You are on page 1of 69

MINI PROJECT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ZAT


BESI (Fe) DENGAN KEPPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI TABLET
ZAT BESI (Fe) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SORIUTU

DISUSUN OLEH :
dr. Aroma Harum
dr. Dwi Yuliannisa Amri
dr. M. Isyhaduul Islam
dr. Melinda Eka Susilarini
dr. Nana Sulistiani
dr. Ulfah Noviyatna

PENDAMPING :
dr. Husni Mubarak

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIAPUSKESMAS SORIUTU


PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU – NUSA TENGGARA BARAT
2017

1
MINI PROJECT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ZAT


BESI (Fe) DENGAN KEPPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI TABLET
ZAT BESI (Fe) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SORIUTU

Disetujui dan disahkan pada tanggal:

13 Oktober 2017

Mengetahui,
PENDAMPING

dr. Husni Mubarak

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya

kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan mini project intership dengan

judul “HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ZAT

BESI (Fe) DENGAN KEPPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT

BESI (Fe) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SORIUTU”. Penulis menyadari

dalam penyusunan laporan mini project intership ini tidak akan selesai tanpa bantuan

dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima

kasih. Kami menyadari laporan mini project intership ini tidak luput dari berbagai

kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan

perbaikannya sehingga akhirnya laporan mini project intership ini dapat memberikan

manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan

lagi lebih lanjut. Aamiin.

Soriutu, Oktober 2017

Dr. Intership

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
DAFTAR TABEL 6
DAFTAR BAGAN 7
BAB I 8
PENDAHULUAN 8
A. Latar Belakang Masalah 8
B. Rumusan Masalah 10
C. Tujuan Penulisan 11
D. Manfaat Penelitian 11
E. Ruang Lingkup Penelitian 12
BAB II 13
TINJAUAN TEORI 13
A. Pengetahuan 13
B. Kehamilan 16
C. Manfaat Fe Dalam Upaya Mencegah Anemia 17
D. Anemia Pada Kehamilan 21
E. Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi 29
F. Kerangka Konsep Penelitian 35
BAB III 37
METODOLOGI PENELITIAN 37
A. Jenis Penelitian 37
B. Populasi dan Sampel 37
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 39
D. Definisi Operasional 41
E. Metode Pengumpulan Data 43
F. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data 46

4
G. Etika Penelitian 48
BAB IV 50
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 50
A. Hasil Penelitian 50
B. Pembahasan 56
C. Keterbatasan Penelitian 59
BAB V 60
SIMPULAN DAN SARAN 60
A. SIMPULAN 60
B. SARAN 60
DAFTAR PUSTAKA 62
LAMPIRAN 1 65
LAMPIRAN 2 66
LAMPIRAN 3 68
LAMPIRAN 4 69

5
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Ibu Hamil Pada bulan agustus di Wilayah

Kerja Puskesmas Soriutu Kabupaten Dompu 51

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Pada bulan agustus di

Wilayah Kerja Puskesmas Soriutu Kabupaten Dompu 51

Tabel 3 Pekerjaan Ibu Hamil Pada bulan agustus di Wilayah Kerja Puskesmas

Soriutu Kabupaten Dompu 52

Tabel 4. Pendapatan Ibu Hamil Pada bulan agustus di Wilayah Kerja Puskesmas

Soriutu Kabupaten Dompu 53

Tabel 5. Tingkat Pengetahuan tentang Zat Besi Ibu Hamil Pada bulan Agustus di

Wilayah Kerja Puskesmas Soriutu Kabupaten Dompu 54

Tabel 6. Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkosnumsi Zat Besi di di Wilayah

Kerja Puskesmas Soriutu Kabupaten Dompu 54

6
DAFTAR BAGAN

Bagan 1: Kerangka Konsep Penelitian ........................................................................ 36

Bagan 2. Rata-rata Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi

Zat Besi Ditinjau dari Pengetahuan tentagn Zat Besi ................................................. 55

7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan

nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar

terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia hamil disebut ”Potensial danger of

mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia

memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan

kesehatan pada hari terdepan ( Manuaba, 2001 ).

Menurut WHO 4% kematian para ibu di negara yang sedang berkembang

berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia disebabkan oleh

defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi

(Sarwono, 2000).

Dari hasil pemeriksaan 640 ibu hamil terdapat 500 ibu hamil yang mengatakan

tidak rutin meminum tablet Fe, anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh yang

kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan, maupun dalam nifas.

Berbagai penyakit dapat timbul akibat anemia seperti abortus, partus prematur, partus

lama, akibat inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi

baik intra partum maupun post partum (Manuaba, 2016).

Diseluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, berkisar

antara 10% dan 20% karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat

8
penting dalam timbulnya anemia maka dapat dipahami bahwa frekuensi itu lebih

tinggi lagi di negara-negara yang sedang maju. Tingginya angka anemia pada ibu

hamil ini mempunyai kontribusi terhadap tingginya angka BBLR di Indonesia yang

diperkirakan mencapai 350.000 bayi dan angka resiko kematian bayi mencapai 32,5%

setiap tahun nya (Depkes, 2015).

Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil dinas kesehatan propinsi

Jawa Barat mempunyai program suplementasi tablet tambah darah (Fe) yang bisa

didapatkan di Puskesmas daerah. Tablet tambah darah dapat menghindari anemia besi

dan anemia asam folat. Pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet zat

besi minimal 90 tablet selama hamil. Pada beberapa ibu hamil, zat besi yang

terkandung dalam vitamin kehamilan bisa menyebabkan sembelit atau diare.

Perdasarkan data yang didapat dari Puskesmas Soriutu terjadi penurununan

cakupan pemberian Fe3 tahun 2015 sebesar 101.9% menurun menjadi 91.1% tahun

2016. Meskipun hanya sekitar 10,8% penurunan cakupan ini, namun perlu adanya

perhatian terkait pemberian asupan vitamin dan mineral terhadap ibu hamil,

mengingat sejak tahun 2010 hingga tahun 2014 cakupan pemberian tablet Fe3 terus

meningkat, sebaliknya yang terjadi selama tahun 2015 hingga 2016 mengalami

penurunan cakupan.

Di Puskesmas Soriutu, ibu hamil selalu diberikan tablet Fe secara rutin setiap

ANC, namun sebagian besar dari mereka belum mengetahui pentingnya

mengkonsumsi tablet Fe sehingga terjadi ketidakpatuhan ibu hamil untuk meminum

tablet Fe. Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi diantaranya

9
300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu, untuk itulah

ibu hamil membutuhkan 2-3 mg zat besi tiap hari. (Manuaba, 2001).

Secara umum, ketidak patuhan dapat menyebabkan meningkatnya resiko

berkembangnya masalah kesehatan atau memperpanjang atau memperburuk

kesakitan yang sedang diderita. Perkiraan yang ada menyatakan bahwa 20% opname

di Rumah Sakit merupakan akibat dari ketidakpatuhan pasien terhadap aturan

pengobatan. Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat mencerminkan

seberapa besar peluang untuk terkena anemia. Pemberian informasi tentang anemia

akan menambah pengetahuan mereka tentang anemia, karena pengetahuan

memegang peranan yang sangat penting sehingga ibu hamil dapat patuh meminum

tablet Fe. Akhir akhir ini menunjukan dengan jelas bahwa bayi yang lahir dari ibu ibu

yang mengalami anemia mengalami kenaikan yaitu mencapai 24,9%, sampai dengan

saat ini prevalensi Ibu hamil anemia masih cukup tinggi yaitu 16,7% (Depkes,2014).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang dari masalah di atas, dapat dirumuskan

masalah penelitian adalah “Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang zat besi (fe) dengan keppatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (fe) di

wilayah kerja Puskesmas Soriutu?”

10
C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (fe)

dengan keppatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (fe) di wilayah

puskesmas soriutu tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat

tablet fe di wilayah kerja puskesmas soriutu.

b. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang kebutuhan zat besi

pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas soriutu.

c. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang akibat

kekurangan zat besi di wilayah kerja puskesmas soriutu.

d. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi

penting yang menunjang atau mengandung zat besi di wilayah kerja

puskesmas soriutu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan tentang metode penelitian yang telah diperoleh

selama perkuliahan. Untuk menambah wawasan terutama tentang manfaat

mengkonsumsi tablet fe pada ibu hamil.

