Professional Documents
Culture Documents
“Penglihatan Kabur”
DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
TUTOR :
dr. Andrew Ruspanah
“Penglihatan Kabur” 1
KELOMPOK PENYUSUSN: KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK:
Astina (2015-83-024)
“Penglihatan Kabur” 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, laporan ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu.
Laporan ini berisi hasil diskusi kami mengenai skenario 4 dengan judul
“Penglihatan Kabur” serta kaitannya yang telah di bahas pada PBL tutorial 1 dan
2.
Dalam penyelesaian laporan ini, banyak pihak-pihak yang turut terlibat. Oleh sebab
itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan Terima kasih kepada :
1. dr. Andrew Ruspanah, selaku tutor yang telah mendampingi kami selama
diskusi PBL berlangsung.
2. Kelompok 4, yang telah bekerja sama selama diskusi PBL berlangsung
serta dalam penyelesaian laporan ini.
Akhir kata, kami menyadari sungguh, bahwa pembuatan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
perlukan untuk perbaikan laporan kami selanjutnya.
Kelompok 4
“Penglihatan Kabur” 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………..3
Daftar Isi…………………………………………………………………...4
BAB I Pendahuluan………………………………………………………...6
Permasalahan……………………………………………………….6
Step 1……………………………………………………………….6
Step 2……………………………………………………………….7
Step 3……………………………………………………………….7
Step 4……………………………………………………………….11
Step 5……………………………………………………………….13
Step 6……………………………………………………………….13
Step 7……………………………………………………………….13
BAB II Pembahasan………………………………………………………..14
Stadium......................................................................................20
“Penglihatan Kabur” 4
2.4 Faktor Resiko Katarak………………...................................28
Operasi...................................................................................29
A. Teknik operasi...........................................................29
B. Komplikasi................................................................34
3.1 Kesimpulan……………………….…………….………….32
Daftar Pustaka…………………………………………….……………33
“Penglihatan Kabur” 5
BAB I
PENDAHULUAN
PERMASALAHAN
Ny. Muna, 78 tahun datang dnegan keluhan penglihatan kedua mata kabur.
Penglihatan kabur lebih dulu dirasakan pasa mata kanan sejak 1 tahun yang lalu, 6
bulan kemudian mata yang kiri juga merasakan hal yang sama. 1 bulan terakhir ini
dirasakan kedua mata lebih berta,bah kabur. Riwayat trauma tidak pernah, riwayat
pemakaian kaca mata, hanya kaca mata baca. Riwayat sakit kencing manis dan
darah tinggi tidak ada. Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan:
“Penglihatan Kabur” 6
3. Awalnya pada mata kanan 1 tahun yang lalu
4. 6 bulan kemudian mata kiri juga kabur
5. Kedua mata bertambah berat 1 bulan terakhir
6. Tidak ada riwayat trauma, kencing manis dan darah tinggi
7. Riwayat penggunaan kaca mata baca (+)
1. Diagnosis banding:
- Katarak; dilihat dari gejala yang dikeluhkan pasien, dimana
penglihatan kedua mata terasa kabur. Selain itu, dilihat juga pada
usia pasien, yaitu 78 tahun, karena katarak pasi akan dialami
oleh pasien yang berusia lanjut.
- Ablasio retina; pada ablasio retina, pasien juga akan
mengeluhkan penglihatan kabur, akan tetapi ablasio retina tidak
berhubungan dengan usia. Selain itu ablasio retina dapat terjadi
akibat trauma (tipe rhegmatogenosa), diabetes melitus (tipe
traksional). Pada ablasio retina, gejala yang paling khas adaaha
“floaters” dimana pasien seperti melihat titik-titik hitam. Titik
“Penglihatan Kabur” 7
hitam ini adalah akibat robeknya retina yang enyebabkan darah
dan sel masuk ke corpus vitreus. Korpus vitreus yang harusnya
jernih mejadi kotor akibat darah dan sle ini sehingga muncul
gejala floaters.
