Professional Documents
Culture Documents
STEP 3
1
2. Prosedur/Mekanisme Pengelolaan Dana Kesehatan adalah seperangkat aturan
yang disepakati dan secara konsisten dijalankan oleh para pelaku subsistem
pembiayaan kesehatan, baik oleh Pemerintah secara lintas sektor, swasta,
maupun masyarakat yang mencakup mekanisme penggalian, pengalokasian
dan pembelanjaan dana kesehatan.
2
Dalam hal pengaturan penggalian dan pengumpulan serta pemanfaatan dana
yang bersumber dari iuran wajib, pemerintah harus melakukan sinkronisasi dan
sinergisme antara sumber dana dari iuran wajib, dana APBN/APBD, dana dari
masyarakat, dan sumber lainnya.
a. Penggalian dana
Penggalian dana untuk upaya pembangunan kesehatan yang bersumber dari
pemerintah dilakukan melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan atau pinjaman
yang tidak mengikat, serta berbagai sumber lainnya
b. Pengalokasian Dana
Pengalokasi dana pemerintah dilakukan melalui perencanaan anggaran dengan
mengutamakan upaya kesehatan prioritas, secara bertahap, dan terus ditingkatkan
jumlah pengalokasiannya sehingga sesuai dengan kebutuhan.
c. Pembelanjaan
Pembelanjaan dana kesehatan diarahkan terutama melalui jaminan kesehatan,
baik yang bersifat wajib maupun sukarela. Hal ini termasuk program bantuan sosial
dari pemerintah untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu
(Jamkesmas)
3
serta inovatif kemitraan publik-swasta. Pembahasan teknis upaya peningkatan fiskal
disajikan dalam catatan teknis HSR No 1.
Pemerintah wajib memperbaiki alokasi dana kesehatan agar tidak bias pada
pelayanan kuratif saja. Sebanyak 19 program Kesmas harus dilaksanakan. Untuk itu
penyelarasan alokasi dana kesehatan antara program kesehatan berbasis masyarakat
(UKM) dengan program kesehatan perorangan (UKP) serta upaya pendukung harus
menjadi agenda prioritas.
4
e. Meningkatkan Upaya Promosi dan Pencegahan
Hingga 70 persen dari beban penyakit dapat dihindari melalui pencegahan dan
promosi kesehatan (WHO 2002). Oleh karena itu, upaya peningkatan dana dan
penyelarasan alokasi dana UKM dan UKP memberikan ruang gerak memadai untuk
mengembangkan program kesehatan yang berbasis populasi (UKM). Program
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit harus menjadi agenda utama.
Peningkatan alokasi dana kesehatan tidak serta merta memberikan garansi dalam
memperbaiki status kesehatan jika birokrasi dan pengelolaan dana masih rapuh.
Pengelolaan kesehatan butuh dana cukup dan manajemen adekwat sejak tahap
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
5
b. Penyebaran dana yang tidak sesuai dengan kebutuhan
Penyebaran dana yang tidak sesuai juga akan menimbulkan ha
mbatan d a l a m pembiayaan kesehatan )alaupun dana yang tersedia sudah
mencukupi, seperti dana yang kebanyakan justru beredar di perkotaan, padahal jika
ditinjau dari penyebaran
penduduk d i n e g a r a b e r k e m b a n g k e b a n y a k a n b e r t e m p a t t i n g g a l d i d a
erah pedesaan.
b. Sumbangan social
d. Communal Selp-help
6. Swasta
6
3. Rumah sakit swasta harus memenuhi persyaratan standar bangunan, prasarana, dan
peralatan sesuai dengan jenis dan klasifikasi rumah sakit, meliputi :
Lokasi atau letak bangunan prasrana harus sesuai dengan rencana umum tataruang
dan terhindar dari pencemaran.
4. Rumah sakit swasta dalam memberikan pelayanan harus menjamin hak-hak pasien.
6. Rumah sakit swasta wajib mempunyai komite medik dan komite keperawatan.
7. Rumah sakit swasta wajib merujuk pasien ke rumah sakit yang lebih mampu
pelayanannya apabila rumah sakit tersebut tidak mampu menangani pasien tersebut.
