You are on page 1of 5

PENENTUAN KADAR PARASETAMOL DALAM TABLET SECARA

SPEKTROFOTOMETRI UV
Aswanthy Br Munthe

Abstrak:

Sebuah percobaan telah dilakukan untuk menentukan kadar parasetamol dalam tablet
Itramol® secara spektrofotometri UV (Ultraviolet). Percobaan dilakukan menggunakan
pelarut NaOH 0,1N dengan berat setara 10 mg dan faktor pengenceran 50 kali. Perhitungan
perolehan kadar dilakukan dilakukan melalui cara regresi dan secara pendekatan.
Menggunakan t tabel 4,0321 diperoleh bahwa keseluruhan data t hitung dengan metode
regresi maupun metode pendekatan adalah diterima. Kadar yang diperoleh dari data
perhitungan regresi yaitu 67,0463%-162,8277%, dan melalui metode pendekatan yaitu
61,55%-170,238%. Keduanya dinyatakan tidak memenuhi persyaratan kadar pada
Farmakope yaitu tidah kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110%.

Kata Kunci : Parasetamol, spektrofotometer UV, regresi, pendekatan.

Abstract:

A research has been done to determine the concentration of paracetamol on Itramol’s


tablet by using UV Spectrofotometry. This analysis was done by using NaOH 0,1N with aqual
weight 10mg with dilution factors 50x. The calculation of the rate is done through regression
and approach. Using t table 4.0321 obtained that the whole data t arithmetic with regression
method and approach method is accepted. Levels obtained from regression calculation data
is 67,0463% -162,8277%, and through approach method that is 61,55% -170,238%. Both are
stated not to meet the pharmacopoeia level requirement of less than 90% and not more than
110%.

Key word: Paracetamol, Spectrofotometry UV, Regression, Approach.

PENDAHULUAN persiapan sampel untuk analisis,


pemisahan, pengukuran, perhitungan hasil,
Kimia analitik adalah cabang dari dan pelaporan (Christian,2003).
ilmu kimia yang mempelajari tentang
karakteristik suatu zat, meliputi analisis Tahapan penetapan metode
kuantitatif dan kualitataif. Analisis merupakan tahapan untuk menentukan
kualitatif adalah analisis yang bertujuan banyaknya sampel, preparasi sampel, dan
untuk mengetahui senyawa-senyawa yang metode analisis yang digunakan.Metode
terkandung dalam sampel, sedangkan analisis dibagi menjadi dua macam yaitu
analisis kuantitatif adalah analisis yang metode analisis konvensional dan
bertujuan untuk mengetahui kadar suatu modern.Metode analisis modern lebih
senyawa dalam sampel. Dalam kimia mengarah pada penggunaan
analitik terdapat beberapa tahap pada instrumen.Prinsip dari metode analisis
proses analisis yaitu penentuan masalah, modern dikelompokkan menjadi tiga yaitu
penetapan metode, perolehan sampel, metode elektrokimia, metode
spektrofotometri, dan metode auksokrom (-OH) yang tersubsitusi pada
kromatografi. gugus kromofor dan alektron dan elektron
non bonding yang dapat meningkatkan
Spektrofotometri UV merupakan efek delokalisasi elekton phi pada inti
salah satu metode analisis yang dilakukan benzen sehingga senyawa ini dapat
dengan pangjang gelombang 100-400 nm menyerap radiasi pada daerah Ultraviolet
atau 595–299 kJ/mol. (batokromik efek).
Molekul- molekul yang
memerlukan lebih banyak energi untuk
promosi elektron, akan menyerap pada METODOLOGI PERCOBAAN
panjang gelombang yang lebih pendek.
Molekul yang memerlukan energi lebih Waktu dan Tempat Percobaan
sedikit akan menyerap pada panjang Percobaan dilakukan di Laboratorium
gelombang yang lebih panjang. Senyawa Kimia Farmasi Kuantitatif, Fakultas
yang menyerap cahaya dalam daerah Famasi Universitas Sumatera Utara pada
tampak (senyawa berwarna) mempunyai tanggal 06 Desember 2017.
elektron yang lebih mudah dipromosikan
dari padasenyawa yang menyerap pada Bahan
panjang gelombang lebih pendek
Bahan-bahan yang digunakan antara lain
Absorpsi spektrofotometri UV-Vis yaitu parasetamol PBFI dan NaOH 0,1 N.
adalah istilah yang digunakan ketika Sampel yang digunakan adalah tablet
radiasi ultraviolet dan cahaya tampak parasetamol Itramol® 500mg yang
diabsorpsi oleh molekul yang diukur. diproduksi oleh PT. Itrasal.
Alatnya disebut UV-Vis spektrofotometer.
Alat
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-
Visible) adalah salah satu dari sekian Alat-alat yang digunakan antara lain yaitu
banyak instrumen yang biasa digunakan spetrofotometer UV-Vis 1240 Shimadzu,
dalam menganalisa suatu senyawa kimia. labu tentukur 50 ml dan 100 ml, corong
penyaring, mortir dan stamfer, volum pipet
Spektrofotometer umum digunakan
karena kemampuannya dalam menganalisa 2,0 dan 5,0 serta maat pipet 5 ml.
begitu banyak senyawa kimia serta
PROSEDUR
kepraktisannya dalam hal preparasi sampel
apabila dibandingkan dengan beberapa Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N
metode analisa.
Parasetamol memberikan serapan Dilarutkan 4,00gr NaOH baku
maksimum dalam pelarut HCl 0,1 N pada menggunakan 1 liter akuades bebas CO2.
λ 245nm (A11 668a); dalam NaOH 0,1 N λ
257 nm (A11 715a) (Moffat et al, 2004). Pembuatan Larutan Induk Baku
Parasetamol PBFI
Ditinjau dari struktur molekul
parasetamol yang mempunyai gugus Timbang seksama 50 mg parasetamol
krpmofor yaitu ikatan rangkap PBFI, masukkan kedalam labu tentukur 50
terkonyungasi dan adanya gugus ml, tambahkan NaOH 0,1N sampai garis
tanda dan setelah larut encerkan dengan maksimum menggunakan NaOH 0,1N
NaOH 0,1N sampai garis tanda sebagai blanko.
(Konsentrasi 1000 mcg/ml)~LIB I

