You are on page 1of 25

GASIFIKASI BIOMASSA SEKAM PADI

Makalah Dibuat Sebagai Tugas Mata Kuliah Teknologi Pemanfaatan


Biomassa

Disusun oleh :

Kelompok 1

Alda Pramaesti (061540411546)


Nurul Komariah (061540411563)

Kelas : 5 EG.A
Prodi : Teknik Energi
Dosen Pembimbing : Letty Trisnaliani, S.T, M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
PROGRAM SARJANA TERAPAN (DIV) TEKNIK
ENERGI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Teknologi
pemanfaatan Biomassa yang berjudul “Gasifikasi Biomassa Sekam Padi”.

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Gasifikasi, atau yang lebih
khususnya membahas kegunaan proses konversi termofisik maupun termokimia pada
biomassa, proses gasifikasi biomassa sekam padi, tahap-tahap proses gasifikasi, dan
lainnya yang berkaitan dengan hal tersebut..

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Palembang, Oktober
2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................iii

DAFTAR TABEL ........................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang. .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

1.3 Tujuan............................................................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3

2.1 Pengertian Gasifikasi..................................................................................... 3

2.2 Tahapan Proses Gasifikasi ............................................................................. 3

2.3 Mekanisme Gasifikasi .................................................................................... 8

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Proses Gasifikasi ............................................. 9

2.5 Reaktor gasifikasi ......................................................................................... 11

2.6 Keuntungan dan Kekurangan Gasifikasi ...................................................... 14

2.7 Gasifikasi Sekam padi ..................................................................................... 14

BAB 3 PENUTUP ......................................................................................................... 19

3.1 Kesimpulan................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 20

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skema Tahapan Proses Gasifikasi ................................................................... 5


Gambar 2 Proses Gasifikasi dan Produknya ..................................................................... 6
Gambar 3 Skema Reaktor Gasifikasi Tipe Downdraft ................................................... 12
Gambar 4 Skema Reaktor Gasifikasi Tipe Inverted Downdraft ..................................... 13
Gambar 5 Skema Reaktor Gasifikasi Tipe Updraft ........................................................ 13
Gambar 6 alur konversi sekam padi Menjadi energi Listrik ........................................... 16
Gambar 7 Skema Instalasi alat ukur................................................................................ 18

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Penggunaan energi besar-besaran telah membuat manusia mengalami krisis


energi. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan terhadap bahan bakar fosil seperti
minyak bumi dan gas alam yang sangat tinggi. Sebagaimana kita ketahui, bahan bakar
fosil merupakan sumber daya alam yang tidak dapat kita perbarui. Untuk mengatasi
krisis energi masa depan, beberapa alternatif sumber energi mulai dikembangkan, salah
satunya adalah energi biomassa.

Biomassa mengandung energi tersimpan dalam jumlah cukup banyak. Biomassa


sangatlah menguntungkan bagi kita semua. Selain menjaga kelestarian minyak bumi
serta bahan-bahan yang tak dapat diperbaharui lainnya, dengan kita menggunakan
energi dan produksi biomassa, kita juga dapat turut andil dalam pelestarian lingkungan.

Penggunaan energi biomassa dapat dijadikan jalan keluar dari terbatasnya energi
yang tidak dapat diperbaharui. Untuk itu, energi biomassa sejak tahun-tahun
sebelumnya sudah banyak diteliti untuk menggantikan kelangkaan energi bahan bakar
yang tidak terbarukan. Indonesia dengan potensi alam yang sangat melimpah
sebenarnya berpotensi untuk menghasilkan energi biomassa yang beragam untuk
keperluan manusia. Pengelolaan dari bahan-bahan penghasil energi biomassa ini
sebenarnya akan lebih menghemat pengeluaran negara dengan manajemen pengelolaan
yang baik. Untuk itu, energi biomassa perlu diketahui oleh semua lapisan masyarakat
untuk mengembangkan energi terbarukan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian Gasifikasi?

2. Bagaimana Tahapan Proses Gasifikasi ?

1
3. Bagaimana Mekanisme Gasifikasi ?

4. Apakah Faktor – faktor yang mempengaruhi gasifikasi ?

5. Jenis – Jenis reaktor apa yang digunakan dalam proses gasifikasi ?

6. Apakah keuntungan dan kekurangan Gasifikasi?

7. Apakah Pengertian Gasifikasi Sekam Padi ?

8. Apakah ada perbedaan penggunaan bahan bakar dengan menggunakan

campuran gasifikasi pada PLTD ?

