Professional Documents
Culture Documents
33
JPPIPA: 3(2), Juli 2017
34
JPPIPA: 3(2), Juli 2017
bentuk tim sehingga kegiatan inkuiri Populasi dalam penelitian ini adalah
terbimbing dapat digunakan untuk semua siswa kelas VIII SMP Negeri 3
mengembangkan pemahaman dan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur
pertanyaan, pemecahan masalah serta Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri atas
tanggung jawab individu. Hal ini sejalan 7 kelas. Teknik pengambilan sampel pada
dengan pendapat yang mengatakan bahwa penelitian ini menggunakan teknik simple
model POGIL mengharuskan siswa untuk random sampling. Dari tujuh kelas populasi
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, dipilih secara acak 4 kelas sampel. Keempat
melihat model atau diagram, dan menjawab kelas tersebut dipilih lagi secara acak dua
pertanyaan yang dirancang dengan hati-hati kelas meenjadi kelas eksperimen dan dua
sehingga membimbing mereka untuk kelas menjadi kontrol.
memahami materi pelajaran, dengan Pengumpulan data dilakukan dengan
bimbingan yang minimal dari instruktur menggunakan teknik tes. Tes Pemahaman
(Johnson, 2011) konsep IPA untuk memngukur indikator
Model POGIL merupakan elaborasi pemahaman konsep yaitu (1) penerjemahan
dari 3 komponen, yaitu tim belajar, aktivitas (translasi) (2) penafsiran (interpretasi) dan
inkuiri terbimbing, dan metakognisi. Ketiga (3) ekstrapolasi awalnya (Bloom, 1956). Tes
komponen tersebut dikemas melalui siklus keterampilan proses sains yang digunakan
belajar yang terdiri dari 3 fase yaitu untuk mengukur indikator keterampilan
eksplorasi, penemuan konsep, dan aplikasi proses yaitu mengamati (observasi),
(Hanson, 2006). Meramalkan (prediksi), berhipotesis,
merencanakan percobaan, menggunakan
METODOLOGI alat/bahan, menerapkan konsep dan
Jenis penelitian adalah quasy berkomunikas (Rustaman, 2005). Tes
experiment dengan menggunakan desain kemampuan berpikir kritis mengukur
nonequivalent control group design. indikator kemampuan berpikir kritis yang
Dengan rancangan pada Tabel 1 berikut. mengacu pada indikator kemampuan
Tabel 1: Rancangan Penelitian berpikir kritis (Ennis, 1985) meliputi (1)
Kelompok Pretes Perlakuan Posttes memberikan penjelasan sederhana, (2)
E O1 X1 O2 membangun keterampilan dasar, (3)
K O3 - O4 menyimpulkan, (4) memberikan penjelasan
(Sumber: Sugiyono, 2014:79) (5) mengatur strategi dan taktik.
Keterangan: Teknik analisis data dalam penelitian
E : Kelas Eksperimen ini adalah Independent Sample t Test dan uji
K : Kelas Kontrol manova dengan terlebih dahulu uji
O1 : Pretes Kelas Eksperimen normalitas dan uji homogenitas. Uji
O2 : Posttes Kelas Eksperimen normalitas menmggunakan Lilliefors (uji
O3 : Pretes Keela Kontrol kecocokan Kolmogorov-Smirnov) yang
O4 : Posttes Kelas Kontrol diolah dengan software SPSS 22 for
Kegiatan penelitian diawali dengan windows. Dengan kriteria Asymp. Sig. (2-
pretes baik kepada kelas eksperimen tailed) > 0,05 data berdistibusi normal. Uji
maupun pada kelas kontrol. Pada kelas homogenitas dalam penelitian ini
eksperimen diterapkan model pembelajaran menggunakan uji Lavene Test dan uji Box’s
POGI) dan kelas kontrol dengan model M. Uji Lavene Test bertujuan untuk
pembelajaran konvensional. Setelah mengetahui data pada masing-masing
mendapatkan perlakuan yang berbeda, variabel terikat memiliki varians-kovarians
kedua kelas diberikan posttes mengenai yang homogen atau tidak. Uji Box’s M
pemahaman konsep IPA, keterampilan bertujuan untuk mengetahui data pada
proses sains dan kemampuan berpikir kritis. semua variabel secara bersama-sama
memikili varians-kovarians yang homogen
35
JPPIPA: 3(2), Juli 2017
Hasil uji Independent Sample t Test IPA memiliki nilai thitung sebesar 4,161 dan
pada variabel. Variabel pemahaman konsep nilai ttabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar
36
JPPIPA: 3(2), Juli 2017
1,977 berarti thitung > ttabel. Dengan demikian pembelajaran POGIL terhadap keterampilan
maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak proses sains. Nilai thitung untuk variabel
dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh kemampuan berpikir kritis adalah 3.564 dan
model pembelajaran POGIL terhadap ttabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar 1,977,
pemahaman konsep IPA. berarti thitung > ttabel maka dapat disimpulkan
Variabel keterampilan proses sains bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
mempunyai nilai thitung sebesar 2,126 dan terdapat pengaruh model pembelajaran
ttabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar 1,977, POGIL terhadap kemampuan berpikir kritis.
berarti nilai thitung > ttabel. Dengan demikian Hasil uji manova dapat dilihat pada
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 Tabel berikut.
diterima artinya terdapat pengaruh model
Tabel 3: Hasil Uji Multivariat.
