Professional Documents
Culture Documents
NIM : A24080087
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB
Penulis adalah anak pertama dari Taufan Budi Prasetyo, SP. dan Ir. Siswi
Wahyuningrum Handayani, MSi. Penulis lahir di Madiun tanggal 24 Juni 1990.
Penulis memulai pendidikan pada tahun 1994-1996 di Taman Kanak-kanak Al-
Hidayah. Kemudian pada tahun 1996-2002 penulis melanjutkan pendidikan di
Sekolah Dasar Manisrejo 05. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama ditempuh
penulis pada tahun 2002-2005 di SMP Negeri 3 Madiun. Selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Madiun pada tahun 2005-2008. Penulis
diterima kuliah di Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, Departemen
Agronomi dan Hortikultura pada tahun 2008 melalui jalur USMI.
Selama masa perkuliahan penulis aktif dalam kepengurusan Himpunan
Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) dan sebagai panitia di berbagai kegiatan.
Penulis berkesempatan menjadi staf divisi internal HIMAGRON pada periode
kepengurusan 2009-2010. Kemudian penulis menjadi ketua divisi Internal
HIMAGRON pada periode kepengurusan 2010-2011. Penulis mendapat
kesempatan menjadi asisten praktikum mata kuliah Dasar-dasar Hortikultura pada
tahun 2012.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi
kekuatan dan hidayah sehingga skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis.
Penelitian ini berjudul “Penentuan Varietas dan Media Tanam Terbaik Pada
Budidaya Melon (Cucumis melo L.) Menggunakan Teknologi Hidroponik”.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan varietas dan media tanam yang paling
cocok untuk budidaya hidroponik di dalam rumah kaca. Penulis menyampaikan
terima kasih kepada :.
1. Dr. Ir. Anas D. Susila, MSi. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberi bimbingan, kritik, dan saran kepada penulis selama penelitian
dan penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Dwi Guntoro, SP, MSi. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberi motivasi dan bimbingan kepada penulis selama masa
perkuliahan, penelitian dan penyusunan skripsi.
3. Dr. Ir. Dini Dinarti, MSi. dan Dr. Dewi Sukma, SP, MSi. selaku dosen
penguji yang telah memberi kritik dan saran dalam penyelesaian skripsi
ini.
4. Bapak, mama, dan adik yang telah memberikan doa, dukungan dan kasih
sayang selama ini.
5. Pak Mamat dan Staf University Farm yang telah membantu kelancaran
penelitian penulis.
6. Faradila, Tri, Sihab, Nisa, Dito, Nida, Ika, Tama, Fajar, keluarga besar
Garuda dan teman-teman Indigenous 45 yang telah membantu dan
memberi dukungan selama persiapan penelitian hingga skripsi ini selesai.
Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pertanian.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................ 1
Tujuan ............................................................................................................. 2
Hipotesis ......................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Melon .................................................................................................. 4
Syarat Tumbuh Melon .................................................................................... 5
Hidroponik ...................................................................................................... 6
Fertigasi ........................................................................................................... 7
Greenhouse ..................................................................................................... 7
Arang Sekam ................................................................................................... 8
Kompos Daun Bambu ..................................................................................... 9
Pupuk Kandang Ayam .................................................................................... 9
Kualitas Buah .................................................................................................. 10
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu .......................................................................................... 11
Bahan dan Alat ................................................................................................ 11
Metode Penelitian ........................................................................................... 11
Pelaksanaan ..................................................................................................... 12
Pengamatan ..................................................................................................... 13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum ................................................................................................ 15
Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam ..................................................................... 16
Tinggi Tanaman .............................................................................................. 17
Jumlah Buku Tanaman ................................................................................... 17
Panjang Ruas Tanaman ................................................................................... 18
Umur Panen dan Posisi Buah .......................................................................... 20
Bobot, Panjang Buah, Lingkar Buah, Tebal Daging Buah ............................. 20
Padatan Terlarut Total dan Kekerasan Kulit Buah ......................................... 21
Pengamatan Kualitatif ..................................................................................... 22
Pembahasan ..................................................................................................... 26
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 32
LAMPIRAN ........................................................................................................... 35
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Nomor Halaman
Nomor Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Hipotesis
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Melon
Melon (Cucumis melo L.) berasal dari afrika, sedangkan jenis liarnya
ditemukan di India dan pusat keragaman sekunder muncul di India, Iran, Rusia
Selatan dan Cina (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Melon merupakan komoditas
hortikultura yang sering di konsumsi oleh masyarakat. Buah melon segar dapat
langsung dikonsumsi setelah matang. Melon memiliki teknik budidaya seperti
sayuran, namun pada klasifikasi botani melon tergolong dalam komoditi buah-
buahan (Poincelot, 2004). Buah ini tergolong ke dalam famili Cucurbitaceae dan
genus Cucumis (Ghebretinsae et al., 2007).
Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1999) pembungaan melon dapat
dengan cara monoecious dan kadang-kadang andromonoecious. Bunga jantan
terbentuk dalam kelompok tiga hingga lima bunga pada tangkai bunga ramping.
Bunga betina dan hermaprodit tumbuh tunggal dengan tangkai yang gemuk
pendek, tumbuh pada ketiak daun yang berbeda. Bunga membuka hanya sekali
selama awal pagi hari dan diserbuki oleh serangga. Adams dan Early (2004)
menyatakan bahwa melon memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah
dalam satu pohon atau sering disebut tanaman monoecious.
