Professional Documents
Culture Documents
Fisiologi lambung
Lambung berfungsi sebagai
1. Pencernaan protein oleh pepsin dan HCl, (sedikit) pencernaan karbohidrat dan
lemak oleh amylase dan lipase
2. Sintesis dan pelepasan gastrin dipengaruhi protein makanan, peregangan antrum,
dan rangsangan vagus
3. Sekresi factor intrinsic memungkinkan absorpsi vitamin B₁₂ dari usus halus bagian
distal
4. Sekresi mucus sebagai pelindung dinding dan pelumas makanan (lebih mudah
diangkut)
Fungsi Motorik
Sekresi asam
Keduanya mensekresi asam secara tidak langsung melalui pelepasan histamin dari sel
parakrin (dekat dengan sel parietal). Lalu histamin bekerja secara local pada sel parietal,
dimana aktivasi reseptor H₂ histamin meningkatkan cAMP intrasel dan sekresi asam.
Sedangkan sel chief menghasilkan pepsinogen yang akan diubah HCl menjadi pepsin
yang berperan dalam pemecahan peptide pada protein makanan.
esophagus
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan
melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Di sebelah depan
kerongkongan terdapat saluran pernapasan yang disebut trakea. Trakea
menghubungkan rongga hidung dengan paru-paru. Pada saat kita menelan
makanan, ada tulang rawan yang menutup lubang ke tenggorokan. Bagian tersebut
dinamakan epiglotis. Epiglotis mencegah makanan masuk ke paru-paru.
Kerongkongan sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso -
"membawa", dan έφαγον, phagus - "memakan").
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.
Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
· bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
· bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
· serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
Sekresi esofagus seluruhnya berkarakter mukus dan terutama memberi fungsi
pelumasan untuk menelan. Bagian utama dari esofagus dikelilingi oleh beberapa
kelenjar mukus sederhana. Pada bagian ujung lambung, dan dalam jumlah kecil
pada bagian awal esofagus, terdapat juga beberapa kelenjar mukus campuran.
Mukus yang disekresi oleh kelenjar campuran pada esofagus bagian atas akan
mencegah ekskoriasi mukosa akibat makanan yang baru saja masuk, sedangkan
kelenjar campuran yang berada didekat sambungan esofagogastric akan melindungi
dinding esofagus dari pencernaan oleh asam getah lambung yang sering mengalami
refluks dari lambung kembali lagi kebagian bawah esofagus.
Guyton, Arthur C, Hall,John E.2007.Fisiologi Kedokteran edisi 11.Jakarta : EGC
2. Mengapa terdapat keluhan nyeri ulu hati dan rasanya seperti terbakar?
Nyeri dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau sensasi terbakar di
epigastrium tengah atau di punggung. Nyeri terjadi karena kandungan asam lambung
dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang
terpajan. Teori lain menunjukkan adanya kontak antara lesi (ulkus) dan asam
merangsang mekanisme lokal yang memulai kontraksi otot halus disekitarnya. Nyeri bisa
hilang setelah makan, karena makanan menetralisir asam atau dengan menggunakan
alkali, namun bila lambung kosong, nyeri kembali timbul. Aktivitas makan merupakan
salah satu cara menentukan letak ulkus (di lambung atau di duodenum). Apabila setelah
makan, nyeri menghilang mungkin letak ulkus di lambung, jika tidak hilang,
dimungkinkan letaknya di duodenum (tapi cara ini tidak bisa digunakan sebagai
patokan).
Pirosis (nyeri ulu hati), merupakan sensasi luka bakar pada oesophagus dan lambung
yang naik ke mulut, kadang disertai eruksitasi (sendawa) asam. Eruksitasi bisa terjadi
saat lambung kosong.
Sumber : Price S. A, Wilson L. M. 1995. Patofisiologi Konsep klinis Proses-Proses
penyakit Edisi 4. Jakarta : EGC.
