Professional Documents
Culture Documents
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang berjudul “Hukum Islam Hak
Asasi Manusia dan Masalah Kontemporer” ini. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam di program studi
DIV Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Ramin Yusuf, M.Si selaku
dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
D. Manfaat Penulisan 3
BAB II PEMABAHASAN
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
A. Latar Belakang
Berbeda dengan sistem hukum yang lain, hukum Islam tidak hanya merupakan hasil
pemikiran yang dipengaruhi oleh kebudayaan manusia di suatu tempat pada suatu massa
tetapi dasarnya ditetapkan oleh Allah melalui wahyunya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan
dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai rasulnya melalui sunnah beliau yang terhimpun
dalam kitab hadits. Dasar inilah yang membedakan hukum Islam secara fundamental dengan
hukum yang lain.
Dalam sudut pandang Islam Hak Asasi Manusia suadah diatur berdasarkan atau
berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist. Karena Al-Qur’an dan Hadist merupakan pedoman
hidup bagi seluruh manusia yang ada di bumi ini pada umumnya dan bagi umat islam pada
khususnya.oleh karena itu umat munusia pada umumnya dan umat islam pada khususnya
apabila tidak ingin hak-haknnya diramapas oleh orang lain, maka hendaknya ia harus
mengetahui hak-haknya dan selalu memperjuangkannya selama tidak mengambil atau
melampui batas dari hak-hak orang lain.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana ruang lingkup Hukum Islam?
2. Apakah tujuan Hukum Islam?
3. Apa sajakah sumber Hukum Islam?
4. Apa fungsi Hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat?
5. Bagaimana Hak Asasi Manusia menurut Ajaran Islam?
6. Bagaimana pandangan Islam terhadap Prinsip Konsep HAM?
7. Apa sajakah Masalah Kontemporer dalam Islam?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ruang lingkup Hukum Islam.
2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan Islam terhadap Konsep HAM.
3. Untuk mengetahui bagaimana Islam berperan dalam Masalah-masalah
Kontemporer.
D. Manfaat
Sebagai bahan yang dapat memberikan suatu wacana bagi kita agar dapat mengenal
berbagai macam landasan hukum yang berkaitan dengan Syari’at Islam
Menurut Amir Syarifuddin, ruang lingkup dalam hukum dalam hukum Islam
baik yang terdapat Al-qur‟an dan Hadis secara garis besarnya dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian, yaitu:
Artinya:
“Dan perangilah mereka itu sehingga tidak ada fitnah lagi dan agama itu hanya
untuk allah SWT. Jika mereka berhenti (memesuhimu) maka tidak ada lagi
permusuhan kecuali terhadap orang-orang yang zalim”
Artinya :
”Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”
Artinya :
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
Artinya :
“ Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahui. “
Hadits
Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua memilki kedua fungsi
sebagai berikut.
Ayat diatas juga diperkuat oleh hadits-hadits yang juga berisi larangan berdusta.
10 | H u k u m I s l a m H A M d a n M a s a l a h K o n t e m p o r e r
Dalam adz-Dzariyat: 56, Allah berfirman: "Dan tidak aku ciptakan jin dan
manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu". Maka dengan daalil ini fungsi ibadah
tampak palilng menonjol dibandingkan dengan fungsi lainnya.
2. Fungsi amr makruf naahi munkar (perintah kebaikan dan peencegahan
kemungkaran).
Maka setiap hukum islam bahkan ritual dan spiritual pun berorientasi
membentuk mannusia yang yang dapat menjadi teladan kebaikan dan pencegah
kemungkaran.
3. Fungsi zawajir (penjeraan)
Adanya sanksi dalam hukum islam yang bukan hanya sanksi hukuman dunia,
tetapi juga dengan ancaman siksa akhirat dimaksudkan agar manusia dapat jera dan
takut melakukan kejahatan.
4. Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah (organisasi dan rehabilitasi masyarakat)
Ketentuan hukum sanksi tersebut bukan sekedar sebagai batas ancaman dan
untuk menakut-nakuti masyarakat saja, akan tetapi juga untuk rehaabilitasi dan
pengorganisasian umat mrnjadi leboh baik. Dalam literatur ilmu hukum hal ini dikenal
dengan istilah fungsi enginering social.
Keempat fungsi hukum tersebut tidak dapat dipilah-pilah begitu saja untuk
bidang hukum tertentu tetapi satu dengan yang lain juga saling terkait.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
11 | H u k u m I s l a m H A M d a n M a s a l a h K o n t e m p o r e r
sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Mengenai penghormatan terhadap sesama manusia, dalam Islam seluruh ras
kebangsaan mendapat kehormatan yang sama. Dasar persamaan tersebut sebenarnya
merupakan manifestasi dari wujud kemuliaan manusai yang sangat manusiawi.
