Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 8
KOROSI
BAB II
PENGARUH BERBAGAI LARUTAN TERHADAP LAJU
KOROSI
2.1 Tujuan
a. Mengetahui cara pengukuran potensial korosi dalam berbagai larutan
(lingkungan).
b. Mengetahui pengaruh berbagai larutan terhadap laju korosi.
c. Mengetahui dan memahami penggunaan diagram Pourbaix (diagram
potensial pH) dalam proses korosi.
d. Mengetahui dan memahami penggunaan pH meter dan potensiometer.
e. Mengetahui dan memahami cara perhitungan laju korosi.
Secara garis besar, korosi ada dua jenis yaitu korosi internal dan korosi
eksternal. Korosi Internal yaitu korosi yang terjadi akibat adanya kandungan
CO2 dan H2S pada minyak bumi sehingga apabila terjadi kontak dengan air
akan membentuk asam yang merupakan penyebab korosi dan Korosi Eksternal
yaitu korosi yang terjadi pada bagian permukaan dari sistem perpipaan dan
peralatan, baik yang kontak dengan udara bebas ataupun dengan permukaan
tanah, akibat adanya kandungan zat asam pada udara ataupun tanah.
Kemampuan logam untuk menahan korosi biasanya bergantung pada
posisi mereka dalam deret volta. Jika dua buah logam yang jenisnya berbeda
terpisah sangat jauh pada deret elektrokimia, maka arus listrik yang dihasilkan
karena kontak yang terjadi diantara keduanya akan semakin besar. Logam yang
berada pada deretan tabel bagian atas adalah logam yang pasif, sedangkan
logam yang berada pada tabel bagian bawah adalah logam aktif. Jadi, semakin
kearah bawah tabel maka logam akan semakin mudah terkorosi dan semakin ke
arah atas tabel maka logam akan semakin terproteksi.
Tabel 2.1 Deret volta
Diagram Pourbaix
Bila suatu logam berada dalam suatu lingkungan, ada tiga kemungkinan
bisa terjadi yaitu Imun, Aktif, dan Pasif.
Fe (s) Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anoda mengalir ke bagian lain dari besi itu
yang bertindak sebagai katoda di mana oksigen akan tereduksi.
atau
hujan (asam) dan air laut (garam) merupakan penyebab korosi yang
utama.
c. Adanya oksigen
Pada peristiwa korosi adanya oksigen mutlak diperlukan.
d. Permukaan logam
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-
kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anoda dan katoda.
Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi
sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak
sebagai anoda dan katoda.
e. Letak logam dalam deret potensial reduksi
Korosi akan sangat cepat terjadi pada logam yang potensialnya
rendah, sedangkan logam yang potensialnya lebih tinggi justru lebih
awet.
f. Material korosi
Material yang dipakai untuk membuat benda konstruksi sangat
berpengaruh terhadap laju korosi, dengan demikian harus dipilih sejeli
mungkin untuk mengurangi dampak negatif korosi.
g. Kondisi lingkungan/media
Lingkungan di mana benda konstruksi akan dibuat dan digunakan
juga merupakan salah satu faktor dalam proses dan kecepatan korosi.
Material di lingkungan air laut akan sangat berbeda dengan material di
lingkungan air tawar. Korosi yang timbul akan dipengaruhi oleh
media korosif yang terkandung pada lingkungan tersebut.
h. Bentuk konstruksi/susunan
Bentuk konstruksi yang oleh sebagian orang diabaikan efeknya
terhadap proses korosi, sebenarnya tidak sedikit dampak negatifnya.
