Professional Documents
Culture Documents
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dimana makalah ini penulis sajikan dalam
bentuk yang sederhana, adapun judul atau tema yang penulis ambil adalah
mengenai “ Piranti sensor dan aktuator “.
Tujuan penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat salah satu mata
kuliah pada program strata-1 Universitas Nusa Cendana Kupang. Sebagai bahan
refrensi diambil beberapa sumber literatur yang mengandung penulisan ini. Penulis
menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka
penulisan laporan ini tidak akan selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan limpah terima kasih Bapa Yesus yang telah memberikan
penulis hikmat dan akal budi dalam penyelesaian makalah ini, tak lupa juga teman
dan rekan seperjuangan saya di pendidikan teknik elektro UNC yang telah banyak
memberikan dukungan dan masukan hingga makalah ini selesai dan yang terakhir,
makalah ini penulis dedikasikan untuk kekasih tercinta “Teice Mayagatrin Benu”
yang senantiasa dan tidak pernah lelah memberikan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh sekali dari kata
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulis kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
i
PENGGUNAAN KOMPUTER DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB I
PENDAHULUAN
titik. Yang jelas pada pengendali (kontrol) tidak menggunakan umpan balik
(feedback) yang dalam bahasa Inggris disebut “Open Loop Control” atau dalam
bahasa Jerman dinamakan “Steurung”. Pengaturan adalah mutlak harus
menggunakan sensor untuk mendeteksi/mengukur keluaran yang akan
dikembalikan sebagai umpan balik (feed back) untuk dibandingkan dengan
masukan selaku referensi atau titik penyetelan (setting point). Pengaturan dalam
istilah bahasa Inggris disebut “Closed Loop Control” atau bahasa Jerman
dinamakan “Regelung”. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.1 Proses yang
dikontrol (Process to be controlled); gambar 5.2 Sistem kontrol loop terbuka (Open
loop control system); gambar 5.3 Sistem control loop tertutup (Closed loop control
system).
Sensor, transduser dan Aktuator merupakan elemen sistem otomasi pada level 1,
yaitu level paling bawah dari sistem otomasi. Sama seperti sistem tubuh manusia,
dimana manusia mempnyai panca indra atau lima sistem indra, yaitu indra perasa,
indra penglihatan, indra pendengaran, indra peraba, indra penciuman, maka fungsi
dari sensor & transduser pada sistem otomasi meng indra besaran fisis yang penting
untuk suatu proses atau sering disebut sebagai parameter proses. Parameter proses
itu bisa berupa, tekanan, aliran, level, temperatur, berat, berat jenis, sebutkan semua
besaran/parameter fisika adalah potensial merupakan parameter yang penting
dalam proses manufakturing atau proses produksi. Besaran fisis ini di indra dan
diolah oleh level ke 2 dari hirarki sistem otomasi, yaitu sistem Sensor Dan
Aktuator/sistem pengendali. Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali
adalah bukan besaran listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya.
Untuk memakaikan besaran listrik pada sistem pengukuran, sistem pengontrolan,
maka biasanya besaran yang bukan listrik diubah terlebih dahulu menjadi suatu
sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut transducer . Sistem kendali / sistem
Sensor Dan Aktuator (level 2 hirarki sistem otomasi) setelah memproses masukan
(input) dari sensor transduser, memberikan keluaran (output) biasanya berupa
sinyal penggerak pada Actuator (penggerak).
Adapun rumusan masalah yang didapat dari latar belakang diatas adalah :
BAB II
PEMBAHASAN
Sensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur suatu besaran fisis berupa
variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia dengan diubah menjadi tegangan
dan arus listrik. Sensor itu sendiri terdiri dari transduser dengan atau tanpa
penguat/pengolah sinyal yang terbentuk dalam satu sistem pengindera. Dalam
lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang
menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh
kontroller sebagai otaknya. Sensor merupakan transducer yang digunakan untuk
mendeteksi kondisi suatu proses. Yang dimaksud transducer yaitu perangkat keras
untuk mengubah informasi suatu bentuk energi ke informasi bentuk energi yang
lain secara proporsional. Contoh sensor untuk mengukur level BBM dalam tangki
mobil, besaran level/ posisi di konversikan ke sinyal transducer yang ada pada
dashboard mobil menjadi besaran tahanan kemudian diubah ke besaran listrik
untuk ditampilkan D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan
yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari
perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi
biologi, energi mekanik dan sebagainya Contoh; Mata adalah sensor penglihatan,
telinga sebagai sensor pendengaran, kulit sebagai sensor peraba pada tubuh
manusia, sedangkan thermistor adalah sensor panas, LDR (light dependent
resistance) sebagai sensor cahaya, pada sistem otomasi.
Dalam memilih peralatan sensor dan transduser yang tepat dan sesuai dengan
sistem yang akan disensor maka perlu diperhatikan persyaratan umum sensor
berikut ini : (D Sharon, dkk, 1982)
1. Linearitas
Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara
kontinyu sebagai tanggapan (response) terhadap masukan yang berubah secara
kontinyu. Gambar 1.1 memperlihatkan hubungan dari dua buah sensor panas yang
berbeda. Garis lurus pada gambar 1.1(a). memperlihatkan tanggapan linier,
sedangkan padagambar 1.1(b). adalah tanggapan non-linier.