Sebenarnya citra kehormatan tersebut terletak pada keunggulan kemanusiaan, bukan
pada superioritas individual dan ras kesukuan. Kehormatan diterapkan secara global
melalui solidaritas persamaan secara mutlak. Semua adalah keturunan Adam, jika Adam
tercipta dari tanah dan mendapat kehormatan di sisi Allah, maka seluruh anak cucunya
pun mendapat kehormatan yang sama, tanpa terkecuali.
Berdasarkan tingkatannya, Islam mengajarkan tiga bentuk hak asasi manusia,
yaitu:
1. Hak darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut
dilanggar, bukan hanya mernbuat manusia sengsara, tetapi juga hilang eksistensinya,
bahkan hilang harkat kemanusiaannya, misalnya mati.
2. Hak hajy (hak sekunder), yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan
berakibat pada hilangnya hak-hak elementer, misalnya hak seseorang untuk
memperoleh sandang pangan yang layak, maka akan rnengakibatkan hilangnya hak
hidup.
3. Hak tahsiny, yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan
sekunder.
Dengan demikian, HAM dalam Islam lebih dulu muncul. Tepatnya, Ma-gna Charta
tercipta 600 tahun setelah kedatangan Islam. Di samping nilai--nilai dasar dan prinsip-
prinsip HAM itu ada dalam sumber ajaran Islam, yakni Al--Qur'an dan Hadis, juga
terdapat dalam praktik-praktik kehidupan Islam. Tonggak sejarah keberpihakan Islam
terhadap HAM yaitu pendeklarasian Piagam Madinah yang dilanjutkan dengan
deklarasi Kairo.
Dalam Piagam Madinah, paling tidak ada dua ajaran pokok yang berhu-bungan
dengan HAM, yaitu pemeluk Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda suku
bangsa; dan hubungan antara komunitas muslim dengan nonmuslim didasarkan pada
prinsip:
1. berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga;
2. saling membantu dalam menghadapi musuh bersama;
12 | H u k u m I s l a m H A M d a n M a s a l a h K o n t e m p o r e r
3. membela mereka yang teraniaya;
4. saling menasehati;
5. menghormati kebebasan beragama.
Adapun ketentuan HAM yang terdapat dalam Deklarasi Kairo adalah sebagai
berikut:
1. Hak persamaan dan kebebasan (QS. al-Isra [17]:70; al-Nisa [4]:58,1i dan
135; al-Mumtahanah [60]:8);
2. Hak hidup (QS. al-Maidah [5]:45 dan al-Isra [17]:33);
3. Hak perlindungan diri (QS. al-Balad [90]:12-17 clan al-Taubah [9]:6]
4. Hak kehormatan pribadi (QS. al-Taubah [9]:6);
5. Hak berkeluarga (QS. al-Baqarah [2]:221; a]-Rum [30]:21; al-Nisa [4: al-
Tahrim [66]:6);
6. Hak kesetaraan wanita dengan pria (QS. al-Baqarah [2]:228 clan al [49]:13);
7. Hak anak dari orang tua (QS. al-Baqarah [2]:233; al-Isra [17]:23-24);
8. Hak mendapatkan pendidikan (QS. al-Taubah [9]:122 clan al-'Alaq 5);
9. Hak kebebasan beragama (QS. al-Kafirun [109]:1-6; al-Baqarah [2]:1 al-
Kahfi [18]:29);
10. Hak kebebasan mencari suaka (QS. al-Nisa [4]:97; al-Mumtahanah
11. Hak memperoleh pekerjaan (QS. al-Taubah [9]:105; al-Baqarah [2]:. al-Mulk
67]:15);
12. Hak memperoleh perlakuan sama (QS. al-Baqarah [2]:275-278; [4]:161, dan
Ali Imran [3]:130);
13. Hak kepemilikan (QS. al-Baqarah [2]:29; al-Nisa [4]:29);
14. Hak tahanan (QS. al-Mumtahanah [60]:8).
Atas dasar itu, Islam sejak jauh-jauh hari mengajarkan bahwa pandangan Allah
semua manusia adalah sama derajat. Yang membedakan manusia adalah tingkat
kesadaran moralitasnya, yang dalam perspektif Islam disebut "nilai ketaqwaannya".
Apalagi, manusia diciptakan untuk merepresentasikan dan melaksanakan ajaran Allah
di muka bumi, sudah barang tentu akan semakin memperkuat pelaksanaan HAM.