2. Bagi instansi pendidikan

11
Untuk menambah khasanah bacaan atau kepustakaan bagi petugas

3. Bagi puskesmas

Sebagai bahan masukan untuk perencanaan program kerja puskesmas pada

ibu hamil, khususnya mengenai pemberian tablet fe dalam upaya mencegah

anemia.

4. Bagi ibu hamil

Menambah informasi dan pengetahuan kepada ibu hamil tentang manfaat

mengkonsumsi tablet fe dalam upaya mencegah resiko anemia, sehingga

diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para ibu hamil untuk

mengkonsumsi tablet zat besi sesuai anjuran tenaga kesehatan, yaitu

minimal dapat mencegah terjadinya kekurangan zat besi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian ini membahas tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil tentang zat besi (fe) dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi

(fe) di wilayah kerja puskesmas soriutu sebanyak 30 orang dari ibu hamil di

puskesmas soriutu 2017.

12
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari ”tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan

terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia, yakni: penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan dikumpulkan dengan tujuan untuk menjawab semua

permasalahan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh manusia dan untuk

digunakan dalam menawarkan berbagai kemudahan padanya.

Pengetahuan itu sendiri banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain: adalah pendidikan formal. Jadi pengetahuan sangat erat hubungannya

dengan pendidikan, di mana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang

tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan

tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah,

mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa, peningkatan

pengetahuan tidak mutlak di peroleh dari pendidikan non formal. Pengetahuan

seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek yaitu positif dan

negatif, kedua aspek ilmiah yang pada akhirnya akan menentukan sikap

13
seseorang tentang suatu obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dan

obyek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap

obyek tertentu.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitive mempunyai 6 tingkatan.

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi

disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

14
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain. Misalnya penggunaan rumus static dalam perhitungan hasil penelitian.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

metode kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat

menyusun, merencanakan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu

teori atau rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justification

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian

tersebut didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya:

dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut ber-KB,

tidak mau memeriksakan kehamilan dan sebagainya.

15
3. Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran dikemukakan Bloom dan Skiner (2007) adalah dengan cara

orang bersangkuta mengungkapkan kata-kata yang diketahuinya dalam bentuk

bukti atau jawaban baik lisan maupun tulisan. Bukti atau jawaban tersebut

merupakan reaksi dari suatu rangsangan yang berupa pertanyaan baik lisan

maupun tulisan. Pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk mengukur

pengetahuan umum dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu :

a. Pertanyaan subjektif berupa jenis pertanyaan essay, disebut pertanyaan

subjektif dari penilai, sehingga nilainya akan berbeda dari penilai 1

dengan yang lain dari waktu kewaktu yang lainya.

b. Pertanyaan objektif berupa pertanyaan pilihan ganda, salah betul dan

menjodohkanya, penilaian dari bentuk pertanyaan ini bersifat pasti tanpa

menggunakan subjektifitas dari perilaku.

Dari kedua bentuk pertanyaan diatas, pertanyaan objektif khususnya pilihan

ganda lebih disukai sebagai alat ukur karena cepat dinilai.

B. Kehamilan

Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan

normal yaitu 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ), di hitung dari hari pertama

haid terakhir. Kehamilan di bagi dalam 3 triwulan,yaitu triwulan pertama dimulai

konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan ke empat sampai 6 bulan,

triwulan ketiga dimulai dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. ( Prawirohardjo,2002).

16
Setiap bulan wanita melepas satu atau dua sel telur (ovum) dari indung telur

(ovulasi). Kemudian pada tempat yang paling mudah masuklah sel mani dan

kemudian bersatu dengan sel telur (konsepsi). Ovum yang telah dibuahi segera

membelah diri sambil bergerak menuju ruang rahim kemudian melekat pada mokosan

rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim (nidasi).Dari pembuahan sampai

nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat

makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta). Jadi untuk setiap

kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi

= pertilisasi), nidasi, dan plasentasi ( Rustam Muhctar,2000).

C. Manfaat Fe Dalam Upaya Mencegah Anemia

1. Definisi Tablet Fe

Tablet Fe adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama

kehamilan,bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil.bayi akan

menyerap dan manggunakan fe dengan cepat sehingga jika ibu kekurangan

masukan fe selama hamil,bayi akan mengmbil kebutuhan nya dari tubuh ibu

sehingga ibu mengalami animia dan merasa lelah. (Sunrinah,2008).

2. Manfaat Tablet Fe Bagi Ibu Hamil

Tablet Fe berfungsi untuk membentuk sel darah merah,sementara sel

darah merah bertugas mengangkut oksigen dan zat-zat makanan keseluruh

tubuh serta membantu proses metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi,

jika asupan Fe kedalam tubuh berkurang dengan sendirinya sel darah merah

17
juga akan berkurang, tubuhpun akan kekurangan oksigen akibatnya timbullah

gejala anemia. (Samuel 2006)

3. Akibat Kekurangan Tablet Fe Selama Hamil

Kekurangan tablet Fe pada seseorang akan diambilkan dari zat besi

cadangan yang ada dalam tubuh, namun jika cadangan ini terus menurun

maka tubuh akan mengalami kekurangan zat besi yang berlarut-larut dan perlu

penanganan segera, karena kekurangan zat besi menyebabkan keletihan,

lemah badan, terdebar, sakit dada, kesukaran bernafas dan anemia. Sehingga

kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat

mengakibatkan ibu hamil menderita anemia, kondisi ini meningkatkan resiko

kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir

rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi. Selain itu juga zat besi sangat

dibutuhkan perkembangan otak bayi di awal kelahiranya. (Junita 2006)

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak daripada kebutuhan

wanita tidak hamil, oleh karena itu pemenuhan kebutuhan tablet Fe selama

masa kehamilan sangatlah penting,adapun kegunaan tablet Fe tersebut adalah:

a. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan

b. Untuk mempermudahkan proses persalinan

c. Untuk memperkecil resiko BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

d. Untuk menambah berat badan ibu secara normal selama masa kehamilan

e. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri

f. Untuk mencegah gigi rontok dan tulang rapuh

18
g. Untuk mencegah anemia pada masa kehamilan

h. Agar supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas

i. Guna mengadakan cadangan untuk masa laktasi

4. Kebutuhan Tablet Fe Pada Wanita Hamil

Ekstra zat besi diperlukan pada kehamilan, kebutuhan zat besi pada

kehamilan dengan janin tunggal adalah : 200 – 600 mg untuk memenuhi

peningkatan masa sel darah merah, 200 – 370 mg untuk janin yang

bergantung pada berat lahirnya, 150 – 200 mg untuk kehamilan eksternal, 30

– 170 mg untuk tali pusat dan plasenta, 90 – 310 mg untuk menggantikan

darah yang hilang saat melahirkan.

Dengan demikian kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar

antara 580 – 1340 mg, dan 440 – 1050 mg diantaranya akan hilang dalam

tubuh saat melahirkan. Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil

memerlukan rata-rata 3,5 – 4 mg Zat Besi perhari, (Soe Jordan : 2004).

Sebagai gambaran banyak kebutuhan zat besi pada kehamilan adalah :

 Meningkatkan sel darah ibu 500 mgr Fe

 Terdapat dalam plasenta 300 mgr Fe

 Untuk darah janin 100 mgr Fe

Jumlah 900 mgr Fe

Jika persalinan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan

menguras persediaan Fe dalam tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia

19
pada kehamilan berikutnya (Zulhaida, 2007).

5. Nutrisi Penting Selama Kehamilan

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan

yang mendasar dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan

dan persiapan memberikan ASI diantaranya :

Perubahan metabolisme adalah

a. Metabolisme basal naik sebesar 15 % - 20 % dari semula, terutama

trimester ke III

b. Keseimbangan Asam basa mengalami penurunan dari 155 menjadi 145

perliter disebabkan hemodulasi darah dan kebutuhan mineral yang

diperlukan janin.

c. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan

laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar ½ gr/kg berat

badan atau sebutir telur ayam sehari.

d. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.

e. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :

1) Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30 – 40 gram untuk pembentukan janin.

2) Fospor, rata-rata 2 gram dalam sehari

3) Zat besi, 800 mg atau 30 – 50 mg sehari

4) Air, ibu hamil memerlukan cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.

20
f. Berat badan ibu hamil bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg rata-rata 12,5

kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg perminggu.

(Wiknjosastro, 2005).

