Professional Documents
Culture Documents
Isi rangkuman
A. Initial Assessment
Initial Assessment adalah proses penilaian awal pada penderita trauma
disertai pengelolaan yang tepat guna untuk menghindari kematian.
AVPU
A = Alert (sadar)
Pasien dapat dikatakan sadar apabila pasien mampu berorientasi terhadap
tempat, waktu dan orang.
V = Verbal (Respon terhadap suara)
Pasien ini dalam keadaan disorientasi tetapi masih bisa diajak bicara.
P = Pain (Respon terhadap rangsang nyeri).
Dalam keadaan ini, pasien hanya berespon terhadap rangsang nyeri.
U = Unresponsive/Tidak Sadar.
Pasien tidak memberikan respon apa-apa, baik diberi rangsang suara
maupun rangsang nyeri.
1. Tension Pneumothorax
Vena jugularis meningkat
Sesak nafas
Trachea terdorong
Bunyi nafas hipersonor
2. Massive Hematothorax
3. Tamponade Jantung
4. Open Preumothorax
5. Closed Pneumothorax WSD
6. Flaill Chest + Kontusio Paru
C. Circulation
Hati-hati syok apabila penderita dingin dan tachycardia, umumnya syok
hemoragik tetapi syok lain juga mungkin terjadi. Apabila jantung berhenti
umumnya sudah terlambat.
Syok dapat dikenali dari :
Nadi lemah dan cepat.
Akral dingin.
Kesadaran mulai menurun.
Hipotensi.
Nafas cepat
Perdarahan :
1. Perdarahan Eksternal
Umumnya “ direct Pressure “
Jangan dijahit dulu, lakukan Verban tekan, biasanya akan berhasil.
2. Perdarahan Internal
Biasanya terjadi pada :
Toraks
Abdominal
Pelvis
Tulang Panjang
Mengurangi Perdarahan Internal
Pelvis : PASG / Gurita.
Tulang Panjang : traction, Splint.
Toraks/Abdoman ??
Konsep Mengatasi Perdarahan secara umum :
1. Kontrol Perdarahan
2. Perbaikan Volume
Infus :
Dua Jalur.
IV Catheter kaliber besar.
RL 1-2 liter loading.
Cairan di hangatkan
D. Disability
GCS (hati – hati bila GCS turun 2 atau lebih.
Tanda lateralisasi (Pupil anisokor).
Epidural hematom bisa m
E. EXPOSURE
Membuka pakaian korban dengan melakukan pemeriksaan teliti.
Hindari manipulasi yang berlebihan.
Mencegah hipotermia.
F. FOLEY CATHETER
Pemasangan foley catheter untuk mengontrol output cairan korban.
Foley catheter tidak dilakukan apabila terdapat tanda rupture uretra yang
ditandai dengan:
Perdarahan pada OUE (Lk-Pr).
Hematum pada skrotum/Labia.
High riding prostat pada RT (Lk)
G. GASTRIC TUBE
Pemasangan gastric tube untuk dekompresi pada lambung dan mencegah
aspirasi/refluk apabila terjadi perdarahan di lambung. Gastric Tube tidak
dilakukan apabila terdapat tanda fraktur basis cranii. yang ditandai dengan:
Racoon eyes/ ekimosis periorbital.
Rhinorhea (cairan dari hidung).
Otorhea (cairan dari telinga).
Battle sign/ ekimosis mastoid
H. HEART MONITOR
Untuk mengetahui aktivitas jantung klien.
B. Cedera Kepala
Cedera kepala adalah cedera yang terjadi pada kulit, tulang kepala dan otak.
Disebut juga kranioserebral trauma yang disertai dengan penurunan atau perubahan
kesadaran, walau sedkit.
KLASIFIKASI
Secara praktis dikenal 3 deskripsi klasifikasi yaitu berdasarkan:
1. Mekanisme
a. Cedera Kepala Tumpul
Biasanya berkaitan dengan kecelakaan mobil-motor, jatuh atau pukulan
benda tumpul.
b. Cedera Kepala Tembus
Disebabkan Oleh peluru atau tusukan, adanya penetrasi selaput dura
menentukan apakah suatu cedera kepala termasuk cedera tembus atau cedera
tumpul.
2. Beratnya Cedera
Berdasarkan GCS maka cedera kepala dibagi menjadi cedera :
a. Ringan dengan GCS 13-15.
b. Sedang dengan GCS 9-12.
c. Berat dengan GCS 3-8.
3. Morfologinya.