Hypothesis Partial Eta
Effect Value F Error df Sig.
df Squared
Model Pillai's Trace 0.513 49.235 3.000 140.000 0.000 0.513
Pembelajaran Wilks' Lambda 0.487 49.235 3.000 140.000 0.000 0.513
Hotelling's Trace 1.055 49.235 3.000 140.000 0.000 0.513
Roy's Largest Root 1.055 49.235 3.000 140.000 0.000 0.513
37
JPPIPA: 3(2), Juli 2017
terhadap konsep pada materi yang isi dari mata pelajaran dan mengembangkan
dipelajarinya semakin kuat. Selain itu kemampuan dalam proses belajar, berpikir,
konsep yang ditemukan mendapat menyelesaikan masalah, berkomunikasi,
konfirmasi dari tim atau kelompoknya kerja kelompok, managemen dan evaluasi.
bahkan dari guru. Lebih lanjut Hanson (2006) menyatakan
Berdasarkan hasil analisis data bahwa pembelajaran POGIL melibatkan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh siswa dalam mengembangkan informasi,
model pembelajaran POGIL terhadap pengetahuan, dan membantu siswa
keterampilan proses sains. Hal ini mengembangkan pemahaman dengan
disebabkan karena kelompok eksperimen menerapkan siklus belajar dalam kegiatan
yang menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
POGIL melakukan percobaan atau Model pembelajaran POGIL
praktikum. Dengan melakukan percobaan mengajak siswa berpikir melalaui
siswa mengalami langsung proses yang percobaan, dalam penelitian ini percobaan
dipelajarinya sehingga benar-benar terfokus yang dilakukan adalah tentang fotosintesis
terhadap apa yang sedang dilakukan atau dalam rangka menganalisis dan
dipelajarinya. Keterampilan proses sains menyimpulkan hasil percobaan sehingga
dapat dikembangkan melalui pengalaman siswa memiliki kemampuan berpikir kritis.
langsung karena siswa dapat lebih Penelitian Liliasari dan Tanwil (2013),
menghayati proses atau kegiatan yang Subarkah, dkk (2013) juga menunjukkan
sedang dilakukan (Rustaman, 2005). bahwa model pembelajaran POGIL dapat
Banyak manfaat yang didapatkan mengembangkan keterampilan berpikir
dengan melibatkan siswa dalam kegiatan kritis. Zawadzki (2010) menyatakan bahwa
laboratorium antara lain meningkatkan peningkatan keterampilan berpikir kritis
kebermaknaan belajar, pemahaman siswa terjadi melalui POGIL, karena siswa
konseptual dan pemahaman tentang sifat mengalami pembelajaran yang bermakna.
sains (Hofstein, at al 2005). Oleh karena itu Dalam POGIL, siswa menganalisis hasil
keterampilan proses sains dapat dilatih dari eksperimen dibimbing dengan berbagai
deskripsi data-data hasil penelitian, pertanyaan kritis yang berurutan dan
fenomena-fenomena alam yang sudah berkesinambungan, pada akhirnya siswa
diketahui, dan peralatan sederhana yang ada dapat membuat kesimpulan dengan benar
disekitar siswa. Menurut Jufri (2013) proses sehingga terbangun kemampuan berpikir
pembelajaran bukan sekedar kegiatan kritis.
menyampaikan dan menjelaskan konsep Hasil analisis data juga menunjukkan
yang dipelajari, tetapi melibatkan siswa bahwa terdapat pengaruh secara simultan
untuk membangun pengetahuan dan model pembelajaran POGIL terhadap
keterampilan, merumuskan masalah melalui Pemahaman konsep IPA, keterampilan
kegiatan laboratorium. proses sains, dan kemampuan berpikir kritis.
Penerapan model pembelajaran Model Pembelajaran POGIL terbukti juga
POGIL berpengaruh teerhadap kemampuan secara teoritis mempengaruhi Pemahaman
berpikir kritis. Meningkatnya kemampuan konsep, keterampilan proses sains, dan
berpikir kritis siswa ini disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis pada siswa dalam
penerapan model pembelajaran POGIL pembelajaran IPA. Ini sesuai dengan
yang memberikan kesempatan pada siswa penelitian yang dilakukan oleh Johnson
untuk berpikir dalam menyelesaikan (2011), model pembelajaran POGIL lebih
masalah yang ditemukan dalam proses memberikan pengaruh dalam berpikir kritis
pembelajaran. Hanson (2006) menerangkan menyelesaikan masalah. Sejalan dengan
bahwa dalam model POGIL siswa belajar pendapat ini Villagonzalo (2014) meneliti
secara berkelompok dalam aktivitas yang tentang perbandingan kinerja siswa selama
dirancang untuk meningkatkan penguasaan pembelajaran yang diterapkan model
38
JPPIPA: 3(2), Juli 2017
40
JPPIPA: 3(2), Juli 2017
41