You are on page 1of 7

Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 8 No.

3 (Desember 2007) 153-159

PENENTUAN UMUR PETIK DAN PELAPISAN LILIN SEBAGAI UPAYA


MENGHAMBAT KERUSAKAN BUAH SALAK PONDOH SELAMA
PENYIMPANAN PADA SUHU RUANG

Effect of Harvesting Time and Wax Coating on Deterioration Rate of


‘Pondoh’ Snake Fruit Stored at
at Room Temperature

Budi Santosa
Santosa

Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi


Jl. Tlogowarna – Tlogomas - Malang

ABSTRACT

Snake fruit, known to have a high respiratory rate, is a perishable product with a
shelf life of 6-7 days. For fresh consumption, the fruit is usualy harvested when it is fully
mature. This research was aimed to determine an optimum harvesting time and to
elucidate the effect of wax coating on quality changes during storage at room temperature.
The harvesting was conducted at 5, 6 and 7 month after pollination. The harvested fruit
was observed for the fruit morphological and sensoric characteristics and the total soluble
solid, total acids, vitamin C and moisture contents. The fruits at certain degrees of maturity
were selected for further wax coating treatment. The selected degree of maturity fruits was
wax coated (10%) and and compared the changes with the uncoated one during storage at
room temperature. The changes in sensoric characteristics (freshness, off-odour) and
physico-chemical aspects of the fruits: total acidity, reducing sugars, fruit hardness during
storage were observed.
The results showed that the optimum time of harvesting the snake fruit was 6
months. Wax coating definitely extended the shelflife of the fruit up to 2 ( two) weeks. It
was partly due to the inhibition of the declining of sugars and tannins.

Keywords : harvesting time, wax coating, snake fruit var. pondoh

PENDAHULUAN Secara umum mutu buah


ditentukan oleh beberapa persyaratan
Wilayah Sleman Yogyakarta mutu, yaitu ukuran, warna, bentuk,
banyak ditumbuhi beberapa kultivar kondisi, tekstur, citarasa (flavor) dan
salak, yang umum yaitu salak pondoh, nilai nutrisi. Mutu buah yang baik
salak “lokal” dan salak gading. diperoleh bila pemungutan hasilnya
Khususnya salak pondoh pada akhir- dilakukan pada tingkat kemasakan yang
akhir ini banyak diminati oleh konsumen tepat. Buah yang belum masak, bila
karena salak pondoh mempunyai rasa dipungut akan menghasilkan mutu yang
dan aroma yang khas, yaitu rasa manis rendah dan proses pematangan yang
tanpa rasa sepat walaupun umur buah tidak teratur. Sebaliknya, penundaan
belum layak petik. Disamping itu buah waktu pemungutan akan meningkatkan
salak pondoh mempunyai kelebihan, kepekaan buah terhadap pembusukan,
yaitu tidak menyebabkan sembelit dan akibatnya mutu dan nilai jualnya rendah
sakit perut walaupun dimakan dalam (Pantastico, 1997).
jumlah banyak pada pagi hari sebelum Dalam hidupnya, buah akan
makan nasi atau makanan pokok lainnya. mengalami tiga tahap perkembangan
yaitu tahap pertumbuhan (growth), tahap