D. Anemia Pada Kehamilan

Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana darah merah

kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah kadar

Hemoglobin (Hb Normal 12 grm). Anemia kehamilan adalah anemia karena

kekurangan zat besi. Anemia pada kehmailan merupakan masalah nasional

mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya

sangat besar terhadap sumber daya manusia.

Anemia hamil disebut “potensial danger to mother and child’anemia (potensial

membahayakan ibu dan anak). Kerena itulah anemia memerlukan perhatian serius

dan semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada masa yang akan

datang (Manuaba, 2011).

1. Penyebab Anemia Pada Kehamilan

a. Kurangnya mengkonsumsi makanan kaya zat besi, terutama yang

berasal dari sumber hewani yang mudah diserap.

b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada

kehamialan

c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk haid

yang berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang dekat.

21
d. Pemecahan eritrosit terlalu cepat (hemolisis) (Gultom, 2005).

2. Gejala-gejala yang Muncul pada Anemia

Menurut Indoglobal, (2007) gejala-gejala yang sering muncul pada

anemia :

a. 5 L (letih, lelah, lemah, lesu dan lunglai)

b. Nafsu makan menurun atau anoreksia

c. Sakit kepala

d. Konsentrasi menurun

e. Pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk

f. Nafas pendek (pada anemia yang parah)

Pada pemeriksaan didapat gejala anemia,seperti:

a. Kulit pucat

b. Kuku-kuku jari pucat

c. Rambut rapuh (pada anemia yang parah)

Menurut Sarwono, (2005). Pengaruh Anemia terhadap kehamilan

a. Pengaruh yang timbul akibat anemia pada ibu hamil:

1) Abortus

2) Partus prematurus

3) Partus lama karena inerlia uteri

4) Perdarahan post partum karena atonia uteri

5) Syok

6) Infeksi baik intra partum maupun post partum

22
7) Anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 gr/100ml dapat

menyebabkan dekompensasi kordis.

b. Pengaruh anemia pada janin:

1) Kematian mudigah

2) Kematian perinatal

3) Prematuritas

4) Dapat terjadi cacat bawan

5) Cadangan besi kurang

Menurut Herlina, (2007) Cara mencegah anemia adalah:

a. Meningkatkan konsumsi zat besi terutama dari sumber hewani yang

mudah diserap.

b. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari bagi ibu hamil minimal 90

tablet selama kehamilan.

c. Mengatur jarak kelahiran dengan menjadi peserta keluarga berencana

(KB)

3. Derajat Anemia

Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu

hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3

kategori, yaitu normal (≥11 gr%), anemia ringan (9-10 gr%), anemia sedang

(7-8gr%) dan anemia berat (kurang dari 7 gr%). Berdasarkan hasil

pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah

23
sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi

14.00 mg/dl.

Klasifikasi anemia yang lain adalah :

a. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

b. Hb 7 – 8 gr% : Anemia sedang

c. Hb < 7 gr% : Anemia berat.

4. Macam-macam Anemia

a. Anemia Defisiensi Besi

Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah

defisiensi besi dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling

berkaitan erat, karena pengeluaran darah yang berlebihan disertai

hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu

kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada

kehamilan berikutnya.

Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi

besi (Scholl, 2010). Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu

akan besi yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg;

sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu

sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total

ini 1000 mg jelas melebihi cadangan besi pada sebagian besar wanita.

Kecuali apabila perbedaan antara jumlah cadangan besi ibu dan

kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan diatas

24
dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi

anemia defisiensi besi. Dengan meningkatnya volume darah yang relatif

pesat selama trimester kedua, maka kekurangan besi sering

bermanifestasi sebagai penurunan tajam konsentrasi hemoglobin.

Walaupun pada trimester ketiga laju peningkatan volume darah tidak

terlalu besar, kebutuhan akan besi tetap meningkat karena peningkatan

massa hemoglobin ibu berlanjut dan banyak besi yang sekarang

disalurkan kepada janin. Karena jumlah besi tidak jauh berbeda dari

jumlah yang secara normal dialihkan, neonatus dari ibu dengan anemia

berat tidak menderita anemia defisiensi besi. ( Arisman, 2007 ).

b. Anemia akibat perdarahan akut

Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa

dapat menjadi sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah

pelahiran. Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering terjadi

pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa.

Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan

mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah

yang diganti umumnya tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat

perdarahan secara tuntas, secara umum apabila hipovolemia yang

berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa

seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang

yang hemoglobinnya lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi

25
menghadapi kemungkinan perdarahan serius, dapat berobat jalan tanpa

memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama setidaknya

3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah. (

Sarwono, 2005 ).

c. Anemia pada penyakit kronik

Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah

sejak jaman dulu dikenal sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit

terutama infeksi kronik dan neoplasma menyebabkan anemia derajat

sedang dan kadang-kadang berat, biasanya dengan eritrosit yan sedikit

hipokromik dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis,

endokarditis, atau esteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi

antimikroba telah secara bermakna menurunkan insiden penyakit-

penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker dan kemoterapi,

infeksi Human Imunologi Virus (HIV), dan peradangan kronik

merupakan penyebab tersering anemia bentuk ini.

Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan

anemia. Beberapa diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi,

penyakit peradangan usus (inflammatory bowel disease), lupus

eritematosus sistemetik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis

remotoid. Anemia biasanya semakin berat seiring dengan meningkatnya

volume plasma melebihi ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan

pielonfritis akut berat sering mengalami anemia nyata. Hal ini tampaknya

26
terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit dengan produksi

eritropoietin normal (Cavenee dkk,2000).

d. Defisiensi Vitamin B12/Definisi Megaloblastik

Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12

selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh

menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah

suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan

ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai

pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa

lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri

berlebihan di usus halus.

Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama

kehamilan, kadar nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein

pengangkut B12 transkobalamin (zamorano dkk, 2000). Wanita yang telah

menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin

(vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani

gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama

kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk

menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena

kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita

yang mungkin hamil dan secara bersamaan mengidap anemia pernisiosa

Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati).

27
e. Anemia hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah

merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :

1) Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer,

talasemia, anemia sel sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan

paraksismal nokturnal hemoglobinuria

2) Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat

logam, dan dapat beserta obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin

dan lain-lain.

Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran

darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan

pada organ-organ vital

Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta

penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya di berantas

dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun, pada beberapa jenis

obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka transfusi darah yang

berulang dapat membantu penderita ini.

f. Anemia Aplastik dan Hipoplastik

Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah

suatu penyulit yang parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai

anemia, biasanya disertai trombositopenia, leucopenia, dan sumsum

tulang yang sangat hiposeluler (Marsh dll, 2001). Pada sekitar sepertiga

28
kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasim,

leukemia, dan gangguan imunologis.

Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan

mencolok sel induk yang terikat di sumsum tulang. Banyak bukti yang

menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai oleh proses imunologis

(Young dan Maciejewski, 2000). Pada penyakit yang parah, yang

didefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum tulang yang kurang dari 25

persen, angka kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen.

(Suhemi, 2007).

E. Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat. Kepatuhan adalah

tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan prilaku yang disarankan dokter

atau oleh orang lain. (Arisman, 2004). Menurut Sudarwati (2001) tingkat kepatuhan

adalah pengukuran pelaksanaan kegiatan, yang sesuai dengan langkah-langklah yang

telah ditetapkan, perhitungan tingkat kepatuhan dapat di kontrol bahwa pelaksana

program telah melaksanakan kegiatan sesuai standar.

Kepatuhan pasien yang berdasarkan rasa terpaksa atau ketidak pahaman tentang

pentingnya perilaku tersebut dapat disusul dengan kepatuhan yang berbeda jenisnya,

yaitu kepatuhan demi menjaga hubungan baik dengan petugas kesehatan atau dengan

tokoh yang menganjurkannya. Motivasi ini belum dapat dijadikan jaminan bahwa

29
pasien akan mematuhi seterusnya karena jika pasien sudah merasa jenuh atau bosan

maka dia tidak perlu lagi melanjutkan perilaku tersebut. (Sarwono2000).

