You are on page 1of 5

Ini Tiga Pemain Sepak Bola Terbaik di Asia Versi FIFA

Senin, 30 November 2015 | 12:48 WIB

Pesepakbola Persib Bandung, Tantan berebut bola dengan pemain Kitchee FC


Hongkong, Kim Taemin pada Laga AFC Cup 2015 di Stadion Si Jalak Harupat,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat. 27 Mei 2015. TEMPO/Aditya Herlambang
Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Penyerang Uni Emirat Arab (UEA), Ahmed Khalil,


dinobatkan FIFA jadi pesepak bola terbaik Asia dalam seremoni mewah di India
pada Minggu, mengalahkan pesaingnya, yakni kompatriotnya Omar Abdulrahman
dan Zheng Zhi asal Tiongkok. Merekalah tiga pesepak bola terbaik di Asia tahun
ini.

Khalil dihujani konfeti setelah menerima penghargaan dari para petinggi sepak
bola Asia dan kandidat pemimpin FIFA, Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa,
pada acara di Gurgaon, dekat New Delhi, lapor AFP.

Enam gol dari mantan pemain terbaik Asia level junior ini membawa Al Ahli
menuju final Liga Champions AFC untuk berhadapan dengan Guangzhou
Evergrande. Ia juga menjadi kunci bagi UEA untuk dapat finis di peringkat ketiga
pada Piala Asia yang berlangsung pada Januari.

"Perasaan saya adalah sesuatu yang tidak dapat saya jelaskan. Penghargaan ini
bermakna banyak bagi saya. Pencapaian ini bukan untuk Ahmed, ini untuk semua
orang di Emirates," kata Khalil kepada para pewarta.

Kemenangan Khalid menggagalkan kapten Evergrande dan Tiongkok Zheng


untuk meraih penghargaan Pemain Terbaik Asia untuk kedua kalinya, juga berarti
kekecewaan bagi Abdulrahman, yang memiliki nama panggilan "Amoory."
Tim Indonesia Tembus Final Sepanjang Beach Volley Ball

Minggu, 11 Oktober 2015 12:03

Tribun Jogja/Hari Susmayanti

Tim volley pantai Indonesia 2 yang diperkuat oleh Fahriansah dan Muhammad
Asifa akhirnya melanju ke babak final Sepanjang Beach Volley Ball Tournament
2015.

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Tim volley pantai Indonesia 2 yang


diperkuat oleh Fahriansah dan Muhammad Asifa akhirnya melanju ke babak final
Sepanjang Beach Volley Ball Tournament 2015 setelah mengandaskan pasangan
Kazaktan 2, Dyachenko Alexander dan Bogatu Sergey.

Pasangan unggulan kedua Indonesia tersebut menang rubber set dalam semifinal
yabg dilaksanakan Minggu (11/10/2015) siang.

Fahrianzah dan M Asifa menang 2-1. Set pertama pasangan Indonesia harus
mengakui keunggulan pasangan Kazaktan dengan skor 28-30.

Kemampuan yang seimbang membuat permainan di game pertama cukup ketat


hingga terjadi yus.

Tim Indonesia akhirnya harus mengakui keungulan tim Kazaktan 2 dengan skor
30-28.

Memasuki set kedua, permainan Fahrianzah dan M Asifa mulai membaik.

Variasi serangan dan pertahanan yang kuat akhirnya membuahkan hasil yang
manis. Tim Indonesia 2 akhirnya menang dengan skor 21-15.
Digasak Jepang

Indonesia terhempas ke posisi juru kunci klasemen.

Minggu, 1 November 2015 | 20:20 WIB

Oleh : Radhitya Andriansyah

Timnas Basket Indonesia U-16. (VIVA.co.id/Radhitya Andriansyah)

Timnas Basket Indonesia U-16, kembali menelan kekalahan di putaran kedua


kejuaraan FIBA U-16. Berhadapan dengan tim kuat, Jepang, Topo Adi Saputro cs
kalah telak 39-80, Minggu 1 November 2015 WIB.

Bermain di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Indonesia kesulitan


membendung agresivitas permainan Jepang. 12 angka yang disumbang pemain
Jepang, Taiga Kagitomi, menutup kuarter pertama dengan skor 16-7.

