnaire for getting data.
The univariant analysis of the 21 LBW infant giving births showed that the result
of characteristics were preterm infant, having low weight when she/he was born,
primipara, and twins. Meanwhile, the characteristics of mother having LBW
infant were low educated, low social-economic class, contaminated cigarette on
her pregnancy, and inadequate nutritions. Based on this study, there are some
recommends as follow: 1. Improve the knowledge and the skills of neonate’s
nurse, 2. Simplicity recommendation to management having complete facilities,
and 3. Referral system must be repaired.
vi Universitas Indonesia
2. STUDI KEPUSTAKAAN
2.1 Teori dan Konsep BBLR …………………………………… 8
2.2 Masalah yang Dialami BBLR ………………………………. 15
2.3 Dampak Perkembangan …………………………………….. 18
2.4 Kerangka Teori ……………………………………………... 21
4. METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian …………………………………………… 27
4.2 Populasi dan Sampel ………………………………………… 27
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………. 28
4.4 Etika Penelitian ……………………………………………… 28
4.5 Alat Pengumpulan Data ……………………………………… 31
4.6 Prosedur Pengumpulan Data ………………………………… 32
4.7 Pengolahan dan Analisa Data ………………………………… 33
5. HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian ……………………………………………….. 37
6. PEMBAHASAN
6.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian …………………….. 45
6.2 Keterbatasan Penelitian ………………………………………. 52
6.3 Implikasi Keperawatan ………………………………………. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
Prevalensi BBLR saat ini masih tinggi, yang dibuktikan dengan sejumlah
penelitian yang digunakan di Indonesia. Kelahiran bayi BBLR kurang bulan di
Indonesia berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2003 sebesar 90 per 1000 kelahiran. Prevalensi BBLR di Indonesia bervariasi
antara satu daerah dengan daerah lain. Depkes (2007) menyebutkan bahwa lima
provinsi mempunyai persentasi BBLR tertinggi adalah Provinsi Papua (27%),
Papua Barat (23,8%), NTT (20,3%), Sumatera Selatan (19,5%) dan Kalimantan
Barat (16,6%). Riset kesehatan dasar (Riskesdas) (2010) menemukan bahwa
prevalensi BBLR di Indonesia tahun 2010 adalah 11,1% dengan persentase
tertinggi adalah provinsi NTT (19,2%) dan terendah adalah provinsi Sumatra
Barat (6,0%), sementara persentase provinsi Jawa Barat 10,9%.
RSUD Kabupaten Bekasi adalah Rumah Sakit tipe C, sebagai rumah sakit
rujukan bagi Puskesmas, bidan praktek, klinik, dan dukun di wilayah Kabupaten
Bekasi. Di RSUD Kabupaten Bekasi, BBLR belum diteliti baik karakteristik
kelahiran maupun faktor risikonya. Berdasarkan data rekam medis diperoleh
jumlah bayi BBLR tahun 2009 adalah 150 bayi dan tahun 2010 jumlahnya
1 Universitas Indonesia
Gambaran kelahiran..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2012.
2
meningkat 212 bayi. Sampai bulan Juni 2011 jumlah kejadian BBLR adalah 92
bayi.
Kelahiran BBLR dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor ibu dan
janin. Faktor yang meningkatkan risiko BBLR antara lain (1) Berat badan ibu
yang rendah sebelum hamil, (2) Berat badan ibu rendah selama kehamilan, (3)
Ibu perokok, pengkonsumsi alkohol atau menggunakan obat-obatan selama
kehamilan, (4) Status sosial ekonomi rendah, (5) Umur ibu (risiko terhadap bayi
lebih besar pada ibu remaja dan usia lebih dari 40 tahun), (6) Komplikasi selama
kehamilan dan persalinan, seperti perdarahan dan toksemia, (7) Paritas,
resikonya lebih rendah pada kehamilan kedua, (8) Faktor antenatal, seperti
pekerjaan fisik yang terlalu berat, koitus, dan kurangnya perawatan medis, (9)
Ras, (10) Malformasi kongenital atau infeksi pada bayi, dan (11) Kehamilan
ganda (Dunn, 1984).
Universitas Indonesia
BBLR tidak hanya dipengaruhi oleh faktor janin dan maternal, tetapi lingkungan
juga dapat mempengaruhi kelahiran BBLR. Lingkungan yang menyebabkan
kelahiran BBLR antara lain lingkungan dengan tingkat sosial ekonomi rendah
dan lingkungan dengan polusi udara yang menggunakan bahan bakar padat
seperti biomass dan batubara. Collins, Wambach, David, dan Rankin (2008),
pada studinya menemukan bahwa wanita kulit putih non-latin dan Amerika-
Afrika yang tinggal seumur hidup di lingkungan berpenghasilan rendah adalah
faktor risiko BBLR. Penelitian lain yang menjelaskan pengaruh lingkungan
terhadap kelahiran BBLR dilakukan oleh Pope, et al. (2010), peneliti
menemukan risiko kelahiran BBLR berhubungan dengan polusi udara dalam
ruangan dimana prevalensi penggunaan bahan bakar padat seperti batubara
adalah sebesar 70% dari populasi.
Universitas Indonesia
jumlah kematian 16 bayi dari 27 bayi adalah bayi BBLR. Kematian bayi BBLR
di RSUD Kabupaten Bekasi meningkat dari tahun 2010 sampai 2011, terbukti
dalam waktu enam bulan dari bulan Januari sampai Juni 2011 kematian bayi
BBLR mencapai 16 bayi dari total kematian 27 dibandingkan dengan tahun
2010 dalam satu tahun jumlah kematian BBLR sebesar 17 dari total kematian 21
bayi. BBLR merupakan penyebab kematian neonatal tertinggi.