8.Bentuk pelayanan rumah sakit swasta adalah rumah sakit umum dan rumah sakit
khusus.
9. Rumah sakit khusus swasta diklasifikasikan menjadi rumah sakit khusus swasta
pratama dan madya.
11.Rumah sakit swasta yang dimiliki yayasan, perhimpunan, perkumpulan sosial, dan
rumah sakit BUMN yang melayani pasien umum minimal 25%, dan rumah sakit
swasta yang dimiliki pemilik modal minimal 10 %.
7
STEP 4
Pembiayaan Kesehatan
Pola Pembiayaan
STEP 5
Kesehatan tidak hanya merupakan hak warga tetapi juga merupakan barang
investasi yang menentukan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi negara. Karena
itu Negara berkepentingan agar seluruh warganya sehat (“Health for All”), sehingga
ada kebutuhan untuk melembagakan pelayanan kesehatan semesta. Ada dua isu
mendasar untuk mewujudkan tujuan pelayanan kesehatan dengan cakupan semesta,
8
yaitu bagaimana cara membiayai pelayanan kesehatan untuk semua warga, dan
bagaimana mengalokasikan dana kesehatan untuk menyediakan pelayanan kesehatan
dengan efektif, efisien, dan adil.
Sistem pembiyaan yang tepat untuk suatu Negara adalah sistem yang mampu
mendukung tercapainya cakupan semesta. Cakupan semesta (universal coverage)
merupakan system kesehatan dimana setiap warga masyarakat memiliki akses yang
adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, yang
bermutu dan dibutuhkan, dengan biaya yang terjangkau. Cakupan semesta
mengandung dua elemen inti: (1) Akses pelayanan kesehatan yang adil dan bermutu
bagi setiap warga; dan (2) Perlindungan risiko financial ketika warga menggunakan
pelayanan kesehatan (WHO, 2005).
Sistem pembiayaan kesehatan untuk cakupan semesta dapat dibagi menjadi tiga
kategori: (1) pembayar tunggal (single payer), (2) pembayar ganda (two-tier, dual
health care system), dan (3) system mandat asuransi.
(2) SistemGanda(Two-Tier):
Dalam system dua lapis (two-tier) atau ganda (dual health care system),
pemerintah menyediakan pelayanan kesehatan atau memberikan cakupan asuransi
katastrofik atau cakupan minimal untuk semua warga. Kemudian warga
9
melengkapinya dengan membeli pelayanan kesehatan tambahan di sector swasta, baik
melalui asuransi sukarela atau membayar langsung
10
umum, hal ini biasanya dikaitkan dengan pembiayaan dua kegiatan pokok yaitu
investasi dan operasional.
Kegiatan investasi di rumah sakit biasanya terjadi dalm bentuk pengadaan alat
kedokteran pada umumnya terkait dengan beberapa hal, antara lain:
11
Pinjaman ini membutuhkan adanya jaminan, dapat berupa peralatan, gedung,
tanah, dan lain lain. Pinjaman jangka menengah juga bisa berupa leasing
yaitu penyediaan pembiayaan berupa barang barang modal untuk digunkan
untuk rumah sakit untuk jangka waktu tertentu.
Equity
3 sumber dana : dana filantrofis (dana donatur), subsidi pemerintah, dan
pemsukan dari rumah sakit.
Adanya karakteristik msing-masing inilah yang membuat pimpinan rumah sakit
harus menentukan pilihan pemanfaatan sumber dana yang paling efisien.
12
Pada tabel tersebut dapat dikatakan biaya tetap adalah jenis biaya yang tidak
berubah dengan adanya perubahan (kenaikan atau penurunan kegiatan). Sedangkan
biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah sesuai dengan adanya perubahan
kuantitas kegiatan. Biaya penyusustan alat medik adalah biaya tetap sedangkan biaya
bahan habis pakai serta alat tulis merupakan biaya tidak tetap.
13
langsung yaitu biaya yang jelas pemakaiannya dilakukan pada kegiatan unit tertentu
seperti: obat-obatan dari unit rawat jalan. Biaya tidak langsung biaya yang
penggunaannya dilakukan bukan di unit kegiatan yang bersangkutan seperti gaji
pegawai.
Pada biaya investasi terdapat salah satu faktor yang berpengaruh yaitu inflasi.