Dianosis pasti: Katarak Senil karena berhubungan dengan usia pasien, dan
riwayat penyakit pasien terdahulu (diabetes mellitus dan hipertensi (-)).
Seain itu, tidak ditemukan gejala floaters yang khas pada ablasio retina.
“Penglihatan Kabur” 8
Pinhole: alat yang digunakan pada pemeriksaan mata untuk melihat apakah
gangguan pada mata merupakan akibat dari kelainan refraksi atau kelainan
anatomi bola mata.
Setelah mata kanan dipakaikan pinhole, visus pasien yang awalnya 6/60
maju menjadi 6/12, artinya gangguan mata merupakan akibat elainan
refraksi dan dapat dikoreksi dengan kaca mata. Sedangkan pada mata kiri,
tidak terdapat perubahan visus pada pemakaian pinhole, artinya gangguan
pada mata kiri terjadi akibat kelainan anatomi bola maa dan tidak dapat
dikoreksi dengan pemakaian kaca mata.
5. Tipe-tipe katarak:
“Penglihatan Kabur” 9
- Katarak nuklear: perkembangannya lambat dan terjadi bilateral
- Katarak subskapular posterior: pada usia muda, visus dekat lebih
terganggu dibanding visus jauh
6. Komplikasi:
- Infeksi pasca operasi
- Ablasio retina
- Astigmatisma: operasi katarak intrakapsular
Prognosis:
Dubia et malam, jika tidak segera tidangani, karena akan menyebabkan buta
total dan tidak dapat dikoreksi lagi.
7. Anatomi lensa
Lensa terdiri dari:
- Kapsula anterior
- Epthelium
- Korteks
- Nukleus, terdiri dari:
Nukleus dewasa
Nuleus infantil
Nukleus fetal
Nukleus embrional
- Kapsul posterior
“Penglihatan Kabur” 10
8. Pasien yang berusia >75 tahun memiliki resiko erkena katarak lebih besar.
Pada usia lanjut, dapat terjadi denaturasi protein, dimana protein yang
harusnya larut dalam lensa tidak larut dan menumpuk akibat kekuatan lensa
yang menurun, sehingga lensa menjadi keruh dan menyebabkan penglihatan
pasien menjadi kabur. Selain itu, sel-sel lensa terus bermitosis dan sel lens
a yang sudah mati tidak dibuang tetapi direabsorbsi kembali ke dalam lensa
sehingga lensa menjadi kabur karena sel-sel yang mati pada umumnya akan
mengeluarkan semacam protein yang berwarna putih kekuningan.
“Penglihatan Kabur” 11
4.2 Mind Mapping
Ny. Muna 78
tahun
Klinik dokter
Keluhan utama:
Penglihatan kedua
mata kabur
Differential Diagnose
Usia
Kerusakan
Penatalaksanaan
pada lensa
Denaturasi
protein
Pembedahan
Keluhan utama:
floaters
Protein tidak larut
Lensa keruh
dalam lensa
“Penglihatan Kabur” 12
Step 5: Menentukan Learning Objectives
(Hasil belajar mandiri dibahas pada Step 7 yaitu jawaban dari Learning
Objectives)
“Penglihatan Kabur” 13
BAB II
PEMBAHASAN
“Penglihatan Kabur” 14
Lensa ditahan di tempatnya oleh ligamnetum suspensorium yang
dikenal sebagai zonula (zonula zinii) yang tersusun atas banyak fibril.
Fibril-fibril ini berasal dari permukaan corpus siliaris dan menyisip ke
dalam ekuator lensa.
1. Kapsul
Kapsul lensa merupakan membran yang transparan dan elastik
yang terdiri dari kolagen tipe IV. Kapsul mengandung substansi
lensa dan mampu untuk membentuknya pada perubahan
akomodatif. Lapisan terluar kapsul lensa yaitu zonullar lamella
juga berperan sebagai titik perlekatan untuk serabut zonular.