Rubatzky dan Yamaguchi (1999) menyebutkan bahwa daun melon
berbentuk agak bundar, bulat telur atau seperti ginjal, lebar sekitar 8-15 cm, dan
bersudut-sudut atau memiliki lima hingga tujuh lekuk dangkal. Menurut Poincelot
(2004) daun pada tanaman hortikultura merupakan tambahan mendatar dari
permukaan batang yang berpola dan memiliki permukaan yang lebar untuk
menyerap energi cahaya secara efisien untuk fotosintesis dan transpirasi.
Pembentukan buah pada sebagian besar sepesies tanaman disebabkan oleh
penyerbukan dan adanya hormon giberelin. Hormon ini akan dibawa dalam
serbuk sari dan memicu produksi auksin dalam ovarium yang menyebabkan sel
untuk tumbuh (Adams dan Early, 2004). Ukuran, bentuk, dan kekerasan kulit
buah sangat beragam pada berbagai tipe dan kultivar melon. Buah biasanya
berbentuk bulat atau bulat telur lonjong. Permukaan buah rata, tidak berbulu,
5
beberapa sangat bersudut, dan yang lainnya tertutup oleh jala-jala bergabus atau
retikulat (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).
Daging buah melon yang sebenarnya adalah dinding bakal buah memiliki
beragam ketebalan, warna, dan teksturnya. Warna daging buah dapat putih, hijau,
merah jambu, atau jingga. Aroma yang muncul dari buah melon merupakan
perpaduan senyawa atsiri, khususnya alkohol, asam, dan ester yang terbentuk
selama pematangan. Jumlah dan nisbah senyawa atsiri ini beragam pada berbagai
varietas melon yang akan memberikan sifat dan aroma rasa yang berbeda
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).
Melon dapat tumbuh dengan baik pada suhu sekitar 30 oC dan tidak ada
embun atau salju (Acquaah, 2005). Tanaman melon dapat tumbuh pada daerah
tropik dan subtropik. Melon dapat tumbuh pada ketinggian 300-1000 m diatas
permukaan laut dan dengan suhu antara 25-30 oC. Tanaman ini memerlukan sinar
matahari penuh, sehingga tidak cocok ditanam pada daerah lembab dan ternaung
(Ashari, 2006). Melon merupakan tanaman yang sensitif terhadap perubahan
suhu dan memerlukan suhu hangat untuk pertumbuhannya (Everhart et al., 2009).
Rubatzky dan Yamaguchi (1999) menyatakan bahwa melon memerlukan
tanah yang dalam dan berdrainase baik untuk pertumbuhannya. Tanah bertekstur
halus dengan pH antara 7-8 menghasilkan melon lebih produktif. Kelembaban
tanah juga harus selalu terjaga, kelembaban rendah akan memunculkan sebagian
besar penyakit daun. Menurut Poincelot (2004) ketersediaan air yang konstan
sangat diperlukan melon untuk pertumbuhan tanaman dan pembentukan buah.
Ashari (2006) menambahkan bahwa melon sangat baik tumbuh pada tanah
berlempung dengan pH netral, penanaman melon secara hidroponik atau dengan
media tanpa tanah sudah banyak dilakukan.
Persemaian melon memerlukan tanah atau media semai dengan suhu 23.9-
35.0 oC, untuk menunjang perkecambahan benih harus tertutup media semai
dengan ketebalan 0.5-1.5 inch (Poincelot, 2004). Melon merupakan tanaman yang
benihnya dapat ditanam langsung pada bedeng yang telah disediakan (Acquaah,
2005).
6
Hidroponik
Ada beberapa cara budidaya melon yang dikenal oleh masyarakat, salah
satunya adalah hidroponik. Hidroponik dapat didefinisikan sebagai ilmu
membudidayakan tanaman tanpa menggunakan tanah, tetapi dengan
menggunakan media inert seperti kerikil, pasir, gambut, vermikulit, batu apung
atau serbuk gergaji dan ditambahkan larutan nutrisi yang mengandung semua
elemen penting yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan
perkembangan normal (Resh, 2004). Menurut Adams dan Early (2004) dalam
sistem budidaya hidroponik tanaman dapat tumbuh karena adanya larutan nutrisi
yang diberikan secara terkontrol dengan media tanam yang tidak solid sehingga
tanaman memperoleh suplai oksigen yang cukup untuk menunjang pertumbuhan
dan perkembangan.
Resh (2004) menyatakan bahwa media tanam harus terhindar dari zat
beracun. Pemilihan media tanam dalam sistem hidroponik harus berdasarkan
ketersediaan media, biaya, kualitas, dan jenis metode hidroponik yang akan
digunakan. Menurut Rice (2011) media tanam yang digunakan dalam polibag
harus memiliki porositas yang besar, sehingga dapat menunjang perkembangan
akar karena akar mendapatkan suplai oksigen yang cukup.
Resh (2004) menyatakan bahwa penerapan sistem hidroponik yang
menggunakan fertigasi dapat memberikan hara bersamaan dengan penyiraman.
