Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Lusi Khaerunnisa
Mutia Syafira
Nita Fathiya
Novia Rahmawati
KELOMPOK VB
JURUSAN BIOLOGI
BANDUNG
2017 M/ 1438 H
I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan analsisis borax dalam makanan dengan teknik sederhana
1.2 Dasar Teori
berbentuk padat, jika terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat
(H3BO3). Dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat (Khamid,
1993).
jarak lebur sekitar 171oC. Larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5 bagian
gliserol 85%, dan tidak larut dalam eter. Kelarutan dalam air bertambah dengan penambahan
asam klorida, asam sitrat atau asam tartrat. Mudah menguap dengan pemanasan dan
kehilangan satu molekul airnya pada suhu 1000 C yang secara perlahan berubah menjad
asam metaborat (HBO2). Asam borat merupakan asam lemah dengan garam alkalinya
bersifat basa, mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus kristal transparan
atau granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis (Khamid, 2006).
Boraks atau Natrium tetraborat memiliki berat molekul 381,37. Rumus molekul
Na2B4O7.10H2O. Pemeriannya berupa hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur
putih; tidak berbau. Larutan bersifat basa terhadap fenolftalein. Pada waktu mekar di udara
kering dan hangat, hablur sering dilapisi serbuk warna putih. Kelarutan boraks yaitu larut
dalam air; mudah larut dalam air mendidih dan dalam gliserin; tidak larut dalam etanol
kurang dari 99,0 % dan tidak lebih dari 105,0 % Na2B4O7.10H2O. Larutan boraks bersifat
basa terhadap fenolftalein, mudah larut dalan air mendidih dan dalam gliserin; tidak larut
Baik boraks ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang
biasanya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut, bahkan juga untuk pencuci
mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan
Asam borat dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau klorida pada
boraks. Larutannya dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata yang dikenal sebagai
boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung dan salep luka
kecil. Tetapi bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada bekas luka luas, karena
seperti bakso, mie basah, pisang molen, siomay, lontong, ketupat dan pangsit. Selain
bertujuan untuk mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur makanan menjadi lebih
Macam-maca Uji Boraks yaitu dari Uji Kualitatif Beberapa uji kualitatif untuk
boraks, antara lain: reaksi dengan H2SO4 dan metanol pada abu sampel; reaksi kertas
tumerik dan amonia dengan penambahan H2SO4dan etanol; dan reaksi H2SO4 pada larutan
sampel. Reaksi dengan H2SO4 (P) dan metanol pada sampel yang telah diabukan dalam
tanur akan menghasilkan nyala berwarna hijau jika dibakar; reaksi dengan asam oksalat dan
kurkumin 1% dalam metanol dengan penambahan amonia pada larutan abu yang bersifat
asam akan menghasilkan warna merah cemerlang yang berubah menjadi hijau tua kehitaman
Pencelupan kertas tumerik ke dalam larutan sampel yang bersifat asam. Jika
terdapat Na2B4O7 atau H3BO3, maka kertas berwarna merah akan berubah menjadi hijau
biru terang (Cahyadi, 2006). Pencelupan kertas tumerik ke dalam larutan asam dari sampel
menghasilkan coklat merah intensif ketika kertas mengering, yang berubah menjadi hijau
kehitaman jika diberi larutan amonia; reaksi dengan penambahan H2SO4dan etanol pada
Reaksi dengan H2SO4 dan metanol pada larutan sampel dalam akuades bebas
CO2 akan menghasilkan nyala hijau jika dibakar; dan penambahan phenolftalein ke dalam
larutan sampel dalam akuades bebas CO2 menghasilkan warna merah yang hilang dengan
Reaksi dengan H2SO4 (P) dan metanol pada sampel yang telah disentrifugasi akan
menghasilkan nyala berwarna hijau jika dibakar; reaksi dengan asam oksalat dan kurkumin
1% dalam metanol dengan penambahan amonia pada larutan abu yang bersifat asam akan
menghasilkan warna merah cemerlang yang berubah menjadi hijau tua kehitaman (
Beberapa uji kuantitatif untuk boraks, yaitu: metode titrimetri; titrasi asam basa;
titrasi dengan penambahan manitol; dan metode spektrofotometri. Penetapan kadar asam
borat dalam pangan dengan metode titrimetri, yaitu dengan titrasi menggunakan larutan
standar NaOH dengan penambahan gliserol akan menghasilkan warna merah muda yang
menggunakan larutan standar HCl (USP, 1990). Penetapan Kadar boraks dalam sampel
NaOH menghasilkan larutan merah muda pada titik akhir titrasi (British Pharmacopoeia,
1988). Penetapan kadar boraks dengan spektrofotometri, dengan mengukur serapan dari
destilasi larutan sampel yang diberi larutan kurkumin dan etanol menggunakan
II. METODE
2.1 Alat dan Bahan
(Dokumentasi
(Dokumentasi Pribadi, Pribadi, 2017)
2017)
2. Baso Sapi Negatif Sampel Bakso
sapi tidak
mengandung
Boraks
(Dokuemntasi,
(Dokumentasi pribadi,
Pribasi, 2017)
2017
5. Lontong Negatif Sapel Lontong
tidak
mengandung
Boraks
(Dokumentasi
(Dokumentasi Pribadi,
Pribadi, 2017)
2017)
IV. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kali ini mengenai analisis boraks secara sederhana pada beberapa
sampel makanan menggunakan kertas Tumerik yang dibuat dengan kunyit. Sampel Bahan
makanan yang di uji kandungan boraks adalah makanan makanan yang sering kita makan
diantaranya yaitu tahu bulat, baso ikan, lontong, baso sapi, sosi, dan mie basah. Dalam uji ini,
pertama kali yang harus dilakukan yaitu degan membuat kertas tumeriknya dengan
menggunakan kunyit sebagai bahan dasar. Kunyit diblender kemudian ditaruh kedalam nampan
lalu masukkan kedalam kertas saring yang sudah dipotong dalam beberapa bagian lalu masukkan
ke dalam nampan yang berisi ekstrak kunyit, keringkan kertas yang sudah dielupkan pada cawan
petri yang dapat terkena sinar matahari agar cepat mengering. Sedangkan pada pengujian
sampelnya. Bahan bahan makanan dihaluskan terlebih dahulu, kemudian disaring dan diambil
ekstraknya lalu ekstrak tersebut diuji menggunkan kertas tumerik yang tadi sudah dibuat.