Gambar. Keluaran dari sensor dan tranduser panas (D Sharon dkk, 1982)
2. Sensitivitas
Pada saat ini, sensor tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan
orde nanometer. Ukuran yang sangat kecil ini sangat memudahkan pemakaian dan
menghemat energi. Klasifikasi dari Sensor adalah:
Sensor kimia
Sensor kimia mendeteksi jumlah suatu zat kimia dengan cara mengubah besaran
kimia menjadi besaran listrik. Biasanya melibatkan beberapa reaksi kimia. Contoh
sensor kimia adalah sensor pH, sensor Oksigen, sensor ledakan, dan sensor gas.
Sensor Fisika
Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan
panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang
tertentu.Contohnya; bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo
dioda, photo multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb.
Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti
perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan,
aliran, level dsb.
Sensor Biologi
sensor pengukuran molekul dan biomolekul: toxin, nutrient, pheromone
sensor pengukuran tingkat glukosa, oxigen, dan osmolitas
sensor pengukuran protein dan hormon
jadi besaran listrik dimana di dalamnya dilibatkan beberapa reaksi kimia, seperti
misal- nya pada sensor pH, sensor oksigen, sensor ledakan, serta sensor gas.
Sensor dibedakan sesuai dengan aktifitas sensor yang didasarkan atas konversi
sinyal yang dilakukan dari besaran sinyal bukan listrik (non electric signal value) ke
sinyal listrik (electric signal value) yaitu : sensor aktif(active sensor) dan sensor pasif
(passive sensor). Berikut gambar 3.1 Sifat dari sensor berdasarkan klasifikasi sesuai
fungsinya.
Sensor aktif adalah suatu sensor yang dapat mengubah langsung dari energi
yang mempunyai besaran bukan listrik (seperti : energi mekanis, energi thermis,
energi cahaya atau energi kimia) menjadi energi besaran listrik. Sensor ini biasanya
dikemas dalam satu kemasan yang terdiri dari elemen sensor sebagai detektor, dan
piranti pengubah sebagai transducer dari energi dengan besaran bukan listrik
menjadi energi besaran listrik.
Sensor-sensor yang tergolong sensor aktif ini banyak macam dan tipe yang
dijual di pasaran komponen elektronik (sebagai contoh : thermocouple, foto cell atau
yang sering ada di pasaran LDR “Light Dependent Resistor”, foto diode, piezo
electric, foto transistor, elemen solar cell , tacho generator, dan lainlainnya).
Suatu sensor yang akan berubah nilai resistan/tahanan listriknya jika pada
permukaan dari LDR tersebut diberikan sinar yang lebih atau sebaliknya yaitu pada
permukaan LDR dikurangi/dihalangi atas sinar yang menuju ke LDR tersebut. LDR
tergolong sensor aktif dan sering disebut sebagai foto cell.
Secara prinsip dasar susunan atom semikonduktor tampak pada gambar 5.5
berikut ini.
Dalam suatu sel photoconductive (foto cell) terdapat lapisan semikonduktor yang
peka cahaya di antara dua kontak. Biasanya untuk maksud ini digunakan cadmium-
sulfid , timbal dan seng.
Dari penjelasan prilaku LDR di atas maka Karakteristik LDR dapat digambarkan
dalam bentuk kurva resistansi/tahanan terhadap fungsi intensitas cahaya :
Pada grafik di atas menunjukkan bahwa apabila intensitas cahaya makin kuat maka
tahanan LDR makin kecil . Apabila dalam keadaan gelap LDR mempunyai tahanan
yang sangat besar , dapat mencapai beberapa Mega Ohm . Tetapi bila seberkas
cahaya jatuh padanya maka tahanannya akan menurun sebanding dengan intensitas
cahaya tersebut. Makin kuat intensitas cahaya yang datang berarti makin besar
tenaga yang diberikan maka berarti pula makin kecil tahanan LDR.
B. Sensor thermocouple
Sensor suhu
Terdapat berbagai model dan jenis sensor suhu yang ada dipasaran,
diantaranya PTC, NTC, PT100, LM35, thermocouple dan lain-lain. Berikut
ini karakteristik beberapa jenis sensor suhu.
Pada gambar diatas IC sensor dan thermocouple memiliki linearitas paling baik,
namun karena dalam tugas ini suhu yang diukur lebih dari 100°C, maka
thermocouple yang paling sesuai karena mampu hingga mencapai suhu 1200°C.
Output sensor suhu thermocouple berupa tegangan dalam satuan mili Volt.
Berikut ini beberapa perilaku jenis thermocouple.