153
Penentuan Umur Petik dan Pelapisan Lilin Buah Salak Pondoh (Budi Santosa)

pemasakan atau dewasa (maturation) YKY, HCl, lilin lebah, asam oleat, dan
dan tahap penuaan atau lewat masak trietanolamin.
(senescence). Perkembangan dan Alat yang digunakan dalam
pertumbuhan buah sepenuhnya terjadi penelitian ini adalah oven (Memmert),
pada saat buah masih berada di pohon, Hand Refractometer (Atago n-1),
tetapi pematangan dan penuaan dapat Blender (National model MX-T 110 GN),
terjadi baik sebelum maupun setelah Alat-alat gelas (Pyrex).
buah dipetik. Sebagai buah
nonklimakterik buah salak pondoh harus Metode Penelitian
dipanen dengan tingkat kemasakan yang Penelitian dilaksanakan di kebun
tepat karena buah tidak dapat mengalami milik petani di wilayah Kecamatan Turi,
pematangan setelah dipanen (Wills dkk., Kabupaten Sleman Yogyakarta serta
1981). Laboratorium Hortikultura, Laboratorium
Selama distribusi, pemasaran dan Biokimia – Jurusan Budidaya Pertanian -
penyimpanannya buah salak pondoh Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
akan mengalami perubahan sifat yang Penelitian dilaksanakan dalam dua
mengarah ke penurunan mutu (Suhardjo tahap:
dkk., 1995) yaitu kulit berangsur-angsur Tahap I. Penentuan Umur Petik
kering sehingga sulit dikupas, daging Tahapan ini diawali dengan adanya
buah berubah warna menjadi coklat, proses penyerbukan bunga. Cara
lunak, berair dan bahkan busuk sehingga penyerbukannya yaitu bunga betina
akan menyebabkan terjadinya penurunan tanaman salak pondoh yang telah
bobot buah serta nilai gizi dan rasanya. berwarna kemerahan ditaburi dengan
Buah salak pondoh memiliki pola tepung sari bunga jantan dengan cara
respirasi nonklimakterik dan laju mengetuk-ngetukkan bunga jantan di
transpirasi yang tinggi (Cicu, 1995). atas bunga betina setelah itu bunga
Transpirasi merupakan salah satu betina ditutupi dengan daun. Pemanenan
proses utama penyebab penurunan mutu buah dilakukan pada umur 5, 6 dan 7
produk yang mengganggu nilai komersial bulan setelah penyerbukan. Pemanenan
serta fisiologis buah. Akibat hilangnya dilakukan pada tanaman yang
air dari buah ialah rusaknya mempunyai tiga tandan. Tandan pertama
kenampakan, tekstur, cita rasa dan untuk umur petik 5 bulan, tandan kedua
menurunnya berat/bobot buah (Suparmo, untuk umur petik 6 bulan, tandan ketiga
1990). untuk umur petik 7 bulan.
Untuk mengatasi permasalahan Setelah itu buah yang selesai
tersebut maka penelitian mengenai dipanen diamati sifat morfologi, fisik dan
penentuan umur petik yang tepat dan kimia meliputi warna kulit buah dengan
pelapisan lilin menjadi sangat penting. metode scorring, kerapatan sisik buah
Karena apabila umur petik yang tepat dengan metode scorring, jumlah sisik
2
diketahui diharapkan dapat diperoleh buah per cm dengan metode kertas
kualitas buah terbaik dan umur simpan milimeter, warna daging buah dengan
yang terlama. Begitu pula dengan metode scorring, warna biji dengan
pelapisan lilin diharapkan umur simpan metode scorring, berat buah dengan
buah menjadi lama dengan tetap metode gravimetri, kadar asam dengan
memperhatikan kualitasnya. metode titrasi (AOAC, 1990), kadar
vitamin C dengan metode titrasi (AOAC,
1990), Padatan Terlarut Total (PTT)
BAHAN DAN METODE diukur dengan Hand Refractometer.
Rancangan percobaan yang digunakan
Bahan dan Alat adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap)
Bahan yang digunakan dalam faktor tunggal yang terdiri dari 3 taraf
penelitian ini adalah buah salak pondoh, yaitu umur petik 5, 6 dan 7 bulan setelah
akuades, fenolftalein, NaOH, amilum, penyerbukan.