Karena bentuk ini sedikit banyak juga akan berpengaruh terhadap
kecepatan korosi. Sebagai contoh pipa yang dibengkokkan dengan
radius 180o akan sangat berlainan korosinya jika dibandingkan dengan
pipa yang lurus.
i. Fungsi konstruksi
b. Korosi Sumuran
Korosi sumuran (pitting corrosion) merupakan korosi yang muncul
dan terkonsentrasi pada daerah tertentu. Bentuk korosi ini biasanya
disebabkan oleh klorida. Mekanisme terbentuknya korosi sumuran
sama dengan korosi celah. Hanya saja korosi sumuran ukurannya
lebih kecil jika dibandingkan dengan korosi celah. Karena jaraknya
dari bagian las-lasan. Ini merupakan tipikal dari korosi antar butir
pada austenic stainless steel. Korosi tipe ini dapat dihilangkan dengan
menggunakan stainless steel 321 atau 347 atau dengan menggunakan
stainless steel yang tingkat karbonnya rendah (304L atau 316L).
d. Korosi Erosi
Korosi erosi merupakan gabungan dari kerusakan elekrokimia dan
kecepatan fluida yang tinggi pada permukaan logam. Korosi erosi
dapat pula terjadi karena adanya aliran fluida yang sangat tinggi
melewati benda yang diam atau statis. Atau bisa juga terjadi karena
sebuah objek bergerak cepat di dalam fluida yang diam, misalnya
baling-baling kapal laut.
Bagian permukaan logam yang terkena korosi biasanya relatif lebih
bersih jika dibandingkan dengan permukaan logam yang terkena
korosi jenis lain. Erosi korosi dapat dikendalikan dengan
menggunakan material yang terbuat dari logam yang keras, merubah
kecepatan alir fluida atau merubah arah aliran fluida.
Pembuatan larutan
Analisa
Kesimpulan
Gambar 2.7 skema proses pengaruh berbagai larutan terhadap laju korosi
Neraca
digital
Potensiometer
Jangka sorong
Neraca
digital Jangka sorong
4. Pembuatan larutan
Aqua dm
Larutan
alkohol
Larutan
Refference electrode
Larutan
Potensiometer
Refference electrode
Larutan
Aqua dm
Plat baja ST-37
Kawat tembaga
Neraca
digital Jangka sorong
2.4.2 Bahan
1. Spesimen baja ST-37 : 5 buah
2. Amplas 240, 600, 900 mesh : Secukupnya
3. Aqua dm : Secukupnya
4. Alkohol 96% : Secukupnya
5. HCl 0.1 M : 250 ml
6. NaCl 0.1 M : 250 ml
7. NaOH 0.1 M : 250 ml
8. K2CrO4 : 250 ml
9. Tembaga kawat : 1 buah
10. Kutex : Secukupnya
11. Tissue : Secukupnya
2.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data
2.5.1 Pengumpulan Data
Tabel 2.2 Data Dimensi dan Berat
1. 61,10 60,80 41,25 40,25 1,3 1,1 5306,86 5116,71 21,65 22,23 640
2. 60,40 60,50 40,4 40,00 1,1 1,1 5102,88 5061,1 22,33 22,00 330
3. 60,90 60,30 41,15 39,40 1,2 1,2 5256,99 4970,92 21,69 21,68 10
4. 60,45 59,60 40,4 40,50 1,2 1,3 5209,6 5087,86 21,36 21,32 40
5. 60,85 61,05 40,30 40,50 1,2 1,05 5147,27 5158,30 22,53 22,49 40
Keterangan
No. 1 = Spesimen dalam Larutan NaCl 0.1 M 250mL
No. 2 = Spesimen dalam Larutan HCl 0.1 M 250mL
No. 3 = Spesimen dalam Larutan NaOH 0.1 M 250mL
No. 4 = Spesimen dalam Larutan K2CrO4 0.1 M 250mL
No. 5 = Spesimen dalam Aqua dm 250 mL
- Sedikit endapan
- Warna larutan
agak kuning
-Warna endapan
30-11-2016 orange