Universitas Indonesia
Dampak langsung dapat terlihat saat lahir dan pada masa neonatal yaitu
kematian dan kesakitan tinggi, BBLR berisiko mengalami masalah kesehatan
lanjut dan penurunan kualitas kehidupan. BBLR dengan pertumbuhan janin
terhambat akan mempengaruhi seseorang di sepanjang kehidupannya dan
dihubungkan dengan pertumbuhan yang lambat pada masa anak-anak (WHO &
UNICEF, 2004). Studi yang dilakukan oleh Bhutta, Cleves, Casey, Chradock,
dan Anand (2002); Moster dan Markestad (2008); Chy, Lee, Hintz, Gould, dan
Sutcliffe (2008); Morse, Zheng, Tang, dan Roth (2009); Petrini, Dias,
McCormik, Massolo, Green, dan Escobar (2009); Pallotto dan Kilbride (2006)
yang disampaikan oleh Sheree, Laura, dan Coleen (2011) menemukan bahwa
kelahiran kurang bulan berhubungan dengan gangguan kognitif, perilaku, dan
kondisi medis terjadi pada anak usia sekolah dan dewasa. Peneliti yang sama
melaporkan peningkatan risiko keterlambatan perkembangan, Cerebral Palsy,
keterlambatan kognitif, dan masalah perilaku dan emosi serta masalah terkait
sekolah pada bayi dengan kehamilan kurang bulan.
Universitas Indonesia
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pihak terkait antara lain
Manajemen RSUD Kabupaten Bekasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi,
Perawat Ruang Perinatologi RSUD Kabupaten Bekasi dan penulis.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BBLR dibagi menjadi dua golongan yaitu prematur murni/kurang bulan dan
pertumbuhan janin terhambat (Depkes, 2010), sedangkan Syaifuddin (2005)
dalam Syafrudin dan Hamidah (2009) membagi BBLR ke dalam dua golongan
yaitu prematur murni dan dismaturitas dengan karakteristik antara lain: (1).
Bayi prematur: berat lahir sama atau kurang dari 2500 gram, panjang badan
kurang atau sama dengan 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar
kepala kurang dari 33 cm, usia kehamilan kurang dari 37 minggu, kepala
relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis transparan, lanugo banyak, lemak
subkutan kurang, sering tampak peristaltik ususnya, tangisnya lemah dan
jarang, pernafasan tidak teratur, dan sering terjadi apneu; (2). Pada bayi
dismatur: terdapat perubahan ukuran panjang, berat badan, dan lingkar kepala
(Prawirohardjo (1999) dalam Syafrudin & Hamidah, 2009).
8 Universitas Indonesia
Gambaran kelahiran..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2012.
9
Selain kelahiran kurang bulan, kelahiran BBLR dapat terjadi pada bayi dengan
pertumbuhan janin terhambat. Faktor yang dapat menyebabkan pertumbuhan
janin terhambat dibagi menjadi dua yaitu faktor janin dan maternal. Faktor
janin terdiri dari faktor genetik, kelainan kromosom, kelainan bawaan
misalnya anencephal, infeksi bawaan contohnya rubella atau cytomegalovirus,
dan penyakit metabolisme seperti galaktosemia dan fenilketonuria. Faktor
maternal yang berperan pada BBLR dengan pertumbuhan janin terhambat
antara lain ibu dengan preeklampsia atau eklampsia, penyakit renovaskuler
kronis, penyakit vaskular, malnutrisi, ibu perokok, hipoksemia maternal, dan
faktor lain seperti sosial ekonomi rendah, usia ibu muda, insufisiensi plasenta,
berbagai masalah anatomis, dan kehamilan kembar. Santoso, Aditya dan
Retnoningrum (2009) mengungkapkan bahwa faktor risiko yang
menyebabkan kelahiran BBLR antara lain nutrisi ibu (malnutrisi), kehamilan
ganda, paparan asap rokok saat hamil, infeksi, usia ibu, komplikasi kehamilan,
usia kehamilan, sosial ekonomi yang rendah, pendidikan ibu, pengetahuan gizi
dan pelayanan antenatal.
Faktor penyebab BBLR yang pertama adalah nutrisi ibu. Ibu malnutrisi dapat
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Khosim, dkk. (2008)
mengemukakan ada dua variabel bebas yang diketahui mempengaruhi
pertumbuhan janin, yaitu berat ibu sebelum hamil dan pertambahan berat ibu
selama hamil. Ibu dengan berat badan kurang seringkali melahirkan bayi yang
berukuran lebih kecil daripada yang dilahirkan ibu dengan berat normal atau
berlebihan. Selama embriogenesis status nutrisi ibu memiliki efek kecil
terhadap pertumbuhan janin. Hal ini karena kebanyakan wanita memiliki
cukup simpanan nutrisi untuk embrio yang tumbuh lambat. Meskipun
demikian, pada fase pertumbuhan trimester ketiga saat hipertrofi seluler janin
Universitas Indonesia
dimulai, kebutuhan nutrisi janin dapat melebihi persediaan ibu jika masukan
nutrisi ibu rendah.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin kurang dari 10 g/dl
(Chapman & Durhan, 2010). Sutami dan Hardjito (2010) menemukan bahwa
sebagian besar kasus BBLR di Kediri disebabkan karena faktor ibu berupa
anemia. Santoso, dkk. (2009) menemukan bahwa status gizi pada ibu hamil
berhubungan secara bermakna dan merupakan faktor risiko terjadinya BBLR
kurang bulan.
Faktor penyebab yang kedua adalah penyakit ibu selama kehamilan seperti
preeklampsia turut menyumbang kelahiran BBLR. Preeklampsia
menyebabkan terjadinya retardasi janin bahkan kematian janin. Hal ini
dikarenakan preeklampsia dapat menyebabkan insufisiensi plasenta dan
hipoksia yang berpengaruh terhadap perkembangan janin. Silasi, Cohen,
Kamuranchi, dan Rana (2010) mengemukakan bahwa komplikasi sekunder
preeklampsia terhadap fetus meliputi intra uterin growth restriction (IUGR),
prematuritas, dan peningkatan risiko kematian perinatal. Hal ini didukung
penelitian yang dilakukan oleh Odell et al. (2006) menemukan bahwa
hipertensi kronik dan preeklampsia adalah faktor risiko yang kuat untuk
BBLR pada wanita Haiti dan Afrika-Amerika.