154
Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 8 No.3 (Desember 2007) 153-159

Tahap II. Pelapisan Lilin 1990), dan gula reduksi dengan metode
Buah yang diperlakukan dengan Nelson Somogyi. Rancangan percobaan
pelapisan lilin adalah buah yang dipetik yang digunakan adalah RAL (Rancangan
pada umur 6 dan 7 bulan setelah Acak Lengkap) faktorial, yang terdiri
penyerbukan. Sebagian buah salak atas 2 faktor. Faktor pertama adalah
diperlakukan dengan pelapisan lilin pelilinan terdiri atas 2 taraf yaitu dililin
dengan konsentrasi 10% dan sebagian dan tidak dililin, faktor kedua adalah
lagi tanpa pelapisan. Lilin yang umur petik terdiri atas 2 taraf yaitu 6
digunakan adalah lilin lebah teknis yang dan 7 bulan setelah penyerbukan.
dicampur dengan trietanolamin, asam Nilai/Skor untuk kulit buah:
oleat, dan akuades. Konsentrasi lilin 1 = kuning kehijauan
10% diperoleh dari lilin lebah (100 g), 2 = kuning
trietanolamin (40 ml), asam oleat (20 ml) 3 = coklat muda
kemudian ditambahkan akuades sampai 4 = coklat tua
volume 1000 ml. Dalam pembuatan 5 = hitam
emulsi lilin, lilin lebah dipanaskan dalam Nilai/Skor untuk warna daging buah:
0
wadah sampai cair (suhu 70–75 C) 1 = putih
kemudian asam oleat dimasukkan sedikit 2 = putih kekuningan (putih > kuning)
demi sedikit sambil diaduk dan diikuti 3 = kuning keputihan (kuning > putih)
dengan penambahan trietanolamin. Nilai/Skor untuk warna biji:
Air yang telah dipanaskan (suhu 1 = coklat tua
0
70–75 C) ditambahkan perlahan-lahan 2 = coklat muda
kedalam campuran tersebut sambil terus 3 = putih
dilakukan pengadukan. Pengadukan Nilai/Skor untuk sisik buah:
dilanjutkan selama 30 menit dan suhu 1 = renggang
dipertahankan tetap. Kemudian emulsi 2 = agak renggang
tersebut segera didinginkan 3 = rapat
menggunakan air mengalir, disaring Rumus untuk menghitung kerusakan
dengan kain kasa, dan siap digunakan secara visual:
0
pada suhu 38 – 40 C. Pencelupan buah
salak ke dalam emulsi lilin dilakukan Kerusakan (%) =
selama 15 detik dengan menggunakan Jumlah buah salak yang rusak (kumulatif )
jaring plastik (“Plastic Net”) kemudian X 100%
Jumlah buah awal
buah dikeringanginkan dengan kipas
angin. Setelah itu dimasukkan ke dalam
besek bambu untuk dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
penyimpanan pada suhu kamar dan
setiap besek diisi 25 buah. Pengamatan Tabel 1 menunjukkan bahwa warna
terhadap perubahan kualitas dan umur kulit buah salak pondoh berumur 5 bulan
simpan diamati setiap 3 hari sekali berwarna hitam (nilai 5) sedangkan pada
sampai buah menunjukkan kerusakan umur 6 dan 7 bulan berwarna coklat
visual sebesar 25%. Kriteria kerusakan (nilai 3). Semakin tua umur buah, warna
visual yang digunakan didasarkan atas kulitnya secara nyata mengalami
kulit layu, kering, busuk dengan bau perubahan menjadi lebih muda, meskipun
menyengat. Variabel yang diamati warna kulit buah berumur 6 dan 7 bulan
sebagai berikut: kekerasan daging buah tidak berbeda nyata.
(Instrumen Lloyd), kadar asam dengan
metode titrasi (AOAC, 1990), kadar
vitamin C dengan metode titrasi (AOAC,