Efek samping OAINS pada GIT. Dalam lambung, COX-1 menghasilkan prostaglandin (PGE₂
dan PGI₂) yang menstimulasi mucus, sekresi bikarbonat, dan menyebabkan vasodilatasi
(kesemuanya menjaga mukosa lambung, lihat atas). OAINS nonselektif menghambat
COX-1 sehingga mengurangi efek sitoprotektif prostaglandin (menyebabkan efek serius
pada GIT bagian atas, termasuk perdarahan dan ulserasi). OAINS COX -2 selektif yang
baru (colecoxib) mempunyai efek toksisitas GIT yang jauh lebih sedikit. Selain itu OAINS
merusak mukosa secara local melalui difusi non-ionik ke dalam sel mukosa. Efek obat ini
juga terhadap agregasi trombosit akan meningkatkan bahaya perdarahan ulkus.
Sumber : Neal M. J. 2005. At a Glance Farmakologi Medis Edisi 5. Jakarta : Erlangga.
5. Mengapa pasien terdapat keluhan mual, muntah, perut terasa sebah dan
sering bersendawa? Jelaskan mekanismenya!
a. Nausea (mual)
Merupakan sensasi psikis akibat rangsangan pada organ viseral, labirinth dan
emosi.Selama periode nausea, terjadi penurunan tonus kurvatura mayor, korpus dan
fundus. Antrum dan duodenum berkontraksi berulang-ulang, sedangkan bulbus
duodeni relaksasi sehingga terjadi refluks cairan duodenum ke dalam lambung. Pada
fase nausea ini belum terjadi peristaltik aktif.
b. Retching
Pada fase retching, terjadi kekejangan dan terhentinya pernafasan yang berulang-
ulang, sementara glotis tertutup. Otot pernapasan dan diafragma berkontraksi
menyebabkan tekanan intratorakal menjadi negatif. Pada waktu yang bersamaan
terjadi kontraksi otot abdomen dan lambung, fundus dilatasi sedangkan antrum dan
pilorus berkontraksi. Sfingter esofagus bawah membuka, tetapi sfingter esofagus
atas masih menutup menyebabkan chyme masuk ke dalam esofagus. Pada akhir fase
retching terjadi relaksasi otot dinding perut dan lambung sehingga chyme yang
tadinya sudah masuk ke dalam esofagus kembali ke lambung.
c. Ekspulsi
Apabila retching mencapai puncaknya dan didukung oleh kontraksi otot abdomen
dan diafragma, akan berlanjut menjadi muntah, jika tekanan tersebut dapat
mengatasi mekanisme anti refluks dari LES (lower esophageal sphincter). Pada fase
ekspulsi ini pilorus dan antrum berkontraksi sedangkan fundus dan esofagus
relaksasi serta mulut terbuka. Pada fase ini juga terjadi perubahan tekanan
intratorakal dan intraabdominal serta kontraksi dari diafragma.
Pada episode ekspulsi tunggal terjadi tekanan negatif intratorakal dan tekanan
positif intraabdominal, dan dalam waktu bersamaan terjadi kontraksi yang cepat dari
diafragma yang menekan fundus sehingga terjadi refluks isi lambung ke dalam
esofagus. Bila ekspulsi sudah terjadi, tekanan intratorakal kembali positif dan
diafragma kembali ke posisi normal.
Sumber : Despopoulos & Silbernagl. 2003. Color Atlas Of Physiology Chapter 9.
Elsevier: Philadelpia
Hcl dipengaruhi oleh gastrin, gastrin meningkat pada kondisi misalnya tumor. Hcl tinggi
maka pepsin menjadi meningkat.
a. Ulkus Peptikum
- Ulkus lambung
Gambaran endoskopi tukak gaster (Shah et al.,2010)
Definisi
Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding
mukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus peptikum disbut juga
sebagai ulkus lambung, duodenal atau esofageal, tergantung pada lokasinya. (Bruner
and Suddart, 2001).
Manifestasi klinis
o Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk
atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini
bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat
menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan
o Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada
esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi
asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
o Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah
dapat menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan
pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa
yang mengalami inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut.
o Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus,
kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan.
