You are on page 1of 13

GASTER Vol. XI No.

2 Agustus 2014

METODE MEMPERBANYAK PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO


CAESAREA DENGAN TEHNIK MARMET DAN BREAST CARE
DI RSUD KARANGANYAR

Rani Rahayu, Annisa Andriyani


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Surakarta

ABSTRAK

Pendahuluan;

Tujuan;

Metode;

Hasil;

Kesimpulan;

yang hampir cukup bulan atau cukup bulan,


kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran
A. PENDAHULUAN
selaput dari tubuh ibu dan pengeluaran plasenta

Persalinan adalah serangkaian kejadian (Wirakusumah, 2010). Beberapa penelitian

yang berakhir dengan pengeluaran bayi menyimpulkan bahwa proses melahirkan

56 Metode Memperbanyak Produksi ASI pada ....


GASTER Vol. XI No. 2 Agustus 2014

dengan operasi akan menghambat yang dilakukan di RSUD Karanganyar pada


terbentuknya produksi dan pengeluaran ASI. tanggal 21 sampai 22 Februari dengan delapan
Terutama jika ibu mendapatkan obat-obatan ibu enam diantaranya
penghilang sakit sebelum operasi dapat mengatakan bahwa proses menyusui tertunda
menyebabkan tidak responsif untuk menyusu dan ASI belum keluar pada hari I dan ke II,
(Kristiyansari, 2009). perawat selalu mengajarkan tiap
pagi dan sore hari. Didapatkan hasil semua
Angka kejadian proses mulai menyusui
pasien hanya diberikan saja baik
di Indonesia Pada hasil penelitian dalam
itu yang melahirkan normal maupun
Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) (2010) di
bermanfaat dapat mencegah
Indonesia persentase proses mulai menyusui
bendungan ASI dan dapat memperlancarkan
kurang dari satu jam (<1 jam) 29,3 %, proses
ASI pada ibu post partum. Hasil wawancara
mulai menyusui 1-6 jam 40,7 %, proses
dengan perawat di RSUD Karanganyar
menyusui mulai 7-23 jam 7,6 %, proses mulai
mengatakan belum ada Standar Operasional
menyusui 24-47 jam 11,3 %, dan proses mulai
Prosedur (SOP) tentang teknik marmet. Teknik
menyusui lebih dari (> 48 jam) 11,1 %. Angka
marmet tersebut sangat efektif, praktis dan
kejadian proses mulai menyusui di provinsi
efisien jika dilakukan dengan tepat.
di Jawa Tengah menurut Rikesdas (2010),
mulai menyusui kurang dari satu jam (<1 jam) Berdasarkan data dan fenomena di atas,
33,3 %, menyusui 1-6 jam 37, 5 %, menyusui maka penulis tertarik untuk melakukan
7-23 jam 6,3 %, menyusui 24-47 jam 10,9 %, penelitian yang berjudul “Perbedaan teknik
dan menyusui lebih dari 48 jam (>48 jam) 12 marmet dan terhadap produksi
adalah 12,1%. ASI pada ibu di RSUD
Karanganyar.
Dari hasil studi pendahuluan yang
dilakukan penulis di RSUD Karanganyar
B. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
pada tanggal 21 Februari 2014 didapatkan data
pasien selama tahun 2013 Produksi ASI keluar dimulai pada hari

sebanyak 811 pasien (data sekunder dari rekam ke 2-5 setelah ibu melahirkan. (Proverawati

medis RSUD Karanganyar). Hasil wawancara dan Eni, 2010). Memerah ASI dengan teknik