Pipet 5 ml LIB I dan masukkan ke dalam


labu tentukur 50 ml, encerkan dengan ANALISIS DATA SECARA REGRESI
NaOH 0,1N sampai garis tanda. Data yang diperoleh dari hasil percobaan
dihitung menggunakan persamaan:
Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum xy−(x)(y)/n
a: x2−(x)2/n
Hitung konsentrasi menggunakan Hukum
Lambert Beer A = A.b.c (g/100ml). Pipet dimana y= ax+b
1,5 LIB II, masukkan ke dalam labu
untuk melihat apakah kalibrasi ini
tentukur 25 ml encerkan dengan NaOH
memenuhi persyaratan hubungan yang
0,1N sampai garis tanda. Kemudian diukur
linear antara serapan dan konsentrasi maka
serapannya pada panjang gelombang
perlu dihitung uji koefisien korelasi (r).
200nm-400nm.
Hubungan korelasi yang baik adalah jika
Penentuan Lineraitas Kurva Kalibrasi memperoleh mendekati 1 dan batas
persyaratan korelasi yang masih bisa
Pipet LIB II Berturut-turut 0ml; 1,5ml; diteima adalah r=0,9950 (Clark’s) ≥0,95
2ml; 3ml; 3,5ml; dan 4ml masing-masing (Shargel, L). Koefisien dihitunga dengan
masukkan ke dalam labu tentukur 50 ml cara:
tanbahkan NaOH 0,1N sampai garis tanda.
xy−(x)(y)/n
Konsentrasi larutan 0mcg/ml; 3mcg/ml; r: (x)2 (y)2
√(x2− )(y2− )
4mcg/ml; 6mcg/ml; 7mcg/ml dan 8 n n

mcg/ml. Kemudian ukur serapannya pada perhitungan konsentrasi sampel dihitung


λ maksimum menggunakan persamaan:
Penentuan Kadar Parasetamol Tablet y= ax+b
Timbang dan serbukkan tidak kurang dari dimana y adalah data absorbansi sampel
20 tablet. Timbang seksama sejumlah yang diperoleh dari data alat. Dan ax+b
setara 10 mg parasetamol masukkan ke diperoleh dari persamaan sebelumnya.
dalam labu ukur 100 ml, tambahkan 20 ml
NaOH 0,1N kocok, encerkan dengan Perhitungan konsentrasi sampel dalam
NaOH 0,1N sampai garis tanda, saring labu awal menggunakan persamaan:
kemudian buang filtrat 10 ml pertama dan
S= A x Fp x Vol.labu awal
filtrat selanjutnya ditampung.
Keterangan:
Pipet 1 ml filtrat, masukkan ke dalam labu
ukur 50 ml, encernkan dengan NaOH 0,1N A= hasil dari X perhitungan sebelumnya
sampai garis tanda kemudian NaOH 0,1N
sampai garis tanda. Kemudian ukur Fp= Faktor pengenceran
serapannya pada panjang gelombang
Perhitungan kadar perolehan tiap tablet
menggunakan persamaan:
Kons.sampel labu awal
C= x berat rata-rata/tablet
Berat yang ditimbang