Kapsul lensa yang paling tebal ada pada bagian perrquatorial
anterior dan posterior dan paling tipis pada bagian kutub
posterior sentral. Kapsul lensa bagian anterior lebih tebal
daripada kapsul bagian posterior pada saat lahir dan meningkat
ketebalannya seiring dengan berjalannya waktu. 1,2
2. Epitel lensa
Dibelakang kapsul lensa anterior adalah sebuah lapisan tunggal
sel epitel. Sel-sel ini aktif secara metabolis dan melakukan
semua aktivitas sel yang normal, yang mencakup biosintesis
DNA, RNA, protein dan lemak; mereka juga menghasilkan
adenoid trifosfat untuk memenuhi kebutuhan energy lensa. 1,2
3. Korteks dan nukleus
Nucleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan
bertambahnya usia, serat-serat lamellar subepitel terus
diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar
dan kurang elastic. Nukleus dan korteks terbentuk dari dari
lamellae konsentris yang panjang. Garis-garis persambungan
yang terbentuk dengan persambungan lamella ini ujung-ke-
ujung berbentuk [Y] bila dilihat dengan slitlamp. Bentuk [Y] ini
“Penglihatan Kabur” 15
tegak di anterior dan terbalik di posterior. Masing-masing serat
lamellar mengandung sebuah inti gepeng. Pada pemeriksaan
mikroskop, inti ini jelas di bagian perifer lensa didekat ekuator
dan bersambung dengan lapisan epitel subkapsul. 1,2
“Penglihatan Kabur” 16
Enam puluh lima persen lensa terdiri dari air, dan sekitar 35%-nya
adalah protein (kandungan proteinnya tertinggi di antara jaringan-jaringan
tubuh). Selain itu, terdapat sedikit sekali mineral seperti yang biasa ada di
jaringan tubuh lainnya, kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di
kebanyakan jaringan lain. 1,2
“Penglihatan Kabur” 17
benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul
lensa yang elastic kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh
peningkatan daya biasnya. Kerjasama fisiologis antara korpus siliaris, zonula, dan
lensa untuk memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi.
Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan
berkurang1,2
Katarak berasal dari yunani katarrhakies, inggris cataract, dan latin cataracta
yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan
seperti tertutup air terjun.5 Katarak adalah kekeruhan lensa yang mengarah kepada
penurunan ketajaman visual dan/atau cacat fungsional yang dirasakan oleh pasien.
ditandai dengan adanya perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang
memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa Misalnya dapat
/kekeruhan lensa sehingga dapat menghambat jalannya cahaya ke retina. Hal ini
diakibatkan karena protein pada lensa menjadi water insoluble dan membentuk
partikel yang lebih besar. Dimana diketahui dalam struktur lensa terdapat dua jenis
protein yaitu protein yang larut dalam lemak (soluble) dan tidak larut dalam lemak
(insolube) dan pada keadaan normal protein yang larut dalam lemak lebih tinggi
“Penglihatan Kabur” 18
Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi
karena disertai adanya influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut
lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa
suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dar degenerasi. Jumlah
enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan
pasien yang menderita katarak. Komponen terbanyak dalam lensa adalah air dan
protein. Dengan menjadi tuanya seseorang maka lensa mata akan kekurangan air
dan menjadi lebih padat. Adapun lensa akan menjadi padat di bagian tengahnya,
Pada usia tua akan terjadi pembentukan lapisan kortikal yang baru pada
Pada saat ini terjadi perubahan protein lensa yaitu terbentukanya protein dengan
berat molekul yang tinggi dan mengakibatkan perubahan indeks refraksi lensa
kimia ini juga diikut dengan pembentukan pigmen pada nuklear lensa. Pada
keadaan normal lensa mata bersifat bening. Seiring dengan pertambahan usia lensa
mata dapat mengalami perubahan warna menjadi kuning keruh atau coklat keruh.
pada seseorang.