Inflasi di seluruh dunia diperkirakan diatas inflasi ekonomi. Penyebab inflasi tersebut
antara lain :
2. Medical Technology
14
Pemanfaatan dana BOK digunakan untuk dana manajemen dan dana
operasional di Puskesmas.
1. Dana Manajemen
a. Dinas Kesehatan Provinsi
b. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
c. Puskesmas
Pemanfaatan dana BOK yang digunakan untuk dana manajemen di
puskesmas, meliputi :
- Pembelian ATK untuk kegiatan pendukung
- Pembiayaan administrasi perbankan, apabila sesuai dengan ketentuan bank
setempat memerlukan biaya administrasi dalam rangka membuka dan
menutup rekening bank puskesmas.
- Pembelian materai
- Penggandaan/fotocopy laporan
- Pengiriman surat/laporan
- Pembelian konsumsi rapat
2. Dana Operasional di Puskesmas
Pemanfaatan dana BOK yang digunakan untuk dana operasional di
puskesmas, meliputi :
a. Perjalanan dinas sampai dengan delapan jam yang digunakan untuk
membiayai transpor bagi petugas kesehatan dan kader kesehatan,
tokoh masyarakat dan atau tokoh agama, dalam bentuk kegiatan sebagai
berikut :
- Pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif ke luar gedung
- Pelaksanaan rapat lokakarya mini dan musyawarah di desa.
b. Perjalanan dinas lebih dari delapan jam, yaitu membiayai transpor,
uang harian petugas kesehatan dan biaya penginapan terkait BOK ke desa
dengan akses sulit wilayah kerja Puskesmas.
c. Pembelian Barang
- Pembelian bahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan
peyuluhan
- Pembelian konsumsi rapat
- Penggandaan pedoman dan media/bahan penyuluhan pada masyarakat.
15
Pembiayaan kegiatan operasional dapat dilakukan dengan menggunakan dana
dari kegiatan layanan pasien. Ketika pembiayaan relative besar menggunakan
sumber dari luar rumah sakit. Pimpinan rumah sakit khususnya manager
keuangan memahami bagaiman pasien akan membayar pelayanan kesehatan :
1. Pasien membayar sendiri
Pada umumnya ketika melakukan pembayaran untuk layanan kesehatan di
rumah sakit, hanya ada dua pihak yang dilibatkan, yaitu pasien atau keluarga
sebagai penerima layanan dan rumah sakit sebagai pemberi layanan. Yang
mana pihak penerima layanan (pasien) akan membayar langsung kepada
pemberi layanan (rumah sakit). Dengan cara ini pasien membayar langsung
kepada dokter atau pembeli pelayanan kesehatan lainnya untuk pelayanan
kesehatan yang sudah diterima. Aspek positif metoda ini, pasien menjadi
Lebih menghargai nilai ekonomi dari pelayanan kesehatan yang diteima
sehingga menghindari penggunaan pelayanan kesehatan secara berlebihan.
Aspek negatif nya pasien dan keluarga akan sangat rentan untuk mengalami
pengeluaran bencana (catastrophic expenditure), karena harus membayar
biaya kesehatan yang mahal pada suatu saat ketika sakit, sehingga bisa
menyebabkan pasien dan keluarganya jatuh miskin.
2. Asuransi Kesehatan
Terdapat pihak lain yang campur tangan dalam pembayaran pelayanan
kesehatan pasien, yaitu perusahaan asuransi atau pihak lainya. Pembayaran
oleh pihak ketiga bisa melalui cara:
- Pasien membayar dahulu ke rumah sakit, lalu tagihan akan diklaim ke
perusahaan asuransi sehingga biaya yang ikeluarkan pasien akan diganti.
- Rumah sakit langsung menagih biaya pelayanan yang diberikan pada
pasien kepada perusahaan asuransi.