155
Penentuan Umur Petik dan Pelapisan Lilin Buah Salak Pondoh (Budi Santosa)

Tabel 1. Sifat morfologi dan sifat fisik buah salak pondoh pada berbagai umur petik
Umur Buah Nilai Nilai Jumlah Berat Nilai Warna Nilai
(bulan setelah Warna Kerapatan Sisik Buah Buah Daging Warna
2
penyerbukan) Kulit Sisik per cm (g) Buah Biji
Buah Buah
5 5a 2a 12,9 a 32,72 c 1c 3a
6 3b 1b 8,28 b 54,19 b 2b 2b
7 3b 1b 7,23 b 78,65 a 2b 1b
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama,
menunjukkan tidak ada beda nyata berdasarkan uji Duncan 5%

Ketika buah masih muda sisik kulit warna dagingnya putih kekuningan (nilai
buahnya tersusun rapat. Seiring dengan 2). Semakin tua umur buah maka
bertambahnya umur dan ukuran buah beratnya semakin bertambah secara
kerapatan sisiknya semakin rendah nyata. Selama perkembangannya, berat
(jarang). Hal ini dibuktikan oleh jumlah buah akan meningkat. Hal ini disebabkan
2
sisik buah per cm yang nyata semakin karena karbohidrat hasil fotosintesis
sedikit seiring dengan bertambahnya pada waktunya akan dijadikan bahan
umur dan ukuran buah. Hal ini serupa dasar pembentukan senyawa-senyawa
pada buah rambutan yaitu ketika buah lain dalam tanaman. Secara keseluruhan
masih muda jumlah rambutnya banyak hasil akhir dari proses ini adalah bahan
dan tersusun rapat, seiring dengan kering tanaman seperti buah salak
bertambahnya umur buah jumlah rambut adalah hasil akhir yang sangat penting
ini menurun dan tampak renggang. untuk dimanfaatkan manusia (Leopold
Hasil penelitian ini menunjukkan and Kriedman, 1975; Mardjuki, 1994).
bahwa jumlah sisik kulit buah muda dan Selama perkembangan buah salak,
tua lebih kurang sama, ketika buah fotosintat akan terus disuplai ke dalam
masih muda ukuran buah dan sisik masih buah sehingga dalam perkembangannya
kecil sehingga sisik kulit buah tampak buah akan bertambah bobotnya.
rapat, apabila dihitung jumlahnya per Warna biji buah salak pondoh
2
cm , maka jumlah sisik kulit buah per ketika buah berumur muda (umur petik 5
2
cm banyak. Salisbury dan Ross (1992) bulan) putih (nilai 3). Pada umur petik 6
mengatakan buah termasuk dalam dan 7 bulan secara nyata berubah
kelompok struktur tumbuhan yang berturut-turut menjadi berwarna coklat
bersifat tertentu, artinya buah akan muda kemudian coklat tua. Dalam proses
tumbuh sampai mencapai ukuran suplai fotosintat ke dalam tubuh buah,
tertentu, kemudian berhenti dan fotosintat tidak hanya diterima oleh
akhirnya mengalami penuaan dan daging buah saja tetapi juga diterima
kematian. Demikian juga untuk buah oleh bijinya sampai batas maksimum.
salak. Selama buah salak belum Ukuran maksimum dalam proses
mencapai ukuran maksimal maka buah penerimaan fotosintat yang dilakukan
akan terus-menerus menerima fotosintat oleh biji apakah ditandai ketika biji
sehingga akan menyebabkan berubah warna, sampai sekarang belum
bertambahnya bahan kering. diketahui.
Bertambahnya bahan kering ini Tabel 2 menunjukkan bahwa
berpengaruh terhadap bertambahnya dengan bertambahnya umur buah, kadar
berat buah. Bertambahnya berat buah ini air buah salak pondoh semakin menurun
menyebabkan lingkar buah semakin secara nyata, demikian juga untuk kadar
besar sehingga sisik kulit buah ikut vitamin C dan kadar asam. Kadar PTT
melebar. meningkat secara nyata pada umur 6
Warna daging buah salak pondoh bulan kemudian umur 7 bulan menurun
pada umur 5 bulan masih putih (nilai 1), secara nyata.
sedangkan buah berumur 6 dan 7 bulan