9. Bagaimana Pengaruh temperature terhadap hasil gasifikasi Sekam Padi ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Pengertian Gasifikasi

2. Untuk Mengetahui Tahapan Proses Gasifikasi

3. Untuk Mengetahui Mekanisme Gasifikasi

4. Untuk Mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi gasifikasi

5. Untuk Mengetahui Jenis – Jenis reaktor apa yang digunakan dalam proses gasifikasi

6. Untuk Mengetahui keuntungan dan kekurangan Gasifikasi

7. Untuk Mengetahui Gasifikasi Sekam Padi

8. Untuk Mengetahui perbedaan penggunaan bahan bakar dengan

menggunakan campuran gasifikasi pada PLTD

9. Untuk Mengetahui Pengaruh temperature terhadap hasil gasifikasi

Sekam Padi.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gasifikasi

Gasifikasi merupakan proses pembakaran bahan-bakar padat dalam wadah


gasifier untuk menghasilkan bahan-bakar gas (syngas). Pembakaran bahan bakar gas
(syngas) lebih mudah dalam pengontrolan laju atau suhu pembakaran dibanding
pembakaran bahan bakar padat. Disamping itu, hasil pembakaran bahan bakar gas lebih
bersih. Namun, untuk menghasilkan syngas dari gasifikasi, teknologi gasifikasi masih
harus dikembangkan karena efisiensi tertinggi proses gasifikasi masih disekitar 65%.
Hal ini karena biomasa khususnya sekam padi memiliki karakteristik yang berbeda
dengan jenis bahan bakar lain yaitu memiliki kadar air yang tinggi sekitar 11,7 % (Yin
et al, 2002 dalam Anis,dkk, 2010).

Banyak parameter yang mempengaruhi efisiensi gasifikasi dan sangat ergantung


dari jenis bahan bakar dan tipe gasifier yang dipakai. Pemanasan awal udara gasifikasi
merupakan parameter penting yang berpengaruh terhadap efisiensi gasifikasi.
Pemanasan tersebut dapat membantu mengurangi kandungan moisture bahan bakar.
Semakin kecil prosentase moisture dalam bahan bakar padat, nilai kalor syngas semakin
besar. Namun, pemanasan awal udara gasifikasi harus dicari nilai optimumnya sehingga
tidak menimbulkan permasalahan lagi yaitu terbentuknya tar (Anis,dkk, 2010).

2.2 Tahapan Proses Gasifikasi

Proses gasifikasi pada gasifier terdiri beberapa tahapan. Menurut Mathieu dan
Dubuisson (2002), proses gasifikasi berlangsung dengan empat tahapan dasar yaitu
pyrolysis, combustion, boudouard reaction, dan gasification processes.

Pirolisis: Setelah pengeringan dilakukan, bahan bakar akan turun dan menerima panas
sebesar 250-500oC dalam kondisi tanpa udara. Pirolisis dimulai dari dekomposisi
hemiselulosa pada 200-250, dekomposisi selulosa sampai 350oC, dan pirolisis berakhir
pada 500oC. Selanjutnya pengarangan berlangsung pada 500-900oC, yang terjadi pada

3
batas zona pirolisis dan oksidasi. Produk dari proses ini terbagi menjadi produk cair
(Tar dan PAH), produk gas (H2, CO, CO2, H2O, CH4), tar dan arang. Reaksi kimia
pirolisis dapat dituliskan sebagai berikut :

Biomasa kering + panas = arang + tar + gas (H2, CO, CO2, H2O, CH4, CxHy)

Pembakaran : adalah proses untuk menghasilkan panas yang memanaskan lapisan


karbon dibawah. Arang yang terbentuk dari ujung zona pirolisis masuk ke oksidasi,
selanjutnya dibakar pada temperatur operasi yang cukup tinggi 900-1400oC. Pada
gasifier downdraft temperatur setinggi ini, akan menghancurkan substansi tar sehingga
kandungan tar menjadi lebih rendah. Distribusi oksigen yang merata akan
menyempurnakan proses oksidasi sehingga dihasilkan tempe-ratur maksimal dalam
keseluruhan proses gasifikasi. Sekitar 20% arang beserta volatil teroksidasi dengan
memanfaatkan O2 yang terbatas, sisa 80% arang turun kebawah menuju bagian reduksi
yang hampir semuanya akan dipakai, menyisakan abu yang jatuh ke tempat
pembuangan.

2C + O2 = 2CO + Energi termal

2CO + O2 = 2 CO2 + Energi termal

Tar minyak metana, dll = CO, CO2, H2O, CH4 + Energi termal

Reduksi : Proses ini bersifat mengambil panas yang berlangsung pada suhu 400- 900oC.
Pada proses ini terjadi beberapa reaksi kimia yang merupakan proses penting
terbentuknya beberapa senyawa yang berguna untuk menghasilkan combustible gas
seperti H2, CO, CH4 atau yang dikenal dengan producer gas. Berikut reaksi kimia di
zona reduksi :

Bourdouar reaction CO2 + C = 2CO – Energi termal

Steam-carbon reaction C + H2O = CO + H2 – Energi termal

Water-gas shift reaction CO + H2O = CO2+ H2 + Energi Termal

CO methanation CO + 3H2 = CH4 + H2O

4
Gambar 1 Skema Tahapan Proses Gasifikasi

Menurut Sadaka (2006), selama gasifikasi biomassa, bahan dipanaskan sampai


suhu tinggi, yang menyebabkan serangkaian perubahan fisik dan kimia yang
menghasilkan produk yang mudah menguap dan residu padat karbon. Jumlah volatil
yang dihasilkan dan komposisi mereka tergantung pada suhu reaktor, jenis, dan
karakteristik bahan bakar. Hal ini berlaku umum bahwa tahap gasifikasi char adalah
tingkat membatasi dalam gasifikasi biomassa karena Tahap devolatilization sangat
cepat. Komposisi gas produk akhir juga tergantung pada tingkat keseimbangan dicapai
dengan berbagai reaksi fase gas, khususnya reaksi udara – gas. Dengan tidak adanya
katalis, gasifikasi char dengan gas reaktif seperti O2 , H2O dan CO2 terjadi pada suhu
tinggi (700 oC sampai 1000 oC).

