Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Latar Belakang
2002 tentang perlindungan anak, disebutkan bahwa anak adalah seseorang yang
gaya hidup, dan lainnya membawa perubahan sosial yang mendasar dalam
komunitas, yang dapat disebabkan oleh individu atau kelompok terhadap orang lain
tindakan krimina. 3
dan kriminal pada remaja ini berkembang ke arah penelitian dengan tema
1
persidangan atau rehabilitasi akan menghadapi tantangan yang unik dan berkaitan
erat dengan masalah etik. Hal ini didasarkan pada rentang yang luas dalam
psikologis yang mencolok. Tingkat keparahan perilaku dan kriminalitas dari remaja
bervariasi dari tingkat yang ringan hingga berat. Hal tersebut menjadi tantangan
Hal yang menjadi kontroversi dalam bidang psikiatri forensik anak remaja
adalah penilaian terhadap risiko perilaku kekerasan di masa yang akan datang,
kekerasan pada remaja, maka judul ini diangkat sebagai referat pada stase forensik
2
BAB II
Studi Pustaka
Masa remaja merupakan masa yang penting dalam fase kehidupan. Pada
sosial. Hal yang penting adalah terdapat dua pembentukan neural network yaitu
emosi atau afektif, yang berkembang lebih dahulu, lebih cepat, dan lebih
berpusat di sistem limbik subkortikal dan akan berperan dalam kontrol dan
3
Fase anak menuju remaja Fase remaja menuju dewasa
2.2. Psychopathy
Epidemiologi
lokasi sekolah. Selain itu sebanyak 5.6% anak sekolah tidak pergi ke sekolah
karena merasa tidak aman saat berada di sekolah atau perjalanan menuju atau
4
karena senjata (senjata api, senjata tumpul, senjata tajam) di lingkungan
Selama tahun 2014, sebanyak 501.581 anak remaja berusia 10-24 tahun
dirawat di ruang gawat darurat rumah sakit akibat pertengkaran fisik.11 Selain
itu untuk kasus kekerasan yang berujung dengan penahanan, sepanjang tahun
2015, sebanyak 24.3.2% ditahan akibat kasus kriminal kekerasan, 605 remaja
ditahan karena kasus pembunuhan, 2.745 akibat kasus kekerasan seksual, dan
antaranya adalah :
a. Faktor individu
fungsi eksekutif otak.12 Anak dan remaja yang masuk dalam kriteria juvenile
5
yang rendah, ketergantungan terhadap reward.13 Selain itu Individu dengan
ciri psychopathic memiliki respon emosi yang lemah terhadap stimuli yang
tidak menyenangkan.14
saat ini pengaruh tingkat kecerdasan terhadap perilaku kejahatan pada anak
b. Faktor Neurobiologi
tinggi memiliki kadar DHEA yang lebih rendah dan rasio kortisol terhadap
perubahan struktural otak yang dapat berdampak pada defsit afektif dan
6
Penelitian lain yang dilakukan oleh de Oliveira Souza19 menunjukkan
c. Faktor riwayat
Salah satu faktor yang paling kuat dalam memprediksi perilaku kekerasan
anti sosial, paparan terhadap kekerasan yang dapat di rumah atau komunitas,
(1) Perilaku kekerasan dengan awitan pada masa kanak dan menetap
hingga masa dewasa, yang sering disebut life course persistent offenders
Tipe ini berkaitan dengan permasalahn perilaku yang tampak pada usia
hingga dewasa.12
7
berhubungan dengan proses pembelajaran sosial yang negatif dan
d. Faktor keluarga
onar melalui 3 jalur : jalur konflik otoritas, seperti dapat dilihat pada gambar
1.12,24
8
Gambar 1. Jalur Perkembangan Perilaku Kekerasan.25
pembelot, melarikan diri dari rumah, dan tinggal di luar larut malam)
api), dan kenakalan yang cukup berat pada tahap ketiga (yaitu melakukan
9
kecurangan, mencopet), dan menunjukkan perilaku kenakalan serius
penyerangan, kekerasan).
kekerasan yang lebih tinggi.27 Hal ini sejalan dengan penelitian yang
kekerasan fisik pada masa kanak, disregulasi emosi, dan psychopathic traits
pada anak laki-laki, tetapi hal tersebut tidak berlaku pada anak perempuan.