Faktor penyebab yang ketiga adalah kehamilan ganda. Sebagian besar bayi
yang lahir dengan kehamilan ganda merupakan bayi BBLR. Morgan dan
Universitas Indonesia
Faktor penyebab yang keempat adalah ibu perokok. Ibu perokok dapat
menyebabkan janin intra uterin hipoksia sehingga berisiko lahir dengan
BBLR. Sinclair (2010) menyampaikan risiko pajanan asap perokok lain pada
ibu, asap rokok orang lain menyebabkan seorang ibu memiliki risiko
melahirkan bayi BBLR dua kali lipat. Pendapat ini didukung hasil studi yang
dilakukan oleh Lasker, Coyle, Kuang Li, dan Ortynsky (2004), menyebutkan
bahwa ibu perokok mempunyai risiko melahirkan BBLR dibandingkan
dengan ibu yang bukan perokok.
Faktor penyebab yang kelima adalah infeksi, dimana infeksi virus tertentu
berhubungan dengan gangguan pertumbuhan janin. Khosim, dkk. (2008)
menyampaikan bayi-bayi yang menderita infeksi antara lain: rubella
kongenital dan sitomegalovirus (CMV) umumnya terjadi gangguan
pertumbuhan janin, tidak tergantung pada umur kehamilan saat mereka
dilahirkan. Talib dan Roestyati (2006) pada studinya menemukan bahwa
malaria memberikan risiko terjadinya BBLR sebanyak 11 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak malaria.
Faktor penyebab yang keenam adalah usia ibu. Remaja yang hamil cenderung
melahirkan bayi BBLR karena belum dapat memenuhi nutrisi yang diperlukan
selama kehamilan. Dikatakan usia kehamilan remaja jika seorang wanita
hamil pada usia kurang dari 20 tahun, sedangkan usia kehamilan ibu pada usia
reproduksi sehat adalah 20-35 tahun (Depkes, 2008). Anshor dan Ghalib
(2010) mengemukakan bahwa pada usia muda, risiko melahirkan BBLR bisa
Universitas Indonesia
dua kali lipat karena terjadi kompetisi makanan antara ibu hamil dan janin
yang justru masih dalam pertumbuhan dan organ reproduksinya belum matur.
Love, Collins, David, dan Rankin (2010) pada studinya menemukan bahwa
pada ibu kulit putih yang berumur kurang dari 20 tahun melahirkan bayi kecil
masa kehamilan dengan persentase lebih tinggi dibandingkan usia 20-35
tahun.
Faktor penyebab yang ketujuh adalah pertambahan berat badan ibu hamil
selama kehamilan mempengaruhi berat janin intra uterin. Lasker, et al. (2004)
menemukan bahwa pada ibu Latin yang mempunyai peningkatan berat badan
kurang dari 5 kilogram menghasilkan 5 kali lipat risiko BBLR dibandingkan
dengan peningkatan BB ibu kilogram dihubungkan dengan prevalensi BBLR.
Mereka juga menekankan perlunya perhatian yang lebih besar pada kondisi
ibu selama kehamilan, seperti perdarahan, berat badan rendah, dan ketidak
adekuatan kenaikan berat badan, prediksi signifikan dari prematuritas dan
kelahiran BBLR.
Universitas Indonesia
Faktor penyebab yang kesepuluh adalah paritas. Jumlah anak yang dilahirkan
dapat mempengaruhi berat badan bayi, dimana paritas adalah banyaknya
seorang ibu melahirkan anak selama masa reproduksi (Atriyanto, 2006).
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan baik hidup maupun mati, tunggal
maupun kembar. kehamilan yang berisiko adalah paritas satu atau lebih dari
tiga (Elizawarda, 2004).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Imaturitas paru dan fungsi residu mengakibatkan BBLSR dan BBLASR yang
mengalami ditress pernapasan lebih cepat berkembang menjadi gagal napas.
Warna kulit bayi sianosis sentral maupun sianosis akral. Sianosis sentral
mengindikasikan kekurangan oksigen. Periodik apnea adalah pola pernapasan
yang paling sering muncul. Napas berhenti selama 5-10 detik diikuti oleh
kompensasi pernapasan cepat 10-15 detik, dapat dibedakan dengan apnea
dimana napas berhenti selama 20 detik atau lebih.
2. Instabilitas suhu
Bayi kurang bulan dapat mengalami instabilitas suhu yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain: luas permukaan tubuh lebih besar dibandingkan
berat badan, minimnya lemak subkutan, cadangan lemak coklat yang terbatas,
penurunan atau tidak adanya refleks kontrol kapiler kulit (vasokonstriksi),
tidak adekuatnya aktifitas massa otot, tonus otot yang lemah menghasilkan
permukaan tubuh terpajan efek lingkungan yang dingin, imatur regulasi pusat
temperatur di otak, peningkatan insensible water loss, penurunan kemampuan
Universitas Indonesia
3. Hipoglikemi
Hipoglikemia dapat terjadi akibat berkurangnya simpanan glukosa dan
menurunnya produksi glukosa terutama pada neonatus dengan asfiksia
perinatal dan hipotermi atau stres dingin. Tanda hipoglikemia yang dapat
diamati adalah bayi tampak tidak tenang, gerakan tidak beraturan (jittering),
sianosis, kejang atau tremor, letargi, sulit menyusu, dan asupan yang buruk.
4. Jaundice
Jaundice atau ikterus pada neonatus dibedakan menjadi dua yaitu fisiologis
dan patologis. Dapat disebabkan oleh penurunan asupan enteral, stenosis
pilorik, atresia usus, hisrchsprung, kolestasis, dan atresia biliaris.