Larutan hara yang digunakan adalah hara AB mix yang terdiri dari larutan stok A,
larutan stok B, dan asam dengan jumlah 15-20% dari total larutan stok. Menurut
Susila (2006) larutan stok A mengandung KNO3, Ca(NO3)2, NH4NO3, dan
FeEDTA, sedangkan larutan stok B mengandung KNO3, K2SO4, KH2PO4, MgSO4,
MnSO4, CuSO4, ZnEDTA, H3BO3, dan NH4-MoO4. Nutrisi yang diberikan
7
Fertigasi
Shaw et al., (2004) menyatakan bahwa kualitas air irigasi harus menjadi
perhatian utama, terutama pada irigasi dalam sistem hidroponik. Penyiraman
terjadwal yang disesuaikan dengan media tanam dan kebutuhan tanaman akan
menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut Rice (2011)
irigasi pada kegiatan budidaya tanaman merupakan kegiatan yang paling sering
dilakukan untuk mencukupi kebutuhan air tanaman. Volume irigasi harus
memperhatikan jenis tanaman dan jenis media yang digunakan dalam budidaya
tanaman.
Hidroponik pada umumnya menggunakan sistem fertigasi, yaitu
pemberian unsur hara yang dialirkan melalui sistem irigasi. Larutan stok mengalir
ke aliran irigasi utama melalui pipa. Aliran irigasi ini membawa larutan stok yang
telah dicampur dari tangki pencampuran dan akan menuju ke sistem hidroponik
dalam rumah kaca. Filter berukuran 200 mesh dipasang pada aliran utama untuk
menyaring partikel-partikel sehingga tidak partikel tersebut tidak ikut masuk
dalam sistem irigasi tetes (Resh, 2004).
Menurut Resh (2004) perlengkapan yang harus disediakan untuk sistem
fertigasi hidroponik adalah tangki untuk air dan larutan stok AB, injektor untuk
mengatur volume larutan stok yang keluar, komputer, pH dan EC meter, pompa
air, saringan, alat sterilisasi Ozon dan UV, dan tangki pencampuran.
Greenhouse
Arang Sekam
Arang sekam merupakan salah satu media tanam hidroponik yang sering
digunakan. Media ini memiliki ukuran partikel yang lebih besar daripada serbuk
gergaji. Sekam padi dapat meningkatkan drainase dan biasanya digunakan untuk
subtitusi media peat. Sekam memiliki ukuran yang seragam, ringan dan mampu
melindungi dari kerusakan akibat penipisan kadar nitrogen oleh mikroorganisme
(Mastalerz, 1977). Menurut Soeminaboedhy dan Tejowulan (2007) arang sekam
dapat menyediakan unsur hara tambahan walaupun tidak sebanyak pupuk
anorganik, penggunaan arang sekam juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah.
Arang sekam padi mempunyai total luas permukaan lebih besar dibandingkan
9
Kompos daun adalah pupuk alami (organik) yang terbuat dari bahan-bahan
hijauan dengan proses dekomposisi (Sulistyorini, 2005). Kompos yang berasal
dari sampah tanaman memiliki kandungan nitrogen 2,05% dan bahan organik
40,38%, nitrogen diperlukan tanaman untuk menunjang pertumbuhan (Anif et al.,
2007).
Rosana (2011) menyatakan bahwa kompos daun bambu memiliki aerasi
(sirkulasi) udara dan porositas tanah yang baik sehingga perakaran tanaman dapat
berkembang optimal. Media kompos daun bambu yang dicampur dengan sekam
dapat mempercepat pertumbuhan tanaman mawar. Faruqi (2011) menyatakan
bahwa kompos daun bambu yang dicampur dengan arang sekam menghasilkan
tinggi tanaman lebih besar dan ruas tanaman lebih baik daripada media tanam
lainnya.
Kandungan N, P2O5, K2O dan CaO dari pupuk kandang ayam berturut-turut
adalah sebesar 1.5%, 1.3%, 0.8%, dan 4.0%, sedangkan kandungan air dan bahan
organiknya adalah 57% dan 29% (Hartatik dan Widowati, 2006). Pemberian
pupuk kandang ayam dapat memenuhi ketersediaan hara sepanjang pertumbuhan
tanaman dan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik daripada pupuk
kandang sapi dan kambing (Mayadewi, 2007).
Kualitas Buah
Pelaksanaan
jarak antar polybag adalah 60 cm dan diletakkan secara zig-zag. Dripper stick
(alat irigasi tetes) ditancapkan pada setiap polybag.
Selama penelitian dilakukan pemeliharaan seperti pemangkasan daun,
penyemprotan dan pembersihan rumah kaca. Pemangkasan dilakukan dengan
membuang tunas lateral yang tumbuh dibawah buku ke-10 dan diatas buku ke-13.
Tunas lateral pada buku ke-24 hingga buku ke-29 tidak dipangkas karena
beberapa tanaman melon baru terbentuk calon buah pada buku tersebut.
Pemangkasan batang utama juga dilakukan pada fase generatif agar hasil
fotosintesis dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk perkembangan buah.
Seleksi buah melon dilakukan ketika diameter buah mencapai + 3 cm dan pada
satu pohon hanya dipelihara satu buah.
Penyemprotan tanaman dilakukan dengan menggunakan fungisida dengan
dosis 2 g/l dan insektisida dengan dosis 2 g/l. Penyemprotan fungisida dan
insektisida dilakukan secara bergantian dalam selang waktu 1 minggu.