Metode Memperbanyak Produksi ASI pada .... 57


GASTER Vol. XI No. 2 Agustus 2014

marmet awalnya diciptakan oleh seorang ibu melahirkan, tetapi juga dilakukan pada saat
yang harus mengeluarkan ASI nya karena hamil (Astutik, 2014). Berdasarkan hasil
medis. Teknik memerah ASI dengan tangan penelitian Sholichah (2011), bahwa ibu post
tersebut yaitu teknik marmet. Teknik tersebut partum yang dilakukan perawatan payudara
lebih nyaman, aman, praktis dan mudah sebanyak 80,0 % pengeluaran ASI-nya lancar,
dilakukan. Terknik marmet dilakukan karena sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak
kesulitan dalam mengeluarkan ASI nya saat dilakukan perawatan payudara hanya 20,0 %
bayi menyusu. Kemudian ia menemukan suatu yang kelancaran pengeluaran ASI-nya tidak
metode memijat dan menstimulasi agar refleks lancar.
keluarnya ASI lebih optimal (Suryoprajogo,
Jenis penelitian ini
2009). Hasil penelitian Marlina,at al (2013),
menunjukkan bahwa ibu post
Pengambilan sampel menggunakan tehnik
yang dilakukan teknik marmet 70% produksi
jumlah sampel 16 pada
ASI-nya baik, sedangkan pada kelompok
kelompok teknik marmet 16 pada kelompok
kontrol yang tidak diberikan teknik marmet
. Penelitian ini dilakukan di RSUD
hanya 30% yang produksi ASI-nya baik.
Karanganyar. Populasi dalam penelitian ini
Teknik lain yang dapat mempengaruhi adalah seluruh ibu post di
produksi ASI perawatan payudara atau RSUD Karanganyar. Analisa bivariat dalam
disebut juga adalah suatu tindakan penelitian ini menggunakan
perawatan yang dilaksanakan, baik oleh ibu
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
post partum maupun dibantu oleh petugas
1. Analisis Univariat
kesehatan atau orang lain yang dilaksanakan
mulai hari pertama atau kedua setelah a. Umur

melahirkan. Gerakan pada perawatan payudara Tabel 1 Karakteristik Responden


Menurut Umur
bermanfaat melancarkan pengeluaran ASI,
mencegah tersumbatnya saluran susu, dan Umur Jumlah Persentase

memperlancar sirkulasi darah. Perawatan 17-25 tahun 6 37,5 %


26-35 tahun 9 56,3 %
payudara tidak hanya dilakukan pada saat 36-45 tahun 1 6,3 %

58 Metode Memperbanyak Produksi ASI pada ....


GASTER Vol. XI No. 2 Agustus 2014

tahun yaitu sebanyak 10 ibu post


Total 16 100%
. Hal itu sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Arini
Berdasarkan hasil penelitian pada
(2012) bahwa ibu yang berumur < 20
tabel 1 di atas dapat disimpulkan
tahun masih belum siap secara jasmani
bahwa dari 16 ibu
dan secara matang dalam menghadapi
yang diberikan intervensi teknik
kehamilan nantinya, sedangkan ibu
marmet yang paling banyak berusia
yang berumur 35 tahun lebih akan
26-35 tahun sebanyak 9 ibu (56,3 %).
terjadi resiko bawaan pada bayinya,
Tabel 2 Karakteristik Responden
Menurut Umur
dapat meningkatkan kesulitan dalam

Umur Jumlah Persentase kehamilan, proses melahirkan, dan


17-25 tahun 3 18,8 % masa nifas.
26-35 tahun 10 62,5 %
36-45 tahun 3 18,8 %
Total 16 100% b. Pekerjaan

Tabel 3 Karakteristik Responden


Menurut Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian pada
Pekerjaan Jumlah Persentase
tabel 2 di atas dapat disimpulkan IRT 5 31,3 %
Swasta 7 43,8 %
bahwa dari 16 ibu Tani 1 6,3 %
PNS 1 6,3 %
yang diberikan yang karyawan 2 12,5 %
Total 16 100%
paling banyak berusia 26-35 tahun
sebanyak 10 ibu (62,5%)
Berdasarkan hasil penelitian pada
Hasil penelitian menunjukkan
tabel 3 di atas menunjukkan bahwa
bahwa distribusi frekuensi dari 16 ibu
dari 16 ibu yang
pada kelompok
diberikan intervensi teknik marmet
intervensi paling banyak pada usia
paling banyak bekerja sebagai swasta
26-35 tahun yaitu sebanyak 9 ibu
sejumlah 7 ibu (43,8 %).
, sedangkan pada
kelompok kontrol dapat diketahui Hasil penelitian menunjukkan
paling banyak juga pada usia 26-35 bahwa distribusi frekuensi dari 16 ibu