Ibu hamil minimal mendapatkan 90 tablet, dan bermanfaat bila diminum secara

teratur, tablet setiap hari selama kehamilan, Tablet tambah darah diminum dengan air

putih jamgam diminum dengan air teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan

penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang (Dep kes,

2002). Kadang-kadang tablet tambah darah menimbulkan perasaan tidak enak seperti

sakit perut, mual, susah buang air besar, tinja berwarna hitam, ini karena kandungan

zat besinya tinggi yaitu 200 mg atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat

untuk mengurangi sebaiknya tablet tambah darah di minum setelah makan malam

atau menjelang tidur, Akan tetapi lebih baik bila setelah minum tablet tambah darah

disertai makan buah-buahan seperti pisang ambon (Nuri, 2005).

Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa indikator-indikator yang dapat digunakan

untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat

dikelompokkan menjadi :

a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit.

b. pengetahuan tentang cara pemeliharaan tentang kesehatan dan cara hidup

sehat.

c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.

Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa keilmuan tentang pengetahuan dibagi

menjadi 2 yaitu :

a. Pengetahuan secara formal

30
Pengetahuan yang didasarkan pada jenjang pendidikan rendah ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi dan didapat dari ilmu pengetahuan melalui

tingkat pembelajaran tersebut terdiri dari TK, SD, SMP, SMU dan Perguruan

Tinggi.

b. Pengetahuan secara informal

Pengetahuan informal adalah pengetahuan yang didapat dari luar lingkup

pendidikan. Pengetahuan informal didapat melalui media elektronik (TV,

radio atau alat elektronik lainnya) dan media masa (koran, majalah atau buku-

buku pelajaran) maupun dari orang lain yang memberikan informasi tentang

pengetahuan.

Menurut Notoatmodjo (2003) faktor-faktor yang mempengaruhan

pengetahuan :

1. Tingkat Pendidikan

Adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi

perubahan prilaku positif yang meningkat.

2. Informasi

Seseorang mendapatkan informasi yang lebih banyak akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.

3. Pengalaman

Sesuatu yang pernah dilakukan seseorang dapat menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.

31
4. Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi

kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan

5. Sosial Ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan Pada

kenyataannya tidak semua ibu hamil yang mendapat tablet zat besi

meminumnya secara rutin, hal ini dapat disebabkan karena faktor

ketidaktahuan pentingnya tablet zat besi untuk kehamilannya. Dampak

yang diakibatkan minum tablet zat besi dan penyerapan atau respon tubuh

terhadap tablet zat besi kurang baik sehingga tidak terjadi peningkatan

hemoglobin sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lain yang

berhubungan dengan anemia adalah adanya penyakit infeksi bakteri,

parasit usus seperti cacing tambang malaria. Faktor sosial ekonomi yang

rendah juga memegang peran penting kaitannya dengan asupan gizi ibu

selama hamil (Herlina, 2007).

Menurut Depkes RI (2002) dalam Niver (2002) faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi yaitu :

1. Pengetahuan

Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan kegunaan dari zat besi

didapat dari penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil

tersebut melakukan pemeriksaan ANC.

32
Tingkat pengetahuan ibu juga mempengaruhi ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet zat besi (Depkes, 2002).

2. Tingkat Pendidikan

Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh terhadap

kepatuhan ibu meminum tablet besi (Depkes, 2001).

3. Pemeriksaan ANC

Pemeriksaan ANC selama hamil sedikitnya 4 x pelayanan antenatal

yaitu satu kali untuk trimester I, 1 kali untuk trimester II, dan dua kali

untuk trimester III, pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan

ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan

berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko

tinggi khususnya anemia kurang gizi, hipertensi. Bidan juga

memberikan nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait

lainnya. Dalam setiap kinjungan ANC bidan menonjolkan kepada ibu

hamil apakah persediaannya cukup (Depkes, 2001).

Menurut WHO (2000) manfaat dan kepatuhan ibu hamil meminum

tablet zat besi yaitu :

a. Bisa mencegah anemia defesiensi besi.

Karena pada wanita hamil cenderung mengalami defesiensi baik

zat besi maupun folat. Oleh karena itu penting sekali bagi ibu

hamil untuk meminum tablet zat besi setiap hari.

b. Bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas dapat dihindari.

33
Menurut Smet (2001), beberapa sebab rendahnya kepatuhan ibu

hamil meminum tablet zat besi antara lain karena faktor program

dan faktor individu yang meliputi :

1) Individu tidak merasa dirinya sakit.

2) Ketidaktahuan akan gejala atau tanda-tanda dan dampak yang

ditimbulkan.

3) Kelainan ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam

tablet zat besi setiap hari sampai waktu yang cukup lama.

4) Adanya efek samping gastrointestinal seperti mual, rasa nyeri

lambung.

5) Kurang diterimanya warna, rasa dan beberapa karateristik lain

dari suplemen besi.

6) Rasa takut terhadap suplemen besi dapat memperbesar janin

dan akan menyulitkan dalam persalinan.

Menurut WHO (2001) dampak dari ketidakpatuhan ibu hamil

meminum tablet Fe yaitu :

a. Bisa terjadi anemia defisiensi besi.

b. Meningkatkan bahaya kehamilan, persalinandan nifas.

Menurut Never, (2002) cara-cara untuk meningkatkan kepatuhan

ibu hamil untuk meminum tablet zat besi yaitu :

a. Memberikan informasi tujuan dari pemberian tablet zat besi

seorang ibu hamil akan dengan senang hati meminum tablet zat

34
besi setiap hari apabila dia tahu manfaat dan tujuan dari tablet zat

besi.

b. Perilaku sehat ibu hamil yang menyadari pentingnya untuk

mengkonsumsi tablet zat besi setiap hari.

c. Tenaga kesehatan memberikan petunjuk cara meminum tablet zat

besi.

d. Motivasi dari keluarga ibu hamil agar patuh meminum tablet zat

besi setiap hari.

e. Dukungan dari tenaga kesehatan dengan menjalin komunikasi

yang baik dan memberikan penghargaan yang positif bagi ibu

hamil yang telah mampu meminum tablet zat besi setiap hari.

F. Kerangka Konsep Penelitian

1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-

konsep yang ingin diteliti atau diukur melalui penelitian-penlitian yang

dilakukan. (Notoatmodjo, 2002). Kerangka konsep penelitian yang

dilakukan penulis terlihat pada bagan di bawah ini.

35
Variabel Hasil

Pengetahuan Ibu hamil tentang :


1. Manfaat Tablet fe Bagi Ibu
Hamil Hubungan
2. Kebutuhan tablet Fe pada Ibu pengetahuan ibu
Ibu hamil Hamil hamil tentang manfaat
3. Akibat Kekurangan Tablet Fe Tablet Fe di Wilayah
selama hamil Soriutu
4. Nutrisi Penting Selama
Kehamilan
5. Bahaya Anemia Pada
Kehamilan

SIKAP

PERILAKU

Keterangan :

= Diteliti Sumber: Notoatmodjo (2002:69)

= Tidak Diteliti

Bagan 1: Kerangka Konsep Penelitian

36
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian analitik adalah

penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan fenomena kesehatan itu terjadi.

Kemudian melakukan analisis dinamika kolerasi antara fenomena atau antara faktor

risiko dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2010). Pendekatan penelitian yang

digunakan adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang

termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki kuantitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan ditarik kesimpulannya (Arikunto, 2002). Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh ibu hamil trimester I, II, dan III pada bulan agustus di

Wilayah Kerja Puskesmas Soriutu Kabupaten Dompu.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan metode sampling

tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (Nursalam,

37
2001). Sampel dalam penelitian ini dihitung dengan rumus besar sampel

minimal

Dengan :

n : besar sampel

Zα/2 : nilai Z pada derajat kepercayaan 1-α/2 = 1,96 (95% derajat

kepercayaan)

P : proporsi hal yang diteliti = 0.4

Data menurut penelitian Akrib Sukarman pada penelitian di

Bogor (Manuaba, 1998)

d : presisi =10% = 0.1

N : jumlah populasi

Dari data awal yang diperoleh di Puskesmas Soriutu dalam satu bulan ibu

haml yang diperiksa sebesar 43 orang. Maka sampel ibu hamil di

puskesmas soriutu yang bisa diambil adalah :

1,962 𝑥 0,4(1−0,4)43
n=
0,12 (43−1)+1,962 𝑥0,4(1−0,4)

n= 29.5423135 = 30 orang

38
a) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum yang harus di penuhi

oleh subyek sehingga dapat diikutsertakan ke dalam penelitian

(Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini kriteria inklusinya adalah :

1) Ibu-ibu hamil trimester I, II dan III Wilayah Kerja Puskesmas

Soriutu Kabupaten Dompu.