Tipe ini termasuk jenis yang paling tua, yang konstruksinya terdiri dari satu
tabung gelas yang mempunyai pipa kapiler kecil berisi vacuum dan cairan
Cara lain dari jenis ini adalah mengunakan gas tabung yang diisi gas yang
dihubungkan dengan pipa kapiler yang dilindungi oleh spiral menuju ke
spiral bourdon yang dipakai untuk menggerakkan pivot, selanjutnya
menggerakkan pointer. Berikut adalah gambar dari sensor PT00.
2.1.2. Aktuator
Aktuator berfungsi mengatur aliran energi kepada system yang dikontrol. Alat ini
disebut sebagai elemen pengontrol akhir ( final control element). Yang termasuk
actuator misalnya motor listrik, pompa, pnematik, silinder hidraulik. Elemen
kluaran ini harus mempunyai kemampuan untuk menggerekan beban ke suatu nilai
yang diinginkan.
Motor direct current ( DC) adalah peralatan elektromekanik dasar yang berfungsi
untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik yang dirancang dan
Prinsip kerja motor DC stepper sama dengan motor DC magnet permanent, yaitu
pembangkitan medan magnet untuk memperoleh gaya tarik ataupun gaya lawan
dengan menggunakan catu tegangan DC pada lilitan / kumparannya. Motor DC
magnet permanent menggunakan gaya lawan untuk menolak atau mendorong
fisik kutub magnet yang dihasilkan, sedangkan pada motor DC stepper
menggunakan gaya tarik untuk menarik fisik kutub magnet yang berlawanan
sedekat mungkin keposisi kutub magnet yang dihasilkan oleh kumparan.
Gerakan motor DC stepper terkendali, karena begitu kutub yang berlawanan
tadi sudah tarik menarik dalam posisi yang paling dekat, gerakan akan terhenti
dan direm.
Lihat Gambar 5.41 dan 5.42 , jika kumparan mendapat tegangan dengan analogi
mendapat logika “1”, maka akan dibangkitkan kutub\magnet yang
berlawanandengan kutub magnet tetap pada rotor. Sehingga posisi kutub
magnet rotor akan ditarik mendekati lilitan yang menghasilkan kutub magnet
berlawanan tadi. Jika langkah berikutnya, lilitan yang bersebelahan diberi
tegangan, sedang catu tegangan pada lilitan sebelumnya dilepas, maka kutub
magnet tetap pada rotor itu akan berpindah posisi menuju kutub magnet lilitan
yang dihasilkan. Berarti telah terjadi gerakan 1 step. Jika langkah ini diulang
terus- menerus, dengan memberikan tegangan secara bergantian ke lilitan-lilitan
yang bersebelahan, maka rotor akan berputar.
Gambar 5.42: Prinsip kerja motor DC stepper untuk gerakan half step
Untuk motor DC stepper 4 fasa pada prinsipnya ada dua macam cara kerja , yaitu
full step dan half step. Lihat table 5.1. Penjabaranformasi logika dalam table ini
adalah untuk mewakili putaran penuh 360° relatif terhadap fasa dari motor.
Untuk memperoleh efek cengkeraman yang lebih kuat, modus data yang diberikan
pada mode full wave dapat dimanipulasi dengan memberikan double active bits
pada setiap formasi (lihat table 5.2). Dengan cara ini torsi yang dihasilkan akan lebih
besar. Namun demikian, penggunaan arus akan berlipat dua karena dalam satu saat
yang bersamaan dua lilitan mendapatkan arus kemudi. Dalam aplikasinya, sumber
daya yang tersedia perlu diperhatikan.
Gambar 5.47 jika digambar dalam rangkaian, dapat dinyatakan sebagai berikut,
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Sama seperti sistem tubuh manusia, dimana manusia mempnyai panca indra atau
lima sistem indra, yaitu indra perasa, indra penglihatan, indra pendengaran, indra
peraba, indra penciuman, maka fungsi dari sensor & transduser pada sistem otomasi
meng indra besaran fisis yang penting untuk suatu proses atau sering disebut
sebagai parameter proses.
D Sharon, dkk (1982), sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk
mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi
seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik
Peryaratan Umum Sensor dan Transduser adalah
Sensor kimia
Sensor Fisika
Sensor Biologi
sensor Oksigen
sensor ledakan,
sensor gas.
Sensor Fisika:
Sensor Biologi:
3.2. SARAN
Dari hasil pembahasan yang dibahas pada bab 2, maka penulis memberikan saran
bagi para pembaca yang ingin menggunakan komponen sensor dan aktuator harus
bisa mengetahui karakteristik dan prinsip kerja dari setiap komponen tersebut.
Oleh karena itu diharapkan mampu mengetahui karakteristik dan prinsip kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
[a] Carl Hamacher, cs., Organisasi Komputer, Edisi 5, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002
[b] Bishop, Robert H., The Mechatronics Handbook, CRC PRESS, USA, 2002
[c] Putranto,Agus, Teknik otomasi industri jilid 2, Direktorat pembinaan sekolah
menengah kejuruan, jakarta, 2008
[d] Karim,Syaiful, Sensor dan aktuator 1, kementrian pendidikan dan kebudayaan,
jakarta, 2013