Metode Memperbanyak Produksi ASI pada .... 59


GASTER Vol. XI No. 2 Agustus 2014

pada kelompok
intervensi paling banyak bekerja Berdasarkan hasil penelitian pada
sebagai swasta yaitu sebanyak 7 ibu tabel 5 di atas dapat disimpulkan
, sedangkan pada bahwa dari 16 ibu
kelompok kontrol dapat diketahui yang diberikan intervensi teknik
paling banyak bekerja sebagai ibu marmet paling banyak berpendidikan
rumah tangga yaitu sebanyak 7 ibu SMA sejumlah 7 ibu (43,8 %).
. Hasil ini sesuai
Tabel 6 Karakteristik Responden
dengan penelitian Kumboyono, Menurut Tingkat Pendidikan

et al (2013), menunjukkan bahwa Pendidikan Jumlah Persentase


SD 4 25,5 %
karakteristik pekerjaan ibu SMP 3 18,8 %
sebagian besar yaitu dari 28 SMA 9 56,3 %
Total 16 100%
responden sebanyak 53 % sebagai ibu
rumah tangga. Pekerjaan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi Berdasarkan hasil penelitian pada

pengetahuan seseorang. Lingkungan tabel 6 di atas dapat disimpulkan

pekerjaan dapat menjadikan seseorang bahwa dari 16 ibu

m e m p e r ol eh pe n ga l a m a n da n yang diberikan paling

pengetahuan baik secara langsung banyak berpendidikan SMA sejumlah

maupun tidak langsung (Mubarak, et 9 ibu (56,3 %).

al, 2007). Hasil penelitian menunjukkan


bahwa distribusi frekuensi dari

Tabel 5 Karakteristik Responden 16 ibu pada


Menurut Tingkat Pendidikan
kelompok intervensi paling banyak
Pendidikan Jumlah Persentase berpendidikan SMA sebanyak 7 ibu
SD 2 12,5 %
SMP 5 31,3 % , sedangkan pada
SMA 43,8 % kelompok kontrol dapat diketahui
D3 711 6,3 %
S1 6,3 % paling banyak berpendidikan SMA
Total 16 100% sebanyak 9 ibu .

60 Metode Memperbanyak Produksi ASI pada ....


GASTER Vol. XI No. 2 Agustus 2014

Menurut Ahmadi (2007), pendidikan Berdasarkan hasil penelitian pada


adalah suatu proses yang mulai tabel 8 di atas dapat disimpulkan
pada waktu lahir dan berlangsung bahwa dari 16 ibu
sepanjang hidup seseorang. . Semakin yang diberikan paling
tinggi tingkat pendidikan seseorang banyak ibu yang menjalani pertama
maka akan lebih mudah dalam SC sejumlah 12 ibu (81,3 %)
menerima informasi dibandingkan
Hasil penelitian menunjukkan
ibu yang berpendidikan rendah
bahwa distribusi frekuensi dari 16 ibu
dapat mengakibatkan kurangnya
pada kelompok
pengetahuan ibu dalam pemberian ASI.
intervensi paling banyak ibu yang