156
Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 8 No.3 (Desember 2007) 153-159

Tabel 2. Sifat kimiawi buah salak pondoh pada berbagai umur petik
Umur Buah PTT Kadar Asam Vitamin C Kadar Air
0
(bulan setelah ( Brix) (%) (mg/100g) (%)
penyerbukan)
5 13,27 c 0,5 a 3,24 a 89,3 a
6 18,9 a 0,24 b 3,14 b 83,52 b
7 16,44 b 0,11 c 3,12 c 83,13 c
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama,
menunjukkan tidak ada beda nyata berdasarkan uji Duncan 5%

Semakin tua umur buah maka Padatan Terlarut Total cenderung


kadar airnya semakin menurun, menurun seiring dengan penuaan buah.
penurunan kadar air ini disebabkan Padatan Terlarut Total pada dasarnya
karena buah yang semakin tua sisik buah menggambarkan gula secara
akan melebar yang menyebabkan pori- keseluruhan (gula total). Penelitian ini
pori buah semakin bertambah lebar. menunjukkan kadar PTT meningkat pada
Lebarnya pori-pori ini akan umur 6 bulan kemudian menurun pada
menyebabkan lalu lintas oksigen lewat umur 7 bulan. Hal ini disebabkan karena
permukaan kulit buah bebas masuk ke pada buah yang sedang berkembang
dalam buah. Masuknya oksigen ini terjadi sintesa karbohidrat yang dimulai
berakibat proses respirasi yaitu proses pada daun dan bagian tanaman lain,
pemecahan gula menjadi CO2 dan H2O selanjutnya hasil sintesis tersebut
berjalan cepat. Karena pori-pori lebar ditimbun dalam jaringan buah. Mukerjee
maka transpirasi akan berjalan cepat dan dan Prasad (1972) mengatakan selama
akibatnya air bebas yang ada di dalam berlangsungnya pematangan buah akan
buah maupun air hasil respirasi dalam terjadi hidrolisis pati menjadi gula
daging buah tidak dapat dipertahankan dengan demikian terjadi akumulasi gula.
(Wills dkk., 1981). Kemudian seiring dengan perkembangan
Kadar vitamin C selama buah kadar PTT akan menurun, diduga
perkembangan buah secara absolut disebabkan karena pemecahan gula
mengalami penurunan dari umur 6–7 selama respirasi berlangsung sehingga
bulan setelah penyerbukan. Menurut terjadi penurunan gula.
Anggrahini dan Hadiwiyoto (1988) Tabel 3 menunjukkan bahwa ada
biosintesisi vitamin C disebabkan adanya interaksi antara umur petik salak pondoh
aktivitas asam askorbat oksidase. Dari dengan pelapisan lilin. Buah salak
hasil penelitian, kadar vitamin C pondoh umur 6 dan 7 bulan dengan
menurun seiring dengan perkembangan pelapisan lilin kadar asam nyata lebih
buah. Hal ini mungkin disebabkan karena tinggi dari pada buah tanpa pelapisan
menurunnya aktivitas enzim tersebut lilin, angka kadar asam terendah dicapai
yaitu asam askorbat oksidase selama pada umur petik 7 bulan tanpa dilapisi
proses penuaan buah. lilin. Salak pondoh umur 6 bulan dengan
Asam yang diukur dalam penelitian pelapisan lilin mengalami penurunan
ini adalah asam malat. Kadar asam malat kadar asam organik pada penyimpanan
cenderung meningkat selama 12 hari, umur 6 bulan tanpa lilin akan
perkembangan dan turun pada periode turun pada 6 hari penyimpanan, umur 7
penuaan buah. Hal ini mungkin bulan dengan pelapisan lilin akan turun
disebabkan adanya sintesis asam malat pada 9 hari penyimpanan, umur 7 bulan
melalui karboksilase asam piruvat oleh tanpa pelapisan lilin akan turun pada 3
enzim piruvat karboksilase. Aktivitas hari penyimpanan. Penentuan kadar
enzim ini menurun sejalan dengan asam organik buah salak pondoh
perkembangan buah sehingga dilakukan terhadap asam malat karena
konsentrasi asam malat juga menurun. menurut Suter (1996), asam organik
yang paling banyak dijumpai pada buah

