You are on page 1of 5

Perawatan Gigi dan Mulut Bagi Anak

Berkebutuhan Khusus
oleh: drg. Lila Susanti, Sp.KGA
Anak-anak berkebutuhan khusus merupakan kelompok berisiko tinggi terhadap
masalah kesehatan sehingga membutuhkan bantuan dan kerjasama dengan
orang lain untuk mendapatkan dan memelihara kesehatan, termasuk dalam
menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka. Kondisi gigi dan mulut yang bersih
dan sehat sangat penting untuk menunjang kehidupan anak-anak tersebut. Oleh
karena itu, para orang tua sebaiknya mempersiapkan anak untuk melakukan
kunjungan ke dokter gigi dan tidak menunda-nunda perawatan agar pengalaman
ke dokter gigi menjadi hal yang positif dan menyenangkan.
Siapakah anak berkebutuhan khusus?
Anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang mengalami:

1. Gangguan fungsi fisik dan motorik yang terdiri dari gangguan pada panca
indera baik sebagian maupun total dan pada anggota tubuh seperti tangan
dan kaki.
2. Gangguan mental antara lain sindrom Down (kondisi keterbelakangan
perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya
abnormalitas perkembangan kromosom), cerebral palsy (gangguan yang
mengenai sel-sel saraf motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat
kronik dan tidak progresif akibat kelainan pada jaringan otak), dan
retardasi mental.
3. Gangguan psiko sosial dan perilaku antara lain autism, gangguan
pemusatan perhatian-hiperaktivitas dan aleansi (perasaan menjadi asing
terhadap sesuatu).

Mengapa mereka beresiko tinggi?


Gigi berlubang dan radang gusi dapat terjadi pada semua anak, namun anak-
anak berkebutuhan khusus lebih sering mengalaminya. Hal ini disebabkan
adanya keterbatasan kemampuan kognitif dan mobilitas, gangguan perilaku dan
otot, refleks muntah dan gerakan tubuh tidak terkontrol. Keadaan inilah yang
membatasi anak-anak tersebut untuk dapat melakukan pembersihan gigi yang
optimal dan menempatkan mereka pada posisi berisiko mengalami masalah
kesehatan gigi dan mulut.
Masalah kesehatan gigi dan mulut apa saja yang sering dialami anak-anak
berkebutuhan khusus?
1. Gigi berlubang (karies gigi) disebabkan antara lain oleh kelainan bentuk
dan struktur gigi (anomali), frekuensi muntah atau gastroesophangeal
refluks, jumlah air ludah kurang, pengobatan yang mengandung gula atau
diet khusus yang memerlukan pemberian susu botol yang diperpanjang
dan keterbatasan anak ataupun kemauan dari orang-orang sekitar untuk
membantu membersihkan gigi dan mulut secara rutin setiap hari.
2. Penyakit jaringan penyangga gigi (periodontal) seperti gusi berdarah,
kegoyongan gigi dan karang gigi. Kondisi ini disebabkan oleh kebersihan
mulut yang kurang diperhatikan karena ketidakmampuan menggunakan
sikat gigi dengan benar, pola makan yang kurang baik dan efek samping
dari obat-obatan yang dikonsumsi. Radang pada jaringan periodontal yang
parah dapat mengakibatkan anak kehilangan gigi.
3. Maloklusi terjadi karena adanya keterlambatan erupsi gigi, tidak ada benih
gigi, gigi berlebih, gangguan fungsi hubungan otot-otot dalam mulut dan
periodontal sehingga rahang atas maju, gigitan terbuka dan gigitan silang.
Bruksism (ngerot) pada penderita cerebral palsy mengakibatkan gigi
rahang atas maju ke depan. Untuk menangani bruksism dapat digunakan
bite guard.
4. Bernafas melalui mulut (pernapasan mulut kronik) disebabkan oleh jalan
nafas yang lebih sempit sehingga anak berkebutuhan khusus cenderung
bernafas melalui mulut. Pernafasan mulut kronis ini menyebabkan ukuran
lidah membesar (makroglosia) dan permukaan lidah beralur dalam dan
kering sehingga menimbulkan bau mulut (halitosis) dan iritasi pada sudut
bibir (angular cheilitis). Kondisi ini akan mempengaruhi fungsi bicara dan
pengunyahan.
5. Trauma atau benturan sering terjadi pada anak-anak dengan gangguan
psikososial dan perilaku karena jatuh ataupun kecelakaan.

Karies Anomali Gigi Radang Gusi

Maloklusi Bruxism Trauma


Perawatan gigi apa saja yang dapat dilakukan pada anak berkebutuhan
khusus?
Perawatan Preventif.
Tindakan pencegahan penyakit gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus:

1. Pemberian fluor. Pemberian fluor pada anak berkebutuhan khusus dapat


diberikan secara sistemik atau topikal dalam bentuk gel.
2. Kontrol Plak dengan cara menyikat gigi yang tepat, mengatur pola makan
anak dan penggunaan obat kumur. Pada anak berkebutuhan khusus yang
disertai gangguan fungsi otot pengunyahan biasanya sisa makanan sering
kali masih terkumpul disekitar giginya. Pemberian obat kumur yang tidak
mengandung alkohol dapat digunakan pada anak yang sudah dapat
berkumur untuk membantu membersihkan sisa makanan dan berfungsi
sebagai antiseptik. Pemberian antiseptik bentuk gel juga dapat diberikan
secara rutin.
3. Pembersihan karang gigi
4. Penutupan pit dan fissure sealant. Sealant adalah bahan tambal cair yang
mengisi alur-alur permukaan gigi geraham tetap anak yang dalam
sehingga mencegah partikel makanan masuk. Penutupan pit dan fissure
sealant efektif mencegah gigi berlubang.