d. Riwayat caesar sebelumnya menjalani pertama SC sejumlah 13 ibu

Tabel 7 Karakteristik Responden , sedangkan pada


Menurut Riwayat Caesar Sebelumnya kelompok kontrol dapat diketahui juga
Riwayat caesar Jumlah Persentase
paling banyak ibu yang menjalani
Pertama SC 13 81,3 %
Pernah SC 3 18,8 % pertama SC sejumlah 12 ibu post
Total 16 100%
Hal ini sesuai teori
Perinansia dalam Arini (2012), bahwa
Berdasarkan hasil penelitian pada seorang ibu yang melahirkan anaknya
tabel 7 di atas menunjukkan bahwa yang pertama akan mengalami masalah
dari 16 ibu yang dalam menyusui karena belum tahu
diberikan intervensi teknik marmet tentang cara-cara yang sebenarnya
paling banyak ibu yang menjalani dan kemungkinan ada pengalaman
pertama SC sejumlah 13 ibu (81,3 %). menyusui yang kurang tepat yang

Tabel 8 Karakteristik Responden pernah dialami oleh orang lain.


Menurut Riwayat Caesar Sebelumnya

Riwayat caesar Jumlah Persentase


e. Produksi ASI Pada Ibu Post Sectio
Pertama SC 12 75,0 % Caesarea Kelompok Intervensi
Pernah SC 5 25,0 %
Sebelum Diberikan Teknik Marmet
Total 16 100%
dan sebelum breast care

Metode Memperbanyak Produksi ASI pada .... 61


GASTER Vol. XI No. 2 Agustus 2014

Distribusi rata-rata produksi ASI Hasil penelitian menunjukkan


pada kelompok intervensi sebelum bahwa rata-rata produksi ASI pada ibu
diberikan teknik marmet sebesar 28,75 sebelum diberikan
mg dan distribusi rata-rata produksi sebesar 27,75 mg. Produksi
ASI pada kelompok kontrol sebelum ASI yang tidak lancar dapat terjadi
diberikan sebesar 27,75 akibat perawatan payudara yang tidak
mg. teratur atau mungkin ibu mengalami
pikiran yang tidak tenang dan sedih
Berdasarkan hasil penelitian
jadi akan menghambat produksi
menunjukkan bahwa rata-rata produksi
ASInya yang keluar sehingga dapat
ASI pada ibu
dilakukan dengan cara melakukan
sebelum diberikan teknik marmet
perawatan payudara secara teratur
sebesar 28,75, hal ini termasuk kurang
(Maritalia, 2012).
dari normal sehingga dapat diketahui
bahwa sebagian besar ibu Menurut Roesli (2009), bahwa
mengalami produksi ASInya usaha bayi yang merangkak mencari
tidak lancar. Suatu keadaan dikatakan payudara tidak dapat dilakukan
tidak normal apabila bayi dalam pada persalinan . Apabila
sehari BAK dengan jumlah 6 kali ibu mendapat anestesi spinal atau
atau kurang dari 6 kali (kurang dari epidural maka ibu dalam keadaan
30-50 mg). Hal ini sesuai dengan teori sadar yang akan memberi respon
Kristiyansari (2009), mengatakan kepada bayinya dapat terjadi pada
bahwa persalinan dengan dapat saat di kamar operasi dibandingkan
menghambat terbentuknya produksi ibu yang mendapat anestesi umum
dan pengeluaran ASI. Ibu yang kontak bayi akan terjalin saat
melahirkan dengan cara operasi berada di ruang pulih sehingga
akan sulit menyusui bayinya segera kontak bayi akan menjadi lambat
setelah lahir apabila ibu mendapat dan ASI yang keluar juga akan
anestesi umum sehingga membuat menjadi terhambat.
proses menyusuinya terganggu.

62 Metode Memperbanyak Produksi ASI pada ....


GASTER Vol. XI No. 2 Agustus 2014

g. Produksi ASI Pada Ibu Post Sectio Dalam penelitian ini untuk
Caesarea Sesudah diberikan tehnik mengukur produksi ASI dengan
marmet dan sesudah breast care melihat urin bayi baru lahir. Volume