157
Penentuan Umur Petik dan Pelapisan Lilin Buah Salak Pondoh (Budi Santosa)

salak adalah asam malat. Menurut Suter penyimpanan buah yang berlangsung
(1996) bahwa total asam organik buah pada suhu kamar.
salak turun secara nyata selama

Tabel 3. Pengaruh pelapisan lilin dan umur petik terhadap sifat fisik dan kimia daging
buah salak pondoh pada hari ke-3 dalam simpanan
Pelapisan Lilin Umur petik Variabel
(bulan) Kadar Kadar Gula Kekerasan
Asam Vitamin C Reduksi Daging Buah
(%) (mg/100g) (%) (N)
Tidak dilapisi lilin 6 0,16 b 3,02 b 6,41 a 101,45 c
7 0,06 d 1,19 c 3,67 d 95,55 d
Dilapisi lilin 6 0,26 a 3,56 a 4,65 c 128,59 b
7 0,11 c 3,11 b 5,19 b 139,20 a
+ + + +
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan tidak
ada beda nyata berdasarkan uji Duncan 5%. Tanda (+) menunjukkan adanya interaksi

Hasil pengamatan kadar vitamin C simpanan, umur petik 7 bulan tanpa


buah salak pondoh menunjukkan bahwa pelapisan lilin mengalami penurunan
vitamin C mengalami penurunan selama kadar gula reduksi setelah 3 hari dalam
12 hari dalam simpanan, ini terjadi pada simpanan. Hal ini didukung oleh
buah umur 6 bulan dengan pelapisan Pantastico (1997) bahwa selama buahan
lilin. Pada buah umur 6 bulan tanpa masih melakukan respirasi akan melalui
pelapisan lilin kadar vitamin C turun tiga fase yaitu pemecahan polisakarida
pada 6 hari setelah penyimpanan. Buah menjadi gula sederhana sehingga kadar
salak pondoh pada umur 7 bulan dengan gula mengalami peningkatan dan
pelapisan lilin kadar vitamin C turun dilanjutkan dengan oksidasi gula
setelah 9 hari dalam simpanan sederhana menjadi asam piruvat dan
sedangkan umur 7 bulan tanpa pelapisan asam organik lainnya dan
lilin kadar vitamin C turun setelah 3 hari konsekuensinya kadar gulanya
dalam simpanan. Berkurangnya kadar mengalami penurunan, selanjutnya
vitamin C selama penyimpanan berlangsung transformasi piruvat dan
kemungkinan besar disebabkan masih asam organik secara aerobik menjadi
adanya aktivitas asam askorbat oksidase CO2, air dan energi dan akhirnya asam-
selama penyimpanan (Anggrahini dan asam organik pun turun.
Hadiwiyoto, 1988). Hasil pengamatan terhadap
Kadar gula reduksi buah salak kekerasan daging buah salak pondoh
pondoh menunjukkan bahwa buah umur menunjukkan bahwa secara umum buah
petik 6 bulan dengan pelapisan lilin salak pondoh umur petik 6 bulan dan 7
mengalami kenaikan pada hari ke-6 bulan setelah penyerbukan dengan
dalam simpanan kemudian menurun pada pelapisan lilin kekerasan daging buah
hari ke-12 dalam simpanan, buah umur nyata lebih tinggi dibandingkan buah
petik 6 bulan tanpa pelapisan lilin tanpa pelapisan lilin. Hal ini disebabkan
mengalami kenaikan pada hari ke-3 karena buah tanpa pelapisan lilin
dalam simpanan kemudian mengalami menyebabkan buah kehilangan air cukup
penurunan pada hari ke-6 dalam banyak sehingga ukuran sel dan tekanan
simpanan. Sedangkan buah salak pondoh isi sel terhadap dinding sel berkurang
umur petik 7 bulan dengan pelapisan yang akhirnya mengakibatkan tekstur
lilin, gula reduksi mengalami kenaikan buah menjadi lunak. Proses pelunakan
pada hari ke-3 dalam simpanan ini disebabkan oleh adanya perombakan
kemudian menurun setelah 6 hari dalam senyawa pektin yang banyak terdapat