Selain itu perilaku kekerasan yang diterima pada masa kanak berpengaruh
10
Pada tahap remaja, hubungan dengan teman sebaya yang memiliki perilaku
anti sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap anak remaja dan erat
penyalahgunaan NAPZA.12
f. Gangguan psikiatri
psikiatri. Kejadian traumatik pada masa kanak, sering kali dilakukan oleh
11
Gangguan psikiatri yang berkaitan dengan kekerasan adalah gangguan
keadaan sosial dan faktor risiko klinis yang dapat berhubungan dengan
PCL:YV.
remaja. Alat ini tidak secara khusu menilai perilaku kekerasan akan tetapi
remaja dan dewasa dan njuga dengan tingkat residivisme pada orang
sebesar 63-68%.
12
YLS/CMI disusun sebagai daftar tilik yang perlu diisi oleh profesional
untuk menilai risiko dan faktor kebutuhan pada subjek berusia 12-18
bukan pembalasan.
13
- Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara Anak dari proses
menyelesaikan perkara anak, dan batas umur anak nakal yang dapat diajukan
Pemeriksaan perkara:
3. Dalam hal belum ada Hakim Anak, maka Ketua Pengadilan dapat
apabila ancaman pidana atas tindak pidana yang dilakukan anak yang
14
5. Dalam hal anak melakukan tindak pidana bersama-sama dengan orang
dewasa dan atau anggota TNI, maka anak yang bersangkutan diajukan
ke sidang Anak, sedangkan orang dewasa dan atau anggota TNI diajukan
Sidang Anak.
menggunakan Toga;
tua atau wali atau orang tua asuh, penasihat hukum dan pembimbing
kemasyarakatan;
Terdakwa dibawa keluar ruang sidang, akan tetapi orang tua, wali
15
atau orang tua asuh, Penasihat Hukum, dan Pembimbing
Majelis Hakim;
9. Penahanannya:
anak paling lama 15 (lima belas) hari dan dapat diperpanjang oleh
10. Putusan:
kepada orang tua, wali atau orang tua asuh, untuk mengemukakan
16
Pidana yang dijatuhkan terdiri dari Pidana Pokok dan Pidana
12. Terhadap Terdakwa anak sedapat mungkin tidak dijatuhi pidana penjara
pidana mati atau pidana seumur hidup, maka pidana penjara yang
belas) tahun, maka terhadap anak nakal tersebut hanya dapat dijatuhi
17
tindakan menyerahkan kepada negara untuk mengikuti pendidikan,
umur 12 (dua belas) tahun yang tidak diancam pidana mati atau
4. Dalam hal anak nakal dijatuhi pidana denda dan denda tersebut tidak
90 (sembilan puluh) hari kerja dan lama latihan kerja tidak lebih 4
yang dijatuhkan paling lama 2 (dua) tahun, dan jangka waktu masa
tetap).
18
2.6. Tata Laksana
Saat ini banyak anak usia sekolah yang memiliki tingkat kompetensi
kepekaan sosial emosional yang rendah. Hal ini menjadikan ini berdampak
pun rendah.34
Perilaku agresif dan kekerasan pada anak dan remaja dapat berdampak
hingga masa dewasa. Program intervensi dan rehabilitatif pada anak dan
remaja yang mengalami masalah perilaku ini merupakan hal yang penting
atau spesifik).3,35
a. Individu
- Perilaku kekerasan pada anak remaja sering kali berkaitan dnegan gangguan
psikitri. Hal ini menunjukkan perlunya program penapisan pada anak remaja
19
b. Kelompok
Penelitian meta analisis yang dilakukan oleh Ttofi37 dari tahun 1983 – 2009
20
Tabel 1. Framework Konseptual Untuk Pencegahan Kekerasan Pada Remaja3
21
BAB III
Kesimpulan
Kekerasan pada remaja merupakan masalah yang serius dan dapat menimbulkan
dampak yang besar dalam tatanan kehidupan sosial. Terdapat beberapa faktor risiko yang
berperan dalam perilaku kekerasan pada remaja. Beberapa faktor risiko yang sering dilaporkan
adalah gangguan psikiatri dan maltreatment. Tindakan intervensi yang dapat dilakukan dan
22
DAFTAR PUSTAKA
23
14. Kimonis ER, Fanti KA, Goulter N, Hall J. Affective startle potentiation differentiates
primary and secondary variants of juvenile psychopathy. Development and
psychopathology. 2017 Oct;29(4):1149-60.
15. Hampton AS, Drabick DA, Steinberg L. Does IQ moderate the relation between
psychopathy and juvenile offending? Law and human behavior. 2014 Feb;38(1):23-33.
16. Spironelli C, Segre D, Stegagno L, Angrilli A. Intelligence and psychopathy: a
correlational study on insane female offenders. Psychol Med. 2014 Jan;44(1):111-6.