13 | H u k u m I s l a m H A M d a n M a s a l a h K o n t e m p o r e r
F. Pandangan Islam terhadap Prinsip Konsep HAM
14 | H u k u m I s l a m H A M d a n M a s a l a h K o n t e m p o r e r
saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu
isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang
Telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah
kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu)
isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua
perempuan yang bersaudara, kecuali yang Telah terjadi pada masa lampau;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.[3]
Masalah transfusi darah tidak dapat dipisahkan dari hukum menjual belikan
darah sebagaimana sering terjadi dalam parkteknya di lapangan. Mengingat semua jenis
darah termasuk darah manusia itu najis berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan
Muslim dari Jabir, kecuali barang najis yang ada manfaatnya bagi manusia, seperti
kotoran hewan untuk keperluan pupuk. Menurut madzhab Hanafi dan Dzahiri, Islam
membolehkan jual beli barang najis yang ada manfaatnya seperti kotoran hewan. Maka
secara analogi (qiyas) madzhab ini membolehkan jual beli darah manusia karena besar
sekali manfaatnya untuk menolong jiwa sesama manusia, yang memerlukan transfusi
darah.
b. Otopsi Jenazah
Pada dasarnya mengotopsi mayat adalah haram hukumnya dalam pandangan
syari’at Islam karena kehormatan seorang muslim yang sudah meninggal sama seperti
halnya ketika hidup. Hal yang mendasari hukum asal ini adalah beberapa dalil sebagai
berikut:
a. Dalil al-Qur’an
Allah Ta’ala berfirman:
ْت ِمنَ َو َرزَ ْقنَاهُم َو ْالبَحْ ِر ْالبَ ِر فِي َو َح َم ْلنَا ُه ْم َءادَ َم َبنِى ك ََّر ْمنَا َولَقَد َّ ضيلا َخلَ ْقنَا ِم َّم ْن َكثِير َعلَى َوفَض َّْلنَا ُه ْم
ِ الط ِيبَا ِ تَ ْف
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami
ciptakan. (QS. Al-Isra’: 70)
Ayat ini menunjukan bahwa Allah memuliakan anak Adam dan ini mencakup
saat mereka masih hidup dan setelah meninggal dunia. Sementara itu, otopsi jenazah
15 | H u k u m I s l a m H A M d a n M a s a l a h K o n t e m p o r e r
berarti menghinakan anak Adam sebab pada otopsi terdapat memotong anggota tubuh
mayat dan membedah perutnya dan sebagainya dari hal-hal yang bertentangan dengan
ayat ini. Oleh karenanya, otopsi hukumnya terlarang.[6]
b. Dalil hadits
قال سلم و عليه هللا صلي هللا رسول أن عنها هللا رضي عائشة عن: حيا ككسره الميت عظم كس
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam bahwa
beliau bersabda: “Sesungguhnya memecahkan tulang seorang mukmin tatkala mati
seperti halnya memecahkan tulangnya saat hidup” (HR. Abu Daud)
Hadits ini menunjukan haramnya memecahkan tulang mayat seorang mukmin,
sedangkan otopsi mengandung hal itu sehingga termasuk dalam larangan hadits.[7]
c. Dalil qiyas
Dalam beberapa hadits disebutkan larangan duduk di atas kuburan dan
bahwasannya penghuni kubur tersebut merasa tersakiti oleh perbuatan tersebut,
padahal duduk di atas kuburan tidak secara langsung mengenai badan mayat. Maka,
tentu saja bedah mayat dan otopsi jauh lebih terlarang karena langsung berkaitan
dengan badan mayat.[8]
d. Kaidah fiqih
Di antara kaidah fiqih yang penting dan agung adalah kaidah yang diambil dari sebuah
hadits yaitu:
""ضرار ال و ضرر ال
Kaidah ini menunjukan haramnya memudharatkan orang lain, sedangkan otopsi berarti
memudharatkan mayat sehingga hukumnya tidak boleh.
16 | H u k u m I s l a m H A M d a n M a s a l a h K o n t e m p o r e r
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai hukum Islam dan HAM di atas dapatlah kita tarik
kesimpulan bahwa Islam itu adalah agama yang asy-syumul (lengkap). Ajaran
Islam meliputi seluruh aspek dan sisi kehidupan manusia. Islam memberikan
pengaturan dan tuntunan pada manusia, mulai dari urusan yang paling kecil
hingga urusan manusia yang berskala besar.Dan tentu saja telah tercakup di
dalamnya aturan dan penghargaan yang tinggi terhadap HAM. Memang tidak
dalam suatu dokumen yang terstruktur, tetapi tersebar dalam ayat suci Al-
Qur’an dan Sunnah Nabi saw.
B. Saran
Setelah membaca dan membahas makalah ini, hendaklah kita sebagai mahasiswa
menghormati hak orang lain.Hendaklah kita terus mengkaji secara mendalam
pengetahuan kita tentang HAM Penulis mengharapkan saran dan kritikan dari
berbagai pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
17 | H u k u m I s l a m H A M d a n M a s a l a h K o n t e m p o r e r
DAFTAR PUSTAKA
https://ansarbinbarani.blogspot.co.id/2015/12/ham-dalam-
pandangan-islam.html
http://www.duniahukum.info/2013/07/hukum-islam-dan-
ruang-lingkupnya.html
http://masailfiqhiyah.blogspot.co.id/
18 | H u k u m I s l a m H A M d a n M a s a l a h K o n t e m p o r e r