Metode pemisahan ekstraksi dan prinsip dasar pemisahan ekstraksi
Metode pemisahan ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran. Ekstraksi adalah salah satu metode pemisahan zat dalam bidang kimia yang mengacu pada prinsip distribusi zat terlarut ke dalam dua pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya. Prinsip utama yang melandasi teknik pemisahan ekstraksi adalah like disolve like, yakni senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan larut di dalam pelarut non polar. Melalui perbedaan kepolaran tersebut maka zat akan dapat dipisahkan. Prinsip ekstraksi didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fase pelarut. Prinsip dasar lain dari ekstraksi pelarut adalah pemisahan secara komponen dari zat terlarut di dalam dua campuran pelarut yang tidak saling bercampur. Biasanya digunakan dalam kimia organik dan lain - lain. Jika zat terlarut antara dua cairan tidak saling larut, ada suatu hubungan yang tepat antara konsentrasi zat terlarut dalam kedua fasa terlarut pada keadaan kesetimbangan. Zat tersebut akan terdistribusikan atau terbagi dalam kedua pelarut tersebut berdasarkan koefisien distribusi.
Prinsip-prinsip proses ekstraksi
1. Kontak antara pelarut dengan campuran zat terlarut (solute) dan dilute sehingga terjadi pemindahan massa zat terlarut (solute) kepelarut. 2. Pemisahan kedua fasa tersebut (fasa cair-fasaorganik) Kesetimbangan massa dan transfer massa keseluruhan dengan fasa organik sebagai media kontinu.
17. Metode Proses Ekstraksi Minyak Atsiri dari Bunga Mawar
Metode proses ekstraksi minyak atsiri dari mawar yang paling efektif adalah menggunakan PEF(Pulsed Electric Field) menggunakan metode pelarut menguap. Selama ini ekstraksi minyak atsiri menggunakan metode ekstraksi penguapan pelarut diantaranya adalah pelarut menguap dengan pelarut N-heksan. Pelarut menguap merupakan cara ekstraksi sederhana yang dilakukan dengan cara merendam bahan dalam pelarut dalam waktu tertentu pada suhu kamar dan terlindungi dari cahaya. Proses ini digunakan untuk mengekstraksi minyak bunga mawar yang menghasilkan rendemen minyak yang rendah. Salah satu faktor berpengaruh penting dalam ekstraksi adalah lama ekstraksi. Lama ekstraksi menunjukkan jumlah dan mutu ekstrak yang dihasilkan. Waktu ekstraksi yang pendek akan memberikan hasil yang rendah sebab tidak semua komponen dapat diharapkan untuk terekstrak, sedangkan semakin lama waktu ekstraksi maka kesempatan untuk bersentuhan semakin besar sehingga hasilnya juga bertambah. penggunaan suhu tinggi dan waktu yang terlalu lama akan menyebabkan minyak atsiri menguap dan mengalami oksidasi, sehingga menimbulkan perubahan bau. Sedangkan jika menggunakan PEF, maka prosesnya cepat, non-termal, dan sangat efektif untuk ekstraksi senyawa intraseluler. Perlakuan ini melibatkan penggunaan listrik tegangan tinggi dari beberapa mikrodetik kedalam produk pangan yang ditempatkan atau lewat di antara dua elektroda. Peningkatan rendemen terjadi dikarenakan semakin tinggi frekuensi PEF maka semakin rapat gelombang tegangan listrik yang dihasilkan sehingga mengakibatkan adanya kerusakan sel di jaringan bunga, kerusakan sel terlihat adanya pembentukan pori-pori yang melebar sehingga mempermudah larutan untuk masuk kedalam sel maka mempermudah sel minyak atsiri pada bunga mawar untuk terekstrak. Pembentukan pori yang melebar disebabkan proses elektroporasi pada membran sel oleh muatan medan listrik. Fase dari elektroporasi membran sel yaitu adanya penambahan muatan dan polarisasi membran sel. Fase selanjutnya yaitu pembentukan pori tergantung pada aplikasi medan listrik yang diterapkan. Jika nilai kekuatan medan listrik dilampaui maka potensi transmembrane yang kritis dapat dilakukan pembentukan pori untuk membran sel. Pembentukan pori pada membran tersebut menyebabkan bentukan yang rusak dan formasi tidak dapat kembali pada bentuk semula. Begitu pula dengan waktu ekstraksi, semakin lama waktu ekstraksi yang diterapkan maka semakin besar rendemen yang dihasilkan. Hal ini disebabkan lama waktu ekstraksi pada proses ekstraksi menyebabkan kontak permukaan bahan baku dengan pelarut semakin luas dan lama sehingga kemampuan melarutkan komponen minyak atsiri lebih intense dan komponen minyak atsiri yang terekstrak semakin meningkat. Semakin lama kontak pelarut dan bahan tersebut akan diperoleh rendemen yang semakin banyak. Wibowo dan Sudi (2004) menegaskan bahwa lamanya waktu proses ekstraksi sangat berpengaruh terhadap minyak yang dihasilkan. Selain itu dengan menggunakan PEF dapat meningkatkan nilai indeks bias yang menunjukkan meningkatnya komponen kimia penyusun minyak atsiri. Dengan peningkatan komponen kimia minyak atsiri menyebabkan kerapatan minyak bertambah sehingga nilai indeks bias meningkat. Selain indeks bias tersebut, kualitas warna pada minyak atsiri bunga mawar juga meningkat.