16
diberikan berdasarkan status sosial mayarakat sehingga semua lapisan
berhak untuk memperoleh jaminan pelayanan kesehatan. Asuransi
Kesehatan Sosial dilaksanakan menggunakan prinsip :
a) Keikutsertaan bersifat wajib.
b) Menyertakan tenaga kerja dan keluarganya.
c) Iuran/premi berdasarkan gaji/pendapatan.
d) Untuk Askes menetapkan 2% dari gaji pokok PNS.
e) Premi untuk tenaga kerja ditanggung bersama (50%) oleh
pemberi kerja
dan tenaga kerja.
f) Premi tidak ditentukan oleh resiko perorangan tetapi
didasarkan pada
resiko kelompok.
g) Tidak diperlukan pemeriksaan kesehatan awal.
h) Jaminan pemeliharaan kesehatan bersifat menyeluruh.
i) Peran pemerintah sangat besar untuk mendorong
berkembangnya asuransi kesehatan sosial di Indonesia
Semua PNS diwajibkan untuk mengikuti asuransi kesehatan. Di
Indonesia, asuransi kesehatan bagi PNS dan penerima pensiun dikelola
oleh PT. Askes
17
e) Santunan diberikan sesuai kontrak.
f) Peranan pemerintah relatif kecil.
Di Indonesia, produk asuransi kesehatan komersial dikelola oleh Lipo
Life, BNI Life, Tugu mandiri dan sebagainya
18
LO 4. POLA PEMBIAYAAN KESEHATAN
1. Pola Pembiayaan Kesehatan secara Sistem umum
a. Penataan Terpadu (managed care)
Merupakan pengurusan pembiayaan kesehatan sekaligus dengan
pelayanan kesehatan. Pada saat ini penataan terpadu telah banyak
dilakukan di masyarakat dengan program Jaminan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat atau JPKM. Managed care membuat biaya
pelayanan kesehatan yang dikeluarkan bisa lebih efisien.
Persyaratan agar pelayanan managed care di perusahaan dapat
berhasil baik, antara lain:
2. Para pekerja dan keluarganya yang ditanggung perusahaan
harus sadar bahwa kesehatannya merupakan tanggung jawab
masing-masing atau tanggung jawab individu. Perusahaan
akan membantu upaya untuk mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Hal ini perlu untuk menghidari
bahaya moral hazard
3. Para pekerja harus menyadari bahwa managed care
menganut sistem rujukan.
4. Para pekerja harus menyadari bahwa ada pembatasan
fasilitas berobat, misalnya obat yang digunakan adalah obat
generik kecuali bila keadaan tertentu memerlukan life
saving.
5. Prinsip kapitasi dan optimalisasi harus dilakukan.
b. Reimbursement
Perusahaan membayar biaya pengobatan berdasarkan fee for services.
Sistem ini memungkinkan terjadinya over utilization. Penyelewengan
biaya kesehatan yang dikeluarkan pun dapat terjadi akibat pemalsuan
identitas dan jenis layanan oleh karyawan maupun provider layanan
kesehatan.
c. Asuransi
Perusahaan bisa menggunakan modal asuransi kesehatan dalam upaya
melaksanakan pelayanan kesehatan bagi pekerjanya. Dianjurkan agar
19
asuransi yang diambil adalah asuransi kesehatan yang mencakup
seluruh jenis pelayanan kesehatan (comprehensive), yaitu kuratif dan
preventif. Asuransi tersebut menanggung seluruh biaya kesehatan,
atau group health insurance (namun kepada pekerja dianjurkan agar
tidak berobat secara berlebihan).
20
karena harus membayar biaya kesehatan yang mahal pada suatu saat
ketika sakit, sehingga bisa menyebabkan pasien dan keluarganya
jatuh miskin.
2. Asuransi
Terdapat pihak lain yang campur tangan dalam pembayaran
pelayanan kesehatan pasien, yaitu perusahaan asuransi atau pihak
lainya.
Pembayaran oleh pihak ketiga bisa melalui cara:
- Pasien membayar dahulu ke rumah sakit, lalu tagihan akan diklaim
ke perusahaan asuransi sehingga biaya yang ikeluarkan pasien akan
diganti.
- Rumah sakit langsung menagih biaya pelayanan yang diberikan
pada pasien kepada perusahaan asuransi.