2 Rabu -0,66 7,17 kecoklatan
15.00 -Tidak ada
gelembung
-Banyak endapan
-Warna larutan
kuning keruh
01-12-2016
-Warna endapan
3. Kamis -0,61 7,29
orange
15.00
kecoklatan
-Tidak ada
gelembung
- Banyak endapan
- Warna larutan
kecoklatan keruh
02-12-2016
-Warna endapan
4. Jum’at -0,64 7,19
orange
15.00
kecoklatan
-Tidak ada
gelembung
-Banyak endapan
-Warna larutan
coklat keruh
03-12-2016
-Warna endapan
5. Sabtu -0,65 7,14
coklat
15.00
-Tidak ada
gelembung
-Banyak endapan
-Warna larutan
kecoklatan keruh
04-12-2016
-Warna endapan
6. Minggu -0,64 7,09
coklat
15.00
-Tidak ada
gelembung
-Banyak endapan
-Warna larutan
05-12-2016 kecoklatan keruh
7. Senin -0,69 6,80 -Warna endapan
15.00 coklat
-Tidak ada
gelembung
- Sedikit endapan
- Warna larutan
02-12-2016 bening keruh
4. Jum’at -0,49 5,86 -Warna endapan
15.00 putih kekuningan
-Tidak ada
gelembung
- Sedikit endapan
- Warna larutan
03-12-2016 bening keruh
5. Sabtu -0,56 5,66 -Warna endapan
15.00 putih kekuningan
-Tidak ada
gelembung
- Banyak endapan
- Warna larutan
coklat keruh
04-12-2016 -Warna endapan
6. Minggu -0,60 5,65 orange
15.00 kecoklatan
-Tidak ada
gelembung
- Banyak endapan
- Warna larutan
05-12-2016 coklat keruh
7. Senin -0,68 5,77 -Warna endapan
15.00 kecoklatan
-Tidak ada
gelembung
- Sedikit ada
endapan
- Warna larutan
30-11-2016
bening
2 Rabu -0,11 9,96
- Warna endapan
15.00
putih
-Tidak ada
gelembung
- Sedikit ada
endapan
- Warna larutan
bening agak
01-12-2016 keruh
3. Kamis -0,10 9,94 - Warna endapan
15.00 putih
-Tidak ada
gelembung
- Sedikit ada
endapan
- Warna larutan
02-12-2016 bening agak
4. Jum’at -0,11 9,77 keruh
15.00 - Warna endapan
putih
-Tidak ada
gelembung
- Sedikit ada
endapan
- Warna larutan
03-12-2016
kuning keruh
5. Sabtu -0,13 9,43
- Warna endapan
15.00
putih kecoklatan
-Tidak ada
gelembung
- Banyak endapan
- Warna larutan
04-12-2016 kuning keruh
6. Minggu -0,16 9,14 -Warna endapan
15.00 putih kecoklatan
-Tidak ada
gelembung
- Banyak endapan
- Warna larutan
05-12-2016 kuning keruh
7. Senin -0,14 8,89 -Warna endapan
15.00 putih
-Tidak ada
gelembung
- Tidak ada
endapan
01-12-2016
- Warna larutan
3. Kamis 0,06 7,70
bening
15.00
-Tidak ada
gelembung
- Sedikit ada
endapan
- Warna larutan
02-12-2016
bening
4. Jum’at 0,07 7,75
- Warna endapan
15.00
coklat
-Tidak ada
gelembung
- Sedikit ada
endapan
- Warna larutan
03-12-2016 bening sedikit
5. Sabtu 0,07 7,71 keruh
15.00 - Warna endapan
coklat
-Tidak ada
gelembung
- Sedikit endapan
- Warna larutan
04-12-2016 kuning keruh
6. Minggu 0,03 7,71 -Warna endapan
15.00 coklat
-Tidak ada
gelembung
- Sedikit endapan
- Warna larutan
05-12-2016 kuning keruh
7. Senin 0,00 7,66 -Warna endapan
15.00 coklat
-Tidak ada
gelembung
- Tidak ada
endapan
- Warna larutan
30-11-2016
bening
2 Rabu 0,08 7,37
-Tidak ada
15.00
gelembung
- Sedikit endapan
- Warna larutan
bening
-Warna endapan
01-12-2016 coklat
3. Kamis 0,11 7,23 kekuningan
15.00 -Tidak ada
gelembung
- Sedikit endapan
- Warna larutan
kuning keruh