Berlanjut ke kuarter kedua, Indonesia sempat mampu mengimbangi permainan


Jepang. Kombinasi Komang Arya Partha Wijaya, Juan Maulana, dan Muhammad
Noor Arighi, sempat memperkecil jarak dari Jepang. Namun, keperkasaan Jepang
tetap mampu mengunci keunggulan di kuarter ini dengan skor 44-23.

Di kuarter ketiga, Indonesia bahkan tak mampu menciptakan poin. Sedang Jepang
semakin jauh meninggalkan Indonesia 61-23.

Keperkasaan Jepang tetap terlihat di kuarter terakhir. 19 poin berhasil ditambah


oleh Haruki Takahara cs, sedang Indonesia hanya mampu menambah 16 poin.

Kekalahan ini menempatkan Indonesia di posisi juru kunci babak 12 besar


(putaran kedua) di bawah Malaysia. Di laga selanjutnya, Indonesia akan
berhadapan dengan Malaysia, Senin 2 November 2015 WIB.
Lampu Kuning untuk Tim Bulutangkis Indonesia
Putra Permata Tegar Idaman, CNN Indonesia
Senin, 23/11/2015 09:48 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame

Greysia
Polii/Nitya Krishinda Maheswari jadi salah satu pemain yang mampu merebut
gelar musim ini. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar Idaman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rangkaian turnamen super series/premier tahun ini
telah berakhir dan hanya menyisakan Final Super Series. Dari torehan yang ada,
tim bulutangkis Indonesia wajib waspada terlebih Olimpiade Rio de Janeiro 2016
sudah di depan mata.
Tahun ini, Indonesia hanya meraih tiga gelar super series/premier, yang
merupakan turnamen level teratas dalam kalender turnamen tahunan BWF. Tiga
gelar super series itu dipersembahkan oleh Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di
Malaysia Super Series, Angga Pratama/Ricky Karanda di Singapura Super Series,
dan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari di Korea Super Series.

Satu hal yang paling mencolok dari torehan prestasi tim bulutangkis Indonesia
tahun ini adalah ketidakberhasilan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir memenangkan
satu gelar turnamen super series/premier. Hal itu yang akhirnya membuat catatan
prestasi Indonesia tahun ini menjadi lebih buruk dibandingkan musim lalu.

Pada tahun 2014, Indonesia meraih enam gelar super series/premier dengan tiga
gelar di antaranya disumbangkan oleh Tontowi/Liliyana. Tren menurun makin
jelas terlihat bila capaian prestasi di tahun 2013 juga ikut dimasukkan.
Paralimpian Baru Tenis Meja Jadi Tumpuan

Sebanyak 13 medali emas jadi bidikan tim tenis meja National Paralympic
Committe (NPC) Indonesia pada ASEAN Para Games (APG) Singapura 2015,
Kamis-Rabu (3-9/12) mendatang. Target tersebut antara lain ditumpukan kepada
paralimpian pendatang baru di kelas TT11 (tuna grahita).
”Kelas TT11 merupakan kelas baru yang dipertandingkan dalam tenis meja APG.
Kami punya andalan Fahmi Salam dan Ana Widyasari, yang saya prediksi bisa
merebut medali emas di kelompok putra dan putri,” kata pelatih tenis meja NPC,
Rima Ferdianto, Jumat (27/11).
Kendati kelas baru, namun dia merasa yakin atas kemampuan kedua atlet tersebut.
Sebab, Fahmi telah menunjukkan membuktikan sebagai dua Special Olympics
World Games di Los Angeles, Agustus lalu. Sementara Ana juga punya performa
tak kalah bagus.
”Saya telah cari informasi dan mempelajari kekuatan lawan-lawan di TT11. Meski
belum pernah saling ketemu, tetapi kekuatan para atlet rival masih berada di
bawah Fahmi dan Ana,” jelas Rima.
Sebanyak 31 paralimpian bakal memperkuat kontingen tenis meja Indonesia
dalam pertarungan di Singapura nanti. Mereka ditargetkan mampu meraih 13
medali emas. Selain dua atlet pendatang baru, beberapa atlet yang menjadi
andalan guna mewujudkannya antara lain David Jacobs dan Komet Akbar di kelas
TT10, Agus Sutanto dan Tatok Hardiyanto (TT5), Adyos Astan (TT4), Supriyatna
Gumilar (TT9), serta Sella Dwi Radayana (TT10)

You might also like