lensa berkembang seiring usia, berat dan ketebalan terus meningkat sedangkan daya
“Penglihatan Kabur” 19
akomodasi terus menurun. Bermacam mekanisme memberikan kontribusi pada
epitelial dan differensiasi abberan dari sel-sel serat lensa. Sekali pun epitel dari
penurunan secara nyata pada densitas sel, akumulasi dari serpihan-serpihan kecil
dan akhirnya mengakibatkan hilangnya kejernihan lensa. Lebih jauh lagi, dengan
bertambahnya usia lensa, penurunan ratio air dan mungkin metabolit larut air
dengan berat molekul rendah dapat memasuki sel pada nukleus lensa melalui
epitelium dan korteks yang terjadi dengan penurunan transport air, nutrien dan
kataraktogenesis.8
berat molekul rendah yang larut air menjadi agregat berat molekul tinggi larut air,
fase tak larut air dan matriks protein membran tak larut air. Hasil perubahan protein
jaras-jaras cahaya dan menurunkan kejernihan. Area lain yang sedang diteliti
“Penglihatan Kabur” 20
meliputi peran dari nutrisi pada perkembangan katarak secara khusus keterlibatan
Katarak terkait disebabkan oleh usia paling sering ditemukan pada kelainan
usia multifaktor dan belum sepenuhnya dimengerti. Berdasarkan usia lensa, terjadi
Sebagai lapisan baru serat kortikal berbentuk konsentris, akibatnya nukleus dari
(protein lensa) adalah perubahan yang terjadi akibat modifikasi kimia dan agregasi
tiba tiba mengalami fluktuasi refraktif index pada lensa, cahaya yang menyebar,
“Penglihatan Kabur” 21
1. Nuclear katarak, Pada dekade keempat dari kehidupan, tekanan
yang bertambah.
“Penglihatan Kabur” 22
menurun. Banyak ditemukan pada pasien diabetes, pasca radiasi, dan
trauma.2,4,83.
A. Gejala Klinis
siang hari hingga silau ketika mendekat ke lampu pada malam hari.
keadaan ini disebut dengan second sight. Secara khas, perubahan miopik
dan second sight tidak terlihat pada katarak subkortikal posterior atau
anterior.
“Penglihatan Kabur” 23
refraktil pada bagian tengah dari lensa, yang sering memberikan
lensa kontak3,8.
B. Diagnosis
Sebagian besar katarak tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai
padatnya kekeruhan lensa, sampai reaksi fundus sama sekali hilang. Pada
stadium ini katarak biasanya telah matang dan pupil mungkin tampak
putih.2
“Penglihatan Kabur” 24
seperti adanya infeksi pada kelopak mata, konjungtiva, karena dapat
penyulit yang berat berupa panoftalmitis pasca bedah dan fisik umum.
lensa yang degeneratif menyerap air. Pada keadaan ini dapat terjadi
“Penglihatan Kabur” 25
3. Katarak matur, pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh
lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh.
Bila katarak imatur tidak dikeluarkan, maka cairan lensa akan keluar
sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi kekeruhan lensa
tidak terdapat bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.
degenerasi lanjut, dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa
kecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata
terus sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses
yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut
“Penglihatan Kabur” 26
Gambar 6. Nukleus yang berwarna coklat sudah turun di dalam korteks yang mencair.
“Penglihatan Kabur” 27
“Penglihatan Kabur” 28
2.4 Faktor Resiko Katarak
2.4.1 Usia
Proses normal ketuaan mengakibatkan lensa menjadi keras dan keruh.
Dengan meningkatnya umur, maka ukuran lensa akan bertambah dengan
timbulnya serat-serat lensa yang baru. Seiring bertambahnya usia, lensa
berkurang kebeningannya, keadaan ini akan berkembang dengan
bertambahnya berat katarak. Prevalensi katarak meningkat tiga sampai empat
kali pada pasien berusia >65 tahun.