Apabila sampel mengandung boraks pada indikator tumerik maka akan berwarna merah
kecoklatan. Menurut Vepriati (2007), indikator perubahan warna bahan makanan yang
mengandung boraks adalah coklat. Bila suatu makanan banyak mengandung boraks, akan
berubah hingga menjadi coklat yang sangat pekat bahkan sampai berwarna merah kecoklatan.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh bahwa sampel pada tahu bulat, bakso sapi,
bakso ikan, lontong dan sosis tidak mengandung boraks sedangkan pada pengujian sampel Mie
basah. Kertas tumerik berubah menjadi warna merah kecoklatan pekat. Artinya, sampel Mie
Basah Positif mengandung boraks.
Menurut (Ditjen POM, 1995), menyatakan bahwa Boraks atau Natrium tetraborat
memiliki berat molekul 381,37. Rumus molekul Na2B4O7.10H2O. Pemeriannya berupa hablur
transparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau. Larutan bersifat basa terhadap
fenolftalein. Pada waktu mekar di udara kering dan hangat, hablur sering dilapisi serbuk warna
putih. Kelarutan boraks yaitu larut dalam air; mudah larut dalam air mendidih dan dalam
gliserin; tidak larut dalam etanol. Natrium tetraborat mengandung sejumlah Na2B4O7 yang setara
dengan tidak kurang dari 99,0 % dan tidak lebih dari 105,0 % Na2B4O7.10H2O. Larutan boraks
bersifat basa terhadap fenolftalein, mudah larut dalan air mendidih dan dalam gliserin; tidak larut
dalam etanol .
Kunyit adalah salah satu jenis rempah-rempah yang banyak digunakan sebagai bumbu
dalam berbagai jenis masakan. Kunyit memiliki nama latin Curcuma domestica Val. Kunyit
termasuk salah satu suku tanaman temu-temuan (Zingiberaceae). Menurut Winarto (2003),
dalam taksonomi tanaman kunyit dikelompokkan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica Val
Kandungan utama dalam tanaman kunyit diantaranya adalah minyak atsiri, kurkumin,
resin, oleoresin, desmetoksikurkumin, bidesmetoksikurkumin, lemak, protein, kalsium, fosfor
dan besi (Sihobing, 2007). Sedangkan menurut Winarti dan Nurdjanah, 2005), Kunyit
mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari
kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat manfaat lainnya. Rimpang
kunyit mengandung 28% glukosa, 12% fruktosa, 8% protein, dan kandungan kalium dalam
rimpang kunyit cukup tinggi, 1,3-5,5% minyak atsiri yang terdiri 60% keton seskuiterpen, 25%
zingiberina dan 25% kurkumin berserta turunannya. Menurut (Maiti, 2007), Keton Seskuiterpen
yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah tumeron dan antumeron, sedangkan kurkumin dalam
rimpang kunyit meliputi kurkumin (diferuloilmetana), dimetoksikurkumin (hidroksisinamoil
feruloilmetan), dan bisdemetoksi-kurkumin (hidroksisinamoil metana).
III. KESIMPULAN
Balai Besar POM. 2007. Instruksi kerja : Identifikasi Boraks Dalam Makanan. Medan.
British Pharmacopoeia. 1988. British Pharmacopoeia, Volume I & II. London: Medicines and
BSNI. 1998. SNI 01-3142-1998 : Syarat Mutu Tahu. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional
Indonesia.
Clarke, E. G. C., Moffat, A. C., Osselton, M. D., Widdop, B. 2004. Clarke’s Analysis of Drugs
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan :Jakarta.
Helrich, K.C., (ed), 1990, Official Methods of Analysis Association of Official Analytical
Chemist (AOAC) 15th Ed., 780-781, Association of Official Analytical Chemicts Inc,
USA.
Khamid, I.R. 2006. Bahaya Boraks Bagi Kesehatan. Jakarta. Penerbit Kompas..
Maiti, K., Mukherjee, K., Gantait, A., Saha, B.P., and Mukhrejee, P.K., 2007, Curcumin-
Phospholipid
Pengawet Mie Basah. Skripsi .Fakultas Teknologi Pertanian: Institut Pertanian Bogor.
JawaBarat.
Sihombing Arinigora, Pretty. 2007. Aplikasi Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica) Sebagai
Bahan
Vepriati,N. 2007. Surveilans Bahan Berbahaya pada Makanan di Kabupaten Kulon Progo.
Winarno F.G, Rahayu TS. 1994. Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan.Jakarta:
Pustaka Sinar.
Winarti C. & Nurdjanah N. 2005. Peluang Tanaman Rempah dan Obat Sebagai Sumber
Pangan
Winarto W.P. 2003. Sambiloto: Budi Daya dan Pemanfaatan untuk Obat. 1st ed. Jakarta:
Zulharmita A. 1995. Kandungan Boraks pada Makanan Jenis Mie yang Beredar di Kotamadya
Indikator
Kertas tumerik