Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing:
dr. Nur Kasim
Oleh:
Dr Abednego Agung Wicaksono
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn H
Umur : 16 tahun
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Pelajar
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sejak 5 bulan yang lalu os mengeluh nyeri dan bengkak pada kaki kiri,
2
Keluhan tersebut timbul setelah os terjatuh saat mendorong gerobak
penganggut bambu, dengan posisi kaki kiri menumpu terlebih dahulu dan
membentur batu. Pasca benturan os merasa badannya lemas, dan kaki kiri sulit
oleh tukang urut selama 1 minggu sebanyak 3 kali pemijatan. Karena kaki
kaki kiri dan diikat menggunakan perban elastis. Beberapa hari setelah pulang
dari tukang urut, kaki os semakin membengkak, dan timbul benjolan di paha
benjolan di paha kiri, os diberi obat dan 3 hari kemudian benjolan pecah dan
Riwayat Pengobatan
puskesmas.
3
Riwayat Operasi
Riwayat keluarga
Status Generalis
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5ºC
Status Lokalis
4
Look : terdapat jaringan parut dengan diameter ± 4 cm, bagian
dextra.
Feel : teraba lebih hangat dibanding femur dextra, nyeri tekan (-),
Feel : teraba lebih hangat dibanding cruris dextra, nyeri tekan (-),
Hematologi
- Ht : 39% (N : 40-50 %)
5
- Serologi CRP : Positif 48 (N : negative)
- LED 40 mm/jam
Radiologi
V. DIAGNOSIS BANDING
- Selullitis
- Tumor Ewing’s
6
VII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa:
VII. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad functionam : dubia
Ad sanationum : Malam
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
2. Gejala
Onset cepat
8
Adanya riwayat episode bakterimia akut
Diduga berhubungan dengan insufisiensi pembuluh darah disampingnya
Edema lokal, eritema dan nyeri
Kegagalan pada anak-anak untuk berdiri secara normal.
c. Osteomielitis kronik
3. Etiologi
Pada dasarnya, semua jenis organisme, termasuk virus, parasit, jamur, dan
bakteri, dapat menghasilkan osteomielitis, tetapi paling sering disebabkan oleh
bakteri piogenik tertentu dan mikobakteri. Penyebab osteomielitis pyogenik
adalah kuman Staphylococcus aureus (89-90%), Escherichia coli,
Pseudomonas, dan Klebsiella. Pada periode neonatal, Haemophilus
influenzae dan kelompok B streptokokus seringkali bersifat patogen.
9
Bakteri penyebab osteomielitis akut dan langsung meliputi:
b. Osteomielitis langsung
4. Patogenesis
Kuman bisa masuk tulang dengan berbagai cara, termasuk beberapa cara
dibawah ini :
10
Melalui aliran darah.
Kontaminasi langsung
Hal ini dapat terjadi jika terjadi fraktur sehingga terjadi kontak
langsung tulang yang fraktur dengan dunia luar sehingga dapat terjadi
kontaminasi langsung. Selain itu juga dapat terjadi selama operasi untuk
mengganti sendi atau memperbaiki fraktur.
11
menunjukan adanya infeksi tulang persisten. Ketika mikroorganisme
melekat pada tulang pertama kali, mereka akan mengekspresikan fenotip
yang resiten terhadap pengobatan antimikroba, dimana hal ini mungkin
dapat menjelaskan tingginya angka kegagalan dari terapi jangka pendek.
12
5. Insiden
a. Morbiditas
b. Mortalitas
13
6. Klasifikasi
14
sehingga sel-sel mudanya rawan terjangkit infeksi; 2) dan metafisis kaya
akan rongga darah sehingga risiko penyebaran infeksi secara hematogen
juga meningkat; 3) pembuluh darah di metafisis memiliki struktur yang
unik dan aliran darah di daerah ini melambat sehingga kuman akan berhenti
di sini dan berproliferasi.
15
tulang. MRI cukup efektif dalam mendeteksi osteomielitis dini,
sensitivitasnya 90-100%. Skintigrafi tulang tiga fase dengan teknisium
dapat menemukan kelainan tulang pada osteomielitis akut, skintigrafi tulang
khusus juga dapat dibuat dengan menggunakan leukosit yang di beri label
galium dan indium
B. Osteomielitis Subakut.
16
yang merupakan kombinasi dari gambaran akut dan kronis. Seperti
osteomielitis akut, maka ditemukan adanya osteolisis dan elevasi periosteal.
Seperti osteomielitis kronik, maka ditemukan adanya zona sirkumferensial
tulang yang sklerotik. Apabila osteomielitis subakut mengenai diafisis
tulang panjang, maka akan sulit membedakannya dengan Histiositosis
Langerhans’ atau Ewing’s Sarcoma.
Brodie Abses.
C. Osteomielitis Kronik.
17
fistel, malaise, dan fatigue. Penderita osteomielitis kronik mengeluhkan
nyeri lokal yang hilang timbul disertai demam dan adanya cairan yang
keluar dari suatu luka pascaoperasi atau bekas patah tulang. Pemeriksaan
rongent memperlihatkan gambaran sekuester dan penulangan baru.
7. Pemeriksaan penunjang:
b. Kultur :
18
lanjut untuk mengisolasi organisme. Kultur tulang dari biopsi atau
aspirasi memiliki hasil diagnostik sekitar 77% pada semua studi.
c. Radiografi
d. MRI
e. CT scan
19
f. Ultrasonografi
9. Terapi
20
elektrolit dipertahankan, diberikan antipiretik bila demam, dan ekstremitas
diimobilisasi dengan gips. Perbaikan klinis biasanya terlihat dalam 24 jam
setelah pemberian antibiotika. Jika tidak ditemukan perbaikan, maka
diperlukan intervensi bedah.
21
dipakai untuk menilai perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, demam
rematik, artritis dan nefritis. LED yang cepat menunjukkan suatu lesi yang
aktif, peningkatan LED dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang
meluas, sedangkan LED yang menurun dibandingkan sebelumnya
menunjukkan suatu perbaikan.
22
kelemahan akibat hilangnya tulang dapat mengakibatkan terjadinya fraktur
patologis.
1. Adanaya sequester.
2. Adanya abses.
Luka dapat ditutup rapat untuk menutup rongga mati (dead space) atau
dipasang tampon agar dapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan
grafting dikemudian hari. Dapat dipasang drainase berpengisap untuk
mengontrol hematoma dan mebuang debris. Dapat diberikan irigasi larutan
salin normal selama 7 sampai 8 hari. Dapat terjadi infeksi samping dengan
pemberian irigasi ini.
23
Kegagalan pemberian antibiotika dapat disebabkan oleh:
10. Komplikasi
1. Abses tulang
2. Bakteremia
3. Fraktur
4. Selulitis
24
DAFTAR PUSTAKA
5. David R, Barron BJ, Madewell JE. Osteomyelitis, acute and chronic. Radio
Clin North Am 1987;25:1171-1201.
25