Penyemprotan pestisida dihentikan 2 minggu sebelum panen. Panen perdana
dilakukan ketika tanaman berumur 63 hari setelah tanam.
Pengamatan
Karakter kuantitatif :
1. Bobot buah (gr), diukur menggunakan timbangan kasar.
2. Panjang buah (cm), diukur dari pangkal hingga ujung buah.
3. Lingkar buah (cm), diukur pada bagian tengah buah.
4. Kekerasan kulit buah (Kg/s), diukur menggunakan hand penetrometer
pada bagian pangkal, tengah, dan ujung.
5. Tebal daging buah (mm), diukur dengan jangka sorong.
6. Kandungan padatan terlarut total (PTT). Diukur menggunakan hand
refractometer pada bagian pangkal, tengah, dan ujung buah.
Karakter kualitatif :
1. Tipe juring dengan kriteria tidak berjuring, dangkal, sedang, dan dalam.
2. Aroma buah dengan kriteria wangi dan tidak wangi.
3. Rasa daging buah dengan kriteria manis dan tidak manis.
4. Warna daging buah, diukur dengan colour chart.
5. Warna kulit buah, diukur dengan colour chart.
6. Tekstur daging buah, dengan kriteria berserat, renyah, lunak.
7. Bentuk buah disesuaikan dengan standar Descriptor for Melon IPGRI.
8. Uji Organoleptik rasa, aroma, dan penampilan dengan 10 responden untuk
setiap perlakuan.
15
Hasil
Kondisi Umum
Tinggi Tanaman
Tabel 2. Pengaruh Varietas dan Media Tanam Terhadap Tinggi Tanaman Melon
Perlakuan Umur Tanaman
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
Varietas -----------------------cm-------------------------
Golden apollo 7.27a 14.50 61.21 117.71b 199.88
Sky rocket 5.46b 12.54 61.79 117.75b 200.04
Red aroma 5.06b 13.25 61.21 118.87b 204.50
Sun lady 6.21ab 17.37 77.26 144.46a 223.54
Uji F ** tn tn * tn
Media -----------------------cm-------------------------
Arang sekam 6.45a 16.92a 76.75a 143.03a 224.66a
Kompos daun bambu 6.83a 17.19a 84.75a 156.72a 239.59a
Pupuk kandang ayam 4.72b 9.14b 34.60b 74.34b 156.72b
Uji F ** ** ** ** **
Interaksi tn tn tn tn tn
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %, * = Berbeda nyata pada taraf uji 5%,
** = Berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 %. Angka yang diikuti oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT (α = 5%).
Jumlah Buku
Berdasarkan data pada Tabel 3, rata-rata jumlah buku pada empat varietas
melon menunjukkan perbedaan nyata pada 1-3 MST. Varietas Sun Lady memiliki
rata-rata jumlah buku lebih tinggi dibandingkan tiga varietas yang lain. Perlakuan
media tanam memberikan pengaruh sangat nyata terhadap jumlah buku pada 1-5
MST. Perlakuan media tanam arang sekam dan kompos daun bambu
menghasilkan jumlah buku tanaman lebih tinggi daripada media pupuk kandang
18
ayam. Tidak ada interaksi antara perlakuan varietas dan media tanam terhadap
rata-rata jumlah buku tanaman melon.
.
Tabel 3. Pengaruh Varietas dan Media Tanam Terhadap Jumlah Buku Tanaman
Melon
Perlakuan Umur Tanaman
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
Varietas
Golden apollo 2.2a 4.7ab 11.3ab 17.2 26.1
Sky rocket 2.1ab 4.5b 10.6b 16.5 25.8
Red aroma 1.7b 4.2b 11.2b 18.4 28.7
Sun lady 2.3a 5.4a 13.1a 19.6 29.2
Uji F * * * tn tn
Media
Arang sekam 2.3a 5.4a 13.4a 20.5a 30.4a
Kompos daun bambu 2.3a 5.6a 13.6a 21.2a 30.5a
Pupuk kandang ayam 1.6b 3.1b 7.7b 12.1b 21.4b
Uji F ** ** ** ** **
Interaksi tn tn tn tn tn
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %, * = Berbeda nyata pada taraf uji 5%,
** = Berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 %. Angka yang diikuti oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT (α = 5%).
Panjang Ruas
Sky Rocket media kompos daun bambu memberikan hasil yang terbaik terhadap
panjang ruas tanaman dibandingkan dengan media lainnya.
Tabel 4. Pengaruh Varietas dan Media Tanam Terhadap Panjang Ruas Tanaman
Melon
Perlakuan Umur Tanaman
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
Varietas -----------------------cm-------------------------
Golden apollo 3.34a 3.12 5.28 6.76b 7.61
Sky rocket 2.75b 2.82 5.44 6.75b 7.64
Red aroma 3.06ab 3.03 5.10 6.23c 7.06
Sun lady 2.61b 3.11 5.63 7.26a 7.72
Uji F * tn tn ** tn
Media -----------------------cm-------------------------
Arang sekam 2.84 3.11 5.73a 6.97a 7.44ab
Kompos daun bambu 3.09 3,13 6.14a 7.35a 7.85a
Pupuk kandang ayam 2.88 2.82 4.22b 5.92b 7.24b
Uji F tn tn ** ** *
Interaksi tn tn tn ** tn
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %, * = Berbeda nyata pada taraf uji 5%,
** = Berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 %. Angka yang diikuti oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT (α = 5%).