3. Pajak atau taxation
Pemerintah Indonesia telah menarik pajak umum, Pemerintah
membayar sebagian darai biaya pelayanan kesehatan pasien yang
diberikan pada fasilitas kesehatan pemerintah, misalnya Puskesmas
dan Rumah Sakit Pemerintah Pusat maupun Daerah. Pasien harus
membayar sebagian dari pelayanan kesehatan yang digunakan,
disebut User fee (user charge). Di Indonesia terdapat skema
Jamkesmas yang membebaskan semua biaya pelayanan kesehatan di
tingkat primer maupun sekunder yang disediakan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan Pemerintah
4. Medical Saving Account (MSA, personal saving account )
Mengharuskan warga menabung uang untuk membiayai
pelayanan kesehatan sendiri. Sejauh ini hanya Singapore yang
menggunakan sistem ini. Sistem ini memproteksi generasi berikutnya
dari biaya-biaya akibat generasi kini.
21
1. Penggalian dana adalah kegiatan menghimpun dana yang
diperlukan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan dan atau
pemeliharaan kesehatan. Terdapat dua jenis penggalian dana, yaitu:
a. Penggalian dana untuk UKM
Sumber dana untuk UKM (Unit Kesehatan masyarakat)
terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun daerah,
melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman,
serta berbagai sumber lainnya. Sumber dana lain untuk upaya
kesehatan masyarakat adalah swasta serta masyarakat. Sumber
dari swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip publik-
private partnership yang didukung dengan pemberian sentif,
misalnya keringanan pajak untuk setiap dana yang
disumbangkan.
Sumber dana dari masyarakat dihimpun secara aktif
oleh masyarakat sendiri guna membiayai upaya kesehatan
masyarakat misalnya dalam bentuk dana sehat, atau dilakukan
secara pasif, yakni menambahkan aspek kesehatan dalam
rencana pengeluaran dari dana yang sudah terkumpul
dimasyarakam, misalnya dana sosial keagamaan.
b. Penggalian dana untuk UKP
Sumber dana untuk UKP (Unit Kesehatan Perorangan)
berasal dari masing-masing individu dalam satu kesatuan
keluarga. Bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin, sumber
dananya berasal dari pemerintah melalui mekanisme jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib.
2. Pengalokasian dana adalah penetapan peruntukan pemakaian dana
yang telah berhasil dihimpun, baik yang bersumber dari
pemerintah, masyarakat, maupun swasta. Terdapat dua jenis
pengalokasian dana:
a. Alokasi dana dari pemerintah
Alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk UKM
dan UKP dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan
dan belanja, baik pusat maupun daerah, sekurang-kurangnya
22
5% dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan
belanja setiap tahunnya.
b. Alokasi dana dari masyarakat
Alokasi dana yang berasal dari masyarakat untuk UKM
dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan
kemampuan. Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui
kepesertaan dalam program jaminan pemeliharaan kesehatan
wajib dan atau sukarela.
4. Sumber dana
Sumber dana biaya kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun
secara garis besar berasal dari:
1. Bersumber dari anggaran pemerintah
Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.Pelayanannya diberikan secara
23
cuma-cuma oleh pemerintah sehingga sangat jarang penyelenggaraan
pelayanan kesehatan disediakan oleh pihak swasta. Untuk negara yang
kondisi keuangannya belum baik, sistem ini sulit dilaksanakan karena
memerlukan dana yang sangat besar.
2. Bersumber dari anggaran masyarakat
Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini
mengharapkan agar masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam
penyelenggaraan maupun pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak
adanya pelayanan-pelayanankesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta,
dengan fasilitas dan penggunaan alat-alat berteknologi tinggi disertai
peningkatan biaya pemanfaatan atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa
layanan kesehatan tersebut.
3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan
penyakit – penyakit tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak
lain, misalnya oleh organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya
bantuan dana dari luar negeri untuk penanganan HIV dan virus H5N1 .
4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat
Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat
mengakomodasi kelemahan – kelemahan yang timbul pada sumber
pembiayaan kesehatan sebelumnya. Tingginya biaya kesehatan yang
dibutuhkan ditanggung sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan
layanan kesehatan bersubsidi. Sistem ini juga menuntut peran serta
masyarakat dalam memenuhi biaya kesehatan yang dibutuhkan dengan
mengeluarkan biaya tambahan.
24
Strategi pentarifan yang dipilih adalah paket hemat atau paket harga.