6. Gangguan neurodevelopmental
Sistem saraf pusat (SSP) dapat menjadi cedera akibat dari trauma lahir dengan
kerusakan struktur intrakranial yang imatur, perdarahan kapiler, gangguan
proses pembekuan darah, episode hipoksia dan hiperoksia berulang,
predisposisi terhadap hipoglikemia, dan dan fluktuasi tekanan darah. Pada
neonatus kurang bulan, fungsi neurologis tergantung pada umur gestasi,
dihubungkan dengan faktor kesakitan dan faktor predisposisi seperti asfiksia
intrauterin yang dapat menyebabkan kerusakan neurologi. Tanda klinis
disfungsi neurologis mungkin tersamar, baik spesifik maupun non spesifik.
Universitas Indonesia
Lima ketegori masnifestasi klinis yang harus dicermati antara lain: aktifitas
kejang, hiperiritabilitas, depresi SSP, peningkatan tekanan intrakranial dan
pergerakan abnormal.
7. Infeksi
Neonatus berisiko tinggi mengalami infeksi, baik tidak spesifi (peradangan)
maupun spesifik (imun) seperti gangguan fagositosis, terlambatnya respon
terhadap rangsang kimia, immunoglobulin A dan M sedikit atau tidak ada, dan
penurunan tingkat komplemen. Tanda dan gejala infeksi neonatal dapat
tersamar dan tidak spesifik, antara lain: temperatur tidak stabil (hipotermia dan
hipertermia), perubahan SSP (letargi, iritabilitas, dan perubahan tingkat
kesadaran), perubahan warna kulit (sianosis, kemerahan, mottling, dan
jaundice), instabilitas kardiovaskuler (perfusi buruk, hipotensi, bradikardi atau
takikardi, dan capillary refill memanjang), distress pernapasan (takipnea atau
bradipnea, apnea dan retraksi, napas cuping hidung, merintih), masalah
gastrointestinal (gangguan pemberian makan, muntah, diare, dan distensi
abdominal), instabilitas metabolik (glukosa tidak stabil dan asidosis
metabolik), serta tanda lainnya sepeti ketidakseimbangan elektrolit dan
peningkatan keluaran urin.
Pilliteri (1999) menyebutkan bahwa pada bayi BBLR kecil masa kehamilan
(KMK) dapat ditemukan polisitemia, hipoglikemi, asfiksia, dan kurangnya
kontrol suhu tubuh, sedangkan pada bayi kurang bulan dapat timbul
komplikasi anemia of prematurity (AOP), kernikterus, persistent patent ductus
arteriosus, sindrom gawat napas, henti napas, Retinopathy of Prematurity
(ROP), dan Necrotizing Enterocolitis (NEC), serta masalah nutrisi. Studi yang
dilakukan oleh Paul, Mackley, Yong Zao, Brooks, dan Locke (2011)
menemukan bahwa tranfusi Packed Blood Red Cell (PRC) merupakan bagian
dari penyebab NEC pada bayi prematur.
Universitas Indonesia
Dampak langsung yang dapat terlihat saat lahir dan pada masa neonatal adalah
kematian dan kesakitan tinggi, BBLR berisiko mengalami masalah kesehatan
lanjut dan penurunan kualitas kehidupan. BBLR dengan pertumbuhan janin
terhambat akan mempengaruhi seseorang di sepanjang kehidupannya dan
dihubungkan dengan pertumbuhan yang lambat pada masa anak-anak (WHO
& UNICEF, 2004). Studi yang dilakukan oleh Bhutta, et al. (2002); Moster
dan Markestad (2008); Chy, et al. (2008); Morse, et al. (2009); Petrini, et al.
(2009); Pallotto dan Kilbride (2006) yang disampaikan oleh Sheree, et al.
(2011) menemukan bahwa kelahiran kurang bulan berhubungan dengan
gangguan kognitif, perilaku, dan kondisi medis terjadi pada anak usia sekolah
dan dewasa. Peneliti yang sama melaporkan peningkatan risiko keterlambatan
perkembangan, Cerebral Palsy, keterlambatan kognitif, dan masalah perilaku
Universitas Indonesia
dan emosi serta masalah terkait sekolah pada bayi dengan kehamilan kurang
bulan.
Oleh karena itu bayi memerlukan perhatian khusus dalam perawatannya untuk
meminimalkan resiko paparan agen di lingkungan sekitar yang dapat
menimbulkan dampak yang merugikan di kemudian hari melalui pendekatan
developmental care. Developmental care mengedepankan kemampuan unik
bayi untuk mencapai tingkat organisasi perilaku, yang disesuaikan dengan
tingkat perkembangan setiap bayi dan toleransinya didasarkan pada
pengkajian perilaku secara komprehensif (Perry et al., 2010).
Selain posisi dapat juga dilakukan skin-to-skin contact (kangaroo care) dan
periode cepat pijatan yang halus dapat membantu mengurangi stress pada bayi
kurang bulan. Kangaroo care pada bayi kurang bulan sesuai dengan
perkembangan neurobehavioral dengan meningkakan stabilitas jantung dan
fungsi respirasi, meminimalkan gerakan, meningkatkan tahap perilaku bayi,
dan perilaku pengaturan diri.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Karakteristik Ibu:
Faktor janin:
BBLR
Faktor kehamilan ganda
Faktor genetik
Usia gestasi
Faktor lingkungan:
Sumber : Asiyah, dkk. (2010). Karakteristik bayi lahir rendah (BBLR) sampai
tribulan II tahun 2009 di kota Kediri
Universitas Indonesia
KARAKTERISTIK IBU:
KARAKTERISTIK BAYI:
Dari skema 3.1 dapat digambarkan bahwa karakteristik ibu meliputi nutrisi
ibu (malnutrisi), kehamilan ganda, penyakit yang diderita ibu selama
kehamilan, paparan asap rokok saat hamil, infeksi, usia ibu, komplikasi
kehamilan, usia kehamilan, sosial ekonomi yang rendah, pendidikan ibu,
22 Universitas Indonesia
Gambaran kelahiran..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2012.