Distribusi rata-rata produksi ASI urin bayi dihitung selama 24 jam

pada kelompok intervensi sesudah setelah ibu mendapat intervensi

diberikan teknik marmet sebesar 74,81 teknik marmet dengan mengukur urin

mg dan distribusi rata-rata produksi normal per 24 jam yaitu 30-50 mg.
Pada eksperimen ini teknik marmet
ASI pada kelompok kontrol sesudah
dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore
diberikan sebesar 70,94
hari, dilakukan selama 2 hari.
mg.
Hasil penelitian didapatkan
Hasil penelitian didapatkan
bahwa rata-rata produksi ASI sesudah
bahwa rata-rata produksi ASI sesudah
diberikan sebesar 70,94
diberikan teknik marmet sebesar 74,81
mg. Hal ini sesuai dengan penelitian
mg, hal ini termasuk lebih dari normal
yang dilakukan Sholichah (2011),
sehingga dapat diketahui bahwa
yang menyatakan bahwa ibu post
sebagian besar ibu
partum yang melakukan perawatan
mengalami produksi ASInya lancar.
payudara baik pengeluaran ASI nya
Menurut Astutik (2014), menjelaskan lancar dibandingkan ibu yang tidak
bahwa teknik memerah dengan cara melakukan perawatan payudara
manual yang bisa diterapkan yaitu dengan baik. Hal ini sesuai dengan
teknik marmet. Teknik marmet yaitu pengamatan peneliti bahwa responden
memeras ASI dengan cara manual dan yang melakukan dengan
mengutamakan (LDR). baik dan didukung dengan kondisi ibu
Hal ini sesuai dengan penelitian yang yang terlihat nyaman akan memberikan
dilakukan Marlina (2013), yang efek peningkatan produksi ASI secara
menyatakan bahwa ibu nyata.
yang dilakukan teknik
Penilaian produksi ASI bisa
marmet produksi ASInya baik.
dengan banyak cara, salah satunya

Metode Memperbanyak Produksi ASI pada .... 63


GASTER Vol. XI No. 2 Agustus 2014

mengukur volume urin bayi selama 24 diberikan teknik marmet yaitu sebesar
jam dengan normal urin 30-50 mg atau 28,75 mg meningkat menjadi 74,81

bayi BAK sejumlah 6-8 kali dalam mg. Hal ini dapat diketahui dari uji

sehari. Penelitian yang dilakukan dengan hasil p

Mardiyaningsih (2010), menyatakan (0,000) < 0,05 disimpulkan ada

bahwa bayi yanag mendapat ASI perbedaan signifikan produksi ASI


sebelum dan sesudah diberikan teknik
cukup dapat dilihat dari jumlah jam
marmet pada kelompok intervensi. Hal
tidur bayi selama 2-3 jam setelah
ini sesuai dengan hasil penelitian dari
menyusui, frekuensi menyusui 8-12
Ulfah (2013) yang mengatakan bahwa
kali, dan penimbangan berat badan
setelah pemberian teknik marmet
bayi.
didapatkan semua responden produksi
ASInya lancar.
2. Analisis Bivariat

a. Produksi ASI Pada Ibu Teori lain yang mendukung

Caesarea Kelompok Intervensi penelitian ini Novianti (2009) bahwa

Sebelum Dan Sesudah Diberikan teknik marmet merupakan teknik

Teknik Marmet mem erah dengan tangan tidak


memerlukan alat bantu sehingga
Berdasarkan uji ,
dapat memerah dengan mudah kapan
diketahui bahwa p 0,000.
saja dan dimana saja. Hal ini sejalan
Berdasarkan hasil tersebut diketahui
dengan teori Widuri (2013), apabila
p < 0.05. Kesimpulannya
teknik marmet dilakukan secara
terdapat perbedaan yang bermakna
tepat dan sering maka tidak akan
antara produksi ASI pada ibu post
terjadi masalah dalam produksi dan
sebelum dan sesudah
diberikan teknik marmet. pengeluaran ASI.