Perawatan Kuratif dan rehabilitatif.


Penambalan maupun pencabutan pada anak berkebutuhan khusus maupun
normal pada dasarnya sama, namun jika disertai dengan adanya kelainan
sistemik maka penanganannya dilakukan secara multidisipliner dengan dokter
anak dan dokter anestesia. Kerjasama dengan terapis wicara dan ahli gizi sangat
berpengaruh pada kesuksesan perawatan. Penggunaan alat orthodonsi juga
dapat dilakukan pada anak berkebutuhan khusus dengan pertimbangan yang
tepat.
Tips untuk diingat
Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila anak berkebutuhan khusus datang
ke dokter gigi antara lain:

1. Sebaiknya sebelum anak mendatangi dokter gigi anak, orang tua datang
terlebih dahulu berkonsultasi sebab perawatan gigi anak berkebutuhan
khusus membutuhkan identifikasi dini mengenai riwayat medis,
kemampuan kooperatif, pemahaman, adanya tidaknya fobia dan hal-hal
spesifik lain yang penting. Hal ini akan menjadi dasar pemilihan teknik
manajemen tingkah laku yang diberikan pada anak. Pada kasus ringan
dokter gigi anak akan menerapkan teknik non farmakologi, yaitu Tell Show
Do, modelling, positive reinforcement, distraksi, desensitisasi. Sedangkan
pada kasus berat akan dipilih teknik farmakologi: sedasi dan general
anastesia.
2. Membuat perjanjian jadwal kunjungan dokter gigi anak terlebih dahulu.
Sebaiknya kunjungan dilakukan pada jam-jam yang tidak terlalu sibuk,
atau dijadwalkan pada urutan pertama agar anak tidak perlu menunggu.
3. Pada anak dengan gangguan psikososial dan perilaku membutuhkan
waktu untuk membiasakan diri dengan lingkungan baru. Oleh sebab itu
perlu kerjasama orang tua dan dokter gigi anak. Pada kunjungan pertama,
anak diperkenalkan dengan dokter gigi anak dan lingkungan
perawatannya. Alat bantu visual seperti gambar sikat gigi, pasta, cara
menggosok gigi dan alat elektronik (kamera) dapat digunakan untuk
menumbuhkan sikap positif anak.

Untuk mencapai keberhasilan perawatan gigi anak khususnya anak-anak


berkebutuhan khusus diperlukan komunikasi dan kerjasama yang baik antara
dokter gigi, anak dan orang tua. Dokter gigi khususnya dokter gigi anak tidak
dapat bekerja sendiri dalam merawat gigi anak, begitu pula dengan orang tua.
Marilah kita bekerja sama mewujudkan gigi yang sehat sepanjang hidup anak-
anak kita.

Perawatan Gigi Anak Berkebutuhan


Khusus (Special Needs Children)
Diposkan pada 12 April 2015 oleh drg. Ayu Alia Sp.KGA (Pediatric Dentist)
Menurut American Academy of Pediatric Dentistry, Anak Berkebutuhan Khusus(ABK) adalah
anak dengan kelainan fisik, mental, perilaku, sensorik,kognitif, emosional, maupun keterbatasan
kesehatan secara umum. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh kelainan bawaan, penyakit yang
didapat, trauma, ataupun faktor lingkungan.
Contoh Anak Berkebutuhan Khusus diantaranya adalah:

1. Autisme
2. ADHD
3. Sindroma Down
4. Cerebral Palsy
5. Keterbatasan panca indra (tuna netra, tuna rungu, dsb)
6. Bibir sumbing dan celah langit (cleft lip/cleft palate)
7. Penyakit bawaan lahir (kelainan jantung, kelainan darah)
Masalah gigi Anak Berkebutuhan Khusus sebenarnya tidak jauh berbeda dengan gigi anak-anak
pada umumnya yaitu masalah gigi berlubang dan radang gusi. Selain masalah gigi anak
yang umum terdapat juga masalah yang berhubungan dengan penyakit yang diderita. Anak
cerebral palsy sering kali memiliki masalah gigi yang berjejal, anak dengan sindrom down
memiliki resiko penyakit jantung bawaan sehingga memerlukan perawatan gigi anak sedikit
berbeda dengan anak anak pada umumnya.
Penanganan masalah gigi Anak Berkebutuhan Khusus relatif lebih kompleks. Hal ini tentunya
memerlukan dukungan dari orang tua anak untuk melakukan perawatan gigi dan mulut secara
rutin di rumah maupun di tempat praktek/klinik dokter gigi anak.

Berikut ini adalah beberapa poin penting untuk orang tua Anak Berkebutuhan Khusus dalam
merawat gigi anaknya:

1. Memeriksakan gigi anak sejak berusia 1 tahun


2. Melakukan perawatan gigi dan mulut di rumah secara rutin ke Dokter Gigi Spesialis Anak
3. Konsultasikan dengan dokter gigi anak mengenai teknik dalam menyikat gigi anak
4. Batasi makanan yang manis dan lengket.

You might also like