“Penglihatan Kabur” 29
Telah terbukti bahwa akumulasi intraselular sorbitol menyebabkan
perubahan osmotic sehingga air masuk ke lensa, yang akan mengakibatkan
pembengkakkan serabut lensa.Penelitian pada hewan telah menunjukkan
bahwa akumulasi poliol intraseluler menyebabkan kolapsdan
likuifaksi(pencairan) serabut lensa, yang akhirnya terjadi pembentukan
kekeruhan pada lensa
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika
gejala katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala
cukup dengan mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat
menjernihkan lensa yang keruh. Namun, aldose reductase inhibitor, diketahui dapat
menghambat konversi glukosa menjadi sorbitol, sudah memperlihatkan hasil yang
menjanjikan dalam pencegahan katarak gula pada hewan. Obat anti katarak lainnya
sedang diteliti termasuk diantaranya agen yang menurunkan kadar sorbitol, aspirin,
agen glutathione-raising, dan antioksidan vitamin C dan E.2,5,7,9
“Penglihatan Kabur” 30
Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama
depindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang
metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan
dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan
pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior
sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan.
prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca,
edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan
“Penglihatan Kabur” 31
pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul
2.5.3 Phakoemulsifikasi
memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat
katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang
dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil
sehari-hari.
kebanyakan katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis
padat, dan keuntungan incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan
lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil
seperti itu.
“Penglihatan Kabur” 32
Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang
menguntungkan karena lebih cepat sembuh dan murah ³. Apabila lensa mata
Lensa kontak
mata pada saat pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang
telah diangkat.
biasanya lebih pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga,
selama beberapa hari pertama pasca operasi atau jika nyaman, balutan dapat
dibuang pada hari pertama pasca operasi dan matanya dilindungi pakai
“Penglihatan Kabur” 33
melihat dengan baik melui lensa intraokuler sambil menantikan kacamata
3. Obat tetes mata streroid. Obat yang mengandung steroid ini berguna
pasca bedah.
“Penglihatan Kabur” 34
2. Jangan membungkuk terlalu dalam
B. Komplikasi
“Penglihatan Kabur” 35
d. Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi
a. Ablasio retina
C. Prognosis
95%. Pada bedah katarak resiko ini kecil dan jarang terjadi.
“Penglihatan Kabur” 36
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sesuai dengan skenario, dimana Ny. Muna datang ke dokter dengan keluhan
penglihatan kedua mata kabur akan tetapi pada anamnesis diketahui tidak ada
riwayat trauma, riwayat diabetes mellitus maupun hipertensi serta riwayat
penggunaan kaca mata hanya kaca mata baca, dapat disimpulkan bahwa Ny. Muna
menderita katarak tipe senil. Katarak tipe senil berhubungan dnegan usia lanjut
karena pada usia lanjut terjadi denaturasi protein sehingga protein tidak larut dalam
lensa dan lensa menjadi keruh menyebbakan penglihatan kabur. Terapi yang dapat
diberikan kepada Ny. Muna hanyalah operasi pengangkatan katarak agar dapat
memperbaiki fungsi penglihatan.
“Penglihatan Kabur” 37
DAFTAR PUSTAKA
1. Murril A.C, Stanfield L.D, Vanbrocklin D.M, Bailey L.I, Denbeste P.B, Dilomo
association: U.S.A
2. Vaugan G. D, Asbury T, Eva R.P. (2000). Oftalmologi umum. Bab.20 lensa hal
November 2010
(2005-2006). Lens and Cataract. Chapter 5 Pathology page 45-69. Section 11.
5. Ilyas S. (2007). Ilmu Penyakit Mata. Tajam penglihatan, kelainan refraksi dan
“Penglihatan Kabur” 38
7. Lang, Gerhard K. Opthalnology, A short Textbook, Penerbit Thieme Stuttgart,
22 November 2010.
12. Wijana, Nana S.D, Ilmu Penyakit Mata, Cetakan ke-6, Penerbit Abadi Tegal,
“Penglihatan Kabur” 39