Ketika char gasifikasi di uapkan, gas yang dihasilkan adalah terdiri dari CO2,
CO, H2 dan CH4. Uap dapat ditambahkan dari sumber eksternal atau dari reaksi
dehidrasi sisa tanaman. Dalam reaktor yang beroperasi pada suhu rendah, tingkat
pemanasan yang rendah dan sangat tekanan tinggi, reaksi sekunder sangat penting
karena waktu tinggal yang lama (dari produk-produk volatil dalam zona reaksi). Disisi
lain, pada tekanan rendah, suhu tinggi, dan tingkat pemanasan yang tinggi, sebagian
besar produk yang mudah menguap,sehingga mengurangi kemungkinan interaksi char
gas - padat.

Tujuan dari gasifikasi biomassa. Proses gasifikasi biomassa terjadi dalam empat tahap
yang saling terkait :

5
1) pengeringan bahan baku;

2) pirolisis untuk menghasilkan materi yang volatil dan char;

3) gasifikasi in situ arang dibentuk dengan gas reaktif seperti CO2, H2O, H2dan O2; dan

4) reaksi sekunder gas primer dan tars.

Gambar 2 Proses Gasifikasi dan Produknya

1. Gasifikasi Udara
Proses gasifikasi sederhana menggunakan udara sebagai agen gasifying. Kelebihan
Char yang dibentuk oleh proses pirolisis dalam gasifier dibakar dengan terbatasnya
pasokan udara (biasanya pada rasio kesetaraan 0,25). Produk ini adalah energi dengan
gas rendah yang mengandung terutama hidrogen dan karbon monoksida yang
diencerkan dengan nitrogen dari udara. Nilai kalor dari gas yang dihasilkan adalah
dalam range 3,5-7,8 MJ / Nm 3, yang membuatnya cocok untuk boiler dan mesin
aplikasi tetapi tidak untuk keperluan yang membutuhkan transportasi melalui pipa.
Karena kesederhanaannya, teknologi gasifikasi udara sedang dipelajari oleh banyak
peneliti untuk berbagai jenis biomassa. Karena udara adalah agen gasifying, suhu
reaktor tergantung pada laju aliran udara dan laju umpan biomassa. Sangat rendah udara

6
masuk ke hasil sistem sangat rendah suhunya sehingga gas yang dihasilkan lebih
rendah, dan hasil tar yang lebih tinggi (Sadaka,2006).

2. Gasifikasi Uap Panas


Tidak seperti gasifikasi udara, gasifikasi uap membutuhkan sumber panas eksternal jika
uap yang digunakan sebagai agen tunggal gasifying. Menggunakan campuran uap dan
udara sebagai agen gasifying merupakan teknologi tidak yang biasa dan pada
kenyataannya, telah dipelajari oleh beberapa peneliti. Oksigen di udara akan membantu
untuk menyediakan energi yang dibutuhkan karena sifat eksotermis dari pembakaran
biomassa. Suhu tinggi akan membantu dalam proses devolatilisasi biomassa untuk
menghasilkan berbagai gas. Uap akan bereaksi dengan karbon monoksida untuk
menghasilkan hidrogen dan karbon dioksida. Reaksi Gasifikasi uap dengan
menggunakan reaksi berikut:

Dibandingkan dengan gasifikasi udara, gasifikasi uap menghasilkan energi yang lebih
tinggi dalam memproduksi gas (Sadaka,2006).

3. Gasifikasi Oksigen
Jika jumlah nitrogen dipasok ke proses gasifikasi terbatas, gas produk tidak akan
mengandung nitrogen dan dengan demikian, memiliki energi menengah (sekitar 12 - 21
MJ / Nm3 ). Gas tersebut dapat didistribusikan secara ekonomis dalam sistem jaringan
pipa dan oleh karena itu, menjadi mudah digunakan untuk proses pemanasan atau
mungkin sebagai gas sintesis untuk menghasilkan bahan kimia dan bahan bakar. Dalam
hal ini, pabrik oksigen atau sumber oksigen diperlukan, yang dapat meningkatkan biaya
modal diperlukan untuk instalasi pabrik (Sadaka,2006).