Tabel 5. Pengaruh Interaksi Antara Varietas dan Media Tanam Terhadap Panjang
Ruas Tanaman Pada 4 MST
Varietas Media Panjang Ruas
Golden apollo Arang sekam 6.78
Kompos daun bambu 7.01
Pupuk kandang ayam 6.48
P value 0.3945tn
Sky rocket Arang sekam 7.12b
Kompos daun bambu 7.95a
Pupuk kandang ayam 5.17c
P value <.0001**
Red aroma Arang sekam 6.64
Kompos daun bambu 6.68
Pupuk kandang ayam 5.38
P value 0.0525tn
Sun lady Arang sekam 7.34
Kompos daun bambu 7.78
Pupuk kandang ayam 6.66
P value 0.0783tn
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %, * = Berbeda nyata pada taraf uji 5%,
** = Berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 %. Angka yang diikuti oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT (α = 5%).
20
Umur panen buah melon dihitung dari pindah tanam ke rumah kaca hingga
panen. Berdasarkan data pada Tabel 6, rata-rata umur panen buah melon adalah
72.75-77.75 HST. Perlakuan varietas dan media tanam tidak berpengaruh nyata
terhadap umur panen buah melon.
Pada pengamatan posisi buah, perlakuan varietas melon menunjukkan
pengaruh nyata terhadap posisi buah. Posisi buah pada varietas Golden Apollo
terdapat pada buku yang lebih rendah dibandingkan dengan tiga varietas lainnya.
Perlakuan media tanam tidak memberikan pengaruh nyata terhadap posisi buah.
Media pupuk kandang ayam tidak memiliki data yang disebabkan tidak adanya
tanaman yang berbuah pada media tersebut. Tidak terdapat interaksi antara
perlakuan varietas dan media tanam terhadap posisi buah.
Tabel 6. Pengaruh Varietas dan Media Tanam Terhadap Umur Panen dan Posisi
Buah Melon
Perlakuan Umur panen (HST) Posisi buah (buku ke-)
Varietas
Golden apollo 72.75 13.00b
Sky rocket 76.25 22.50a
Red aroma 77.75 21.50a
Sun lady 72.75 27.25a
Uji F tn *
Media
Arang sekam 77.37 21.25
Kompos daun bambu 73.62 20.87
Pupuk kandang ayam - -
Uji F tn tn
Interaksi tn tn
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %, * = Berbeda nyata pada taraf uji 5%.
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji DMRT (α = 5%).
Dilihat dari data pada Tabel 8, rata-rata kadar kemanisan buah melon
berkisar pada 12.03–12.96 oBrix. Perlakuan varietas dan media tanam tidak
memberikan pengaruh nyata terhadap nilai padatan terlarut total buah melon.
22
Media tanam pupuk kandang ayam tidak memiliki data yang disebabkan oleh
tanaman pada media tersebut tidak menghaslkan buah. Tidak terdapat interaksi
antara perlakuan varietas dan media tanam terhadap padatan total terlarut buah
melon.
Perlakuan varietas dan media tanam tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap nilai kekerasan kulit. Rata-rata kekerasan kulit buah melon berkisar pada
0.93–1.07 Kg/s. Media tanam pupuk kandang ayam tidak memiliki data yang
disebabkan oleh tanaman pada media tersebut tidak menghasilkan buah. Tidak
terdapat interaksi antara perlakuan varietas dan media tanam terhadap kekerasan
kulit buah melon.
Pengamatan Kualitatif
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2. Warna daging buah melon (a) Varietas Golden Apollo, (b) Varietas Sky
Rocket, (c) Varietas Red Aroma, (d) Varietas Sun Lady.
Aroma. Varietas Red Aroma memiliki skor tertinggi pada uji penampilan dengan
rata-rata skor 4.20, namun tidak berbeda nyata dengan varietas Sun Lady. Skor
penampilan yang lebih tinggi ini disebabkan penampilan daging buah yang
berwarna jingga kemerahan dan lebih tebal daripada varietas lain yang diuji,
selain itu intensitas juring yang penuh menyelimuti kulit menjadikan penampilan
buah ini lebih menarik. Interaksi antara perlakuan varietas dan media tanam
terjadi pada skor aroma buah. Pada Tabel 11, interaksi antara perlakuan varietas
dan media tanam menunjukkan pengaruh nyata terhadap aroma buah. Media
tanam arang sekam menghasilkan aroma yang lebih baik pada varietas Golden
Apollo dan Red Aroma.
Hasil olah data skor rasa, aroma, dan penampilan menggunakan metode
Kruskal Wallis disajikan pada Tabel 12. Perlakuan varietas berpengaruh nyata
terhadap skor rasa, aroma, dan penampilan. Varietas Golden Apollo memiliki
peringkat tertinggi pada uji rasa, namun memiliki peringkat yang rendah pada
penampilan buah. Varietas Red Aroma memiliki peringkat tertinggi pada
penampilan buah. Varietas ini juga memiliki peringkat rasa yang lebih tinggi dari
varietas Sky Rocket dan Sun Lady. Aroma buah varietas Red Aroma memiliki
peringkat lebih tinggi daripada varietas Golden Apollo dan Sky Rocket.