02-12-2016
- Warna endapan
4. Jum’at 0,12 7,09
kuning
15.00
kecoklatan
-Tidak ada
gelembung
- Banyak endapan
- Warna larutan
bening keruh
03-12-2016
- Warna endapan
5. Sabtu 0,01 7,18
kuning
15.00
kecoklatan
-Tidak ada
gelembung
- Banyak endapan
- Warna larutan
bening keruh
04-12-2016
-Warna endapan
6. Minggu 0,10 7,27
kuning
15.00
kecoklatan
-Tidak ada
gelembung
- Banyak endapan
- Warna larutan
bening keruh
05-12-2016
-Warna endapan
7. Senin 0,09 7,36
kuning
15.00
kecoklatan
-Tidak ada
gelembung
Hari ke-7
Hari ke-7
Hari ke-7
Hari ke-7
Hari ke-7
m x Mr x v
gr =
1000
0,1 x 59,5 x 250
gr =
1000
gr = 1,4625 gram
gr = 12,06 M
M1.V1 = M2. V2
12,06 x V1 = 0,1 x 250
0,1 x 250
𝑉1 =
36,5
V1 = 2,07 ml
b. Luas penampang awal (A0)
A0 = 2 (p x l) + 2 (p x t) x 2 (l x t)
A0 = 2 (60,40 x 40,4) + 2 (60,40 x 1,1) + 2 (40,4 x 1,1)
A0 = 4880,3 + 132,9 + 88,9
A0 = 5102,68 mm2
A0 = 8,225 inch2
c. Luas penampang akhir (A1)
A1 = 2 (p x l) + 2 (p x t) x 2 (l x t)
A1 = 2 (60,50 x 40) + 2 (60,50 x 1,1) + 2 (40 x 1,1)
A1 = 4840 + 198,1 + 88
A1 = 5061,8 mm2
A1 = 7,844 inch2
d. Perhitungan laju korosi
534 x w
Laju Korosi =
p x Ao x t
534 x 330
Laju Korosi =
7,8 x 7,90 x 168
m x Mr x v
gr =
1000
0,1 x 40 x 200
gr =
1000
gr = 1 gram
m x Mr x v
gr =
1000
0,1 x 193 x 250
gr =
1000
gr = 4,85 gram
5. Larutan aqua dm
a. Luas penampang awal (A0)
A0 = 2 (p x l) + 2 (p x t) x 2 (l x t)
A0 = 2 (60,85 x 40,30) + 2 (60,85 x 1,2) + 2 (40,30 x 1,2)
A0 = 4904,5 + 146 + 96,7
A0 = 5147,27 mm2
A0 = 7,978 inch2
Persamaan Reaksi
a. Aqua dm
Anoda : Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e
Katoda : 4H2O(l) + 4e- → 2H2(g) + 4OH-(aq)
Dari data didapatkan hasil pengukuran fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh
pengukuran potensial yang kurang benar ataupun juga dapat disebabkan oleh
alat yang kurang baik atau sering terjadi error.
Pada hasil akhir didapatkan banyak sedikit, warna endapan dari spesimen
yang dicelupkan pada larutan K2CrO4 0.1 M berwana kuning keruh, dan
warna larutan berwarna coklat.
Berdasarkan hasil pengujian, berikut ini urutan dari laju korosi terendah
sampai tertinggi adalah NaOH 0.1 M, aqua dm, K2CrO4, HCl 0.1 M, dan
NaCl 0.1 M. Selai faktor pH, laju korosi juga dapat disebabkan oleh faktor
gas terlarut, temperature, bakteri, dan padatan larutan.
2.7 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilalukan dapat diambil kesimpulan
yaitu:
1. Didapat laju korosi sebagai berikut :
a. Laju korosi pada larutan NaCl 0.1 M sebesar 31,708 MPY.
b. Laju korosi pada larutan HCl 0.1 M sebesar 17,022 MPY.
c. Laju korosi pada larutan NaOH 0.1 M sebesar 0,529 MPY.
d. Laju korosi pada larutan K2CrO4 0.1 M sebesar 2,071 MPY.
e. Laju korosi pada larutan aqua dm sebesar 2,042 MPY.
2. Laju korosi dipengaruhi oleh lingkungan tempat spesimen berada.
3. Semakin asam suatu larutan maka semakin tinggi laju korosinya.
4. Faktor yang mempengaruhi laju korosi yaitu pH, gas terlarut, temperature,
bakteri, dan padatan larutan.