Professional Documents
Culture Documents
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatanpreventif yang paling
dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan
perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami
oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu
mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional
KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi
(Gunawan, 1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena
dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat
meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah
berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari
pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang
berfokus padakesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga
Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/
masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan .
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu
mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap,
akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya
mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB
merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama
(post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang
diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan
(ferundity).
Pada tahun 1960 angka kematian balita mencapai lebih dari 200 per 1000 orang, dua kali
lebih besar dari angka kematian balita di Filipina atau Thailand. Pada tahun 2005 angka
tersebut turun hingga kurang dari 50 per 1000 orang, yang merupakan salah satu penurunan
tertinggi yang terjadi di kawasan ini. Seorang anak yang lahir pada tahun 1940 hanya
memiliki sekitar 60% kesempatan untuk mengenyam pendidikan, 40% untuk menamatkan
sekolah dasar dan 15% untuk menamatkan pendidikan di sekolah menengah pertama.
Sebaliknya, lebih dari 90% anak-anak yang lahir sejak tahun 1980 berhasil
menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama.
Sebagian besar kemajuan yang diperoleh semata-mata berkaitan dengan peningkatan
pendapatan. Pendapatan perkapita berlipat ganda antara tahun 1970 sampai dengan 1980 dan
berlipat ganda lagi pada akhir tahun 1990 (sebelum terjadi krisis ekonomi tahun 1997). Salah
satu analisis tentang program Keluarga Berencana Indonesia yang sangat luas menunjukkan
bahwa sebagian besar pengurangan fertilitas berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang
pesat dan peningkatan jenjang . Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB
diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk
mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian
sebaliknya bila pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka
kepatuhan menjalani program KB berkurang .
Berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya pil, suntik, susuk, tubektomi, dan vasektomi .
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu mengenai KB susuk.
Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masing-
masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada
lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya
sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone,
yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang
mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan
terjadinya menstruasi.
Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara
mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan
mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama
5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat
segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB
lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatanke dokter atau bidan yang
memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada
juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa
dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik
(lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau
suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian,
efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus
mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat dicari fungsi dari
pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui definisi dari KB susuk
2. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi KB susuk
3. Mengetahui keuntungan dan kekurangan KB susuk
4. Mengetahui efektifitas Kb susuk
5. Mengetahui efek samping penggunaan KB susuk
6. Mengetahui Cara Pemasangan KB susuk
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Kontrasepsi yang popular dengan nama “susuk KB” ini berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6
kapsul yang diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat
siku. Levonorgestrel adalah suatuprogestin yang telah banyak dipakai dalam pik KB seperti
ovral dan nordette. Setiap kapsul mengandung 38 mg lovonorgestrel. Setiap hari ke enam
kapsul akan melepas 50 mikro gram levonorgestrel. Dan akan efektif sebagai kontrasepsi
untuk 5 tahun (Gunawan, 1999).
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan
yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan
perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi
masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan
secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan
(Sarifiddin, 2006).
B. JENIS-JENIS IMPLANT
Di Indonesia dikenal beberapa jenis implan,yaitu:
• Norplan
• Implanon
• Indoplan
• Sinoplan
• Jadenna
C. INDIKASI
• Pemakaian KB yang jangka waktu lama
• Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
• Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
D. KONTRA INDIKASI
- Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
- Wanita dalam usia reproduksi
- Telah atau belum memiliki anak
- Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
- Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
- Pasca persalinan dan tidak menyusui
- Pasca keguguran
- Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
- Riwayat kehamilan ektopik
- Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan
sabit (sickle cell)
- Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
- Sering lupa menggunakan pil
- Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
- Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
- Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
- Miom uterus dan kanker payudara
- Ganguan toleransi glukosa
E. KELEBIHAN
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan
sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain :
- Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat
mengembalikan kesuburan secara sempurna
- Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau
memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil
- Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun
- Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina dan tidak
mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual
- Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginkan anak lagi,
kesuburannya dapat langsung kembali setelah norplant diangkat
- Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi,
akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi (GUNAWAN, 1999).