Tabel 10. Uji Organoleptik Rasa, Aroma, dan Penampilan Buah Melon
Perlakuan Skor
Rasa Aroma Penampilan
Varietas
Golden apollo 3.90a 3.40ab 3.35b
Sky rocket 3.45ab 3.15b 3.40b
Red aroma 3.60a 3.40ab 4.20a
Sun lady 3.00b 3.80a 3.85a
Uji F * * **
Media
Arang sekam 3.57 3.60a 3.80
Kompos daun bambu 3.40 3.27b 3.60
Pupuk kandang ayam - - -
Uji F tn * tn
Interaksi tn * tn
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %, * = Berbeda nyata pada taraf uji 5%,
** = Berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 %. Angka yang diikuti oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT (α = 5%).
Keterangan Skor : 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = netral, 4 = suka, 5 = sangat suka
26
Tabel 11. Pengaruh Interaksi Antara Varietas dan Media Tanam Terhadap Skor
Aroma Buah
Varietas Media Skor Aroma
Golden apollo Arang sekam 3.70
Kompos daun bambu 3.10
P value 0.0203*
Sky rocket Arang sekam 3.40
Kompos daun bambu 2.90
P value 0.0541tn
Red aroma Arang sekam 3.70
Kompos daun bambu 3.10
P value 0.0041**
Sun lady Arang sekam 3.60
Kompos daun bambu 4.00
P value 0.2954tn
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %, * = Berbeda nyata pada taraf uji 5%,
** = Berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 %.
Tabel 12. Uji Kruskal Wallis Skor Rasa, Aroma, dan Penampilan Buah Melon
Rasa Aroma Penampilan
Perlakuan
Skor Rank Skor Rank Skor Rank
Varietas
Golden apollo 4.0 51.2 3.0 38.9 3.0 31.5
Sky rocket 3.5 39.6 3.0 32.2 3.0 31.4
Red aroma 3.5 42.6 3.0 39.9 4.0 54.8
Sun lady 3.0 28.7 4.0 51.0 4.0 44.3
H 10.85 8.59 16.51
P value 0.013* 0.035* 0.001**
Media Tanam
Arang sekam 4.0 43.1 4.0 46.3 4.0 43.3
Kompos daun bambu 3.0 37.9 3.0 34.7 4.0 37.7
Pupuk kandang ayam - - - - - -
H 1.16 6.22 1.37
P value 0.282tn 0.013* 0.241tn
Keterangan : H= Nilai uji Kruskal Wallis, tn= P value > 0.05, *= P value <0.05, **= P value <0.01
Pembahasan
minggu. Pada parameter panjang ruas tanaman, perlakuan media tanam mulai
berpengaruh nyata pada 3-5 MST. Semakin besar jumlah buku dan panjang ruas
yang dihasilkan tanaman melon maka akan semakin besar peluang mendapatkan
buah melon yang berkualitas, karena dalam 1 tanaman melon hanya disisakan 1
calon buah yang terbaik. Menurut Faruqi (2011) pada tanaman mentimun Gherkin
jumlah buku akan berpengaruh terhadap jumlah buah yang dihasilkan. Tanaman
yang memiliki ruas lebih panjang akan memiliki ruang tumbuh buah yang lebih
renggang sehingga perkembangan buah lebih baik.
Media tanam arang sekam dan kompos daun bambu menghasilkan data
pertumbuhan yang tidak berbeda nyata, namun media tanam pupuk kandang
ayam menghasilkan pertumbuhan paling rendah. Hal ini diduga bibit yang
ditanam pada media tanam pupuk kandang ayam mengalami stres yang
disebabkan media tersebut jenuh dengan larutan fertigasi dan relatif tingginya
kandungan hara mikro. Pupuk kandang ayam memiliki porositas media yang lebih
rendah daripada arang sekam dan kompos daun bambu, sehingga penyiraman
secara rutin dengan larutan hara hidroponik menimbulkan akumulasi hara pada
media pupuk kandang ayam dan menyebabkan media tersebut tergenang dengan
larutan hara (Lampiran 1). Menurut Ashari (2006) tanah atau media tanam yang
tergenang dengan air menyebabkan kandungan oksigen dalam media tanam
menurun dan respirasi akar terhambat, sehingga serapan hara untuk tanaman akan
berkurang. Analisis hara media tanam menunjukkan kandungan hara mikro Fe,
Mn, Zn, Cu pada media pupuk kandang ayam berturut-turut sebesar 23,275.26
ppm, 1,406.85 ppm, 1,440.73 ppm, dan 273.28 ppm (Lampiran 2).
Pada pengamatan kuantitatif, varietas Golden Apollo memiliki panjang
buah tertinggi (27.27 cm) karena tanaman ini berbentuk lonjong seperti varietas
Sun Lady namun berukuran lebih besar daripada varietas Sun Lady. Melon
varietas Sun Lady memiliki pertumbuhan vegetatif terbaik, namun tebal daging
buahnya paling rendah dibandingkan tiga varietas lainnya. Panjang buah dan tebal
daging berpengaruh terhadap bobot buah. Penelitian Sari (2009) menunjukkan
bahwa peningkatan panjang, lingkar dan diameter buah dapat menghasilkan bobot
per buah semakin tinggi, sehingga daging buah lebih tebal.
