Professional Documents
Culture Documents
Jika sekresi mukus terus berlanjut, tekanan intralumen akan terus meningkat. Hal
ini akan menyebabkan terjadinya obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri
akan menembus dinding apendiks. Peradangan yang timbul pun semakin meluas
dan mengenai peritoneum setempat, sehingga menimbulkan nyeri di daerah perut
kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan apendisitis supuratif akut. Bila
kemudian aliran arteri terganggu, maka akan terjadi infark dinding apendiks yang
disusul dengan terjadinya gangren. Keadaan ini disebut dengan apendisitis
ganggrenosa. Jika dinding apendiks yang telah mengalami ganggren ini pecah,
itu berarti apendisitis berada dalam keadaan perforasi.
Paling tinggi pada usia 10-30 tahun, jarang pada anak usia <2 tahun.
Perbandingan LK:PR adalah 3:2. penyakit urutan keempat terbanyak di indonesia
pada tahun 2016.
Ditemukan di semua umur, paling banyak kisaran 20-30 tahun, sering berakibat
pada apendisitis perforasi.
Apendisitis banyak ditemukan pada seseorang yang lebih banyak mengkonsumsi
daging dibandingkan seseorang yang mengkonsumsi tinggi serat.
Jermansyah DD Khairari
2015730065
Rani, A. Aziz. 2011. Buku Ajar Gastroenterologi Edisi 1. Jakarta : Interna
Publishing
Harrison, 2001, Perinsip perinsip ilmu penyakit dalam, jakarta : EGC