23
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Kriteria inklusi sampel yang akan diteliti adalah klien tidak mempunyai
gangguan jiwa, klien melahirkan anak dengan berat badan <2500 gram, bayi
dalam perawatan, dan klien menyatakan bersedia menjadi responden serta
menandatangani surat persetujuan peserta penelitian. Sementara kriteria
eksklusinya adalah BBLR dalam perawatan meninggal dunia.
Besar sampel ditentukan dengan rumus Slovin untuk populasi kecil atau lebih
kecil dari 10.000 dengan penghitungan sebagai berikut:
27 Universitas Indonesia
Gambaran kelahiran..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2012.
28
= ( )
Di m ana N = j uml ah popul asi, n = besar sam pel , dan d = t ingkat
kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (10% = 0,1)
Diketahui bahwa jumlah BBLR bulan Maret 2012, maka besar sampelnya
adalah:
= ( , )
n = 18,69 ≈ 19 sampel
Peneliti juga mengantisipasi adanya sampel drop out (Sastroasmoro, 2011),
sebagai berikut:
= ( )
Dimana n = besar sampel yang dihitung dan f = perkiraan proporsi drop out.
Dengan formula di atas, maka dapat dihitung jumlah subyek yang diteliti (n’)
= 19 / (1-0,1) = 21,11 ≈ 21 sampel
Dengan demikian jumlah sampel pada penelitian ini adalah 21 responden.
Secara umum terdapat empat prinsip utama dalam etik keperawatan (Milton
(1999); Loiselle, Profetto-McGgrath, Polit dan Beck (2004), dalam Dharma
2011), meliputi:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Untuk mengukur validitas alat ukur dapat juga digunakan validitas isi dan
validitas muka. Dahlan (2010) menyampaikan bahwa supaya validitas isi baik,
peneliti harus mengembangkan kerangka teoritis yang lengkap. Kuesioner
dikembangkan dari kerangka teoritis. Selanjutnya peneliti melakukan diskusi
dengan pakar yang memahami substansi yang akan diukur. Kuesioner
diperbaiki sesuai dengan umpan balik dari pakar tersebut. Sedangkan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
a. Cleaning
Tahap ini dilakukan pada saat pengumpulan data kuesioner dari
responden atau ketika memeriksa lembar observasi. Jawaban
responden diperiksa kembali terhadap adanya hasil observasi ganda
atau belum dijawab. Jika dijumpai hasil ganda atau jawaban belum
diisi, maka peneliti menyampaikan kepada responden untuk mengisi
atau memperbaiki jawaban pada kuesioner tersebut.
b. Coding
Tahap ini memberikan kode pada jawaban responden, terdiri dari kode
identitas responden untuk menjaga kerahasiaan dan menetapkan kode
untuk skoring jawaban responden atau hasil obervasi yang dilakukan.
Pada penelitian ini dilakukan coding dengan angka tertentu, misalnya
1= terpapar asap rokok, 2 = tidak terpapar asap rokok.
c. Scoring
Tahap ini dilakukan setelah kode jawaban ditetapkan sehingga
jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan skor.
d. Entering
Memasukkan data yang telah diskor ke dalam komputer dengan
program komputer atau dapat dimasukkan ke dalam format kolom
dengan cara manual.
Universitas Indonesia
numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median, dan standar deviasi.
Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan persentase tiap variabel. Nieswiadowy (2002)
menyampaikan ada beberapa cara untuk mengkategorikan statistik
deskriptif, antara lain ukuran kondensasi data, ukuran central tendency,
dan ukuran variabilitas.
Universitas Indonesia
digunakan untuk data interval antara lain: usia gestasi, berat badan waktu
lahir, usia ibu, dan penambahan berat badan ibu selama hamil.
e. Range
Range adalah jarak antara nilai tertinggi dan terendah dalam sejumlah nilai
atau skor. Range merupakan ukuran yang dapat digunakan untuk
mendapatkan gambaran cepat penyebaran data. Pada penelitian ini
digunakan untuk data interval.
f. Standar Deviasi
Standar deviasi adalah ukuran yang menunjukkan rata-rata deviasi atau
variasi semua nilai pada sejumlah data dari nilai mean data. Standar
deviasi ditentukan dengan rumus:
2
SD = (X-X )
N
Universitas Indonesia
Bab ini menampilkan data hasil penelitian yang telah dianalisis mengenai
gambaran jumlah kelahiran, karakteristik ibu dan bayi dengan kelahiran BBLR di
RSUD Kabupaten Bekasi. Hasil penelitian ini disampaikan berdasarkan tujuan
khusus penelitian yang tercantum pada bab 1. Hasil penelitian ditampilkan dalam
bentuk gambar dan tabel.
Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dengan distribusi frekuensi
untuk variabel jumlah kelahiran, karakteristik bayi yaitu jumlah paritas dan
kehamilan ganda, serta karakteristik ibu meliputi pendidikan ibu, pekerjaan ibu,
penghasilan keluarga, penyakit yang diderita ibu selama hamil, komplikasi
kehamilan, paparan asap rokok, pelayanan antenatal, pelayanan kesehatan yang
diterima ibu, kadar Hb ibu, dan kebiasaan makan selama hamil. Analisa univariat
dengan tendensi sentral digunakan untuk variabel karakteristik bayi yaitu usia
gestasi dan berat badan waktu lahir serta karakteristik ibu yaitu usia ibu dan
penambahan berat badan selama hamil.
37 Universitas Indonesia
Gambaran kelahiran..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2012.
38
BBLR:
25,3%
Berat lahir
normal:
74,7%
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Gestasi dan Berat Badan
Bayi Waktu Lahir di RSUD Kabupaten Bekasi, Mei 2012 (n = 21)
Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.1. antara lain:
Data yang diperoleh, rata-rata usia gestasi BBLR dilahirkan pada usia
gestasi 34,33 minggu dengan nilai simpangan baku 3,89 minggu. Usia
gestasi terendah 28 minggu dan tertinggi 39 minggu. Hasil estimasi
interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata usia gestasi
BBLR adalah diantara 32,56 minggu sampai 36,10 minggu.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Ibu dan Penambahan Berat
Badan Selama Hamil di RSUD Kabupaten Bekasi, Mei 2012 (n=21)
Data yang diperoleh berdasarkan analisis pada tabel 5.3. antara lain:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
UMK kelas II dan III sebanyak 14,3%, dan keluarga berpenghasilan diatas
UMK berjumlah 9,5%.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bab ini berisi pembahasan tentang hasil penelitian yang terdiri dari jumlah
kelahiran, karakteristik bayi dan karakteristik ibu dengan kelahiran BBLR. Selain
itu dibahas pula mengenai keterbatasan penelitian serta implikasinya terhadap
keperawatan.