17. Kimonis ER, Goulter N, Hawes DJ, Wilbur RR, Groer MW. Neuroendocrine factors
distinguish juvenile psychopathy variants. Developmental psychobiology. 2017
Mar;59(2):161-73.
18. Vieira JB, Ferreira-Santos F, Almeida PR, Barbosa F, Marques-Teixeira J, Marsh AA.
Psychopathic traits are associated with cortical and subcortical volume alterations in
healthy individuals. Social cognitive and affective neuroscience. 2015 Dec;10(12):1693-
704.
19. de Oliveira-Souza R, Hare RD, Bramati IE, Garrido GJ, Azevedo Ignacio F, Tovar-Moll
F, et al. Psychopathy as a disorder of the moral brain: fronto-temporo-limbic grey matter
reductions demonstrated by voxel-based morphometry. NeuroImage. 2008 Apr
15;40(3):1202-13.
20. Soreff SM, Hough MG. Aggression. StatPearls. Edisi. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing
StatPearls Publishing LLC.; 2017.
21. Lee V, Hoaken PNS. Cognition, emotion, and neurobiological development: Mediating
the relation between maltreatment and aggression. SAGE. 2007.
22. Koizumi M, Takagishi H. The Relationship between Child Maltreatment and Emotion
Recognition. PloS one. 2014;9(1).
23. Stouthamer-Loeber M, Loeber R, Homish DL, Wei E. Maltreatment of boys and the
development of disruptive and delinquent behavior. Development and psychopathology.
2001 Fall;13(4):941-55.
24. Loeber R, Stouthamer-Loeber M. Development of juvenile aggression and violence.
Some common misconceptions and controversies. The American psychologist. 1998
Feb;53(2):242-59.
25. Loeber R, Burke JD. Developmental Pathways in Juvenile Externalizing and
Internalizing Problems. Journal of research on adolescence : the official journal of the
Society for Research on Adolescence. 2011 Mar;21(1):34-46.
24
26. Loeber R, Dishion T. Boys' experimentation and persistence in developmental pathways
toward serious delinquency. Journal of Child and Family Studies. 1983;6(321).
27. Lang S, af Klinteberg B, Alm PO. Adult psychopathy and violent behavior in males with
early neglect and abuse. Acta psychiatrica Scandinavica Supplementum. 2002(412):93-
100.
28. Cheatham CL, Larkina M, Bauer PJ, Toth SL, Cicchetti D. Declarative memory in abused
and neglected infants. Advances in child development and behavior. 2010;38:161-82.
29. Price SD, Salekin RT, Klinger MR, Barker ED. Psychopathy and depression as predictors
of psychosocial difficulties in a sample of court evaluated adolescents. Personality
disorders. 2013 Jul;4(3):261-9.
30. Chu CM, Goh ML, Chong D. The Predictive Validity of Savry Ratings for Assessing
Youth Offenders in Singapore: A Comparison With YLS/CMI Ratings. Criminal Justice
and Behavior. 2016 Jun;43(6):793-810.
31. Corrado RR, Vincent GM, Hart SD, Cohen IM. Predictive validity of the Psychopathy
Checklist: Youth Version for general and violent recidivism. Behavioral sciences & the
law. 2004;22(1):5-22.
32. Stockdale KC, Olver ME, Wong SC. The Psychopathy Checklist: Youth Version and
adolescent and adult recidivism: considerations with respect to gender, ethnicity, and age.
Psychological assessment. 2010 Dec;22(4):768-81.
33. Pedoman teknis administrasi dan teknis peradilan pidana umum dan pidana khusus.
Agung M, editor Jakarta: Mahkamah Agung; 2008.
34. Durlak JA, Dymnicki AB, Taylor RD, Weissberg RP, Schellinger KB. The impact of
enhancing students social and emotional learning : A meta analysis of school based
universal interventions. Child development. 2011;82(1):405-32.
35. Pawils S, Metzner F. [Violence prevention in childhood and adolescence--a brief
overview]. Bundesgesundheitsblatt, Gesundheitsforschung, Gesundheitsschutz. 2016
Jan;59(1):52-6.
36. Sancassiani F, Pintus E, Holte A, Paulus P, Moro MF, Cossu G, et al. Enhancing the
Emotional and Social Skills of the Youth to Promote their Wellbeing and Positive
Development: A Systematic Review of Universal School-based Randomized Controlled
Trials. Clinical practice and epidemiology in mental health : CP & EMH. 2015;11(Suppl
1 M2):21-40.
25
37. Ttofi MM, Farrington DP. Effectiveness of school-based programs to reduce bullying: a
systematic and meta-analytic review. Journal of Experimental Criminology.
2010;7(1):27-56.
26