4. Gasifikasi Nitrogen
Melalui gasifikasi rute ini, bahan baku bahan bakar diubah menjadi bahan bakar gas
di adanya hidrogen dengan tekanan tinggi. Dengan proses ini, sangat penting bahwa
dalam reaksi, kondisi harus secara ketat dipertahankan 6 karena sebagian besar produk

7
biasanya dalam fase gas. Proses ini tidak menguntungkan karena tingkat kontrol yang
diperlukan serta fakta bahwa hidrogen harus tersedia (Sadaka,2006).

2.3 Mekanisme Gasifikasi

Dalam gasifiers, udara melewati tempat bahan bakar, pengeringan cukup diskrit,
pirolisis, gasifikasi dan zona oksidasi berkembang sepanjang reaktor. Lokasi zona ini
dalam gasifier tergantung pada gerakan relatif dari bahan bakar dan udara. Zona ini
dibedakan oleh berbagai reaksi atau proses yang terjadi dan rezim suhu saat itu.
Kedalaman dan relatif pentingnya darin setiap zona tergantung pada komposisi kimia
dari bahan baku, kadar air dan ukuran partikel, laju aliran massa dari agen gasifying,
dan suhu (Sadaka,2006).

1) Zona Pengering

Zona pengeringan menerima energi melalui perpindahan panas dari zona


lainnya. Tingkat pengeringan tergantung pada suhu, kecepatan, dan kadar air dari gas
pengeringan, serta luas permukaan eksternal dari bahan, difusivitas internal kelembaban
dan sifat ikatan kelembaban ke materi yang, dan transfer panas radioaktif. bahan bakar
masuk zona pengeringan, suhu internal mereka meningkat menjadi 100-150o C. Bahan
yang memiliki kepadatan rendah perubahan dimensi terjadi hanya sedikit karena susut
dan kompresi sedangkan perubahan ukuran diabaikan adalah perubahan yang dialami
oleh bahan baku dengan kepadatan tinggi serta Tidak ada reaksi kimia terjadi di zona ini
(Sadaka,2006).

2) Zona Devolatilisasi

Perpindahan panas dari daerah reduksi panas yang berdekatan menyebabkan


devolatilisasi material. Suhu di zona devolatilisasi meningkat dengan cepat karena
perbedaan suhu yang besar antara bahan pakan yang relatif dingin dan gas panas.
Tingkat kenaikan suhu adalah dikendalikan oleh perpindahan panas. Sebagai bahan
pakan melewati zona ini, dibawa secar cepat dan pengurangan volume terjadi,
menyebabkan variasi dalam struktur serta fisik dan sifat termal material. Produk dari
zona devolatilisasi adalah gas, cair (Ter dan minyak), dan char. Produksi cairan harus
dikontrol dalam gasifiers di mana produksi tidak diinginkan dapat ditekan. Jumlah dari

8
masing-masing produk ini bervariasi tergantung pada zona suhu, laju pemanasan,
struktur, dan komposisi dan ukuran katalis (Sadaka,2006).

3) Zona Oksidasi

Dalam zona oksidasi, perubahan fisik dan kimia terhambat sebagai pembawa
oksigen, yang sebagian besar udara, dimasukkan ke dalam bahan bakar. Oksigen
membakar sebagian dari karbon dalam bahan bakar sampai hampir semua karbon bebas
habis. Oksigen menembus permukaan bahan untuk sebagian kecil karena lebih mudah
bereaksi di permukaan dengan karbon monoksida terbentuk dan gas hidrogen. Ketika
udara digunakan sebagai media gasifikasi, yang kandungan oksigen menurun 21-0%,
sedangkan persentase karbon dioksida meningkat proporsional. Zona oksidasi memiliki
suhu tertinggi karena sifat eksotermik dari reaksi (Sadaka,2006).

4) Zona abu pendinginan

Di zona abu pendinginan, partikel mulai untuk mendinginkan lebih cepat dari
suhu partikel di daerah lain. Zona abu pendinginan terbentuk di tempat gasifiers tetap
melindungi perapian dari panas intens dan mendistribusikan udara di atas bed. Praktis
tidak ada reaksi kimia terjadi di tempat ini, meskipun dalam beberapa desain fixe bed,
zona ini bertindak sebagai filter untuk gas yang dihasilkan. Namun, zona ini aliran
udara yang masuk dalam beberapa tahap (Sadaka,2006).

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Proses Gasifikasi

Beberapa variabel tampaknya mempengaruhi komposisi proses gasifikasi,


produk, dan distribusi, termasuk suhu bed, tekanan tidur, tinggi tempat bed, kecepatan
fluidisasi, gasifikasi menengah, rasio kesetaraan, kandungan air bahan,ukuran partikel,
rasio udara uap, dan adanya katalis. Parameter-parameter ini cukup saling terkait dan
masing-masing mempengaruhi tingkat gasifikasi, efisiensi proses,nilai kalor gas produk
dan distribusi produk.uraian parameter dalah sebagai berikut (Sadaka,2006) :

1. Suhu Bed

Tingkat gasifikasi serta kinerja keseluruhan gasifier adalahtergantung suhu.


Semua reaksi gasifikasi biasanya reversibel dan titik ekuilibrium dari setiap reaksi dapat
digeser dengan mengubah suhu.