2) Bersedia menjadi responden.

b) Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah hal-hal yang menyebabkan sampel yang

memenuhi kriteria tidak diikutsertakan dalam penelitian (Nursalam,

2003). Dalam penelitian ini kriteria eksklusinya adalah:

1) Ibu tidak mau mengisi lembar kuesioner

2) Ibu yang tidak bersedia bersedia menjadi responden

3) Hiperemesis gravidarium.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi

Lokasi adalah tempat digunakan oleh peneliti dalam melakukan

penelitiannya. Penentuan lokasi dimaksudkan untuk mempermudah dan

39
memperjelas objek yang menjadi sasaran penelitian. Penelitian ini

dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Soriutu Kabupaten Dompu.

2. Waktu

Peneliti melaksanakan penelitian pada bulan Agustus 2017.

40
D. Definisi Operasional
Variabel/sub Definisi Operasional Parameter Hasil Ukur Skala
variabel
1 2 3 4 5
1. Umur (th) Lamanya kehidupan ibu Diukur dengan alat Dengan kategori umur
hamil yang dihitung ukur metode a. < 20 tahun
sejak tahun lahir sampai kuesioner A b. 20-25 tahun
tahun saat dilakukan c. 26-30 tahun
penelitian dengan angka d. > 30 Tahun
tahun

2. Pendidikan Lamanya ibu hamil Diukur dengan alat Dengan kategori


menjalani pendidikan ukur metode a. Dasar (SD-SMP)
formal yang berhasil kuesioner A b. Menengah (SMA)
ditempuh oleh ibu hamil c. Tinggi (DIII-PT)

3. Pekerjaan Kegiatan ibu hamil Diukur dengan alat Dengan kategori


untuk mencari nafkah, ukur metode a. Ibu RT
baik untuk sendiri kuesioner A b. Buruh
maupun keluarga. c. Petani
d. Swasta
e. PNS

4. Jumlah penghasilan Diukur dengan Dengan kategori


Penda yang dimiliki oleh ibu dengan alat ukur a. Pendapatan lebih tinggi (Rp >
patan hamil yang digunakan metode kuesioner A 1.000.000)
untuk memenuhi b. Pendapatan lebih tinggi (Rp < 1.000.000)
kebutuhan hidup sehari-
hari.

Suatu proses untuk Diukur dengan


mengetahui atau metode kuesioner B
5. mengingat kembali yang terdiri 10
Tingk apakah ibu hamil tahu pertanyaan nilai item
at atau mengerti tentang maksimal 1 yaitu:
Penge zat besi (Fe). 1 : Ibu hamil
tahua Tingkat pengetahuan menjawab benar
n yang dimaksud adalah pada pertanyaan.
pengertian, cara 0 : Ibu hamil salah
mengkonsumsi, dalam menjawab
pelaksanaan, akibat pada pertanyaan
defisiensi zat besi (Fe).

41
6. Kepatuhan ibu hamil Pengukuran dengan Skor tertinggi = 10 Ordinal
Kepat dalam mengkonsumsi metode observasi Skor terendah = 0
uhan tablet besi (Fe) selama pada kuesioner C Untuk menjelaskan
dalam masa keamilan san yang terdiri dari 10 secara deskriptif
mengk dapat dinilai dengan pernyataan yang dengan kategorikan:
onsum score penelitian terdiri pertanyaan Patuh : 6-10 (> 50%)
si Favourable dengan Tidak patuh : 0-5
tablet nilai item maksimal (<50% )
zat 1 yaitu:
besi 1 : Ibu hamil
(Fe) menjawab Ya
pertanyaan.
0 : Ibu hamil Tidak
dalam menjawab
pertanyaan.
Unfavourable :
0. Ibu hamil Tidak
dalam menjawab
pertanyaan.
1. Ibu hamil
menjawab Ya
pertanyaan

42
E. Metode Pengumpulan Data
1. Alat Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah

kuesioner yang disampaikan langsung kepada responden untuk

mengetahui tingkat pengetahuan tentang zat besi (Fe) ibu hamil dan

kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe). adapun instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Kuesioner A: data pribadi yang terdiri atas: nomer kode ibu, umur

ibu, alamat, pendidikan, pekerjaan, pendapatan.

b) Kuesioner B: untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu tentang

zat besi (Fe) yang terdiri dari atas 10 item pertanyaan yang

meliputi pertanyaan tentang zat besi (Fe).

c) Kuesioner C: untuk mengukur kepatuhan dalam mengkonsumsi

tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil dalam bentuk lembar

observasi yang, dimana pernyataan vafourabel yang terdiri atas 2

jawaban Ya (2) Tidak dan jawaban unvafourabel dengan 2 jawaban

Tidak (1), Ya (2)

2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan ijin terlebih

dahulu ke Wilayah Kerja Puskesmas Soriutu kemudian mengadakan

pendekatan kepada responden, memperkenalkan diri, dan menjelaskan

maksud dan tujuan kepada responden jika responden setuju maka

43
mempersilahkan untuk membaca lembar persetujuan kemudian tanda

tangan. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden dan diminta

untuk memilih jawaban sesuai point yang ada. Setelah setuju

pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan

responden dengan menggunakan panduan daftar pertanyaan yang telah

disiapkan pada kuesioner dan lembar observasi.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah instrumen yang akan digunakan berupa kuesioner sebagai

alat peneliti selesai disusun, kemudian dilakukan uji validitas dan

reabilitas karena suatu kuesioner dikatakan valid jika kuesioner mampu

untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut

(Notoatmodjo, 2002).

a) Uji Validitas

Uji validitas yang akan digunakan untuk mengukur relevan tidaknya

pengukuran dan pengamatan yang dilakukan pada penelitian.

(Notoatmodjo, 2002). Pada pengujian validitas kuesioner dilakukan

dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item pertanyaan terhadap

skor total seluruh pertanyaan dengan menggunakan uji Rank Spearman

dengan rumus (Notoatmodjo, 2002). Dengan bantuan program SPSS

apabila hasil uji dari tiap item pertanyaan dieproleh p value < 0,05,

maka item pertanyan tersebut valid dan dapat digunakan.

b) Uji reliabilitas

44
Uji reliabilitas adalah uji yang akan dilakukan untuk mengetahui

apakah instrumen yang digunakan telah reliabel (Notoatmodjo, 2002).

Setelah diketahui bahwa setiap item-item pertanyaan cukup valid, di

lanjutkan dengan analisa reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen

tersebut cukup konsisten untuk mengukur gejala yang sama pada

pengukuran yang berulang. Pada awalnya tinggi rendahnya reliabilitas tes

tercermin oleh nilai Cronbach Alpha (Ghozali, 2002). Dimana kuesioner

dikatakan reliabel jika indeks reliabilitas yang diperoleh paling tidak

mencapai 0,60 (Sugiyono,1999). Adapun dasar menggunakan keputusan:

1) Jika r Alpha positif dan r Alpha > r tabel, maka butir atau

variabel tersebut reliabel.

2) Jika r Alpha positif dan r Alpha < r tabel, maka butir atau

variabel tersebut tidak reliabel.

3) Jika r Alpha > r Alpha tapi bertanda negatif, maka butir

atau variabel tersebut tetap reliabel.

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang

angkanya berbeda dalam rentang 0 sampai dengan 1. Semakin

mendekati angka

1 reliabilitasnya semakin tinggi, sebaliknya jika semakin

mendekati angka 0 reliabilitasnya semakin rendah. Hasil analisis

reliabilitas diperoleh r11 = 0,747 untuk angket pengetahuan

45
sedangkan untuk angket kepatuhan mengkonsumsi zat besi sebesar

0,821. Keduanya melebihi 0,6 yang berarti bahwa kedua instrumen

reliabel.

F. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Prosedur Pegolahan Data

Menurut Arikunto (2002) pengolahan data dilakukan dengan

tahap- tahap sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah pengecekan jumlah kuesioner, kelengkapan data,

di antaranya kelengkapan identitas, lembar kuesioner dan

kelengkapan isian kuesioner sehingga apabila terdapat

ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera oleh peneliti.

1) Lengkap : semua jawaban sudah terisi jawabannya.

2) Jelas : apakah cukup jelas terbaca.

3) Relevan : apakah relevan dengan pertanyaannya.