158
Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 8 No.3 (Desember 2007) 153-159

pada lamela tengah yang tidak mudah Pantastico, E.R.B. 1997. Fisiologi Pasca
larut menjadi larut. Senyawa pektin ini Panen. Penanganan dan
merupakan derivat asam Pemanfaatan Buahan dan Sayur-
poligalakturonat dan terdapat dalam Sayuran Tropika dan Subtropika.
Prajitno, D.J. 2000. Program pemuliaan
bentuk protopektin, pektin, asam
konvensional tanaman salak di
pektinat atau asam pektat (Pantastico, Fakultas Pertanian UGM. Jurnal
1997). Pertanian. Vol. 7 No. 1.
Salisbury, F.B. Ross, C.W. 1992.
KESIMPULAN Fisiologi Tumbuhan.
Diterjemahkan oleh Diah R.
Untuk mendapatkan kualitas buah Lukman dan Sumaryono. Penerbit
salak pondoh yang terbaik maka dapat ITB. Bandung.
dilakukan dengan memetik buah pada Santoso, H.B. 1990. Salak Pondoh.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
umur 6 bulan setelah penyerbukan.
Suhardi. 1990. Fisiologi dan Teknologi
Salak pondoh yang dipetik pada umur 6 Pasca Panen. PAU Pangan dan
bulan setelah penyerbukan dengan Gizi. UGM. Yogyakarta.
pelapisan lilin konsentrasi 10% ternyata Suhardjo, Wijadi, R.D., Manan, K.A.
dapat memperpanjang umur simpan 1995. Pengaruh Umur Panen
sampai 12 hari sedangkan tanpa Terhadap Perubahan Mutu Buah
pelapisan lilin umur simpan sampai 6 Salak Pondoh Selama
hari pada suhu ruang. Penyimpanan Suhu Ruang.
Peneletian Hortikultura. Vol. 7 No.
1.
Sumantoro. 2002. Personal
DAFTAR PUSTAKA
Communication.
Suparmo. 1990. Transpirasi. Kursus
Cicu, D., W. Hutagalung, L. 1995. Singkat Fisiologi Pasca Panen.
Pengaruh saat petik terhadap PAU Pangan dan Gizi UGM.
mutu bah salak Enrekang. Jurnal Yogyakarta.
Hortikultura Vol. 5 No. 4. Suter, I.K. 1988. Telaah Sifat Buah
Leopold, A.C. and Kriedmann, P.E. Salak Bali di Bali Sebagai Dasar
1975. Plant Growth and Pembinaan Mutu Hasil. Disertasi
Development 2nd. Ed. Tata Mc Doktor. IPB. Bogor.
Graw Hill Pub Co. Ltd. New Delhi. Wills, R.B.H, T.H.Lee, D.Graham, W.B.
Mardjuki, A. 1994. Pertanian dan McGlasson and E.G. Hall. 1981.
Masalahnya. Penerbit Andi Offset. Postharvest An Introduction to
Yogyakarta. The Physiologi and Handling of
Mukerjee, P.K. and A. Prasad. 1972. Fruits and Vegetables. AVI
Post Harvest Physiologi of Mango Publishing Co. Inc. Westport
dalam Post Harvest Physiologi, Connecticut.
Handling and Utilization of
Tropical and Subtropical Fruit
and Vegetables. Eri B Pantastico.
The AVI Publishing Company Inc.
Westport. Conecticut.

159

You might also like