9
2. Tekanan Bed

Tekanan Bed telah dilaporkan memiliki efek yang signifikan pada proses
gasifikasi. Nandi dan Onischak (1985) menemukan penurunan berat badan selama
devolatilization residu tanaman di N2 suasana di 815oC, menurun dengan peningkatan
tekanan. Namun, pada suhu konstan, konstanta laju orde pertama (k) untuk gasifikasi
arang meningkat karena tekanan meningkat. Menggunakan media gasifikasi 50:50 H2O
/ N2 pada suhu 815o C, nilai-nilai konstanta laju (k) untuk char kayu adalah 0.101,
1.212 dan 0,201 min-1, masing-masing pada tekanan 0,17, 0,79 dan 2,17 MPa.

3. Tinggi Bed

Pada suhu reaktor tertentu, waktu tinggal yang lebih lama (karena ketinggian
bed yang lebih tinggi) meningkat berjumlah hasil gas. Sadaka et al. (1998)
menunjukkan bahwa ketinggian bed yang lebih tinggi menghasilkan lebih efisiensi
konversi serta suhu bed lebih rendah karena efek fly-wheel bed material. Efek fly-wheel
berkurang secara signifikan ketika jumlah bahan bed berkurang sehingga menghasilkan
suhu bed yang lebih tinggi.

4. Kecepatan fluidisasi

Kecepatan fluidisasi memainkan peran penting dalam pencampuran partikel


dalam fluidized bed. Dalam sistem gasifikasi udara, semakin tinggi kecepatan fluidisasi
semakin tinggi suhu bed dan semakin rendah menghasilkan nilai kalor gas akibat
peningkatan jumlah oksigen dan nitrogen dalam gas inlet ke sistem.

5. Rasio Kesetaraan

Rasio kesetaraan memiliki pengaruh kuat pada kinerja gasifiers karena itu
mempengaruhi suhu bed, kualitas gas, dan efisiensi termal. Peningkatan rasio 8
kesetaraan mengakibatkan tekanan rendah baik di bed padat dan daerah freeboard ketika
gasifier dioperasikan pada kecepatan fluidisasi yang berbeda dan ketinggian bed.

6. Kadar air dari bahan

Kadar air dari bahan pakan mempengaruhi suhu reaksi karena energi diperlukan
untuk menguapkan air dalam bahan bakar. Oleh karena itu, proses gasifikasi
berlangsung pada suhu rendah.

10
7. Ukuran partikel

Ukuran partikel secara signifikan mempengaruhi hasil gasifikasi. Ukuran


partikel kasar akan menghasilkan lebih banyak char dan kurang tar yang mereka
hasilkan. Tingkat difusi termal dalam partikel menurun dengan peningkatan ukuran
partikel, sehingga mengakibatkan tingkat pemanasan yang lebih rendah. Untuk
diberikan suhu, hasil gas yang dihasilkan dan komposisi meningkat dengan penurunan
ukuran partikel.

8. Rasio udara dan uap

Meningkatkan rasio udara dan uap akan meningkatkan nilai kalor gas sampai
memuncak. Tomeczek et al. (1987) menggunakan campuran udara-uap dalam proses
gasifikasi batubara dalam fluidized bed reaktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengaruh rasio uap dan udara pada arang terutama pada rasio yang lebih rendah karena
fakta bahwa uap digunakan pada tahap devolatilisasi memberikan kontribusi terhadap
proses gasifikasi bahkan dalam kasus ketika uap tidak ditambahkan. Ketika rasio uap air
meningkat, nilai kalor meningkat, mencapai puncaknya pada 0,25 kg /kg.

9. Ada Tidaknya Katalis

Katalis komersial dan non-komersial diuji dalam berbagai proses gasifikasi.


Salah satu masalah utama dalam steam katalitik tar adalah endapan karbon pada katalis
dari karakter aromatik karbon yang tinggi. Berbagai katalis yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas produksi gas dan mengurangi tingkat produksi tar.

2.5 Reaktor gasifikasi

Proses gasifikasi menggunakan beberapa reaktor, yang dapat diklasifikasikan


sesuai dengan gerakan relatif bahan bakar dan media gasifikasi baik sebagai bed tetap
(updraft, downdraft dan crossdraft) atau bed fluidized (menggelegak, beredar,
menyemburkan dan berputar-putar). Berikut ini adalah macam – macam reaktor
menurut Sadaka (2006) :

1) Reaktor Gasifikasi Tipe Downdraft

Pada tipe ini sumber panas terletak di bawah bahan bakar seperti tampak dalam

11
zGambar 3. Dalam gambar ini terlihat aliran udara bergerak ke zona gasifikasi di bagian
bawah yang menyebabkan asap pirolisa yang dihasilkan melewati zona gasifikasi yang
panas. Hal ini membuat tar yang terkandung dalam asap terbakar, sehingga gas yang
dihasilkan oleh reaktor ini lebih bersih. Keuntungan reaktor tipe ini adalah reaktor ini
dapat digunakan untuk operasi gasifikasi yang berkesinambungan dengan
menambahkan bahan bakar melalui bagian atas reaktor. Namun untuk operasi yang
berkesinambungan dibutuhkan sistem pengeluaran abu yang baik, agar bahan bakar bisa
terus ditaambahkan ke dalam reaktor.