Keuntungan dari metode ini adalah:
- Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
- Tidak melakukan pemeriksaan dalam
- Bebas dari pengaruh estrogen
- Tidak mengganggu ASI
- Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
- Perdarahan lebih ringan
- Tidak menaikkan tekanan darah
- Mengurangi nyeri haid
- Mengurangi/ memperbaiki anemia
- Melindungi terjadinya kanker endometrium
- Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
- Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul
F. KEKURANGAN
- Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri
payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.
- Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
- Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS
- Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi.
- Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)
G. EFEK SAMPING
1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada
kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.
2. Yang paling sering terjadi:
- Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
- Perdarahan bercak (spotting)
- Berkurangnya panjang siklus haid
- Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.
3. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan
diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang
hilang tetap tidak berubah.
4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.
5. Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).
6. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui.
Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan (Gunawan, 1999).
H. EFEKTIFITAS
Efektifitas dari pemasangan susuk adalah sebagai berikut :
• Lendir serviks menjadi kental
• Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
• Mengurangi transportasi sperma
• Menekan ovulasi
• 99 % Sangat efektif (kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan)
3. Persiapan
a. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian
antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah
mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat
bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan
Norplant.
b. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
• Meja periksa untuk berbaling klien
• Alat penyangga lengan (tambahan)
• Batang implan dalam kantong
• kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan
implan Norplant.
• Pepasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat
tinggi)
• Sabun untuk mencuci tangan
• Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin
lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti karat.
• Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
• Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)
• Trokar 10 dan madrin
• Skalpel 11 atau 15
• Kassa pembalut, band aid, atau plester
• Kassa steril dan pembalut
• Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan darurat)
• Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
• Bak/tempat instrumen (tertutup)
4. Kunci Keberhasilan Pemasangan
• Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan
• Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
• Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah
media lengan
• Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan kalpel atau
trokar tajam untuk membuat insisi.
• Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat dibawah
kulit. Waktu memasang trokar jangan dipaksakan
• Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan
pemasangan tepat dibawah kulit
• Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang (untuk
mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan
jari tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
• Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat
dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang
tepat
• Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan periksa
seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi
benar dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
• Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
K. PENATALAKSANAAN UMUM
Kapsul implan dipasang tepat di bawah kulit di atas lipat siku di daerah medial lengan atas.
Untuk tempat pemasangan kapsul pilihlah lengan klien yang jarang digunakan. Pertama, cuci
lengan dengan air dan sabun, kemudian usap dengan antiseptik dan suntik anestesi lokal.
Buat insisin kecil hanya sekedra menembus kulit, sekitar 8 cm di atas lipat siku. Setiap kapsul
dimasukkan melalui trokar khusus dan dipasang tepat di bawah kulit. Sebelum memulai
tindakan, periksa kembali untuk memastikan apakah klien :
• Sedang minum obat yang dapat menurunkan efektivitas implan
• Sudah mendapat anestesi lokal sebelumnya
• Alergi terhadap obat anestesi lokal atau jenis obat lainnya
PERSIAPAN PEMASANGAN
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta
membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik
tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk
menjaga kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain
bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan
kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan
baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis
untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya
dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.
Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi
tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka
sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat
melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali
dengan alat yang steril atau DDT.
PEMASANGAN KAPSUL
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan
obat anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit.
Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam
menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat pangkal menunjukkan batas
trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung
menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung
trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti
kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah
kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut
lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat.
Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus
cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat
mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang
yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau
klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan
tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan,
tapi jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik
tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2)
muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting
pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul
ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan
kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari
untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah
kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk
memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan
kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya
geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama
dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk
tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan
mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai
masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan
bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau
terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di
tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar
pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
L. CARA PENCABUTAN
METODE PENCABUTAN
maupun, Jadena™, IndlopantMetode pencabutan unutk implant Norplant sama hanya
berbeda dalam jumlah yang kapsul yang terpasang.Implano
Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atau Crile untuk menjepit kapsul
telah digunakan sejak awal 1980an. Sejak itu telah banyak dilaporkan modifikasi dari metode
standar pencabutan, misalnya metode “pop out” yang dikenalkan oleh Darney dkk. Pada
tahun 1992. Kenyataannya bahwa banyak yang memikirkan untuk terus menyempurnakan
metode pencabutan, sedang perubahan pada metode pemasangan hanya sedikit, menunjukan
dengan jelas mtode standar pencabutan tidak seluruhnya sempurna. Pengamatan ini didukung
oleh pengalaman diberbagai negara. Dibandingkan pemasangan, pencabutan memerlukan
kesabaran dan keahlian. Selain itu pemasangan yang tidak baik (misalnya terlalu dalam atau
tidak menggunakan pola) menyebabkan pencabutan dengan metode apapun akan memakan
waktu yang lama dan lebih banyak pendarahan dibanding pada waktu pemasangan.
Praptohardjo dan Wibowo (1993) melaporkan metode baru untuk pencabutan implant
Norplant yaitu Teknik “U”. Perbadaaan yang besar antara tek=hnik “u” dan tehnik standar
adalah :
- Posisi dari insisi kulit, dan
- Pemakaian klem pemegang implant Norplant, merupakan modifikasi klem yang digunakan
unutuk vasektomi tanpa pisau dengan diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 manjadi 2,2
mm.
Persiapan bahan dan alat
Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalan kondisi baik (misalnya klem
harus dapat menjepti dengan kuat dan spakel harus tajam). Periksa alat dan bahan yang akan
dipakai sudah dalam keadaan steril atau DTT.
Peralatan yang diperlukan unutuk setiap pencabutan adalah sebagai berikut :
- Meja periksa untuk tempat tidur klien.
- Penyangga lengan atau meja samping
- Sabun untuk mencuci tangan
- Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
- Tiga mangkok steril atau DTT (satu larutan antiseptik, satu tempat air mendidih atau steril
yang berisi kapas bulat untuk membersihkan bedak pada sarung tangan dan satu lagi berisi
larutan Klorin 0,5% untuk dekontaminasi kapsul yang telah dicabut).
- Sepasang sarung tangan steril/DTT.
- Larutan antiseptik
- Anastesi lokal (konsentrasi 0,1% tanpa Epinefrin ).
- Tabung suntik (5 atau 10ml ) dan jarum suntik dangan panjang 2,5 – 4 cm
PETUNJUK PENCABUTAN
- Kapsul yang sulit dicabut
Jika seluruh kapsul tidak bisa dicabut dalam waktu 20 sampai 30 menit atau klien tampak
gelisah maka hentikan tindakan pencabutan, memulangkan klien dan meminta datang
kembali bila luka insisi sudah benar-benar sembuh (4-6 minggu). Biasanya pada kunjungan
kedua sisa kapsul tersebut akan teraba dan dapat dicabut.
- Kapsul yang tidak dapat diraba
Ada dua cara menentukan lokasi kapsul yang dipasang terlalu dalam sehingga tidak bisa
diraba dengan jari yaitu dengan sinar X dan Ultrasound. Dengan sinar X, pasang pada 50 – 55
kilovolts dan 4-5 miliamper, dengan waktu pemaparan 0,03 detik. Dengan ultrasound,
bayangan yang ditimbulkan oleh kapsul dapat ditentukan. Penyetelan khusus ( posisi probe
ultrasound) mungkin diperlukan untuk memusatkan gambar pada ultrasound.
- Kapsul yang putus
Pencabutan akan lebih sulit jika kapsul putus. Sekali kapsul putus, maka ada kemungkina
akan putus lagi setiap kali melakukan jepitan dengan klem. Biasanya diperlukan insisi baru di
ujung atas kapsul sehingga sisa kapsul yang putus bisa dicabut.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang
diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku.
Indikasi penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu lama, masih
berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat
memakai jenis KB yang lain. Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant
dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara
lain implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat
mengembalikan kesuburan secara sempurna, tidak merepotkan. Setelah pemasangan,
akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil.
Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan
tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi
Share this:
Twitter
Facebook
Like this:
MAKALAH IMPLAN KB
Posted by Riekha Bloggers Posted on 04.29 with No comments
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah membuat asuhan kebidanan,di harapkan mahasiswa dapat mengerti,memahami serta
mampu memberikan asuhan kebidanan pada Ny. “S” usia 35 tahun Akseptor Baru Kb Implant.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun Tujuan Khusus yang dapat kita ambil dari penyusunan askeb ini adalah agar mahasiswa
mampu:
1. Wawancara
Yaitu dengan bertanya langsung pada klien tentang hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang
kondisi kesehatan klien.
1. Observasi langsung
1. Studi Dokumentasi
1. Studi literature
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada tinjauan teori ini yang dibahas adalah Definisi, Profil Implant, Cara kerja, Jenis, Efektifitas,
Indikasi, Kontraindikasi, Keuntungan dan Cara pemasangan serta tinjauan managemen.
1. BAB IV PEMBAHASAN
Membahas tentang kesenjangan teori dan praktek dilapangan yaitu pada tinjauan kasus kehamilan
dengan letak sungsang.
1. BAB V PENUTUP
1. DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon) yang di isi
dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan silastic adhesive.(Keluarga
Berencana Hanafi.2004:179)
2.2 PROFIL IMPLANT
- Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, indoplant dan implanon
- Nyaman
- Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea
- Aman dipakai pada masa laktasi
(Prawirohardjo, 2003 : MK – 52)
2.3 JENIS IMPLANT
1. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3.4 cm dengan diameter 2.4 cm yang
diisi dengan 36mg levonorgestel dan lama kerjanya 5 tahun.
1. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, diameter 2 mm, yang diisi
dengan 68 mg 3 – keto – desogestel dan lama kerjanya 3 tahun
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestel dengan lama kerjanya 3 tahun
2.4 CARA KERJA
2.5 EFEKTIFITAS
1. Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama
2. Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke-6 kira – kira 2,5 –
3 % akseptor menjadi hamil
3. Norplant – 2 sama efektivitasnya seperti norplant, untuk waktu 3 tahun pertama
2.8 KERUGIAN
1. Usia reproduksi
2. Tidak memiliki anak ataupun belum punya anak
3. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan
kehamilan jangka panjang
4. Menyusui dan belum membutuhkan kontrasepsi
5. Pasca persalinan dan tidak menyusui
6. Pasca keguguran
7. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
8. Riwayat kehamilan ektopik
9. Tekanan darah < 180/100 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan
sabit (sickle cell)
10. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
11. Sering lupa menggunakan pil
Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode
kontrasepsi tambahan.
Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila di insersi setelah
hari ke-7 siklus haid,klien jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain
untuk 7 hari saja.
Bila klien tidak haid, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan,
jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
Bila menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, Insersi dapat dilakukan setiap saat.
Bila menyusui penuh klien tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain.
Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, Insersi dapat dilakukan
setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk
7 hari saja.
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implant,
Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan, atau klien
menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan,implant dapat diberikan pada saat
jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR),dan klien ingin
menggantinya dengan implant, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi
kehamilan.Tidak perlu menunggu hingga datangnya haid berikutnya
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR, Implant dapat diinsersikan pada hari ke-7 dan
klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi
lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.
2.12 PENAPISAN
ª Tanyakan apakah klien telah mendapatkan konseling tentang prosedur pemasangan implant
ª Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat (anastesi local atau jenis antiseptic tertentu)
ª Singkirkan kemungkinan adanya kehamilan
ª Periksa kondisi kesehatan klien yang dapat menimbulkan masalah.
ª Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada indikasi dan meneliti kembali rekam medic
2.13 ALAT DAN BAHAN
Fakta rosedur pemasangan selalu disertai pemberian anastesi lokal sehingga tidak akan
timbul rasa sakit yang hebat
Fakta :Susuk dapat dicabut setiap saat,sedangkan jadwal penggantiannya sesuai dengan jenis
implant yang digunakan.
