Professional Documents
Culture Documents
MODUL 4 BLOK 21
“SYOK HIPOVOLEMIK”
Disusun oleh:
1411412006
Kelompok 2
Universitas Andalas
2017
SYOK HIPOVOLEMIK
Syok hipovolemik adalah kondisi darurat di mana jantung tidak mampu memasok darah
yang cukup ke seluruh tubuh akibat volume darah yang kurang. Kurangnya pasokan darah ini
umumnya dipicu oleh perdarahan. Perdarahan dapat terjadi akibat cedera atau luka (perdarahan
luar) dan perdarahan dalam, misalnya akibat perdarahan saluran pencernaan. Selain itu,
penurunan pasokan darah juga dapat terjadi saat tubuh kekurangan banyak cairan, misalnya akibat
dehidrasi atau luka bakar.
Darah mengandung oksigen dan zat penting lainnya yang dibutuhkan oleh organ dan
jaringan tubuh agar bisa berfungsi dengan baik. Bila perdarahan hebat terjadi, otomatis pasokan
darah yang dipompa oleh jantung akan berkurang secara drastis dan organ tidak mendapat
pasokan zat-zat yang dibutuhkan tadi secara cukup. Akibatnya, organ-organ dalam tubuh tidak
dapat berfungsi dengan baik. Keadaan inilah yang disebut syok hipovolemik yang ditandai dengan
penurunan tekanan darah. Jika tidak ditangani secara cepat dan tepat, kondisi ini dapat
menyebabkan kematian.
Pucat.
Badan lemas.
Nyeri dada.
Pusing.
Sesak.
Berdebar-debar.
Hilang kesadaran.
Tingkat keparahan gejala syok hipovolemik ditentukan oleh seberapa cepat dan seberapa banyak
volume darah atau cairan berkurang dari tubuh. Untuk kasus syok hipovolemik pada orang
dewasa karena perdarahan atau bisa disebut syok hemoragik, jumlah darah yang berkurang dapat
diklasifikaskan menjadi empat kelas, yaitu:
Perdarahan tingkat 1. Volume darah berkurang hingga 15 persen yang ditunjukkan dengan
tanda takikardia minimal.
Perdarahan tingkat 2. Berkurangnya volume darah sebanyak 15-30 persen. Dalam kondisi ini,
gejala ditunjukkan dengan penurunan tekanan darah, takikardia dengan denyut jantung melebihi
100 kali per menit, ujung-ujung jari dingin, sesak, dan denyut nadi yang melemah.
Perdarahan tingkat 3. Ditunjukkan dengan penurunan volume darah sebanyak 30 hingga 40
persen dengan gejala sesak dan takikardia yang menonjol, tekanan darah menurun, perubahan
kondisi mental, seperti merasa gelisah dan bingung, serta penurunan produksi urine.
Perdarahan tingkat 4. Penurunan volume darah melebihi 40 persen. Kondisi ini ditandai dengan
penurunan tekanan darah, denyut nadi yang sangat lemah, produksi urine menurun atau tidak ada,
kondisi mental yang tertekan, kehilangan kesadaran, tubuh pucat dan terasa dingin. Kondisi ini
dapat mengancam keselamatan pasien.
Di samping volume darah yang berkurang, penyakit-penyakit lain, seperti gangguan jantung,
ginjal, paru-paru, dan penyakit diabetes juga dapat memengaruhi tingkat keparahan syok
hipovolemik yang dialami.
Patofisiologi
Pada tingkat selular, sel-sel dengan perfusi dan oksigenasi yang tidak memadai
mengalami kekurangan substrat esensial yang diperlukan untuk proses metabolisme
aerobik normal dan produksi energi. Pada tahap awal, terjadi kompensasi dengan proses
pergantian menjadi metabolisme anaerobik yang mengakibatkan pembentukan asam
laktat dan berkembang menjadi asidosis metabolik. Bila syok berkepanjangan dan
pengaliran substrat esensial untuk pembentukan ATP tidak memadai, maka
membran sel akan kehilangan kemampuan untuk mempertahankan kekuatannya dan
gradien elektrik normal pun akan hilang (American College of Surgeons Committee on
Trauma, 2008).
Perdarahan dalam yang terjadi akibat perdarahan saluran pencernaan, pecah atau
robeknya aneurisma aorta, robekan organ dalam karena kehamilan ektopik, atau solusio plasenta.
Berkurangnya cairan tubuh, misalnya akibat muntah-muntah, diare, keringat yang keluar secara
berlebihan, dan luka bakar.
Pemeriksaan sejumlah zat kimia pada darah untuk menilai fungsi ginjal dan menilai apakah ada
kerusakan pada otot jantung.
Pemasangan kateter Swan-Ganz untuk menilai volume darah pada jantung kanan.
1. Complete Blood Count (CBC), mungkin terjadi penurunan hemoglobin, hematokrit dan
platelet.