Gambar 3 Skema Reaktor Gasifikasi Tipe Downdraft

2) Reaktor Gasifikasi Tipe Inverted Downdraft

Prinsip kerja reaktor gasifikasi tipe ini sama dengan prinsip kerja reaktor
gasifikasi downdraft gasifiers. Dalam Gambar 4. tampak bahwa perbedaan antara
reaktor gasifikasi downdraft gasifiers dengan reaktor gasifikasi inverted downdraft
gasifiers terletak pada arah aliran udara dan zona pembakaran yang dibalik sehingga
bahan bakar pada bagian bawah reaktor dengan zona pembakaran diatasnya. Aliran
udara mengalir dari bagian bawah ke bagian atas reaktor.

12
Gambar 4 Skema Reaktor Gasifikasi Tipe Inverted Downdraft

3) Reaktor Gasifikasi Tipe Updraft

Pada reaktor gasifikasi tipe ini, zona pembakaan (sumber panas) terletak
dibawah bahan bakar dan bergerak keatas seperti tampak pada dalam gambar 4. Dalam
gambar ini, tampak bahwa gas panas yang dihasilkan mengalir keatas melewati bahan
bakar yang belum terbakar sementara bahan bakar akan terus jatuh kebawah. Melalui
pengujian menggunkana sekam padi, reaktor gasifikasi ini dapat bekerja dengan baik.
Kekurangan dari reaktor tipe ini adalah produksi asap yang berlebihan dalam operasinya

Gambar 5 Skema Reaktor Gasifikasi Tipe Updraft

13
4) Reaktor Gasifikasi Tipe crossdraft

Pada reaktor ini, aliran udara mengalir tegak lurus dengan arah gerak zona
pembakaran. Reaktor tipe ini memungkinkan operasi yang berkesinambung apabila
memiiki sidtem pengeluaran abu yang baik.

5) Reaktor Gasifikasi Tipe Fluidized Bed

Berbeda dengan tipe – tipe reaktor gasifikasi sebelumnya, pada reaktor


gasifikasi tipe ini bahan bakar bergerak di dalam reaktor. Sebuah fan bertekanan tinggi
diperlukan untuk menggerakkan bahan bakar yang sedang digasifikasi. Reaktor
gasifikasi tipe ini sangat cocok untuk keperluan industri karena mahalnya ongkos yang
dikeluarkan.

2.6 Keuntungan dan Kekurangan Gasifikasi

Keuntungan gasifikasi antara lain: lebih bersih, karena pembakaran lebih


sempurna sehingga emisi polutan lebih rendah. Selain itu lebih mudah pengaturan laju
pembakarannya. Sedangkan kekurangan sistem gasifikasi dibanding pembakaran
langsung yaitu peralatan lebih rumit dan lebih mahal serta memerlukan ketrampilan
yang lebih tinggi.Sedangkan kekurangan sistem gasifikasi dibanding pembakaran
langsung yaitu peralatan lebih rumit dan lebih mahal serta memerlukan ketrampilan
yang lebih tinggi (Cahyono, 2012).

2.7 Gasifikasi Sekam padi

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari
dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses
penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau
limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan
untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau
bahan bakar (Pakpahan,2006).

14
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari
bobot gabah. Penggunaan energi sekam bertujuan untuk menekan biaya pengeluaran
untuk bahan bakar bagi rumah tangga petani. Penggunaan Bahan Bakar Minyak yang

harganya terus meningkat akan berpengaruh terhadap biaya rumah tangga yang harus
dikeluarkan setiap harinya. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam
sekitar 20-30%, dedak antara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5% data bobot awal
gabah. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem
lingkungan (Pakpahan,2006).

Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia


penting seperti dapat dilihat pada tabel 1. Dengan komposisi kandungan kimiaseperti
tersebut pada tabel 1, sekam dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di antaranya:
(a) sebagai bahan baku pada industri kimia, terutama kandungan zat kimia furfural yang
dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri kimia,

(b) sebagai bahan baku pada industri bahan bangunan, terutama kandungan silika
(SiO2) yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan semen portland, bahan
isolasi, husk-board dan campuran pada industri bata merah,

(c) sebagai sumber energi panas pada berbagai keperluan manusia, kadar selulosa yang
cukup tinggi dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil. Sekam memiliki

kerapatan jenis (bulk density)1 125 kg/m3, dengan nilai kalori 1 kg sekam sebesar 3300
k. Kalori (Pakpahan,2006).

