Professional Documents
Culture Documents
Khalil dihujani konfeti setelah menerima penghargaan dari para petinggi sepak
bola Asia dan kandidat pemimpin FIFA, Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa,
pada acara di Gurgaon, dekat New Delhi, lapor AFP.
Enam gol dari mantan pemain terbaik Asia level junior ini membawa Al Ahli
menuju final Liga Champions AFC untuk berhadapan dengan Guangzhou
Evergrande. Ia juga menjadi kunci bagi UEA untuk dapat finis di peringkat ketiga
pada Piala Asia yang berlangsung pada Januari.
"Perasaan saya adalah sesuatu yang tidak dapat saya jelaskan. Penghargaan ini
bermakna banyak bagi saya. Pencapaian ini bukan untuk Ahmed, ini untuk semua
orang di Emirates," kata Khalil kepada para pewarta.
Tim volley pantai Indonesia 2 yang diperkuat oleh Fahriansah dan Muhammad
Asifa akhirnya melanju ke babak final Sepanjang Beach Volley Ball Tournament
2015.
Pasangan unggulan kedua Indonesia tersebut menang rubber set dalam semifinal
yabg dilaksanakan Minggu (11/10/2015) siang.
Fahrianzah dan M Asifa menang 2-1. Set pertama pasangan Indonesia harus
mengakui keunggulan pasangan Kazaktan dengan skor 28-30.
Tim Indonesia akhirnya harus mengakui keungulan tim Kazaktan 2 dengan skor
30-28.
Variasi serangan dan pertahanan yang kuat akhirnya membuahkan hasil yang
manis. Tim Indonesia 2 akhirnya menang dengan skor 21-15.
Digasak Jepang
Di kuarter ketiga, Indonesia bahkan tak mampu menciptakan poin. Sedang Jepang
semakin jauh meninggalkan Indonesia 61-23.
Greysia
Polii/Nitya Krishinda Maheswari jadi salah satu pemain yang mampu merebut
gelar musim ini. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar Idaman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rangkaian turnamen super series/premier tahun ini
telah berakhir dan hanya menyisakan Final Super Series. Dari torehan yang ada,
tim bulutangkis Indonesia wajib waspada terlebih Olimpiade Rio de Janeiro 2016
sudah di depan mata.
Tahun ini, Indonesia hanya meraih tiga gelar super series/premier, yang
merupakan turnamen level teratas dalam kalender turnamen tahunan BWF. Tiga
gelar super series itu dipersembahkan oleh Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di
Malaysia Super Series, Angga Pratama/Ricky Karanda di Singapura Super Series,
dan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari di Korea Super Series.
Satu hal yang paling mencolok dari torehan prestasi tim bulutangkis Indonesia
tahun ini adalah ketidakberhasilan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir memenangkan
satu gelar turnamen super series/premier. Hal itu yang akhirnya membuat catatan
prestasi Indonesia tahun ini menjadi lebih buruk dibandingkan musim lalu.
Pada tahun 2014, Indonesia meraih enam gelar super series/premier dengan tiga
gelar di antaranya disumbangkan oleh Tontowi/Liliyana. Tren menurun makin
jelas terlihat bila capaian prestasi di tahun 2013 juga ikut dimasukkan.
Paralimpian Baru Tenis Meja Jadi Tumpuan
Sebanyak 13 medali emas jadi bidikan tim tenis meja National Paralympic
Committe (NPC) Indonesia pada ASEAN Para Games (APG) Singapura 2015,
Kamis-Rabu (3-9/12) mendatang. Target tersebut antara lain ditumpukan kepada
paralimpian pendatang baru di kelas TT11 (tuna grahita).
”Kelas TT11 merupakan kelas baru yang dipertandingkan dalam tenis meja APG.
Kami punya andalan Fahmi Salam dan Ana Widyasari, yang saya prediksi bisa
merebut medali emas di kelompok putra dan putri,” kata pelatih tenis meja NPC,
Rima Ferdianto, Jumat (27/11).
Kendati kelas baru, namun dia merasa yakin atas kemampuan kedua atlet tersebut.
Sebab, Fahmi telah menunjukkan membuktikan sebagai dua Special Olympics
World Games di Los Angeles, Agustus lalu. Sementara Ana juga punya performa
tak kalah bagus.
”Saya telah cari informasi dan mempelajari kekuatan lawan-lawan di TT11. Meski
belum pernah saling ketemu, tetapi kekuatan para atlet rival masih berada di
bawah Fahmi dan Ana,” jelas Rima.
Sebanyak 31 paralimpian bakal memperkuat kontingen tenis meja Indonesia
dalam pertarungan di Singapura nanti. Mereka ditargetkan mampu meraih 13
medali emas. Selain dua atlet pendatang baru, beberapa atlet yang menjadi
andalan guna mewujudkannya antara lain David Jacobs dan Komet Akbar di kelas
TT10, Agus Sutanto dan Tatok Hardiyanto (TT5), Adyos Astan (TT4), Supriyatna
Gumilar (TT9), serta Sella Dwi Radayana (TT10)