45 Universitas Indonesia
Gambaran kelahiran..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2012.
46
BBLR dapat terjadi pada usia gestasi kurang bulan dan cukup bulan. Usia
gestasi adalah usia kehamilan pada waktu bayi dilahirkan. Variabel usia
gestasi pada penelitian ini dengan analisis univariat didapatkan rata-rata
usia gestasi 34,33 minggu. Hal ini berarti bayi yang dilahirkan kurang
bulan beresiko lahir dengan BBLR. Semakin muda umur kehamilan maka
semakin besar resiko bayi lahir BBLR. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Suriati (2002) yang menemukan bahwa kelahiran pada umur kehamilan
kurang dari 37 minggu akan terjadi risiko BBLR sekitar sebelas kali lebih
besar dibandingkan dengan umur kehamilan lebih dari 37 minggu. Namun
BBLR dapat terjadi pada bayi cukup bulan bila disertai dengan
karakteristik yang lain seperti kehamilan ganda dan pada bayi dengan
pertumbuhan janin terhambat.
Universitas Indonesia
Selain usia ibu, banyak faktor risiko yang mempengaruhi kelahiran BBLR
antara lain pendidikan ibu, sosial ekonomi keluarga, penyakit ibu selama
kehamilan, paparan asap rokok selama hamil, pelayanan antenatal, dan
status nutrisi ibu selama hamil. Pendidikan ibu berperan dalam kelahiran
BBLR. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah menerima
konsep kesehatan secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan serta
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Penyakit yang menyertai ibu selama kehamilan antara lain hipertensi, pre
eklampsia, dan asma merupakan faktor risiko kelahiran BBLR.
Preeklampsia menyebabkan terjadinya retardasi janin bahkan kematian
janin karena dapat menyebabkan insufisiensi plasenta dan hipoksia yang
berpengaruh terhadap perkembangan janin, sementara komplikasi
sekunder preeklampsia terhadap fetus meliputi intra uterin growth
restriction (IUGR), prematuritas, dan peningkatan risiko kematian
perinatal (Silasi et al., 2010). Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya
sebagian kecil ibu (37,8%) mengalami penyakit seperti pre eklampsia.
Paparan asap rokok saat hamil dapat mempengaruhi kelahiran BBLR. Ibu
perokok dapat menyebabkan janin intra uterin hipoksia sehingga berisiko
lahir dengan BBLR. Riwayat terpapar asap rokok adalah selama hamil ibu
merokok atau tinggal serumah dengan perokok. Hasil analisis diperoleh
bahwa sebagian besar ibu dengan kelahiran BBLR memiliki riwayat
paparan asap rokok, diketahui ibu tidak merokok namun suami ibu adalah
perokok dan tinggal dalam satu rumah sebesar 52,4%. Dapat disimpulkan
bahwa ibu dengan kelahiran BBLR merupakan perokok pasif. Sinclair
(2010) yang menyampaikan risiko pajanan asap rokok pada ibu hamil
mengakibatkan seorang ibu memiliki risiko melahirkan bayi BBLR dua
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
ibu hamil untuk meminum tablet Fe yang diberikan. Beberapa ibu tidak
meminum tablet Fe dengan alasan tidak bisa minum obat meskipun sudah
dimodifikasi cara meminumnya.
Pelayanan yang selanjutnya adalah tes terhadap penyakit menular. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi penularan penyakit infeksi terhadap
petugas yang akan melakukan pertolongan persalinan maupun terhadap
orang lain yang kontak dengan ibu hamil. Pelayanan yang terakhir adalah
temu wicara atau konseling. Konseling dapat membantu meningkatkan
pengetahuan ibu hamil tentang perawatan selama hamil. Dengan demikian
kelahiran bayi dengan BBLR dapat dikurangi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ibu dengan kelahiran BBLR yang tidak
menerima pelayanan kesehatan antenatal dengan lengkap adalah 38,1%,
antara lain tidak mendapatkan suntikan TT dengan alasan ibu sedang sakit
ketika akan disuntik, ibu diberikan tablet Fe akan tetapi tidak diminum
dengan alasan selalu muntah jika minum obat, dan ibu tidak mendapatkan
penyuluhan kesehatan. Hal ini belum sesuai dengan standar Depkes (2010)
yang menetapkan bahwa pada pemeriksaan antenatal harus dilakukan
standar minimal pelayanan antenatal “7T“. Dengan demikian hasil ini
mendukung studi ini yang dilakukan oleh Atriyanto (2006) yang
menemukan bahwa ibu dengan kualitas pelayanan antenatal buruk berisiko
melahirkan BBLR 2,57 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan kualitas
pelayanan baik.
Universitas Indonesia
2. Variabel penelitian
Berdasarkan teori yang disampaikan pada bab 2 bahwa banyak faktor
risiko yang menyebabkan kelahiran BBLR antara lain status gizi saat
hamil, status anemia, paritas ibu, jarak kelahiran, penyakit yang diderita
ibu selama hamil, paparan asap rokok saat hamil, komplikasi kehamilan,
pelayanan antenatal, sosial ekonomi yang rendah, usia ibu, pendidikan ibu,
pengetahuan gizi ibu, kehamilan ganda, faktor genetik, usia gestasi,
lingkungan dengan sosial ekonomi rendah, dan lingkungan dengan polusi.