Patofisiologi
Menurut Shay and Sun dalam Balance Theory 1974, tukak terjadi bila terjadi
gangguan keseimbangan antara faktor agresif/asam dan pepsin dengan defensif
yaitu mukus, bikarbonat, aliran darah dan bias faktor agresif (Tarigan, 2001).
Tukak terjadi akibat multifaktor yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan
antara faktor agresif dan faktor defensif. Faktor agresif tebagi menjadi faktor
endogen (HCl, pepsinogen/pepsin) dan faktor agresif eksogen (obatobatan, alkohol,
infeksi). Faktor defensive meliputi mukus bikarbonat dan prostaglandin. Keadaan dan
lingkungan individu juga memberikan kontribusi dalam terjadinya tukak yang
mengakibatkan terjadinya peningkatan sekresi asam lambung atau melemahnya
barier mukosa.
H. pylori hidup di lapisan dalam mukosa terutama mukosa antrum menyebabkan
kelemahan pada sistem pertahanan mukosa dengan mengurangi ketebalan lapisan
mukosa dengan melepaskan berbagai macam enzim seperti urease, lipase, protease
dan posfolipase dan mengeluarkan berbagai macam sitotoksin (vacuolating
cytotoxin/ Vac A gen) yang dapat menyebabkan vakuolisasi sel-sel epitel. Urease
dapat memecah urea dalam lambung menjadi ammonia yang toksik terhadap sel-sel
epitel, sedangkan protease dan fosfolipase A2 menekan sekresi mukus yang
menyebabkan daya tahan mukosa menurun, lalu merusak lapisan kaya lipid pada
apikal sel epitel dan melalui kerusakan sel-sel ini asam lambung berdifusi balik
menyebabkan nekrosis yang lebih luas sehingga terjadi tukak gaster (Tarigan, 2001)
Penatalaksanaan
a. Non medikamentosa
Istirahat yang cukup dapat mengurangkan refluks empedu dan stress. Stress dan
kecemasan memegang peran dalam peningkatan asam lambung dan penyakit
tukak. Walaupun masih ada silang pendapat mengenai hubungan stress dengan
asam lambung, sebaiknya pasein hidup sehat dan menerima stress dengan wajar.
Selain itu, diet juga dapat membantu menghilangkan dan mencegah kekambuhan
tukak gaster. Makanan lunak apalagi bubur saring, makanan yang mengandung
susu adalah makanan yang baik karena makanan halus dapat merangsang
pengeluaran asam lambung. Cabai dan makanan yang mengandung asam dapat
menimbulkan rasa sakit pada beberapa pasien tukak. Dalam hal ini, dianjurkan
pemberian makanan dalam
jumlah yang moderat atau menghindari makanan tersebut. Merokok
menghalangi penyembuhan tukak gaster. Merokok sebenarnya tidak
mempengaruhi sekresi asam lambung tetapi dapat memperlambat kesembuhan
luka tukak serta meningkatkan angka kematian oleh karena efek tidak langsung
dalam peningkatan kekambuhan penyakit saluran pernapasan dan penyakit
jantung koroner. Selain itu, penggunaan obat-obatan NSAID juga sebaiknya
dihindari. Bila diperlukan dosis NSAID bisa
diturunkan (Tarigan, 2001)
b. Medikamentosa
Antasida sering digunakan untuk menghilangkan keluhan rasa sakit. Antasida
tidak dianjurkan pada pasien gagal ginjal karena menimbulkan hipermagnesemia
dan kehilangan fosfat sedangkan aluminium menyebabkan konstipasi dan
neurotoksik tapi bila kombinasi kedua komponen saling menghilangkan efek
samping sehingga tidak terjadi diare ataupun konstipasi
Sukralfat adalah suatu komplek garam sukrosa dimana grup hidroksil diganti
dengan aluminium hidroksida dan sulfat. Sukralfat melindungi tukak dari
pengaruh agresif asam dan pepsin. Efek lain membantu sintesa prostaglandin,
menambah sekresi bikarbonat dan mukus, meningkatkan daya pertahanan dan
perbaikan mukosal. Juga tidak dianjurkan pada pasien gagal ginjal kronik
Antagonis Reseptor H2 (ARH2) yaitu simetidine, ranitidine, famotidine dan
nizatidine memblokir efek histamine pada sel parietal sehingga sel parietal tidak
dapat dirangsang untuk mengeluarkan asam lambung
Pada terapi infeksi Helicobacter pylori diberikan terapi dual dengan antibiotik.