Paket adalah sejumlah pembiayaan dalam jumlah yang pasti yang merupakan
komponen dari seluruh atau sebagian pembayaran jasa. Jasa yang dimaksud
adalah sarana, obat – obatan dan administrasi.
Kebijaksanaan yang dipilih dalam pentarifan adalah memberikan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan bukan keinginan medis, sebenarnya
dalam sistem paket ini dapat bermanfaat bila dalam pentarifan semua tenaga
di kamar operasi dilibatkan mengenai tarif.
26
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Tahun 2010 pemerintah kembali
memperkenalkan program baru yaitu Bantuan Operasional Kesehatan ( BOK )
yang dananya disalurkan ke seluruh puskesmas yang ada di Indonesia. Pengaruh
lembaga Internasional seperti PBB yang Indonesia menjadi anggotanya dengan
konsep Millenium Development Goals ( MDGs ) menekankan beberapa target
pembangunan berkelanjutan yang harus dicapai oleh negara-negara berkembang di
dunia termasuk Indonesia. Salah satu komponen dalam MDGs adalah bidang
kesehatan yaitu target penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan atau AKI pada
tahun 2015 yang harus menurun hingga 102 / 100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi ( AKB ) menjadi 23 / 1000 kelahiran hidup. Untuk mempercepat
pencapaian target tersebut pemerintah melalui Kementerian Kesehatan
meluncurkan program baru yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2011 yaitu
program Jaminan Persalinan ( Jampersal ) dengan tujuan menjamin seluruh
pembiayaan persalinan seluruh warga negara.
Tahun 2011, pemerintah juga memperluas cakupan pelayanan program
Jamkesmas selain bagi masyarakt miskin juga diberikan kepada gelandangan,
pengemis, anak terlantar serta masyarakat miskin yang tidak punya identitas,
masyarakat miskin penghuni panti-panti sosial, korban bencana paska tanggap
darurat dan masyarakat miskin penghuni lembaga pemasyarakatan dan rumah
tahanan. Keterlibatan pemerintah daerah pada masa ini juga ditunjukkan dengan
adanya program Jaminan Kesehatan Daerah ( Jamkesda ) yang diperuntukkan bagi
warga suaru daerah yang belum tercakup dalam program Jamkesmas.
27
keluarga yang ikut ditanggung biaya kesehatannya yaitu 1 orang isteri/suami dan 2
orang anak ) ; (2) PT. Jamsostek, yang diperuntukkan bagi semua pekerja sektor
BUMN dan swasta yang telah bekerjasama dengan Jamsostek ; (3) PT. Asabri,
yang diperuntukkan bagi anggota TNI dan POLRI ; (4) PT. Taspen, yaitu dana
tabungan pegawai negeri sipil ( Kementerian Kesehatan RI ; 2011 ). UU SJSN No.
40 Tahun 2004 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak atas jaminan
sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar hidup yg layak dan meningkatkan
martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan
makmur. Ini merupakan cikal bakal terbentuknya Sistem Jaminan Sosial Nasional
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada tanggal 28 Oktober 2011, DPR dan pemerintah mengesahkan Undang-
undang tentang Badan Pelaksana Jaminan Sosial ( BPJS ) yang di bagi menjadi ;
(1) UU BPJS 1 yang diasumsikan akan mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari
2014 dengan tujuan penyelenggaraan program jaminan kesehatan bagi seluruh
rakyat Indonesia, termasuk menampung pengalihan program Jamkesmas, Askes,
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan PT. Jamsostek dan PT. Asabri ; (2) UU BPJS 2
yang diasumsikan mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari 2014 atau selambat-
lambatnya 1 Juli 2015 dengan tujuan pengelolaan jaminan kecelakaan kerja,
jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pension yang merupakan
transformasi dari PT. Jamsostek.
28
Daftar Pustaka
29
6. Depkes RI. Sistem Kesehatan Nasional. 2009. Jakarta: Depkes RI.
7. Hosizah.2007. CASE-MIX: UPAYA PENGENDALIAN BIAYA
PELAYANAN RUMAH SAKIT DI INDONESIA . VOL 4 (3). FORUM
ILMIAH INDONUSA
14. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14StrukturPembiayaanrs.pdf/14Struktur
Pembiayaanrs.pdf
30