4. Produksi urin, mungkin <400 ml/hari atau tidak ada sama sekali.
Jangan ubah posisi penderita jika diduga terdapat cedera pada bagian kepala, tungkai, leher, atau
punggung, kecuali posisi pasien dalam kondisi yang berbahaya, misalnya dekat dengan benda
yang mudah meledak.
Bila tidak terdapat cedera kepala, leher, punggung, maupun tungkai, posisikan tubuh pasien di
permukaan yang rata, yaitu kepala sejajar dengan tungkai. Bila memungkinkan, angkat kaki
sekitar 30 cm, sehingga posisi kepala lebih rendah daripada kaki.
Jangan mencabut jika ada benda (pecahan kaca atau pisau) yang menancap di tubuh pasien.
Tekan titik perdarahan dengan menggunakan kain atau handuk untuk meminimalkan volume
darah yang terbuang. Bila perlu, ikat kain atau handuk tersebut.
Buat suhu tubuh penderita tetap hangat untuk mencegah hipotermia, misalnya dengan
menyelimutinya.
Pada kasus cedera di leher atau kepala, beri penyangga khusus terlebih dahulu pada bagian leher
sebelum memindahkan penderita ke dalam ambulans.
Penanganan Medis
Penanganan medis untuk kasus syok hipovolemik pada seorang pasien bertujuan untuk
memaksimalkan pasokan oksigen, mengembalikan volume cairan dalam tubuh, serta
mengendalikan kehilangan darah bila disebabkan karena perdarahan. Pemberian oksigen
tambahan atau pemasangan alat bantu napas, dapat diberikan jika ditemukan gangguan
pernapasan pada pasien. Pemberian cairan infus secara cepat ataupun transfusi darah (bila
diperlukan) dapat membantu tubuh untuk mengembalikan volume cairan. Untuk menghentikan
perdarahan, dapat dilakukan tindakan operasi, terutama bila perdarahan terjadi akibat cedera dan
mengenai organ dalam.
Pada kasus tertentu, guna membantu meningkatkan volume darah yang dipompa oleh jantung
serta membantu meningkatkan tekanan darah, dokter dapat memberikan obat-obatan
berupa dopamine, norepinephrine, epinephrine, atau dobutamin.
Pada kasus syok hipovolemik, syok yang ringan lebih berpeluang untuk pulih. Sedangkan syok
hipovolemik yang berat cenderung menjurus pada kematian, terutama jika dialami oleh orang-
orang lanjut usia.
First Aid
Ketika terdapat pasien yang menunjukkan tanda dan gejala syok hipovolemia, tindakan pertama
adalah sesegera mungkin mencari bantuan medis. Sementara menunggu bantuan medis datang,
lakukan hal hal berikut :
1. Buat pasien merasa nyaman dan hangat (untuk mencegah terjadinya hipotermia)
2. Pastikan bahwa tidak ada permasalahan pada ABC (Airway, Breathing, and Circulation)
3. Apabila tampak akadanya pendarahan eksternal, maka lakukan penekanan secara langsung
pada lokasi perdarahan. Apabila hal tersebut gagal lakukan penekanan secara tidak langsung
atau pun dengan cara memberikan torniquet.
4. Baringkan pasien dalam posisi datar dengan kak ditinggikan 45 derajat untuk mempertahankan
sirkulasi. Apabila terdapat cidera pada kepala, leher, tungkai bawah, seperti fraktur, maka
jangan berusaha untuk digerakkan sebelum sudah terfiksasi dengan baik kecuali apabila pasien
dalam keadaan darurat
5. Jika terjadi reaksi alergi, tangani reaksi alergi terebut
Hospitalisasi bertujuan untuk mengani cairan atau darah yang hilang ketika terjadi syok.
Field Care
Pada perawatan di lapangan atau saat transportasi menuju ke rumah sakit, berikan oxygen kepada
pasien untuk mempertahan splai oksigen ke jaringan. Terapi cairan intravena seperti pemberian
Ringer Lactat dapat mengkompensasi kehilangan darah pada pasien, namuncairan intravena tidak
mengangkut darah pada pasien, sehingga tetap lebih baik untuk mendapatkan tranfusi darah.
Selain itu juga, dilakukan metode "Permissive Hypotension" terutama pada pasien trauma, yaitu
melakukan terapi cairan secara restriktif sehingga tekanan darah sistolik miningkat tanpa
mencapai normotensif (tekanan darah normal), dengan tujuan untuk mencegah terlarutnya faktor
pembekuan secara berlebihan.
Hospital Care
Prognosis
Syok hipovolemik merupakan kondisi gawat darurat. Prognosis nya bergantung dari :
1. Kerusakan Ginjal
2. Kerusakan Otak
3. Gangren pada lengan atau tungkai hingga amputasi
4. Serangan Jantung
5. Syok yang berat dapat berujung pada kematian