Sumber : www.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31871/.../Chapter%20II.pdf
- Ulkus duodenum
Definisi
Ulkus duodenum atau tukak duodenum (TD) secara anatomis didefinisikan
sebagai suatu defek mukosa/ submukosa yang berbatas tegas dapat menembus
muskularis mukosa sampai lapisan serosa sehingga dapat terjadi perforasi.
Secara klinis, suatu tukak adalah hilangnya epitel superficial atau lapisan lebih
dalam dengan diameter ≥ 5mm yang dapat diamati secara endoskopi atau
radiologis (Akil H.A.M, 2006).
Etiologi
Etiologi TD yang telah diketahui sebagai faktor agresif yang merusak pertaganan
mukkosa adalah Helicobacter pylori, obat anti inflamasi non-steroid, asam
lambung/ pepsin dan faktor-faktor lingkungan serta kelainan satu atau beberapa
faktor pertahanan yang berpengaruh pada kejadian TD.
Manifestasi Klinis
Gambaran klinik TD sebagai salah satu bentuk dispepsia organik adalah sindrom
dispepsia berupa nyeri atau rasa tidak nyaman pada epigastrium. Nyeri seperti
rasa terbakar, nyeri raasa lapar, rsa sakit/tidak nyaman yang mengganggu dan
tidak terlokalisasi, biasanya terjadi setelah 90 menit sampai 3 jam post prandial
dan nyeri dapat berkurang semaentara sesudah makan, minum susu atau minum
antasida.
Nyeri yang spesifik pada 75% pasien adalah nyeri tengah malam yang
membangunkan pasien. Neri yang muncul tiba-tiba dan menjalar ke punggung
perlu diwaspadai adanya penetrasi tukak ke pankreas, sedangkan nyeri yang
muncul dan menetap mengenai seluruh perut dicurigai ssuatu perforasi.
Patofisiologi
Helicobacter pylori ditularkan secara feko-oral atau oral-oral. Didalam terutama
terkonsentrasi dalam antrum, bakteri ini berada pada lapisan mukus dan
sewaktuwaktu dapat menembus sel-sel epitel/ antar epitel.
Bila terjagi infeksa H.pylori maka bakteri ini akan melekat pada permukaan epitel
dangan bantuan adhesin sehingga akan terjadi gastritis akut yang akan berlanjut
maenjadi gastritis kronik aktif atau duodenitis kronik aktif.
Bila terjadi infeksi H.pylori, host akan memberi respon untuk
mengeliminasi/memusnahkan bakteri ini melalui mobilitas sel-sel PMN/limfosit
yang menginfiltrasi mukosa secara intensif dengan mengeluarkan bermacam-
macam mediator inflamasi atau sitokinin, yang bersama-sama dengan reaksi
imun yang timbul justru akan menyebabkan kerusakan sel-sel epitel
gastroduodenal yang lebih parah anmun tidak berhasil mengeliminasi bakteri dan
infeksi menjadi konik.
Sumber : Akil, H A M.2006. Tukak Duodenum dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: PIPFKUI
- Dispepsia Ulcer
Endoskopi
Endoskopi merupakan referensi standar untuk diagnosis dari ulkus
peptikum. Salah satu kekurangan utamanya adalah biaya yang tinggi di
beberapa negara seperti Amerika Serik at. Keputusan untuk melakukan
endoskopi pada pasien yang diduga menderita ulkus peptikum didasarkan
pada beberapa faktor. Pasien dengan komplikasi ulkus peptikum seperti
pendarahan memerlukan evaluasi endoskopi untuk mendapatkan diagnosis
yang akurat agar pengobatannya berhasil.