Tabel 1. Komposisi Kimiawi Sekam

Komponen Persentase Kandungan (%)


A. Menurut Suharno (1979)
1. Kadar air 9,02
2. Protein Kasar 3,03
3. Lemak 1,18
4. Serat kasar 35,68
5. Abu 17,71
6. Karbohidrat kasar 33,71

15
B. Menurut DTC-IPB
1. Karbon (zat arang) 1,33
2. Hidrogen 1,54
3. Silika 33,64

1) Gasifikasi Sekam Padi Menggunakan reactor gasifikasi jenis down-draft

Potensi limbah pertanian/kehutanan sebagai biomassa, khususnya sekam padi


yang cukup besar, harus dicarikan teknologi untuk dapat memanfaatkan limbah tersebut
sebagai sumber energi (alternatif). Gambar 3 merupakan alur konversi sekam padi atas
dasar pengalaman yang telah dilakukan. Uraian singkat sebagai berikut; sekam padi
yang terbebas dari beras dimanfaatkan sebagai umpan gasifier (jenis open core down
draft gasifier). Gas hasil gasifikasi yang dihasilkan digunakan sebagai bahan bakar
motor diesel untuk keperluan penggilingan gabah (Affendi,dkk,2010).

Gambar 6 alur konversi sekam padi Menjadi energi Listrik

Pemilihan reactor gasifikasi jenis down-draft didasarkan pada rendahnya kandungan tar
yang dihasilkan dibandingkan jenis updraft. Hal ini dikarenakan bahwa kandungan tar
hasil pirolisis terbawa bersama gas dan kemudian masuk ke dalam proses oksidasi
parsial yang mencapai suhu hingga 900⁰C, dimana pada suhu tersebut kandungan tar
dimungkinkan dapat terurai menjadi senyawa yang lebih ringan. Gas hasil gasifikasi
sistem downdraft ini setelah direfinery dan didinginkan dapat langsung dimasukkan ke
dalam motor diesel yang dapat dioperasikan secara dual fuel (Affendi,dkk,2010).

Sekam padi tersusun atas dua bagian, berupa bahan-bahan organik dengan porsi
70%-85% berat atas dasar kering dan anorganik (mineral), komponen utama lain berupa
lignin dan selulosa. Analisa proksimasi sekam padi volatile matte 57,3% – 71,3%, abu
12,9% – 28,1%, karbon tetap 12,7% – 26,7%, kadar air 10,46% dan nilai kalor kcal/kg
[Affendi, M, 2008].

16
Dari Gas hasil gasifikasi terutama terdiri dari gas-gas mempan bakar yaitu CO,
H2, dan CH4 dan gas-gas tidak mempan bakar CO2, dan N2. Komposisi gas ini sangat
tergantung pada komposisi unsur dalam biomassa. bentuk dan partikel biomassa, serta
kondisi-kondisi proses gasifikasi. Sebagai ilustrasi komposisi gas hasil gasifikasi sekam
padi bentuk jarum ukuran 1 cm adalah CO 20,1%, H2 11,3%, CH4 1,8%, CO2 % , N2
55,4% dan panas pembakaran 4350 kJ/. Gas ini dapat diumpankan ke dalam motor
bakar torak maupun sebagai bahan bakar untuk pemanas (Susanto H., 2005).

Untuk mengetahui efektifitas hasil Gasifikasi Sekam padi dibandingkan dengan


dengan bahan bakar minyak solar. Tahap pertama, PLTD dengan bahan bakar minyak
solar saja (Diesel Single Fuel), kemudian dilakukan pembebanan listrik secara bertahap
pada mesin-mesin Dryer dan Huller. Kemudian tahap berikutnya dengan pembebanan
listrik yang sama, juga dilakukan dengan mengoperasikan PLTD-Gasifikasi Sekam
(Diesel Dual Fuel) di ruang pabrik penggilingan padi. Pembebanan listrik ( Spesifikasi
Motor Listrik) adalah sebagai berikut (Affendi,dkk,2010):

Proses gasifikasi (jenis open core down draft gasifier) yang diawali dengan
penyalaan sekam padi di bagian unggun reaktor. Proses gasifikasi berlangsung
bersamaan dengan beroperasinya mesin diesel. Aliran udara untuk gasifikasi terjadi
karena adanya hisapan pada sistem venturi gas buang (knalpot) mesin diesel. Bila
proses gasifikasi beroperasi dengan baik, maka gas hasil gasifikasi sekam dialirkan ke
mesin diesel melalui inlet udaranya yang diatur dengan damper. Pengaturan damper di

17
bagian inlet udara mesin diesel divariasikan beberapa perlakuan (dengan istilah cekikan,
yaitu menghambat aliran udara masuk sebagian dan sebagian lainnya dialirkan gas hasil
gasifikasi), sebagai berikut (Affendi,dkk,2010) :

Cekikan I : Rasio gas hasil gasifikasi dengan udara, ± 50%

Cekikan II : Rasio gas hasil gasifikasi dengan udara, ± 70

Cekikan III : Rasio gas hasil gasifikasi dengan udara, ± 80%

2) Gasifikasi Sekam Padi pada Updraft Circulating Fluidized Bed Gasifier

Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap. Pertama, mendisain alat penelitian


gasifikasi (gasifier) jenis updraft circulating fluidized bed gasifier berdasarkan
penelitian pendahuluan yang sudah dilaksanakan. Bahan bakar sekam padi terlebih
dahulu diujikan karakteristiknya berdasarkan uji proximate dan ultimate. Setelah
karakteristik diketahui, kemudian dihitung dimensi gasifier beserta komponen
pendukungnya. Selanjutnya, mulai pembuatan gasifier dan disebut sebagai gasifier UJI
dan instalasi alat ukur. Pemanas awal udara dipasang pada saluran pipa blower yang
kemudian dimodifikasi pada dinding gasifer sebagai heat exchanger dinding
(HED)(Anis,dkk, 2010).