Berdasarkan hasil penelitian b. Produksi ASI Pada Ibu


menunjukkan adanya perbedaan rata- Caesarea Kelompok Kontrol Sebelum
rata produksi ASI pada kelompok Dan Sesudah Diberikan Breast Care
intervensi sebelum dan sesudah

64 Metode Memperbanyak Produksi ASI pada ....


GASTER Vol. XI No. 2 Agustus 2014

Berdasarkan uji , menyatakan bahwa sangat


diketahui bahwa p 0,000. tepat dilakukan untuk mencegah
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bendungan ASI dan bermanfaat
p < 0.05. Kesimpulannya meningkatkan produksi ASI. Ibu post
terdapat perbedaan yang bermakna dengan dilakukannya
antara produksi ASI pada ibu post perawatan payudara selama 2 kali
sebelum dan sesudah dalam sehari selama 2 hari akan
diberikan lebih efektif dapat melancarkan ASI
dibandingkan dengan dilakukannya
Hasil penelitian menunjukkan
perawatan payudara 1 hari dalam 2
bahwa adanya perbedaan rata-rata
kali.
produksi ASI pada kelompok kontrol
sebelum dan sesudah diberikan
c. Perbedaan produksi ASI Pada Ibu
yaitu sebesar 27,75 mg Pada Kelompok
meningkat menjadi 70,94 mg. Hal ini Intervensi dan Kontrol Sebelum dan
dapat diketahui dari uji Sesudah Diberikan Teknik marmet dan
dengan hasil p (0,000) < 0,05
disimpulkan ada perbedaan signifikan
Hasil uji di atas
produksi ASI sebelum dan sesudah
dapat dilihat bahwa dari nilai p
diberikan pada kelompok
sebesar 0,274 yang artinya p <
kontrol. Hal ini sesuai dengan penelitian
0.05 yang berarti, tidak ada perbedaan
yang dilakukan Rahayu dan Sari
produksi ASI yang diberikan teknik
(2012), menyatakan bahwa ibu yang
marmet dan Maka Ho
melakukan perawatan payudara dengan
diterima Ha ditolak artinya tidak ada
benar dan teratur dapat merangsang
perbedaan teknik marmet dan
produksi ASI dan akan mengurangi
terhadap produksi ASI.
r esiko l uka ket ika menyusui .
Berdasarkan hasil penelitian
Hal ini juga didukung oleh
menunjukkan tidak adanya perbedaan
pendapat Herbasuki (2006), yang
produksi ASI sebelum dan sesudah

Metode Memperbanyak Produksi ASI pada .... 65


GASTER Vol. XI No. 2 Agustus 2014

diberikan teknik marmet maupun produksi ASI antara lain: frekuensi


a nt ar a ke lom pok menyusui, faktor psikologi, makanan
intervensi dan kelompok kontrol. dan gizi ibu, dan perawatan payudara.
Hal ini dapat diketahui dari uji Berdasarkan hasil penelitian Rinintya
dengan hasil p (2013), bahwa penelitian yang sudah
(0,274) disimpulkan tidak ada dilakukan tidak ada perbedaan yang
perbedaan produksi ASI sebelum dan bermakna atau signifikan antara pijat
sesudah diberikan teknik marmet oksitosin dan terhadap
dan antara kelompok produksi ASI pada ibu post partum
intervensi maupun kelompok kontrol. dengan
Dari hasil penelitian produksi
D. SIMPULAN
ASI sesudah pemberian teknik
marmet pada kelompok intervensi Berdasarkan hasil penelitian karakteristik
menunjukkan peningkatan nilai responden sebagian besar berusia 26-35 tahun,
rata-rata yang tidak terlalu berbeda sebagian besar bekerja swasta dan ibu rumah
jauh dibandingkan dengan kelompok tangga, sebagian besar berpendidikan tingkat
kontrol. SMA, serta sebagian besar mempunyai riwayat