4) Konsisten : apakah jawabannya konsisten dengan

petunjuknya.

b. Coding

46
Coding adalah melakukan pemberian kode berupa angka untuk

memudahkan pengolahan data. Angka yang digunakan dalam tingkat

pengetahuan tentang zat besi (Fe) penelitian ini adalah 1 dan 2,

angka 1 untuk jawaban sesuai dengan ketentuan (benar) dan angka 2

untuk jawaban yang tidak sesuai dengan ketentuan (salah). Angka

yang digunakan untuk mengukur kepatuhan dalam mengkonsumsi

tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil dengan ketentuan pernyataan

favourable dengan menjawab Ya nilai (2), menjawab tidak nilai (1),

Pernyataan unfavourable dengan menjawab tidak nilai (2), menjawab

ya dengan nilai (1) .

c. Entri

Entri adalah memasukkan data yang di peroleh menggunakan fasilitas

computer dengan mengunakan sistem atau program SPSS for

windows SPSS for windows versi 10.0

d. Cleaning

Memeriksa kembali data yang telah dientri kelengkapan dan

kebenarannya.

2. Analisis Data

a. Analisa Univariat

Penelitian melakukan analisis univariat dengan tujuan yaitu

analisis deskriptif variabel penelitian. Analisa univariat digunakan

untuk mengestimasi parameter populasi untuk data numerik terutama

47
ukuran-ukuran tendensi sentral berkatagorik dengan distribusi

frekuansi.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antara

variabel dependen dengan independen. Untuk menguji kepastian

sebaran data yang diperoleh, peneliti akan mengunakan uji

kenormalan data dengan uji Kolmogorof Smirnov. Untuk

menganalisis data karakteristik dan tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang zat besi (Fe) dengan kepoatuhan dalam mengkonsumsi tablet

besi (Fe), data berdistribusi tidak normal mengunakan uji Spearman

Rho, dengan nilai p value <0,05. Pengujian menggunakan tingkat

kepercayaan 95% dengan menggunakan program komputer SPSS

Versi 10.0. (Notoatmodjo, 2003).

G. Etika Penelitian

Menurut Nursalam (2001), dalam melakukan penelitian, peneliti harus

memperhatikan masalah etika penelitian yaitu :

1. Lembar persetujuan diberikan kepada responden.

Tujuannya adalah supaya subyek mengetahui maksud dan tujuan

penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika

subyek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan.

48
Jika subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan

menghormati responden.

2. Anonimiti.

Untuk menjaga kerahasian identitas subyek, peneliti tidak akan

mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data

(kuesioner) yang diisi oleh subyek.

3. Confidenciality.

Kerahasian informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti.

49
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

A. Hasil Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini untuk mengethaui hubungan

karakteristik dan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang zat besi dengan

kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi di wilayah kerja Puskesmas

Soriutu kabupaten Dompu, maka data yang diperoleh dari pengisian

kuesioner selanjutnya dianalisis secara univariate dan bivariate. Analisis

univariate digunakan untuk memberikan penjelasan atau gambaran dari setiap

variabel yang diteliti yaitu: karakteristik ibu hamil, pengetahuan ibu hamil

tentang zat besi dan tingkat kepatuhannya dalam mengkonsumsi zat besi,

sedangkan analisis bivariate digunakan untuk menguji hubungan antara

varibel tersebut.

1. Analisis Univariate

a. Gambaran Usia Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Soriutu

Kabupaten Dompu

Usia ibu hamil secara terperinci dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

No Umur Frekuensi Persenta


1 ≤ 20 tahun 4 13,3
2 21-25 tahun 5 se 16,7
3 26-30 tahun 11 36,7
%
4 > 30 tahun 10 33,3
%
Jumlah 30 100
%
%
%
50
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Ibu Hamil Pada
bulan agustus di Wilayah Kerja Puskesmas Soriutu
Kabupaten Dompu

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden

(36,7%) berusia antara 26 sampai 30 tahun dan sebagian kecil responden

(13,3%) berusia < 20 tahun.

b. Gambaran Tingkat Pendidikan pada Ibu Hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Soriutu Kabupaten Dompu

Tingkat pendidikan pada ibu hamil dalam penelitian ini

dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu pendidikan dasar (jika

responden berpendidikan tamat SD atau SMP), pendidikan menengah

(lulusan SMA atau sederajat) dan pendidikan tinggi (jika responden

Perguruan Tinggi). Hal ini berdasarkan program pemerintah yaitu wajib

belajar 9 tahun. Tingkat pendidikan pada ibu hamil secara terperinci

dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

No Pendidikan Frekuensi Persen


1 Pendidikan dasar 3 10%
2. Pendidikan menengah 20 66,7%tase
3 Pendidikan Tinggi 7 23,3%
Jumlah 30 100%

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Pada


bulan agustus di Wilayah Kerja Puskesmas Soriutu Kabupaten
Dompu

51
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden

(66,7%) pada pendidikan menengah dan sebagian kecil responden (10%)

berpendidikan dasar.

c. Gambaran Pekerjaan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Soriutu Kabupaten Dompu

Mayoritas pekerjaan ibu hamil sebagai ibu rumah tangga, hanya

sebagian kecil yang bekerja sebagai karyawan swasta maupun honorer.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3.

No. Pekerjaan Frekuensi Persenta


1 Ibu rumah tangga 17 56,7
2 Petani 7 se 23,7
3 Swasta 1 3,3
4 Honorer 4 13,3
5 Bidan 1 3,3
Jumlah 30 100

Tabel 3 Pekerjaan Ibu Hamil Pada bulan agustus di Wilayah


Kerja Puskesmas Soriutu Kabupaten Dompu

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut diketahui bahwa sebagian

besar (56,7%) ibu hamil sebagai ibu rumah tangga dan sebagian kecil

(3,3%) sebagai karyawan swasta.

52
b. Gambaran Pendapatan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Soriutu Kabupaten Dompu

Mayoritas pendapatan ibu hamil yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari kurang dari Rp 1.000.000. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

No. Pendapatan Frekuensi Persentase


1. < Rp 1000.000. 22 73,3
2 > Rp. 1.000.000 8 26,7
Tabel 4. Pendapatan Ibu Hamil Pada bulan agustus di Wilayah Kerja
Puskesmas Soriutu Kabupaten Dompu

c. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Zat Besi (Fe)

di Wilayah Kerja Puskesmas Soriutu Kabupaten Dompu

Tingkat pengetahuan ibu tentang zat besi dalam penelitian ini

diukur dengan menggunakan kuesioner dengan 10 pertanyaan. Setiap

pertanyaan diberi skor antara 0 sampai 1. Apabila responden dapat

menjawab semua pertanyaan dengan benar maka total skornya adalah 10.

Tingkat pengetahuan diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu rendah

(0-3), sedang (4-7) dan tinggi (8-10). Tingkat pengetahuan ibu tentang

zat besi secara terperinci dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

No. Pengetahuan Frekuensi Persentase


1. Rendah 1 3.3
2. Sedang 15 50
3. Tinggi 14 46.7
Jumlah 30 100

53
Tabel 5. Tingkat Pengetahuan tentang Zat Besi Ibu Hamil
Pada bulan Agustus di Wilayah Kerja Puskesmas Soriutu
Kabupaten Dompu

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar responden

(50,0%) mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang, selebihnya dalam

kategori rendah dan tinggi.

d. Gambaran kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Zat Besi (Fe)

di Wilayah Kerja Puskesmas Soriutu Kabupaten Dompu

Tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi

dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kuesioner dengan 10

pertanyaan. Setiap pertanyaan diberi skor antara 0 sampai 1. Tingkat

kepatuha diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu tidak patuh (0-5)

dan patuh (6-10). Tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat

besi secara terperinci dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.

No. Tingkat Frekuensi Persenta


1 Tidak patuh 15 50
2o kepatuhan
Patuh 15 se 50
Jumlah 30 100

Tabel 6. Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil dalam


Mengkosnumsi Zat Besi di di Wilayah Kerja Puskesmas
Soriutu Kabupaten Dompu

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa 50% ibu hamil sudah patuh

dalam mengkonsumsi zat besi dan 50% tidak patuh.

54
2. Analisis Bivariate

Analisis bivariate dalam penelitian ini menggunakan korelasi rank

Spearman antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kepatuhan ibu

hamil dalam mengkonsumsi zat besi. Apabila nilai p value < 0,05 dapat

disimpulkan Ho ditolak atau Ha diterima. Hasil analisis bivariate

selengkapnya dapat dilihat pada bagan 1.

