You are on page 1of 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIPERKELEMIA

A. Konsep Dasar

1. Pengertian

Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi

kalium darah lebih dari 5 mEq/L darah.(Apotik online dan media informasi obat)

2. Etiologi

Berdasarkan http://book.google.co.id penyebab yang paling umum terjadinya

hiperkalemia yaitu :

- Gagal Ginjal

- Obat-obatan, pada mereka dengan fungsi ginjal abnormal yang sangat ringan atau parah,

misalnya terapi inhibitor ACE atau spironolakton pada pasien manula.

3. Patofisiologi

Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium dengan baik.

Mungkin penyebab paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat yang

menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal, seperti triamterene, spironolactone dan

ACE inhibitor. Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison,

dimana kelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang

pembuangan kalium oleh ginjal dalam jumlah cukup.

Penyakit Addison dan penderita AIDS yang mengalami kelainan kelenjar adrenal

semakin sering menyebabkan hiperkalemia.

Gagal ginjal komplit maupun sebagian, bisa menyebabkan hiperkalemia berat.

Karena itu orang-orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus menghindari
makanan yang kaya akan kalium. Hiperkalemia dapat juga dapat terjadi akibat sejumlah

besar kalium secara tiba-tiba dilepaskan dari cadangannnya di dalam sel. Hal ini bisa

terjadi bila:

1. sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas)

terjadi luka bakar hebat

2. overdosis kokain.

Banyaknya kalium yang masuk ke dalam aliran darah bisa melampaui kemampuan ginjal

untuk membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia yang bisa berakibat fatal.

(http://info.medicastro.com)

4. Gejala Klinis

Hiperkalemia ringan menyebabkan sedikit gejala. Gejalanya berupa irama jantung yang

tidak teratur, yang berupa palpitasi atau jantung berdebar keras. .

(http://info.medicastro.com)

5. Komplikasi

Konsentrasi kalium yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan masalah

yang serius, seperti irama jantung yang abnormal atau henti jantung. (anstan, 2008

http://dhammacitta.org/forum/index.php )

6. Pemeriksaan Diagnostik

a. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan

tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.

b. Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan

disfungsi ventrikel atau katup


c. Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang

dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan

kemampuan pompa.

d. Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang

menyebabkan disritmia.

e. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat

mnenyebabkan disritmia.

f. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau

dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.

g. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

7. Penatalaksanaan

Pengobatan harus segera dilakukan jika kalium meningkat diatas 5 mEq/L pada seseorang

dengan fungsi ginjal yang buruk atau diatas 6 mEq/L pada seseorang dengan fungsi ginjal

yang normal.

Kalium bisa dibuang dari tubuh melalui saluran pencernaan atau ginjal ataupun

melalui dialisa.

Kalium dapat dibuang dengan merangsang terjadinya diare dan dengan menelan sediaan

yang mengandung resin pengisap kalium.

Resin ini tidak diserap di saluran pencernaan, sehingga kalium keluar dari tubuh melalui

tinja.

Bila ginjal berfungsi dengan baik, diberikan obat diuretik untuk meningkatkan

pengeluaran kalium. Jika diperlukan pengobatan segera, dapat diberikan larutan intravena

yang terdiri dari kalsium, glukosa atau insulin.


Kalsium membantu melindungi jantung dari efek kalium konsentrasi tinggi, meskipun

efek ini hanya berlangsung beberapa menit saja.

Glukosa dan insulin memindahkan kalium dari darah ke dalam sel, sehingga menurunkan

konsentrasi kalium darah. Jika pengobatan ini gagal atau jika terjadi gagal ginjal,

mungkin perlu dilakukan dialisa.

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Riwayat penyakit

 Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi

 Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung,

hipertensi

 Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan

untuk terjadinya intoksikasi

 Kondisi psikososial

b. Pengkajian fisik

1. Aktivitas : kelelahan umum

2. Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur;

defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit

warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema;

haluaran urin menruun bila curah jantung menurun berat.

3. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah,

gelisah, menangis.
4. Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan,

mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit

5. Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,

perubahan pupil.

6. Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak

dengan obat antiangina, gelisah

7. Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan

kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi)

mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri

(edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.

8. Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema

(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

2. Diagnosa keperawatan dan Intervensi

a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi

elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.

Kriteria hasil :

1. Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh

TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status

mental biasa
2. Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia

3. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.

Intervensi :

 Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo

dan simetris.

 Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung

ekstra, penurunan nadi.

 Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.

 Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial;

disritmia ventrikel; blok jantung

 Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase

akut.

 Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi nafas

dalam, bimbingan imajinasi

 Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor

penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut,

menangis, perubahan TD

 Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi

 Kolaborasi :

 Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit

 Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi


 Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi

 Siapkan untuk bantu kardioversi elektif

 Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung

 Masukkan/pertahankan masukan IV

 Siapkan untuk prosedur diagnostik invasif

 Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrilator

b. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan

dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.

Kriteria hasil :

1. menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan

2. Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat

Intervensi :

 Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal

 Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada

pasien/keluarga

 Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan,

perubahan mental, vertigo.


 Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan;

bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan

 Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan

 Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein

 Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang

 Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat

 Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala

yang memerlukan intervensi medis

 Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus,

manuver Valsava bila perlu

Daftar Pustaka

http://medicastro.com/apotikonline/infomasiobat/ diakses pada tanggal 12 Desember 2008

http://book.google.co.id/ diakses pada tanggal 12 Desember 2008

http://dhammacitta.org/forum/index.php/ diakses pada tangga 12 Desember 2008

http://keperawatan-gun.blogspot.com/2007/08/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan_03.html

diakses pada tanggal 12 Desember 2008

DIPOSKAN OLEH MUHIBBULLAH ALI PUTEH, AMD.KEP DI 07.15

You might also like