Kedua teknik tersebut sama- pertama . Produksi ASI Pada Ibu Post

sama berpengaruh dalam produksi kelompok intervensi sebelum

ASI. Hasil penelitian ini sesuai diberikan intervensi teknik marmet didapatkan

dengan teori Widuri (2013), bahwa hasil rata-rata sebesar 28,75 mg. Produksi

teknik marmet terlihat sedikit lebih ASI Pada Ibu kelompok

efektif karena teknik tersebut aman kontrol sebelum diberikan

dari segi lingkungan, praktis dan didapatkan hasil rata-rata sebesar 27,75 mg.

mudah, nyaman dan efektif dalam Produksi ASI Pada Ibu

mengosongkan payudara. Hal tersebut kelompok intervensi sesudah diberikan

didukung oleh beberapa faktor- intervensi teknik marmet didapatkan hasil

faktor yang dapat mempengaruhi rata-rata sebesar 74,81 mg. Produksi ASI Pada

66 Metode Memperbanyak Produksi ASI pada ....


GASTER Vol. XI No. 2 Agustus 2014

Ibu kelompok kontrol dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh


sesudah diberikan didapatkan hasil perlakuan terhadap produksi
rata-rata sebesar 70,94 mg. Berdasarkan hasil ASI. Berdasarkan hasil uji
uji dapat disimpulkan bahwa ada dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
pengaruh perlakuan teknik marmet terhadap antara teknik marmet dan terhadap
produksi ASI. Berdasarkan hasil uji paired produksi ASI

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A.H. 2007. . Rineka Cipta. Jakarta

Arini, H. 2012. . FlashBooks. Yogyakarta.

Astutik, R. Y. 2014. . Salemba Medika. Jakarta.

Herbasuki. 2006. . Asosiasi Institusi


Pendidikan. Jawa Tengah.

Kristiyansari, W. 2009. . Nuha Medika. Yogyakarta.

Kumboyono. Laily & Nurul, F. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kemandirian
Dalam Merawat Diri pada Ibu Post Partum dengan Persalinan Sectio Caesarea di Rumah
Sakit Tentara dr. Soepraoen Malang.

Mardiyaningsih, E Setyowati & Sabri, L., 2011. “Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu Post Sectio”,
. Vol.6. No.1.

Maritalia, D. 2012. . Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Marlina, W. Novitasari, D, dan Anggun, T. 2013. “Pengaruh Teknik Marmet Terhadap Produksi
Air Susu Ibu (ASI) Pada Ibu di RSUD Ambarawa”. Artikel Stikes
Ngudi Waluyo Ungaran.

Mubarak, W.I., Chayatin, N. Rozikin K, Supradi. 2007.


. Graha Ilmu. Yogyakarta

Metode Memperbanyak Produksi ASI pada .... 67


GASTER Vol. XI No. 2 Agustus 2014

Novianti, R. 2009.
Cerdas. Octopus. Yogyakarta.

Proverawati, A., dan Eni, R. 2010. . Nuha Medika. Yogyakarta.

Rahayu, RY., dan Sari, S. 2012. “Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Produksi ASI”. . Vol.1 No.1 Tahun 2012 Halaman
108-115.

Rinintya, LN. 2013. Efektifitas Pijat Oksitosin dan Breast Care Terhadap Produksi ASI Pada
Ibu Post Partum Dengan di RSUD Banyumas. Skripsi. Purwokerto:
Universitas Jenderal Soedirman.

Riset Kesehatan Dasar. (RIKESDAS) 2010.


. Republik Indonesia. Jakarta.

Sholichah, N. 2011. Hubungan Perawatan Payudara Pada Ibu Post Partum Dengan Kelancaran
Pengeluaran ASI Di Desa Tengaran Kabupaten Semarang. .
Vol. 2: 9-16.

Suryoprajogo. 2009. . ISBN. Yogyakarta.

Ulfah, R. 2013. Efektivitas Pemberian Teknik Marmet Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu
Menyusui 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Skripsi.
Universitas Jember

Wirakusumah, F. 2010. . Edisi: 2. EGC. Jakarta.

Widuri, H. 2013. . Gosyen Publishing. Yogyakarta

68 Metode Memperbanyak Produksi ASI pada ....

You might also like