Fakta :Susuk perlu diganti secara berkala sesuai jenis implant yang digunakan.
1. Biodata
Nama ibu/suami : Untuk mengetahui identitas dan digunakan sebagai sapaan untuk komunikasi.
Umur ibu/suami : Untuk mengetahui apakah umur ibu menjadi faktor predisposisi pemasangan
kb implant.
Agama : Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang dianutnya dan
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan.
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien, menilai lingkungannya bising/tidak,
dekat ibu, dan dekat atau tidak dengan sarana kesehatan.
Suku/bangsa : Untuk mengetahui asal suku daerah ibu atau suami, mengetahui adapt
budayanya, memudahkan dalam berkomunikasi dengan bahasa daerah dalam menyampaikan KIE.
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu/suami sebagi dasar dalam
memberikan KIE.
Pekerjaan : Untuk mengetahui aktifitas ibu di tempat kerja berkaitan dengan kemungkinan
kenaikan tekanan darah.
1. Alasan datang
1. Keluhan utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu saat pengkajian berkaitan dengan pemasangan
implant
1. Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit akut seperti nyeri frontal, mual, muntah,
nyeri perut hebat atau penyakit kronis seperti gagal ginjal, sakit TBC atau penykait keturunan seperti
tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, dan jantung.
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit akut seperti nyeri frontal, mual, muntah,
nyeri perut hebat atau penyakit kronis seperti gagal ginjal, sakit TBC atau penykait keturunan seperti
tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, dan jantung.
Untuk mengetahui apakah saudara pihak keluarga ibu atau suami ada yang pernah atau sedang
menderita akut seperti nyeri frontal, mual, muntah, nyeri perut hebat atau penyakit kronis seperti
gagal ginjal, sakit TBC atau penykait keturunan seperti tekanan darah tinggi, kencing manis, asma,
dan jantung.
1. Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan ibu, menikah berapa kali, lamnya men ikah, usia pertama kali
menikah, termasuk resiko tinggi atau tidak pada wanita yang paling ideal menikah pertama kali usia
> 20 tahun, dan hamil antara 20-35 tahun.
1. Riwayat haid
Untuk mengetahui siklus haid teratur/tidak, banyaknya darah yang keluar, lamanya haid, disertai
nyeri/tidak, keputihan berbau, gatal/tidak, lamanya, hari pertama haid terakhir kapan, untuk
mengetahui fungsi alat reproduksi.
Untuk mengetahui apakah ibu sebelumnya pernah hamil/bersalin dan apakah sebelumnya pernah
hamil/bersalin dan adakah resiko atau penyulit dalam kehamilan, persalinan,nifas dan KB yang lalu.
Bila ada dapat diantisipasi dengan segera oleh petugas kesehatan, sehingga komplikasi tidak terjadi.
10. Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui perbedaan pola kebisaan ibu sebelum dilakukan pemasangan alat kontrasepsi
implant.
11. Data Psikososial
Untuk mengetahui keadaan kejiwaan ibu yang mempengaruhi terhadap proses pemasangan
kontrasepsi implant dan Untuk mengetahui hubungan ibu dengan suami, keluarga ataupun dengan
orang lain. ehubungan dengan peakaian kontrasepsi implant.
12. Data spiritual
Untuk mengetahui kepercayaan ibu terhadap agama yang dianutnya dan mengenali hal-hal yang
berkitan dengan masalah asuhan yang diberikan.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum : Untuk mengetahui kesadaran ibu secara keseluruhan.
1. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Wajah : Untuk mengetahui ekspresi wajah ibu, anemi/tidak, oedema/tidak, bagaimana tingkat
kelembapan kulit di wajah.
Mata : Untuk mengetahui apakah konjungtiva ibu pucat/tidak (menandakan ada anemi atau
tidak), sklera putih/kuning (menandakan ikterus).
Mulut : Untuk mengetahui tingkat kelembapan sehubungan dengan tingkat ehidrasi, adanya
stomatitis.