Namun dalam penelitian ini variabel diteliti adalah usia gestasi, berat
badan bayi waktu dilahirkan, jumlah paritas, kehamilan ganda, nutrisi ibu,
penyakit yang diderita ibu selama hamil, paparan asap rokok saat hamil,
usia ibu, komplikasi kehamilan, sosial ekonomi yang rendah, pendidikan
ibu, dan pelayanan antenatal.
3. Pengumpulan data
Peneliti bekerja sendiri dalam mengumpulkan data dengan cara menunggu
kelahiran bayi BBLR di RSUD Kabupaten Bekasi. Hal ini mengakibatkan
jumlah sampel yang diperoleh kecil, sehingga memungkinkan sampel
yang didapat belum mewakili karakteristik bayi dan ibu dengan kelahiran
BBLR. Pada penelitian yang akan datang dapat digunakan penelitian
dengan retrospektif sehingga didapatkan data yang lebih mewakili
karakteristik bayi dengan kelahiran BBLR.
Universitas Indonesia
2. Pelayanan Kesehatan
Dengan diidentifikasinya karakteristik ibu dengan kelahiran BBLR, maka
RSUD Kabupaten Bekasi dapat berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten
Bekasi untuk meningkatkan promosi kesehatan ibu hamil di tiap-tiap
Puskesmas dan Posyandu.
3. Institusi Pendidikan
Demikian pula, bagi dunia pendidikan. Implikasi hasil penelitian ini dapat
dijadikan salah satu bahan kajian bahwa pada pendidikan sarjana dapat
juga diberikan pengetahuan dasar tentang BBLR, sehingga jika peserta
didik ditempatkan di Ruang Perinatologi maka akan lebih mudah untuk
beradaptasi dengan BBLR dan dapat memberikan asuhan keperawatan
yang sesuai dengan kebutuhan BBLR.
Universitas Indonesia
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan judul gambaran kelahiran bayi berat
lahir rendah di RSUD Kabupaten Bekasi dapat disimpulkan beberapa hal,
antara lain:
a. Jumlah kelahiran BBLR di Ruang Perina RSUD Kabupaten Bekasi
adalah 25,3% (21 bayi dari total kelahiran 81 bayi) dalam waktu satu
bulan.
b. Karakteristik bayi dengan kelahiran BBLR di RSUD Kabupaten Bekasi
antara lain usia gestasi kurang bulan dengan rata-rata usia gestasi 34,33
minggu, berat badan rendah waktu dilahirkan dengan rata-rata berat
1937,14 gram, anak pertama yang dilahirkan sebesar 52,4% dan
kehamilan ganda sebesar 28,6%.
c. Karakteristik ibu dengan kelahiran BBLR di RSUD Kabupaten Bekasi
antara lain: pendidikan ibu yang rendah (SD, SMP) sebesar 66,7%, sosial
ekonomi yang rendah (ibu tidak bekerja (90,5%) dan penghasilan
keluarga dibawah upah minimum kabupaten (76,2%)), sebagian ibu
menderita penyakit kehamilan (37,8%) dan komplikasi kehamilan
(23,8%), adanya paparan asap rokok saat hamil (52,4%) dan nutrisi ibu
yang tidak adekuat selama kehamilan antara lain: penambahan berat
badan selama hamil rata-rata 7,33 kilogram, ibu mengalami gangguan
makan pada saat hamil sebesar 76,2% serta 42,9% ibu mengalami anemia
dalam kehamilan.
7.2. Saran
a. Manajemen RSUD Kabupaten Bekasi
Manajemen perlu melengkapi sarana prasarana yang mendukung
perawatan BBLR yang rentan mengalami masalah kesehatan. Dengan
demikian dapat menurunkan jumlah kematian bayi di Ruang Perina
RSUD Kabupaten Bekasi.
55 Universitas Indonesia
Gambaran kelahiran..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2012.
56
Universitas Indonesia
Amankra, S.N., Luchok, K.J., Hussey, J.R., Watkins, K., & Xiaofeng, L., (2010).
Effect of maternal stress on low birth weight and preterm birth outcomes
across neighborhood of South Carolina, 2000-2003. Maternal Child Health
Journal (2010) 14: 215-226.
Anshor, M.U., & Ghalib, A. (2010). Parenting with love: Panduan islami mendidik
anak penuh cinta dan kasih sayang. Jakarta: Mizau Pustaka
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Edisi revisi
2010. Jakarta: Rineka Cipta
Asiyah, S., Suwoyo, & Mahaendriningtyastuti (2010). Karakteristik bayi lahir
rendah (BBLR) sampai tribulan II tahun 2009 di kota Kediri. Jurnal
kesehatan suara forikes, 1, 210-222
Atriyanto, P. (2006). Pengaruh kualitas pelayanan antenatal (berdasarkan frekuensi
pelayanan, jadwal pelayanan, dan konseling) terhadap kejadian bayi berat
lahir rendah (BBLR) di Indonesia (Analisis data SDKI 2002-2003).
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., Jensen, M.D., & Perry, S. (2005). Buku ajar
keperawatan maternitas. (Wijarini, alih bahasa). Edisi 4. Jakarta: EGC.
Boulet, S.L., Schieve L.A., & Boyle, C.A., (2011, September). Birth weight and
health and developmental outcomes in US Children, 1997-2005.
Chapman, L. & Durham, R.F. (2010). Maternal-newborn nursing: The critical
components of nursing care. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Collins, J.W., Wambach, J., David, J., & Rankin, K,M. (2008). Women’s life long
exposure to neighborhood poverty and low birth weight: A population-based
study. Maternal Child Health Journal (2009) 13: 326-333
Depkes (2008). Pedoman pelayanan antenatal. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes (2008). Program kesehatan reproduksi dan pelayanan integratif di tingkat
pelayanan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes (2010). Pedoman pelayanan obstetri dan neonatal komprehensif. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Dharma, K. (2011). Metodologi penelitian keperawatan: Panduan melaksanakan
dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta: Trans Info Media.