28
dalam penampilan buah (skor 4.20). Responden menyukai daging buah yang
tebal (42.75 mm) dengan warna jingga kemerahan dan rasa yang manis. Varietas
ini juga unggul dari segi aroma buah (skor 3.40) akan tetapi lebih rendah dari
varietas Sun Lady. Varietas ini juga memiliki peringkat rasa yang lebih tinggi dari
varietas Sky Rocket dan Sun Lady. Aroma buah varietas Red Aroma memiliki
peringkat lebih tinggi daripada varietas Golden Apollo dan Sky Rocket. Menurut
Sari (2009) kualitas buah melon dapat dilihat dari tingkat kemanisan, tekstur
daging buah, penampakan buah, dan aroma daging buah.
Perlakuan media tanam arang sekam dan kompos daun bambu
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil buah
melon. Menurut Anif et al., (2007) kompos yang berasal dari sampah tanaman
memiliki kandungan nitrogen dan bahan organik yang diperlukan tanaman untuk
menunjang pertumbuhan tanaman. Media kompos daun bambu dapat digunakan
sebagai pengganti arang sekam untuk budidaya melon hidroponik. Media tanam
pupuk kandang ayam tidak memiliki data kuantitatif yang disebabkan tanaman
pada media ini tidak ada yang berbuah. Kondisi tanaman yang tidak berbuah pada
media pupuk kandang ayam disebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman
melon pada fase vegetatif, sehingga terjadi penundaan pembungaan. Menurut
Ashari (2006) bunga yang terbentuk secara tidak bersamaan akan mengurangi
keberhasilan penyerbukan dan bunga tersebut akan rontok.
Suhu greenhouse yang mencapai 42 oC pada siang hari menjadikan
transpirasi tanaman meningkat pesat dan tanaman menunjukkan respon layu tidak
permanen (Lampiran 4). Tingginya suhu lingkungan dapat mengakibatkan kurang
maksimumnya kadar kemanisan buah karena mobilitas fotosintat akan berkurang
(Poerwanto, 2003).
Serangan embun tepung (powdery mildew) meningkat pada 7 MST sampai
buah dipanen (Lampiran 5). Meningkatnya serangan penyakit embun tepung
disebabkan oleh daun-daun tanaman dewasa yang lebat sehingga kelembaban
dalam tajuk tanaman meningkat. Pemangkasan daun-daun menjelang buah panen
akan mengurangi kelembaban dan dapat mengurangi intensitas serangan penyakit
embun tepung, sehingga proses pematangan buah tidak terganggu. Menurut Sari
(2007) pemangkasan pucuk tanaman (topping) dapat mengurangi kelembaban
30
dalam tajuk tanaman, sehingga dapat menekan perkembangan hama dan penyakit
tanaman.
Interaksi antara perlakuan varietas dan media tanam menunjukkan
perbedaan yang nyata terhadap panjang ruas tanaman 4 MST dan aroma buah.
Interaksi pada panjang ruas tanaman 4 MST menunjukkan bahwa media tanam
kompos daun bambu cocok digunakan untuk varietas Sky Rocket. Interaksi pada
skor aroma menunjukkan bahwa media tanam arang sekam menghasilkan aroma
yang lebih baik pada varietas Golden Apollo dan Red Aroma.
31
Kesimpulan
Varietas Golden Apollo dan Red Aroma cocok untuk budidaya dengan
sistem hidroponik di dalam rumah kaca. Varietas Golden Apollo memiliki tingkat
produksi yang paling tinggi (1654.3 kg per buah) dan rasa yang renyah. Varietas
Red Aroma disukai oleh konsumen karena penampilan luar, daging buah yang
berwarna jingga kemerahan, aroma yang wangi dan rasa yang renyah berserat.
Media tanam kompos daun bambu memberikan hasil yang tidak berbeda nyata
dengan arang sekam sehingga dapat digunakan sebagai pengganti media arang
sekam dalam budidaya melon hidroponik.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adams, C.R. and M.P. Early. 2004. Principles of Horticulture 4th Edition.
Butterworth Heinemann. Oxford. 230 p.
Anif, S., T. Rahayu, dan M. Faatih. 2007. Pemanfaatan limbah tomat sebagai
pengganti em-4 pada proses pengomposan sampah organik. Jurnal
Penelitian Sains dan Teknologi 8(2) : 119–143.
Boodley, J.W. 1998. The Commercial Greenhouse 2nd Edition. Delmar. USA.
612p.
Everhart, E., C. Haynes, and H. Taber. 2009. Melons. Iowa State University,
University Extension. Iowa. 4 pg.
Faruqi, I. 2011. Pengaruh Media Tanam Dan Varietas Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Gherkin (Cucumis anguria L.) pada Sistem Hidroponik.
Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 32 hal.
Hartatik, W. dan L.R. Widowati. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati : Pupuk
Kandang. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor. Hal
59-82.
Indrasari, A. dan A. Syukur. 2006. Pengaruh pemberian pupuk kandang dan unsur
hara mikro terhadap pertumbuhan jagung pada ultisol yang dikapur. Jurnal
Ilmu Tanah dan Lingkungan 6 (2) : 116-123.