Kedua, melakukan pengujian untuk mengetahui parameter-parameter kerja dari


gasifier. Sesuai dengan tujuan penelitian, parameter yang harus diketahui adalah
temperatur pemanasan awal udara gasifikasi. Pada tahapan ini, penelitian difokuskan
untuk menentukan temperatur awal udara optimum gasifikasi. Tahap terakhir (ketiga)
adalah melakukan analisis untuk mendapatkan efisiensi gasifikasi maksimum berdasar
kondisi operasi temperatur awal udara (Anis,dkk, 2010).

Gambar 7 Skema Instalasi alat ukur

18
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Gasifikasi merupakan proses pembakaran bahan-bakar padat dalam wadah gasifier


untuk menghasilkan bahan-bakar gas (syngas). Pembakaran bahan bakar gas
(syngas) lebih mudah dalam pengontrolan laju atau suhu pembakaran dibanding
pembakaran bahan bakar padat.
2. Proses gasifikasi berlangsung dengan empat tahapan dasar yaitu pyrolysis,
combustion, boudouard reaction, dan gasification processes
3. Mekanisme Gasifikasi melewati 4 zona yaitu zona pengeringan, zona devolatisasi,
zona pirolisis, dan zona pendinginan
4. Faktor yang Mempengaruhi Proses Gasifikasi, meliputi Suhu Bed, Tekanan Bed,
Tinggi Bed , Kecepatan fluidisasi , Rasio Kesetaraan , Kadar air dari bahan, Ukuran
partikel, Rasio udara dan uap, dan Ada Tidaknya Katalis.
5. Reaktor Gasifikasi yang sering digunakan adalah Reaktor Gasifikasi Tipe Downdraft,
Reaktor Gasifikasi Tipe Inverted Downdraft , Reaktor Gasifikasi Tipe Updraft,
Reaktor Gasifikasi Tipe crossdraft, dan Reaktor Gasifikasi Tipe Fluidized Bed
6. Keuntungan gasifikasi antara lain: lebih bersih, karena pembakaran lebih sempurna
sehingga emisi polutan lebih rendah. Selain itu lebih mudah pengaturan laju
pembakarannya. Sedangkan kekurangan sistem gasifikasi dibanding pembakaran
langsung yaitu peralatan lebih rumit dan lebih mahal serta memerlukan ketrampilan
yang lebih tinggi.Sedangkan kekurangan sistem gasifikasi dibanding pembakaran
langsung yaitu peralatan lebih rumit dan lebih mahal serta memerlukan ketrampilan
yang lebih tinggi.
7. Gasifikasi sekam padi merupakan proses merubah sekam padi menjadi gas yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar.
8. Konversi sekam padi melalui proses gasifikasi menghasilkan gas hasil gasifikasi
untuk substitusi BBM solar pada mesin Diesel-Genset menghasilkan listrik untuk
menggerakkan mesin-mesin Dryer dan Huller di pabrik penggilingan beras.
Diperoleh penghematan BBM solar pada mesin Diesel (Dual Fuel) sampai 60 %

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/28545735/bioenergi_gasifikasi_biomassa_sekam_padi
diakses pada 20 Oktober 2017.

http://eprints.ums.ac.id/42396/28/naskah%20publikasi.pdf diakses pada 20 Oktober


2017.

digilib.itb.ac.id/files/disk1/618/jbptitbpp-gdl-rizaazhari-30855-4-2008ta-3.pdf diakses
pada 20 Oktober 2017.

Purnomo, R.H., Kuncoro, E.A. and Wahyuni, D., 2014. Rancang Bangun dan Uji
Teknik Kompor Berbahan Bakar Limbah Biomasa pertanian. Buana sains, 14(2),
pp.71-78.

Agung, W., Pranolo, S.H., Noorochadi, G. and Ratna, M., 2010. Perancangan dan uji-
Kinerja Reaktor Gasifikasi Sekam Padi Skala Kecil. Perancangan dan Uji-
Kinerja Reaktor Gasifikasi Sekam Padi Skala Kecil, 9(1), pp.29-33.

http://digilib.unila.ac.id/6848/13/bab%20ii%20tinjauan%20pustaka.pdf diakses pada 21


oktober 2017

Barlin, B. and Nainggolan, M.P., 2012. Studi performa tungku pembakaran biomassa
berbahan bakar limbah sekam padi.

20

You might also like