Hubungan antara Pengetahuan dengan Tingkat Kepatuhan Ibu

Hamil dalam Mengkonsumsi Zat Besi

Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang zat besi dengan

kepatuhan mengkonsumsi zat besi sebesar 0,475 dengan pvalue =

0,008 < 0,05, yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan ada hubungan positif antara pengetahuan ibu tentang zat besi

dengan kepatuhan mengkonsumsi zat besi diterima. Semakin tinggi

pengetahuan ibu tentang zat besi semakin patuh pula dalam

mengkonsumsi zat besi. Lebih jelasnya dpaat dilihat dari grafik

berikut.

Bagan 2. Rata-
rata Tingkat
Kepatuhan Ibu
Hamil dalam
Mengkonsumsi
Zat Besi Ditinjau
dari Pengetahuan
tentagn Zat Besi

55
Tampak dari grafik tersebut, rata-rata kepatuhan ibu

hamil yang memiliki pengetahuan tinggi lebih tinggi daripada ibu

hamil dengan pengetahuan sedang dan rendah. Perbedaan ini

menunjukkan bahwa samakin mengetahui tentang zat besi

berarti semakin mengatahui pula manfaat-manfaatnya bagi

kesehatan ibu hamil sehingga berpengaruh pada tingginya

tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi zat besi.

B. Pembahasan

Kesadaran tentang konsumsi zat besi terbentuk karena adanya pengetahuan

yang tinggi tentang zat besi tersebut. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji hipotesis

diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,475 dengan p value = 0,008 < 0,05, yang

berarti bahwa ada hubungan positif antara pengetahuan tentang zat besi dengan

kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi. Semakin tinggi

pengetahuannya akan diikuti dengan tingginya kepatuhan dalam mengkonsumsi

zat besi, sebaliknya semakin rendah pengetahuannya akan diikuti dengan rendahnya

kepatuhan mengkonsumsi zat besi. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan dan

perasaan merupakan bagian dari sikap yang akan menghasilkan tingkah laku tertentu.

Komponen afeksi yang memiliki penilaian emosional yang dapat bersifat positif atau

negatif. Maka akan terjadi kecenderungan untuk bertingkah laku hati-hati. Dengan

semakin mengatahui manfaat zat besi maka cenderung diikuti kesadaran untuk patuh

dalam mengkonsumsi zat besi.

56
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Yayuk Farida Baliwati,dkk (2004:117)

yang menyatakan bahwa faktor penyebab masalah gizi adalah kurangnya

ketersediaan pangan, rendahnya daya beli dan rendahnya pendidikan atau

pengetahuan masyarakat yang dipengaruhi faktor sosial budaya. Kecukupan zat gizi

selama hamil baru dapat dipantau melalui parameter keadaan kesehatan ibu dan berat

lahir janin. Keadaan kesehatan dan gizi ibu akan baik, apabila pengetahuan ibu

tentang gizi dan kesehatan cukup luas. Dengan adanya pengetahuan tentang gizi dan

kesehatan yang cukup luas seorang ibu dapat melakukan penataan gizi selama

hamil, perawatan selama kehamilan dan pemeliharaan gizi semasa hamil. Dengan

adanya hal tersebut maka memungkinkan ibu hamil untuk mengembangkan

kebiasaan makan yang baik sehingga kebutuhan zat gizi selama hamil dapat

terpenuhi dan memantau kesehatannya selama kehamilan. Sehingga kondisi ini dapat

mencegah ibu hamil terkena anemia (Arisman, 2004:13). Serupa dengan Selain

itu, semakin banyak pengetahuan gizinya, semakin diperhitungkan jenis dan

kwantum makanan yang dipilih untuk dikonsumsinya. Seseorang yang tidak

mempunyai cukup pengetahuan gizi akan memilih makanan yang paling menarik

pancaindera dan tidak mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan.

Sebaliknya mereka yang semakin banyak pengetahuan gizinya, lebih banyak

mempergunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan

tersebut (Achmad Djaeni, 2000:12). Sebab lain yang penting dari gangguan gizi dan

kesehatan adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk

57
menerapkan informasi tentang kesehatan dalam kehidupan sehari-hari (Suhardjo,

1996:31).

Sesuai dengan teori Arisman (2004:16) yang menyatakan bahwa anemia gizi

karena kekurangan zat besi masih lazim terjadi di negara berkembang tidak

terkecuali Indonesia. Sementara itu kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat

sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil

adalah 1040 mg. Dari jumlah ini 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan

dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer ke janin dengan rincian

50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah

merah dan 300 mg lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak itu tidak mungkin

tercukupi hanya melalui makanan. Karena itu suplementasi zat besi perlu sekali

diberlakukan. Bahkan pada wanita yang bergizi baik.penambahan asupan besi baik

lewat makanan atau pemberian suplementasi terbukti mampu mencegah penurunan

Hb akibat hemodilusi. Tanpa suplementasi cadangan besi pada tubuh wanita hamil

akan habis pada akhir kehamilan (Taylor dkk, 1992). Untuk menjaga agar

suplementasi tidak terkuras dan mencegah kekurangan, setiap wanita hamil

dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet besi sebanyak 300 mg setiap hari. Takaran

ini tidak akan terpenuhi hanya melalui makanan oleh sebab itu suplemen sebesar

30-60 mg dimulai pada minggu ke 12 kehamilan yang diteruskan sampai 3 bulan

pasca partum, perlu diberikan setiap hari. Menurut penelitian menunjukkan bahwa

wanita hamil yang tidak minum pil besi mengalami penurunan ferritin (cadangan

besi cukup tajam sejak minggu ke 12 usia kehamilan) (Ali Khomsan, 2003:30).

58
Tampak jelas bahwa pengetahuan yang tinggi tentang fungsi zat besi bagi ibu hamil

dapat mempengaruhi pola pikirnya untuk lebih hati-hati sehingga memberikan

dorongan untuk lebih patuh mengkonsumsi zat besi.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain:

1. Penggunaan angket atau kuesioner yang memungkinkan terjadinya

subjektifitas. Untuk mengumpulkan data tentang kepatuhan ibu hamil

dalam mengkonsumsi zat besi digunakan kuesioner, sehingga tingkat

keakuratannya masih diragukan. Apabila dilakukan dengan kroscek di

Puskesmas maka akan diperoleh data yang lebih akurat.

2. Pengetahuan tentang zat besi juga diukur dengan kuesioner, sehingga

belum sepnuhnya menggambarkan pengetahuan ibu terhadap zat besi. Hal

ini sebenarnya dapat dilakukan dengan wawancara langsung.

3. Faktor pendukung selama penelitian adalah adanya data tentang daftar

nama-nama ibu hamil trimester II di Desa Sowan Lor yang di dapat dari

seorang bidan desa sehingga mempermudah peneliti untuk pengambilan

data.

4. Faktor penghambat selama penelitian adalah ada sebagian ibu hamil yang

tidak kooperatif sehingga peneliti harus menjelaskan kepada responden

maksud dan tujuan penelitian ini.

59
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan

bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi zat besi di wilayah kerja Puskesmas Soriutu Kabupaten Dompu

dengan korelasi sebesar p = 0,008.

B. SARAN

1. Bagi Profesi Bidan

Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang karakteristik ibu hamil bagi

perawat dalam mengembangkan kemampuan dan ketrampilan untuk

mendapatkan jumlah penurunan defisiensi zat besi (Fe) serta memberikan

Pendidikan kesehatan pada ibu hamil tentang pentingnya mengkonsumsi

tablet besi (Fe) selama kehamilan.

2. Bagi Program Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran

kususnya dalam menjalankan program dan strategi serta peningkatan

mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) dalam keperawatan komunitas dengan cara

melakukan penyuluhan kesehatan pada ibu hamil.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

60
Hasil penelitian ini dimungkinkan dapat menjadi salah satu acuan bagi

penelitian berikutnya yang melakukan penelitian sejenis dengan variabel yang

lebih kompleks mengenai kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi

(Fe) dan tidak hanya dengan menggunakan angket tetapi dengan teknik

wawancara.