IPGRI. 2003. Descriptor for Melon (Cucumis melo L.). International Plant
Genetic Resources Institute. Rome, Italy. 65p.
Kuswara, M.I. 2011. Pengaruh Manipulasi Bentuk Buah Terhadap Kualitas Buah
Melon (Cucumis melo L.) Hidroponik. Skripsi. Departemen Agronomi dan
Hortikultura. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 45 hal.
Lester, G. 1997. Melon (Cucumis melo L.) fruit nutritional quality and health
functionality. Hortechnology 7 (3): 222-227.
Mayadewi, N.N.A. 2007. Pengaruh jenis pupuk kandang dan jarak tanam terhadap
pertumbuhan gulma dan hasil jagung manis. J. Agritrop 28 (4):153-160.
Ohashi, A., F.A. Al-Said, and I.A. Khan. 2009. Evaluation of different
muskmelon (Cucumis melo) cultivars and production systems in Oman.
Int. J. Agric. Biol. 11: 596–600.
Resh, H.M. 2004. Hydroponic Food Production 6th Edition : A Definitife Guide
Book for The Advanced Home Gardener and The Comercial Hydroponic
Grower. New Concept Press. Mahwah, New Jersey. 567 p.
Rice, L.W. and R.P. Rice. 2011. Practical Horticulture 7th Edition. Prentice Hall.
New Jersey. 438 p.
Rosana, N. 2011. Teknik penggunaan beberapa media tanam pada beberapa klon
mawar mini. Buletin Teknik Pertanian 16 (1): 21-23.
34
Sari, A.Y.N. 2009. Pengaruh Jumlah Buah dan Pangkas Pucuk (Toping) Terhadap
Kualitas Buah Pada Budidaya Melon (Cucumis melo L.) dengan Sistem
Hidroponik. Skripsi. Program Studi Hortikultura. Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. 45 hal.
Shaw, N.L., D.J. Cantliffe., J. Funes, and C. Shine. 2004. Succesful beit alpha
cucumber production in the greenhouse using pine bark as an alternative
soilless media. Hortechnology 14 (2) : 289-294.
Siswanto. 2010. Meningkatkan Kadar Gula Buah Melon. UPN Veteran Jawa
Timur. Surabaya. 90 hal.
Sobir., W.B. Suwarno, dan E. Gunawan. 2007. Uji multilokasi melon hibrida
potensial dan perakitan varietas melon hibrida unggul. Prosiding seminar
hasil-hasil penelitian IPB. 10 hal.
Soeminaboedhy, I.N. dan R.S. Tejowulan. 2007. Pemanfaatan berbagai macam
arang sebagai sumber unsur hara P dan K serta sebagai pembenah tanah. J.
Agroteksos 17 (2) : 114-122.
LAMPIRAN
36
Lampiran 3. Lanjutan
Analisis Usaha Varietas Sky Rocket
Harga Total
No Uraian Satuan
Satuan (Rupiah)
Biaya Produksi Tetap
1 Sewa Greenhouse 160 m2 1,000 160,000
2 Benih melon Sky Rocket 210 biji 418,18 87,817.8
3 Media Arang Sekam 40 karung 10,000 400,000
4 Polibag 210 buah 200 42,000
5 Nutrisi AB mix 1 paket 600,000 600,000
6 Insektisida 1 paket 5,000 5,000
7 Fungisida 1 paket 5,000 5,000
8 Listrik + air 2 bulan 40,000 80,000
9 Tali ajir 2 rol 15,000 30,000
Jumlah 1,409,818
Lampiran 3. Lanjutan
Analisis Usaha Varietas Red Aroma
Harga Total
No Uraian Satuan
Satuan (Rupiah)
Biaya Produksi Tetap
1 Sewa Greenhouse 160 m2 1,000 160,000
2 Benih melon Red Aroma 210 biji 400 84,000
3 Media Arang Sekam 40 karung 10,000 400,000
4 Polibag 210 buah 200 42,000
5 Nutrisi AB mix 1 paket 600,000 600,000
6 Insektisida 1 paket 5,000 5,000
7 Fungisida 1 paket 5,000 5,000
8 Listrik + air 2 bulan 40,000 80,000
9 Tali ajir 2 rol 15,000 30,000
Jumlah 1,406,000
Lampiran 3. Lanjutan
Analisis Usaha Varietas Sun Lady
Harga Total
No Uraian Satuan
Satuan (Rupiah)
Biaya Produksi Tetap
1 Sewa Greenhouse 160 m2 1,000 160,000
2 Benih melon Sun Lady 210 biji 854.54 179,453.4
3 Media Arang Sekam 40 karung 10,000 400,000
4 Polibag 210 buah 200 42,000
5 Nutrisi AB mix 1 paket 600,000 600,000
6 Insektisida 1 paket 5,000 5,000
7 Fungisida 1 paket 5,000 5,000
8 Listrik + air 2 bulan 40,000 80,000
9 Tali ajir 2 rol 15,000 30,000
Jumlah 1,501,453
Nama :
Skor
Perlakuan
Rasa Aroma Penampilan
Keterangan Skor :
1= sangat tidak suka
2= tidak suka
3= netral
4= suka
5= sangat suka
45
(a) (b)
(c) (d)
Keterangan :
a. Varietas Golden Apollo
b. Varietas Sky Rocket
c. Varietas Red Aroma
d. Varietas Sun Lady