Radiografi
Pemeriksaanradiografi pada saluran gastrointestinal bagian atas
juga bisa menunjukkan ulkus peptikum. Salah satu kekurangannya adalah
paparan radiasi. Keuntungan endoskopi bisa melakukan biopsi mukosa
untuk mendiagnosa Helicobacterpylori, sedangkan radiografi terbatas
dalam praktik dunia kedokteran modern (Vakil, 2010).
Tukak lambung
Manifestasi: Dispepsia dan nyeri tekan epigastrium.
Etiologi: Obat OAINS dan bakteri h.pylori
Bertambahnya usia: Tukak biasanya terjadi pada individu lebih dari 40 tahun.
Infeksi Helicobacter pylori: Satu dari enam orang yang terkena bakteri ini akan terkena
tukak atau maag.
Obat anti peradangan non-streoid (contoh ibuprofen)
Merokok: Nikotin meningkatkan produksi asam dan mengurangi lapisan lendir
pelindung lambung
Mengkonsumsi alkohol: Alkohol dapat menyebabkan gastritis dengan meningkatkan
sekresi asam dan merusak selaput lendir lambung
Pembedahan besar atau penyakit berat
Riwayat keluarga: Lebih dari 25 persen pasien ulkus peptikum memiliki riwayat
keluarga yang menderita tukak lambung, dibandingkan dengan 5 persen dari non-ulkus
pasien.
a. Non medikamentosa
Istirahat yang cukup dapat mengurangkan refluks empedu dan stress. Stress dan
kecemasan memegang peran dalam peningkatan asam lambung dan penyakit
tukak. Walaupun masih ada silang pendapat mengenai hubungan stress dengan
asam lambung, sebaiknya pasein hidup sehat dan menerima stress dengan wajar.
Selain itu, diet juga dapat membantu menghilangkan dan mencegah kekambuhan
tukak gaster. Makanan lunak apalagi bubur saring, makanan yang mengandung
susu adalah makanan yang baik karena makanan halus dapat merangsang
pengeluaran asam lambung. Cabai dan makanan yang mengandung asam dapat
menimbulkan rasa sakit pada beberapa pasien tukak. Dalam hal ini, dianjurkan
pemberian makanan dalam
jumlah yang moderat atau menghindari makanan tersebut. Merokok
menghalangi penyembuhan tukak gaster. Merokok sebenarnya tidak
mempengaruhi sekresi asam lambung tetapi dapat memperlambat kesembuhan
luka tukak serta meningkatkan angka kematian oleh karena efek tidak langsung
dalam peningkatan kekambuhan penyakit saluran pernapasan dan penyakit
jantung koroner. Selain itu, penggunaan obat-obatan NSAID juga sebaiknya
dihindari. Bila diperlukan dosis NSAID bisa
diturunkan (Tarigan, 2001)
b. Medikamentosa
Antasida sering digunakan untuk menghilangkan keluhan rasa sakit. Antasida
tidak dianjurkan pada pasien gagal ginjal karena menimbulkan hipermagnesemia
dan kehilangan fosfat sedangkan aluminium menyebabkan konstipasi dan
neurotoksik tapi bila kombinasi kedua komponen saling menghilangkan efek
samping sehingga tidak terjadi diare ataupun konstipasi
Sukralfat adalah suatu komplek garam sukrosa dimana grup hidroksil diganti
dengan aluminium hidroksida dan sulfat. Sukralfat melindungi tukak dari
pengaruh agresif asam dan pepsin. Efek lain membantu sintesa prostaglandin,
menambah sekresi bikarbonat dan mukus, meningkatkan daya pertahanan dan
perbaikan mukosal. Juga tidak dianjurkan pada pasien gagal ginjal kronik
Antagonis Reseptor H2 (ARH2) yaitu simetidine, ranitidine, famotidine dan
nizatidine memblokir efek histamine pada sel parietal sehingga sel parietal tidak
dapat dirangsang untuk mengeluarkan asam lambung
Pada terapi infeksi Helicobacter pylori diberikan terapi dual dengan antibiotik.
Sumber : www.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31871/.../Chapter%20II.pdf