61
DAFTAR PUSTAKA

Alimul S. (2003). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan


Ilmiah, Jakarta:Salemba Medika
Arikunto. (1997). Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
Anonim. (2004). Suplementasi Zat Besi Pada Ibu Hamil.http://www.health-
Irc.or.id/spm.htm.diperoleh tanggal 12 Januari 2004.
Berg. (1986). Peranan Gizi Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: CV Rajawali
BPS. (2005). Survey Sosial Ekonomi Nasional, BPS. Semarang
Depkes. (1993). Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta.
De Maeyer, E.M. (1995). Preventing And Controlling Iron Deficiency As
CousesOf Anemia Through Primary Health Care.WHO, Geneva, 1995.
Depkes. (1998). Pedoman Penaggulangan Anemia Gizi Untuk Remaja Puteri
danIbu Hamil. Jakarta.
Depkes.RI. (2000). Gizi Seimbang Menuju Sehat bagi Ibu Hamil dan
MenyusuiDepartemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. Jakarta
Kodyat Tatang S. (1993). Pokok-pokok Perbaikan Gizi pada PJP II untuk
Menanggulangi Masalah Gizi. Jakarta : Widya Karya Nasional Pangan dan
Gizi V LIPI, hal 9.
Khumaidi. (1994). Gizi Masyarakat. Jakarta: Gunung Mulia
Ghozali. (2002). Analisis Multivariate. Semarang : BPFE Undip
Hall R, 2000. Petunjuk Medis bagi Wanita Hamil. Jakarta: PT Pustaka Delapratasa.
Hadyanto.(2002). Dasar-dasar obstetri dan ginekologi. Terjemahan Jones
DL.Fundamentals of obstetrics and gynaecologi. Edisi 6. cetakan I.
Hipokrates, Jakarta.
Mardiyati Etik. (2006). Strategi Praktis dan Efektif Menanggulangi Anemia Gizi
Besi, http://www.beritaiptek.com.dioerileh tanggal 19 Oktober 2006.

62
Moehji, Bsc. (2003). Pemeliharaan Gizi Pada Balita. Jakarta: Bhratara Karya
Aksara
Maret. 3. (2006). Hasil Survei Kesehatan Ibu, oleh Flourisa.
http://www.Bkkbn.com, diperoleh tanggal 3 Maret 2006
Nadesul. (1997). Makanan Sehat Untuk Ibu Hamil. Jakarta : Puspa Swara: Anggota
Ikapi
Nasoetion & Darwin. (1998). Gizi untuk kebutuhan fisiologi khusus. Jakarta:
Gramedia.
Nasution. (1998). Metode research; Penelitian ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Notoatmojo. S. (2002). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. (2001). Konsep dan Perawatan Metodologi Penelitiam Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi Tesis, dan Instrumen Keperawatan,
Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Nasution. (2003). Metode research; Penelitian ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Mar’at. (1995).Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya, Bandung:
Fakultas Psikologi Unifersitas Padjajaran.
Purwanto. H. (1999). Pengantar perilaku Manusia Untuk Keperawatan, Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Zulhaida lubis. (2003). Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap
BayiYang Dilahirkan, http:www.ipb.com/zulhaida.telkom.net.
Soeprono. (1988). Anemia Pada Wanita Hamil. Berkala Ilmu Kedokteran
FakultasKedokteran Universitas Gadjah Mada Jilid XX Nomor 4 Desember
1988.
Suhardjo. R. (1990). Berbagai cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.PAU
Pangan dan Gizi
Soekirman. (1990). Gizi Indonesia Volume XXI, Jakarta
Sediaoetama. (1999). Gizi Indonesia, Persagi, Jakarta

63
September, 15. (2006). Informasi Tentang Anemia dan Tablet Zat Besi (Materi
Rujukan Bagi Guru Atau Pendidik Dan Tokoh Masyarakat.
Http//Bankdata.depkes.go.id).
Sugiono. (1999), Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta: Bandung.
Winarno, F.G. (1990). Gizi Pada Makanan Bayi dan Anak Sapihan. Pustaka Sinar
Harapan Jakarta.
Wiknjosastro. (1999). Ilmu Kebidanan. Edisi III. Cetakan V.Yayasan Bina Pustaka,
Jakarta.

64
LAMPIRAN 1

KUESIONER

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU


HAMIL TENTANG ZAT BESI (Fe) DENGAN KEPATUHAN DALAM
MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe) DI WILAYAH
PUSKESMAS KEDUNG KABUPATEN JEPARA

A. Identitas Responden
1. Umur :
2. Alamat :
3. Pendidikan :
a Tidak sekolah :
b Tamat SD :
c Tamat SMP :
d Tamat SMA :
e Tamat PT :
4. Pekerjaan :

a. Ibu Rumah Tangga:


b. Buruh :
c. Petani :
d. PNS :
e. Swata :
5. Pendapatan : Rp ................

a. Rp > 1.000.000,-

b. Rp < 1.000.000,-

65
LAMPIRAN 2

B. PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ZAT BESI (Fe)


Petunjuk : Berilah tanda silang (X) yang anda anggap benar.

1. Tablet zat besi (Fe) adalah tablet untuk suplementasi penaggulangan


anemia gizi yang berisi.............
a. Setiap tablet mengandung Fero sulfat 200 mg
b. Setiap tablet mengandung antibody
c. Setiap tablet mebngandung vitamin dan mineral
2. Tanda-tanda ibu yang mengalami kurang darah adalah .......
a. Suhu badan kadang baik-turun
b. Muka tampak merah dan timbul bintik
c. Mudah lemah, letih, lesu, lelah dan lalai
3. Manfaat dari mengkonsumsi tablet besi (Fe) adalah ............
a. Terhindar dari anemia
b. Terhindar dari penyakit kronis
c. Membuat tubuh lebih segar
4. Penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil disebabkan karena..........
a. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan bergizi
b. Anemia akibat perdarahan kronis
c. Anemia karena mengkonsumsi tablet Fe
5. Bahaya bagi ibu yang tidak mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada saat
hamil adalah........
a. Menyebabkan ibu selalu mual dan pusing-pusing
b. Akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga
menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
c. Akan terjadi keracunan yang menganggu kehamilan

66
6. Pada ibu yang anemia cara mengkonsumsi tablet besi (Fe) dianjurkan yaitu ......
a. Pengobatan secara teratur
b. Pemberian transfusi darah
c. Pemberian 3 tablet sehari selama 90 hari kehamilannya sampai
42 hari setelah melahirkan
7. Pada ibu hamil mempunyai waktu yang baik untuk mengkonsumsi tablet
besi (Fe) yaitu.............
a. Secara teratur pada Trimester I sampai Trimester III kehamilan
yaitu ± 1 mg/hari sampai ± 5 mg/ hari
b. Hanya pada saat kehamilan trimester I saja
c. Sesuai keinginan ibu hamil
8. Kurang darah pada ibu hamil dengan pemberian............
a. Suplemen vitamin dan mineral yang tinggi
b. Makan teratur dan mengkonsumsi tablet Fe (besi)
c. Minum minuman tradisional
9. Tablet besi diminum apabila…………
a. Badan terasa sakit
b. Bila tak enak badan
c. Bila kurang darah
10. Untuk mengkonsumsi tablet besi sebaiknya menggunakan ………
a. Air putih
b. Air the
c. Air kopi

67
LAMPIRAN 3

C. PERILAKU TERHADAP KEPATUHAN DALAM


MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe)
Petunjuk: Berilah tanda silang (Ö) pada pilihan jawaban yang paling sesuai
dengan diri anda.

Perilaku Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Ya Tidak


(Fe)
1. Saya mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) selama
kehamilan berlangsung.
2. Pada saat hamil, saya selalu memeriksakan kadar Hb.
3. Untuk mendapatkan tablet zat besi (Fe), saya selalu meminta
ke Puskesmas terdekat.
4. Pada saat hamil, saya tidak selalu rutin mengkonsumsi tablet
zat besi (Fe).
5. Untuk mencegah kekurangan darah (anemia) saat hamil,
saya tidak selalu mengkonsumsi makanan yang mengandung
protein seperti ikan, daging, hati dan telur.
6. Pada saat kekurangan darah (anemia) saya selalu
meminta kapsul tablet zat besi (Fe).
7. Pada saat hamil, saya mengkonsumsi tablet zat besi (Fe)
rutin saya lakukan sejak trimester II.
8. Untuk mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), saya
meminumnya dengan air putih.
9. Selain mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), saya
mengkonsumsi sayur-sayuran secara teratur.
10. Saat hamil, saya tidak selalu mengkonsumsi sayuran sumber
zat besi (Fe).

68
LAMPIRAN 4

69

You might also like