Djaja, S., Hapsari, D., Sulistyowati, N. & Lolong, D.B. (2009, 8 Agustus). Peran
faktor sosio-ekonomi, biologi dan pelayanan kesehatan terhadap kesakitan
dan kematian neonatal. Majalah Kedokteran Indonesia, 8, 370-377.
Waktu Penelitian
Waktu
1 Perumusan
masalah
2 Penyusunan
proposal
3 Pengumpulan
proposal
4 Pengumpulan
data dan
pengolahan
data
5 Penulisan
laporan
penelitian
6 Pengumpulan
Laporan &
presentasi
hasil
penelitian
Universitas Indonesia
Gambaran kelahiran..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2012.
Lampiran 2
Kepada Yth.
Calon responden penelitian
Di tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia program S1 Keperawatan, yaitu :
Nama : Dwi Cahyaningsih
NPM : 1006823192
Pembimbing : Elfi Syahreni, SKp, M.Kep. Sp. Kep. An.
adalah mahasiswa yang sedang melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran
kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Bekasi”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran jumlah kelahiran BBLR,
karakteristik ibu dan bayi dengan kelahiran BBLR.
Oleh karena, saya memohon kesediaan calon responden untuk mengisi yang kami
lampirkan bersama dengan lembar ini. Pengisian kuesioner membutuhkan waktu selama
15-20 menit. Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian maupun bahaya apapun
bagi calon responden.
Peneliti akan menjamin kerahasiaan informasi responden dan akan memusnahkan
semua informasi yang ada setelah penelitian selesai. Jika ada hal-hal yang kurang jelas
dan ingin ditanyakan, calon responden dapat menghubungi saya Dwi Cahyaningsih (Hp.
081386586286). Sebagai ucapan terima kasih saya, saudara/i akan mendapatkan
bingkisan.
Besar harapan saya, saudara/i bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Atas
perhatian dan partisipasi saudara/i sebagai calon responden saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Universitas Indonesia
Gambaran kelahiran..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2012.
Lampiran 3
Judul Penelitian : Gambaran kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSUD
Kabupaten Bekasi
Setelah membaca dan memahami lembar permohonan menjadi calon responden, saya
mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berpengaruh negative terhadap diri saya, tidak
akan menimbulkan kerugian bagi saya dan berguna untuk pengembangan ilmu
kesehatan.
Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan dijamin kerahasiaannya dan akan
segera diamankan setelah penelitian selesai. Saya bersedia untuk menjadi responden
pada penelitian ini.
Demikian pernyataan ini saya buat tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Saya
berharap partisipasi saya dalam penelitian ini dapat bermanfaat.
( ) ( )
Universitas Indonesia
Gambaran kelahiran..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2012.
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
JUDUL
GAMBARAN KELAHIRAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
DI RSUD KABUPATEN BEKASI
Petunjuk pengisian
1. Bacalah pertanyaan terlebih dahulu
2. Jawablah semua pertanyaan
3. Berikan tanda check list () pada kotak yang tersedia
4. Isilah jawaban dengan singkat pada tempat yang tersedia
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Universitas Indonesia
Gambaran kelahiran..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2012.
PENYAKIT IBU SELAMA KEHAMILAN
6. Selama hamil ibu pernah menderita penyakit :
Hipertensi Diabetes Melitus
Pre eklampsia
Asma Lainnya, ……………
Penyakit jantung (sebutkan)
7. Jika ada, sejak kehamilan trimester berapa ……………………….. (sebutkan)
8. Pengobatan yang dilakukan ………………………………………. (sebutkan)
9. Riwayat terpapar asap rokok saat hamil Ya Tidak
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
10. Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan pada usia kehamilan:
1-3 bulan, ……. kali
4-6 bulan, ……. kali
7-9 bulan, ……. Kali
11. Ibu pertama kali memeriksakan kehamilan pada bulan ke …….
12. Tempat pemeriksaan kehamilan yang pertama kali dikunjungi?
Puskesmas Perawat
Posyandu Rumah sakit bersalin
Rumah sakit Lain-lain, …………….
Bidan (sebutkan)
Dokter ahli kandungan
13. Apakah selama hamil ibu mendapatkan penyuluhan kesehatan dari petugas
kesehatan? Ya Tidak
Jika ya, dimana? ………………………, (sebutkan)
jenisnya? ……………………………… (sebutkan)
14. Pelayanan kesehatan yang diterima selama pemeriksaan kehamilan terakhir:
a. Penimbangan berat badan Ya Tidak
b. Imunisasi TT Ya Tidak
c. Pil tambah darah Ya Tidak
d. Pemeriksaan perut Ya Tidak
Universitas Indonesia
Gambaran kelahiran..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2012.
e. Pengukuran tekanan darah (tensi) Ya Tidak
f. Penyuluhan kesehatan Ya Tidak
15. Berapa tablet darah (Fe) yang ibu dapatkan? ……..tablet
STATUS GIZI
16. Berat badan ibu sebelum hamil ……………………….. kilogram
17. Berat badan ibu saat akan melahirkan ………………… kilogram
18. Kadar Hb ibu adalah …………. gram%
19. Bagaimana kebiasaan makan ibu selama hamil?
a. Usia kehamilan 1-3 bulan ……………………………… (sebutkan)
b. Usia kehamilan 4-6 bulan ……………………………… (sebutkan)
c. Usia kehamilan 7-9 bulan ……………………………… (sebutkan)
KARAKTERISTIK BAYI
20. Berat badan bayi waktu lahir …………. gram
21. Panjang badan ………cm, lingkar kepala …….cm, lingkar dada ……. Cm
22. Ibu melahirkan anak terakhir ini pada usia kehamilan ……………… minggu
23. HPHT : ………………………; taksiran persalinan : …………………….
24. Anak keberapa yang dilahirkan? …………………
25. Umur anak sebelum anak sekarang adalah ………… tahun …….. bulan
26. Ibu melahirkan anak kembar berapa …………………. (sebutkan)
Universitas Indonesia
Gambaran kelahiran..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2012.
Gambaran kelahiran..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2012.