Professional Documents
Culture Documents
Ptosis kongenital ada sejak lahir dan biasanya mengenai satu mata dan hanya
25% mengenai ke 2 mata. Ptosis terjadi karena kesalahan pembentukan
(maldevelopment) otot kelopak mata atas dan tidak adanya lipatan kelopak mata,
tetapi kerusakan mendasarnya kemungkinan timbul pada persarafan dibandingkan
otot itu sendiri, karena sering ditemukan lemahnya otot rektus superior yang
dipersarafi oleh Saraf / Nervus III. . Ptosis yang terjadi pada masa perkembangan
bayi dapat menyebabkan amblyopia, yang terjadi pada satu atau kedua mata
1
http://www.mahendraindonesia.com
Pengetahuan kasus pada mata, untuk masyarakat.
dimana kelopak mata menutupi visual axis, terutama jika berhubungan dengan
ptosis kongenital (ptosis yang didapat dari lahir). Amblyopia dari ptosis
berhubungan dengan astigmatisme tinggi. Ptosis menimbulkan tekanan pada
kelopak mata dan dengan waktu dapat merubah bentuk kornea yang menimbulkan
cylinder tinggi. Anak – anak dengan congenital ptosis dan amblyopia harus
dipertimbangkan untuk melakukan operasi ptosis, dan kelainan refraksi yang
mereka miliki harus diterapi dengan kontak lens, dan untuk amblyopianya harus
dilakukan terapi oklusi (tutup mata).
Acquired ptosis sering terlihat pada pasien berusia lanjut. Umumnya disebabkan
bertambah panjangnya (stretching) otot levator palpebra (otot yang berfungsi
mengangkat kelopak mata), trauma/pasca kecelakaan, pertambahan usia, pengguna
contak lens dan luka karena penyakit tertentu seperti stroke, diabetes, tomor otak,
kanker yang mempengaruhi saraf atau respon otot, horner sindrom dan myasthenia
gravis.
Symptoms / Gejala
- Jatuhnya / menutupnya kelopak mata atas yang tidak normal.
- Kesulitan membuka mata secara normal.
- Peningkatan produksi air mata.
- Adanya gangguan penglihatan.
- Iritasi pada mata karena kornea
terus tertekan kelopak mata.
- Pada anak akan terlihat guliran
kepala ke arah belakang untuk
mengangkat kelopak mata agar
dapat melihat jelas.
Pemeriksaan
Ketika melakukan pemeriksaan, yang pertama kali diperhatikan adalah penyebab
dari ptosis itu sendiri. Dibawa sejak lahir atau disebabkan oleh penyakit tertentu atau
disebabkan oleh trauma. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan:
2
http://www.mahendraindonesia.com
Pengetahuan kasus pada mata, untuk masyarakat.
- Tes tajam penglihatan, tes kelainan refraksi, hasil refraksi dengan sikloplegic juga
harus dicatat.
- Kelainan strabismus / mata juling.
- Produksi air mata (Schirmer test).
- Diameter pupil dan perbedaan warna iris pada kedua mata harus diperiksa pada kasus
Horner Syndrome.
- Tinggi kelopak mata atau fissure palpebra diobservasi dan diukur. Pengukuran
dilakukan dalam millimeter (mm), di ukur berapa besar mata terbuka pada saat
melihat lurus / kedepan, melihat ke atas dan kebawah.
- Foto lama dari wajah dan mata pasien dapat dijadikan dokumentasi untuk melihat
perubahan pada mata.
Treatment / pengobatan
Observasi hanya dibutuhkan pada kasus congenital ptosis sedang (mild congenital
ptosis), jika tidak terdapat tanda amblyopia, strabismus dan jika terdapat ketidaknormalan
posisi kepala.
• Pasien harus dievaluasi setiap 3 atau 4 bulan untuk menangani amblyopia pada
congenital katarak. Foto luar mata dapat membantu memonitor pasien.
• Guliran kepala harus diperhatikan , jika pasien sering mengangkat dagunya (chin up
posture), menandakan bertambah buruknya ptosis, disarankan untuk melakukan
operasi.
• Pasien harus diperiksa akan adanya astigmatisme disebabkan tekanan dari kelopak
mata.
3
http://www.mahendraindonesia.com
Pengetahuan kasus pada mata, untuk masyarakat.
terdapat tanda – tanda amblyopia dan ocular torticollis. Beberapa kasus ocular torticollis
menghambat pergerakan (mobility) pada bayi dan anak – anak disebabkan masalah
keseimbangan pada posture kepala dan dagu yang terangkat. Jika tidak terlalu
mendesak /urgent, operasi dapat ditunda hingga usia 3 atau 4 tahun.
4
http://www.mahendraindonesia.com
Pengetahuan kasus pada mata, untuk masyarakat.