Perhitungan % kadar parasetamol Metode Pendekatan


dalam tablet:
2)Tabel perolehan kadar pendekatan
kadar perolehan tiap tab
% kadar: x 100% N Berat Abs Cons Kadar Kadar %Kadar
500mg
o sampe (y) (mcg/ Labu Etiket
l (mg) ml) awal (mg)
1 14,4 0,156 2,393 10,98 500 93,25
2 14,6 0,177 2,715 12,322 500 103,222
ANALISIS DATA SECARA 3 12,9 0,182 2,792 12,642 500 119,854
PENDEKATAN 4 18,9 0,177 2,715 12,322 500 81,023
5 13,4 0,140 2,148 14,958 500 90,88
6 13,4 0,159 2,439 11,172 500 101,965
Perhitungan dilakukan menggunakan 7 12,9 1,237 3,636 11,156 500 153,177
persamaan: 8 13,1 0,281 3,679 19,687 500 183,80

A1 A1 Dari data yang diperoleh diatas makan


= dapat dicari t hitung dari data
C1 C2
menggunakan dk(t tabel) yaitu 4,0321
ANALISIS DATA SECARA dimana metode regresi menggunakan
STATISTIK standar deviasi 33,5943 dan metode
Dilakukan menggunakan t hitung table pendektan menggunakan standar deviasi
yaitu 4,0321 dan Standar Deviasi 33,5943 38,1194. Melalui persamaan maka
diperoleh hasil pada tabel 3. Dari hasil
T hitung dicari melalui persamaan : yang ditunjukkan pada tabel 3 kita dapat
x1−x
menyimpulkan bahwa semua t hitung yang
t = SD√n diperoleh baik melalui cara regresi
maupun cara pendekan seluruhnya dapat
data hitung dinyatakan diterima jika nilai t diterima yaitu data< 4,0321
hitung< t tabel.
3) Tabel t hitung
HASIL DAN PEMBAHASAN
No. Metode regresi Metode
Metode Regresi pendekatan
1 0,238 0,2100
1)Tabel perolehan kadar regresi
2 0,123 0,1175
N Berat Abs Cons Kadar Kadar %Kadar 3 0,051 0,036
o sampe (y) (mcg/ Labu Etiket 4 0,356 0,3234
l (mg) ml) awal (mg) 5 0,2531 0,231
1 14,4 0,156 2,196 10,98 500 92,253
2 14,6 0,177 2,464 12,32 500 103,222 6 0,136 0,1292
3 12,9 0,182 2,528 12,642 500 119,855 7 0,402 0,3457
4 18,9 0,177 2,464 12,322 500 81,024 8 0,6541 0,629
5 13,4 0,140 1,991 9,9582 500 90,887
6 13,4 0,159 2,234 11,172 500 107,965
KESIMPULAN DAN SARAN
7 12,9 1,237 3,321 16,15 500 153,204
8 13,1 0,281 3,793 18,96 500 177,089 Kesimpulan
Kadar yang diperoleh dari perhitungan Edisi III. London: Pharmaceutical
regresi yaitu 67,0463%-162,8277% dan Press. Hal. 911.
kadar yang diperoleh dari perhitungan
metode pendekatan yaitu 61,55%-
170,238%. Keduanya dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan kadar parasetamol
yang ditetapkan pada farmakope IV
dimana kadar parasetamol seharusnya
adalah tidak kurang dari 90% dan tidak
lebih dari 110%.

Saran

Kadar yang diperoleh tidak sesuai dengan


persyaratan dimungkinkan dikarenakan
proses kerja yang kurang kuantitatif,
diharapkan untuk kedepannya praktikan
yang mengerjakan untuk lebih kuantitatif
dan seksama.

DAFTAR PUSTAKA

1. Christian, D.G. 2003. Analytical


Chemistry. Washington: John
Wiley & Sons Inc
2. Ditjen POM. (1995). Farmakope
Indonesia.Edisi keempat. Jakarta:
Depkes RI.
3. Moffat, A.C., Osselton, M.D., dan
Widdop, B. (2004). Clarke’s
Analysis of Drugs and Poisons.

You might also like