Leher : Untuk mengetahui adanya hiperpigmentasi berkaitan dengan peningkatan kadar
estrogen dan mungkin progesterone, pembesaran vena jugularis.
Mamae : Untuk mengetahui apakah terdapat hiperpigmentasi karena pengaruh hormone
melanosit, adakah kelainan pada putting susu, dan kebersihan di daerah sekitar mamae untuk
menentukan rencana asuhan selanjutnya.
Abdomen : Melihatnya adanya garis-garis di perut (strie), bekas jahitan luka operasi, panjangnya
serta lokasinya.
Vulva : Untuk mengetahui derajat kebersihannya, keluaran berupa darah lendir, adakah
perdangan, varises, oedema, kondiloma akuminata, yang beresiko pada proses persalinan.
Perineum : Untuk mengetahui derajat kebersihannya dan adanya bekas jahitan episiotomi.
Anus : Untuk mengetahui derajat kebersihannya dan adakah pembesran vena didaerah anus.
Ekstremitas : Untuk mengetahui kualitas pergerakan spontan atau (tangan) dan bawah (kaki),
varises, oedema.
Integument : Untuk mengetahui derajat dehidrasi, cicatrik, luka, ruam, dll
1. Palpasi
1. Auskultasi
Thoraks : Untuk mengetahui irama intensitas suara kiri dan kanan.
1. Perkusi
1. Pemeriksaan penunjang
1. Beritahu ibu jika daerah pemasangan berwarna biru setelah 1 hari dipasang adalah normal
dan tidak usah takut
1. Menjalin hubungan terapeutik antara ibu dan petugas kesehatan dengan sapa, salam dan
senyum
2. Menganjurkan ibu mencuci lengan kirinya dengan sabun dan air dan keringkan dengan
handuk
Jam : …..
1. Menjelaskan pada ibu efek samping yang sering terjadi seperti pusing, BB bertambah dan
haid tidak teratur
2. Memberitahu ibu jika daerah pemasangan berwarna biru setelah 1 hari dipasang adalah
normal dan tidak usah takut
3. Memberitahu ibu bahwa implant 2 kapsul masa pemakaian untuk 3 tahun
4. Menjelaskan pada ibu bahwa implant langsung bekerja setelah pemasangan
5. Menjelaskan pada ibu cara menjaga luka insisi seperti luka tidak boleh kena air selama 1
minggu, jangan mengangkat benda-benda berat dulu.
6. Anjurkan ibu kontrol di bidan setelah 5 hari pemasangan atau jika ibu mengalami demam
atau kapsul mencuat keluar
Jam …..
10. Memberikan ibu antibiotik dan analgesik
VII. EVALUASI
Langkah ini sebagai pencegahan apakah rencana Asuhan tersebut efektif di dalam
pendokumentasian,dapat ditetapkan dalam bentuk SOAP
S : Data subyektif di ambil dari pasien.
O : Data obyektif di ambil dari observasi.
A : Kesimpulan keadaan Klien.
P : Rencana untuk tindakan selanjutnya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal : 10 JANUARI 2010
Jam : 09.30 WIB
1. I. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
1. Biodata
1. Alasan datang
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti batuk tidak sembuh-sembuh,
AIDS, penyakit kuning. Penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi dan penyakit menahun
seperti jantung.
1. Riwayat perkawinan
Menikah : 1x
Lama : 13 tahun
Umur pertama nikah : 20 tahun
Jumlah anak :3
1. Riwayat haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama haid : 3 hari
Warna : merah
Bau : amis
Banyaknya : 1 kotek/hari
Fluor albus : kadang sebelum menstruasi
Dismenorhea :-
1. Pola kebiasaan
Nutrisi : – Makan 3x sehari dengan porsi sedang dengan komposisi nasi, sayur, lauk pauk
- Minum air putih 4-6 gelas/hari
Istirahat : – Tidak biasa tidur siang
- Tidur malam ± 7 jam
Aktivitas : – Ibu sehari-hari bekerja di toko dan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasa
Higiene : – Mandi 2x sehari, keramas 2 hari sekali dan ganti celana dalam tiap selesai mandi
Eliminasi : – BAB 1x/hari
- BAK 4-6x/hari
1. Data psikososial
Ibu tidak merasa ada paksaan ingin memakai KB ini dan hubungan ibu dan suami baik serta dengan
tetangga sekitar.
1. Data spiritual
1. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
K/u : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 100/70 mmHg
N : 84x/menit
RR : 20x/menit
BB : 45 kg
1. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
1. Palpasi
1. Auskultasi
Dada : tidak terdengar bunyi nafas tambahan seperti wheezing, ronchi dan stridor
1. Perkusi
Patella :+/+
1. V. INTERVENSI
1. Beritahu ibu jika daerah pemasangan berwarna biru setelah 1 hari dipasang adalah normal
dan tidak usah takut
1. VI. IMPLEMENTASI
1. Menjalin hubungan terapeutik antara ibu dan petugas kesehatan dengan sapa, salam dan
senyum
2. Menganjurkan ibu mencuci lengan kirinya dengan sabun dan air dan keringkan dengan
handuk
1. Menjelaskan pada ibu efek samping yang sering terjadi seperti pusing, BB bertambah dan
haid tidak teratur
2. Memberitahu ibu jika daerah pemasangan berwarna biru setelah 1 hari dipasang adalah
normal dan tidak usah takut
3. Memberitahu ibu bahwa implant 2 kapsul masa pemakaian untuk 3 tahun
4. Menjelaskan pada ibu bahwa implant langsung bekerja setelah pemasangan
5. Menjelaskan pada ibu cara menjaga luka insisi seperti luka tidak boleh kena air selama 1
minggu, jangan mengangkat benda-benda berat dulu.
6. Anjurkan ibu kontrol di bidan setelah 5 hari pemasangan atau jika ibu mengalami demam
atau kapsul mencuat keluar
1. VII. EVALUASI
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny”S” umur 35 tahun dengan akseptor baru KB implant.
Selama 1×24 jam dan membandingkan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus tidak ditemukan
adanya kesenjangan.
Pengumpulan data yang telah dilakukan dalam mengkaji data dari pasien tidak mengalami kesulitan.
Data subyektif dan obyektif semua dapat dikaji sesuai dengan konsep asuhan kebidanan. Pada
tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan kesenjangan.
Diagnosa dan masalah ditentukan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diperoleh saat
pengkajian data. Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus.
Pada tahap perencanaan semua intervensi pada tinjauan teori dapat dilakukan pada tinjauan kasus
tanpa ada hambatan. Sehingga dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan, karena sudah terjadi interaksi
saling percaya sehingga terjalin kerjasama yang baik antara nakes, klien dan keluarga. Pelaksanaan
intervensi terhadap klien dapat dilakukan semua pada tinjauan teori dan tinjauan kasus. Dan
didukung juga dengan adanya sarana dan prasarana ynag tersedia dan memungkinkan untuk
melakukan asuhan kebidanan sesuai intervensi.
Evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu yang melakukan pemasangan KB impalant, tidak ditemukan
adanya kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Jadi tidak ada hal-hal yang perlu
dikhawatirkan
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus pada Ny”S” usia 35 tahun dengan
akseptor baru KB implant. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan asuhan kebidanan
dibutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam mengkaji data, dignosa, dan masalah yang dialami
klien, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dari pengkajian tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus, sehingga
tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan, karena ibu dan janin baik-baik saja. Tidak ditemukan
kelainan atau penyulit pada keduanya serta tidak ada komplikasi.
5.2 SARAN
1. Sebagai institusi sebaiknya menyediakan buku-buku yang lebih banyak tentang KB implant
2. Pada lahan praktek lebih ditingkatkan mutu pelayanannya dan semua tindakan yang
dilakukan didokumentasikan.
3. Para mahasiswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik antara petugas kesehatan, pasien
sehingga terjalin kepercayaan dalam melakuakan tindakan.
4. Sebagai pasien, hendaknya lebih terbuka lagi dalam memberikan informasi dan
mengungkapkan keluhan yang dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA