You are on page 1of 9

Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA)

P-ISSN : 2460-2582 , E-ISSN : 2407-795X


Sekretariat : Lt. 1 Gedung B FKIP Universitas Mataram
Telp./Fax : (0370) 634918
Email : magipa@unram.ac.id
Website : http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jppipa/index

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY


LEARNING (POGIL) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA, KETERAMPILAN
PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
SMP NEGERI 3 PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR.

Rustam1) Aguss Ramdani2) Prapti Setijani3)


Program Studi Magister Pendidikan IPA, Program Pascasarjana Universitas Mataram123
Email: ?????

Key Words Abstract


POGIL, This research is aimed at determining the effect of POGIL model
understanding teaching on the understanding of Natural Science Concept, Skill of
Natural Sciences Process, and Critical Thinking Capability of student in
Sciences photosynthesis. This research is a experiment with nonequivalent
concept, Skill of control group design. The sample were selected randomly and the
Sciences hypothesis was analized with Manova and t-test. The rsearch
Process and the concludes that (1) there an effect of POGIL model teaching in
capability of understanding Natural Sciences concept (2) there an effect of POGIL
critical thinking model teaching on Skill of Sciences Process (3) there an effect of
POGIL model teaching on the capability of critical thinking (4) there
is simultaneous effect of the application of POGIL model teaching on
the Natural Sciences concept, Skill of Sciences Process and in the
capability of critical thinking.
Kata Kunci Abstrak
POGIL, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
Pemahaman Pembelajaran di SMP Negeri 3 Pringgabaya belum dilaksanakan secara
Konsep IPA, inkuiri ilmiah (scientific inquiry) dalam upaya menumbuhkan
Keterampilan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah. Penelitian ini
Proses Sains, merupakan kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control
dan group. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sample.
Kemampuan Pengujian hipotesis menggunakan analisis Manova dan uji t. Hasil
Berpikir Kritis penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat pengaruh model
pembelajarn POGIL terhadap pemahaman konsep IPA, (2) Terdapat
pengaruh model pembelajaran POGIL terhadap keterampilan proses
sains, (3) Terdapat pengaruh model pembelajaran POGIL terhadap
kemampuan berpikir kritis, dan (4) Terdapat pengaruh secara simultan
penerapan model pembelajaran POGIL terhadap pemahaman konsep
IPA, keterampilan proses sains, dan kemampuan berpikir kritis.

PENDAHULUAN (scientific inquiry) dalam upaya


Pembelajaran IPA sebaiknya menumbuhkan kemampuan berpikir,
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah bekerja, dan bersikap ilmiah serta dapat

33
JPPIPA: 3(2), Juli 2017

mengkomunikasikannya sebagai aspek pembelajaran yang demikian bersifat


penting kecakapan hidup. Jufri (2013) student centered. Model pembelajaran yang
menyatakan, pembelajaran disekolah lebih menerapkan student centered salah satunya
dari sekedar proses membantu siswa untuk adalah Process Oriented Guided Inquiry
belajar. Dalam hal ini, guru harus yakin Learning (POGIL). Hanson (2006)
bahwa siswa benar-benar terbantu untuk menerangkan bahwa dalam model
mempelajari materi pelajaran dan pembelajaran POGIL siswa belajar secara
keterampilan yang dituntut dalam berkelompok dalam aktivitas yang
kurikulum. Secara teoritis, materi pelajaran dirancang untuk meningkatkan penguasaan
dirancang agar siswa belajar dengan isi dari mata pelajaran dan mengembangkan
membangun pengetahuan dan keterampilan kemampuan dalam proses belajar, berpikir,
berdasarkan apa yang telah dipelajari menyelesaikan masalah, berkomunikasi,
sebelumnya dan mempersiapkan cara untuk kerja kelompok, managemen dan evaluasi.
menghadapi tantangan yang akan datang. POGIL adalah pedagogi sains dan filosofi
Hasil Ulangan Semester Bersama student centered yang berbasis riset dimana
(USB) pada semester ganjil tahun pelajaran siswa beraktifitas didalam kelompok kecil
2015/2016 menunjukkan bahwa pada mata dan terlibat dalam inkuiri terbimbing
pelajaran IPA nilai rata-rata untuk kelas VII menggunakan materi yang sudah dirancang
adalah 60, kelas VIII adalah 56, kelas IX secara langsung membimbing siswa untuk
adalah 54 dengan KKM 68, hal ini berarti membangun ulang pengetahuan mereka
bahwa nilai rata-rata hasil USB pada (Barthlow, 2011).
semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 POGIL yang memiliki penekanan
masih rendah dari nilai KKM untuk mata pada konten dan proses, dengan demikian
pelajaran IPA. memiliki kaitan dengan pemahaman dan
Dengan demikian dapat dikatakan keterampilan proses khususnya
bahwa siswa kurang memahami konsep keterampilan proses sains seta berpikir
terhadap materi yang dipelajarinya, maka kritis. Model Pembelajaran POGIL menurut
diperlukan suatu proses pembelajaran yang Moog & Spencer, (2008) memiliki dua
mengarahkan siswa untuk mencari tahu tujuan yang luas yaitu untuk
sendiri jawaban atas pertanyaan atau suatu mengembangkan penguasaan konten
masalah, sehingga membantunya untuk melalui konstruksi pemahaman siswa
memperoleh pemahaman yang lebih sendiri, dan untuk mengembangkan serta
mendalam Demikian pula dengan meningkatkan keterampilan utama belajar
keterampilan proses sains dan berpikir kritis seperti pemerosesan informasi, komunikasi
yang dimiliki oleh siswa masih sangat oral dan tertulis, berpikir kritis, pemecahan
rendah, karena proses pembelajaran IPA masalah, metakognisi dan assesemen.
yang dilaksanakan belum memfasilitasi Berdasarkan pendapat diatas dapat
siswa untuk melakukan penyelidikan ilmiah dikatakan bahwa Model POGIL merupakan
guna mendapatkan fakta-fakta yang bagian dari model pembelajaran inkuiri
mendukung atas jawaban terhadap terutama inkuiri terbimbing (guided inquiry)
pertanyaan yang mereka hadapi, model yang berorientasi proses untuk
pembelajaran, yang dapat mengembangkan mempermudah pelaksanaan proses
pemahaman konsep, keterampilan proses pembelajaran secara inkuiri. Dengan
sains, dan kemampuan berpikir kritis. demikian POGIL memiliki penekanan pada
Pemahaman konsep, keterampilan proses dan konten yang berkaitan dengan
proses sains, dan kemampuan berpikir kritis aplikasi dari pemahaman konsep,
pada siswa dapat dibangun dengan suatu keterampilan proses sains, dan berpikir
model pembelajaran yang menerapkan kritis. Model pembelajaran POGIL penting
komunikasi multi arah baik antar siswa untuk diterapkan karena dalam kegiatan
maupun siswa dengan guru, model pembelajarannya POGIL bekerja dalam

34
JPPIPA: 3(2), Juli 2017

bentuk tim sehingga kegiatan inkuiri Populasi dalam penelitian ini adalah
terbimbing dapat digunakan untuk semua siswa kelas VIII SMP Negeri 3
mengembangkan pemahaman dan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur
pertanyaan, pemecahan masalah serta Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri atas
tanggung jawab individu. Hal ini sejalan 7 kelas. Teknik pengambilan sampel pada
dengan pendapat yang mengatakan bahwa penelitian ini menggunakan teknik simple
model POGIL mengharuskan siswa untuk random sampling. Dari tujuh kelas populasi
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, dipilih secara acak 4 kelas sampel. Keempat
melihat model atau diagram, dan menjawab kelas tersebut dipilih lagi secara acak dua
pertanyaan yang dirancang dengan hati-hati kelas meenjadi kelas eksperimen dan dua
sehingga membimbing mereka untuk kelas menjadi kontrol.
memahami materi pelajaran, dengan Pengumpulan data dilakukan dengan
bimbingan yang minimal dari instruktur menggunakan teknik tes. Tes Pemahaman
(Johnson, 2011) konsep IPA untuk memngukur indikator
Model POGIL merupakan elaborasi pemahaman konsep yaitu (1) penerjemahan
dari 3 komponen, yaitu tim belajar, aktivitas (translasi) (2) penafsiran (interpretasi) dan
inkuiri terbimbing, dan metakognisi. Ketiga (3) ekstrapolasi awalnya (Bloom, 1956). Tes
komponen tersebut dikemas melalui siklus keterampilan proses sains yang digunakan
belajar yang terdiri dari 3 fase yaitu untuk mengukur indikator keterampilan
eksplorasi, penemuan konsep, dan aplikasi proses yaitu mengamati (observasi),
(Hanson, 2006). Meramalkan (prediksi), berhipotesis,
merencanakan percobaan, menggunakan
METODOLOGI alat/bahan, menerapkan konsep dan
Jenis penelitian adalah quasy berkomunikas (Rustaman, 2005). Tes
experiment dengan menggunakan desain kemampuan berpikir kritis mengukur
nonequivalent control group design. indikator kemampuan berpikir kritis yang
Dengan rancangan pada Tabel 1 berikut. mengacu pada indikator kemampuan
Tabel 1: Rancangan Penelitian berpikir kritis (Ennis, 1985) meliputi (1)
Kelompok Pretes Perlakuan Posttes memberikan penjelasan sederhana, (2)
E O1 X1 O2 membangun keterampilan dasar, (3)
K O3 - O4 menyimpulkan, (4) memberikan penjelasan
(Sumber: Sugiyono, 2014:79) (5) mengatur strategi dan taktik.
Keterangan: Teknik analisis data dalam penelitian
E : Kelas Eksperimen ini adalah Independent Sample t Test dan uji
K : Kelas Kontrol manova dengan terlebih dahulu uji
O1 : Pretes Kelas Eksperimen normalitas dan uji homogenitas. Uji
O2 : Posttes Kelas Eksperimen normalitas menmggunakan Lilliefors (uji
O3 : Pretes Keela Kontrol kecocokan Kolmogorov-Smirnov) yang
O4 : Posttes Kelas Kontrol diolah dengan software SPSS 22 for
Kegiatan penelitian diawali dengan windows. Dengan kriteria Asymp. Sig. (2-
pretes baik kepada kelas eksperimen tailed) > 0,05 data berdistibusi normal. Uji
maupun pada kelas kontrol. Pada kelas homogenitas dalam penelitian ini
eksperimen diterapkan model pembelajaran menggunakan uji Lavene Test dan uji Box’s
POGI) dan kelas kontrol dengan model M. Uji Lavene Test bertujuan untuk
pembelajaran konvensional. Setelah mengetahui data pada masing-masing
mendapatkan perlakuan yang berbeda, variabel terikat memiliki varians-kovarians
kedua kelas diberikan posttes mengenai yang homogen atau tidak. Uji Box’s M
pemahaman konsep IPA, keterampilan bertujuan untuk mengetahui data pada
proses sains dan kemampuan berpikir kritis. semua variabel secara bersama-sama
memikili varians-kovarians yang homogen

35
JPPIPA: 3(2), Juli 2017

atau tidak. Kriteria keputusan jika Sig. > Keterangan:


0,05 maka data homogen atau sebaliknya. PK : Pemahaman konsep IPA
Pengolahan data menggunakan software KPS : Keterampilam Proses Sains
SPSS KBK : Kemampuan Berpikir Kritis
Pengujian hipotesis terhadap masing-
masing variabel terikat menggunakan uji Dari Gambar diatas menunjukkan
Independent Sample t Test, dengan kriteria nilai tertiggi pemahaman konsep IPA pada
jika thitung > ttabel H0 ditolak pada taraf kelompok eksperimen adalah 95 dan
signifikasi 0,05 atau sebaliknya, sedangkan terendah 50 dengan rata-rata 70,56, pada
untuk menguji pengaruh variabel bebas kelompok kontrol nilai tertinggi 85, dan
terhadap variabel terikat secara simultan terendah 35 dengan rata-rata 61,88. Dengan
digunakan uji manova dengan kriteria jika demikian maka dapat dikatakan bahwa nilai
angka Pillai's Trace, Wilks' Lambda, variabel keterampilan proses sains pada
Hotelling's Trace, dan Roy's Largest Root kelompok eksperimen memperoleh nilai
menunjukkan signifikasi (Sig) > 0,05, maka tertinggi 88 dan terendah 46 dengan rata-rata
H₀ diterima dan jika angka signifikasi (Sig) 66,32. Pada kelompok kontrol nilai tertinggi
< 0,05, maka H₀ ditolak. Perhitungan 88, terendah 38 dengan rata-rata 61,88. Nilai
menggunakan software SPSS 22 for kemampuan berpikir kritis untuk kelompok
windows. eksperimen tertinggi 93, teremdah 36, dan
rata-rata 65,03, sementara pada kelompok
HAIL DAN PEMBAHASAN kontrol nilai tertinggi 86 dan terendah 29
Dekripsi Hasil Penelitian terdapat pada dengan rata-rata 56,44. Dari kenyataan
Gambar 1 berikut. diatas dapat dikatakan bahwa kelompok
100 95
88 93 88
eksperimen yang menerapkan model
85 86
90
80 70,56
pembelajaran POGIL memiliki nilai rata-
70
66,32 65,03 61,88 62
56,44 rata yang lebih tinggi dari kelompok kontrol
60
50
5… 46
36 38 yang menerapkan model konvensional.
35
40
30
29 Independent Sample t Test dalam
20 penelitian ini untuk menguji pengaruh
10
0 variabel bebas pada masing-masing variabel
PK KPS KBK PK KPS KBK terikat. Data hasil uji tersebut dapat dilihat
KELOMPOK EKSPERIMEN
Rata-rata Maximum
KELOMPOK KONTROL
Minimum pada Tabel berikut:
Gambar 1: Tabel Deskripsi data kelompok
Eksperimen dan Kontrol

Tabel 2: Independent Samples t Test


t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval
Variable Sig. (2- Mean Std. Error
t df of the Difference
tailed) Difference Difference
Lower Upper
Pemahaman Equal variances
4.161 142 .000 8.681 2.086 4.556 12.805
Konsep IPA assumed
Keterampilan Equal variances
2.126 142 .035 4.319 2.032 .304 8.335
Proses Sains assumed
Berpikir Kritis Equal variances
3.564 142 .000 8.583 2.409 3.822 13.345
assumed

Hasil uji Independent Sample t Test IPA memiliki nilai thitung sebesar 4,161 dan
pada variabel. Variabel pemahaman konsep nilai ttabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar

36
JPPIPA: 3(2), Juli 2017

1,977 berarti thitung > ttabel. Dengan demikian pembelajaran POGIL terhadap keterampilan
maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak proses sains. Nilai thitung untuk variabel
dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh kemampuan berpikir kritis adalah 3.564 dan
model pembelajaran POGIL terhadap ttabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar 1,977,
pemahaman konsep IPA. berarti thitung > ttabel maka dapat disimpulkan
Variabel keterampilan proses sains bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
mempunyai nilai thitung sebesar 2,126 dan terdapat pengaruh model pembelajaran
ttabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar 1,977, POGIL terhadap kemampuan berpikir kritis.
berarti nilai thitung > ttabel. Dengan demikian Hasil uji manova dapat dilihat pada
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 Tabel berikut.
diterima artinya terdapat pengaruh model
Tabel 3: Hasil Uji Multivariat.
Hypothesis Partial Eta
Effect Value F Error df Sig.
df Squared
Model Pillai's Trace 0.513 49.235 3.000 140.000 0.000 0.513
Pembelajaran Wilks' Lambda 0.487 49.235 3.000 140.000 0.000 0.513
Hotelling's Trace 1.055 49.235 3.000 140.000 0.000 0.513
Roy's Largest Root 1.055 49.235 3.000 140.000 0.000 0.513

Berdasarka Tabel 3 diatas didapatkan mengakibatkan tumbuhnya keaktifan siswa


nilai Sig. yang diuji dengan prosedur Pillai's dalam pembelajaran. Selain itu
Trace, Wilks' Lambda, Hotelling's Trace, pembelajaran dengan guided inquiry dapat
dan Roy's Largest Root semuanya mendorong siswa secara aktif untuk
menunjukan angka 0,000 artinya nilai Sig < menggali pengetahuannya sendiri sehingga
0,05 sesuai dengan kriteria diatas dapat siswa dapat menjadi pribadi yang mandiri,
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 aktif, serta terampil dalam memecahkan
diterima artinya terdapat pengaruh secara masalah berdasarkan informasi dan
simultan model pemebelajaran POGIL pengetahuan yang didapatkan (Natalina,
terhadap Pemahaman konsep IPA, 2013). Dengan demikian model
Keterampilan proses sains, dan kemampuan pembelajaran dapat mendorong keaktifan
berpikir kritis. siswa untuk menggali pengetahuannya
Hasil analisis data menunjukkan secara madiri dalam memecahkan masalah
bahwa terdapat pengaruh model pada konsep yang sedang dipelajarinya.
pembelajaran POGIL terhadap pemahaman Kelebihan model pembelajaran
konsep IPA. Pengaruh ini disebabkan oleh POGIL terlihat dari kesiapan siswa dalam
penerapan model POGIL yang proses pembelajaran, karena siswa terlebih
mengarahkan siswa lebih mudah memahami dahulu mempersiapkan diri mengenai
materi pembelajaran karena diajarkan materi yang akan dipelajari. Oleh karena itu
melalui kerjasama tim atau kelompok dalam siswa memiliki kesiapan berupa
menyelesaikan soal dan permasalahan yang pengetahuan dan pemahaman konsep awal
diberikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pada materi yang akan dipelajarinya
pernyataan yang dikemukakan oleh Brown (Rahayu & Pamelasari 2015). Dalam
(2010) bahwa belajar dalam tim menerapkan model pembelajaran POGIL
memungkinkan siswa lebih pada setiap akhir pembelajaran guru
mengembangkan penalarannya pada tingkat mengharuskan siswa untuk membaca materi
yang lebih tinggi, karena diskusi yang pembelajaran yang akan dipelajari pada
dilakukan terjadi pembagian peran dalam pertemuan berikutnya. Dengan demikian
kelompok, sehingga membuat pembelajaran siswa yang telah mempelajari materi
lebih menarik dan membantu terjadinya terlebih dahulu akan lebih mudah dalam
kerja sama antar anggota yang menemukan konsep, sehingga pemahaman

37
JPPIPA: 3(2), Juli 2017

terhadap konsep pada materi yang isi dari mata pelajaran dan mengembangkan
dipelajarinya semakin kuat. Selain itu kemampuan dalam proses belajar, berpikir,
konsep yang ditemukan mendapat menyelesaikan masalah, berkomunikasi,
konfirmasi dari tim atau kelompoknya kerja kelompok, managemen dan evaluasi.
bahkan dari guru. Lebih lanjut Hanson (2006) menyatakan
Berdasarkan hasil analisis data bahwa pembelajaran POGIL melibatkan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh siswa dalam mengembangkan informasi,
model pembelajaran POGIL terhadap pengetahuan, dan membantu siswa
keterampilan proses sains. Hal ini mengembangkan pemahaman dengan
disebabkan karena kelompok eksperimen menerapkan siklus belajar dalam kegiatan
yang menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
POGIL melakukan percobaan atau Model pembelajaran POGIL
praktikum. Dengan melakukan percobaan mengajak siswa berpikir melalaui
siswa mengalami langsung proses yang percobaan, dalam penelitian ini percobaan
dipelajarinya sehingga benar-benar terfokus yang dilakukan adalah tentang fotosintesis
terhadap apa yang sedang dilakukan atau dalam rangka menganalisis dan
dipelajarinya. Keterampilan proses sains menyimpulkan hasil percobaan sehingga
dapat dikembangkan melalui pengalaman siswa memiliki kemampuan berpikir kritis.
langsung karena siswa dapat lebih Penelitian Liliasari dan Tanwil (2013),
menghayati proses atau kegiatan yang Subarkah, dkk (2013) juga menunjukkan
sedang dilakukan (Rustaman, 2005). bahwa model pembelajaran POGIL dapat
Banyak manfaat yang didapatkan mengembangkan keterampilan berpikir
dengan melibatkan siswa dalam kegiatan kritis. Zawadzki (2010) menyatakan bahwa
laboratorium antara lain meningkatkan peningkatan keterampilan berpikir kritis
kebermaknaan belajar, pemahaman siswa terjadi melalui POGIL, karena siswa
konseptual dan pemahaman tentang sifat mengalami pembelajaran yang bermakna.
sains (Hofstein, at al 2005). Oleh karena itu Dalam POGIL, siswa menganalisis hasil
keterampilan proses sains dapat dilatih dari eksperimen dibimbing dengan berbagai
deskripsi data-data hasil penelitian, pertanyaan kritis yang berurutan dan
fenomena-fenomena alam yang sudah berkesinambungan, pada akhirnya siswa
diketahui, dan peralatan sederhana yang ada dapat membuat kesimpulan dengan benar
disekitar siswa. Menurut Jufri (2013) proses sehingga terbangun kemampuan berpikir
pembelajaran bukan sekedar kegiatan kritis.
menyampaikan dan menjelaskan konsep Hasil analisis data juga menunjukkan
yang dipelajari, tetapi melibatkan siswa bahwa terdapat pengaruh secara simultan
untuk membangun pengetahuan dan model pembelajaran POGIL terhadap
keterampilan, merumuskan masalah melalui Pemahaman konsep IPA, keterampilan
kegiatan laboratorium. proses sains, dan kemampuan berpikir kritis.
Penerapan model pembelajaran Model Pembelajaran POGIL terbukti juga
POGIL berpengaruh teerhadap kemampuan secara teoritis mempengaruhi Pemahaman
berpikir kritis. Meningkatnya kemampuan konsep, keterampilan proses sains, dan
berpikir kritis siswa ini disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis pada siswa dalam
penerapan model pembelajaran POGIL pembelajaran IPA. Ini sesuai dengan
yang memberikan kesempatan pada siswa penelitian yang dilakukan oleh Johnson
untuk berpikir dalam menyelesaikan (2011), model pembelajaran POGIL lebih
masalah yang ditemukan dalam proses memberikan pengaruh dalam berpikir kritis
pembelajaran. Hanson (2006) menerangkan menyelesaikan masalah. Sejalan dengan
bahwa dalam model POGIL siswa belajar pendapat ini Villagonzalo (2014) meneliti
secara berkelompok dalam aktivitas yang tentang perbandingan kinerja siswa selama
dirancang untuk meningkatkan penguasaan pembelajaran yang diterapkan model

38
JPPIPA: 3(2), Juli 2017

POGIL dan model tradisional. Ia hal ini model pembelajaran POGIL


menyimpulkan bahwa model POGIL menekankan pada pembentukan konsep
merupakan suatu model pembelajaran yang secara mandiri oleh siswa dengan
efektif untuk meningkatkan performansi dan bimbingan guru, sehingga memberikan
kinerja akademis siswa. kesan yang mendalam terhadap konsep yang
Penelitian lain yang berkaitan dengan dipelajarinya. (2) Terdapat pengaruh yang
penerapan model pembelajaran POGIL positif dari penerapan model pembelajaran
Widyaningsih (2012) menyatakan bahwa POGIL terhadap keterampilan proses sains.
model POGIL memberikan pengaruh positif Dalam proses pembelajaran dengan model
terhadap hasil belajar kognitif, afektif dan POGIL siswa melakukan kegiatan
kreatifitas siswa. Zasmita dan Kaniawati praktikum atau percobaan sebagai upaya
(2015) menyimpulkan bahwa secara teoritis membuktikan konsep atau teori yang sudah
model pembelajaran process oriented dipahaminya. (3) Terdapat pengaruh yang
guided inquiry learning (POGIL) positif dari penerapan model pembelajaran
berpengaruh positif terhadap keterampilan POGIL terhadap kemampuan berpikir kritis.
proses sains (KPS) dan kemampuan kognitif Dalam hal ini siswa mengekplorasi
siswa. Ningsih, dkk (2012) juga menyatakan permasalahan sebagai respon berpikir kritis,
bahwa model POGIL dapat meningkatkan yang berupa pertanyaan yang mengarahkan
kemampuan berpikir kritis serta untuk mengidentifikasi konep dan
meningkatkan aspek berhipotesis, pemahaman akan konsep yang dibangun
menganalisis dan menyimpulkan. Dari serta aplikasi dari pengetahuan. (4) Terdapat
berbagai hasil penelitian yang telah pengaruh secara simultan dari penerapan
dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran POGIL terhadap
model pembelajaran POGIL memberikan Pemahaman konep IPA, keterampilan
hasil yang positif terhadap pemahaman proses sains, dan kemampuan berpikir kritis.
konsep IPA, keterampilan proses sains, dan
kemampuan berpikir kritis. Dengan DAFTAR PUSTAKA
demikian model pembelajaran POGIL dapat
diterapkan pada mata pelajaran IPA karena Barthlow, M. J. 2011. The Effectiveness of
dalam proses pembelajaran ini siswa dilatih Process Oriented Guided Inquiry
untuk mengkonstruksi sendiri kemampuan Learning to Reduce Alternate
kognitifnya, memberikan fasilitas pada Conception in Secondary
siswa untuk melatih keterampilan proses Chemistry. Dissertation Doctor
sainsnya dan menumbuhkan kreativitas Liberty University: Diakses pada
dalam berpikir. Dengan demikian konsep digital. commons.
yang dipelajari akan mudah dipahami, Liberty.edu/.../viewcontent.cgi?
kemudian dibuktikan melalui percobaan Tanggal 15 September 2015
atau praktikum untuk membangun
keterampilan proses sainsnya dan diberi Bloom, B. S., 1956 Taxonomy of
kesempatan untuk menilai kinerjanya serta Educational Objectives, The
berpikir bagaimana memperbaiki Clasification of Educational goal.
kekuranganya. Canada: David McKay Company,
Inc
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan Ennis, R. H. 1985. A Logical Basic for
pembahasan yang telah dilakukan maka Measuring Critical Thinking Skill.
dapat disimpulakan sebagai berikut: (1) New Jersey: Printice Hall
Terdapat pengaruh yang positif dari
Brown,P. J. P. 2010. Process-oriented
penerapan model pembelajaran POGIL
guided- inquiry learning in an
terhadap Pemahaman konsep IPA. Dalam
introductory anatomy and
39
JPPIPA: 3(2), Juli 2017

physiology course with a diverse ajaran 2011/2012. Prosiding


student population. Advan in Semirata FMIPA Universitas
Physiol Edu 34 (2):150-155. Lampung Lampung: 2013
Diakses tanggal 11 Oktober 2016
Ningsih, S.M., Bambang S.,& Sopyan, A.
Hanson, D.M. 2006. Instructor's Guide to 2012. Implementasi Model
Process-Oriented Guided- Pembelajaran Process Oriented
Inquiry Learning. Lisle. Pacific Guided Inquiry Learning (POGIL)
Crest. Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Peserta didik.
Hofstein, A., Navon, O., Kipnis, M., Unnes Physics Education Journal,
Naaman, R. M. 2005. Developing 1(2):44-52. Diakses dari
Students’ Ability to Ask More and http://journal.unnes.ac.id/ sju/
Better Questions. Journal of index.php/upej, tanggal 10 Des.
Research in Science Teaching. 2015
2005. Wiley Periodicals, Inc. Vol.
42(7): 791–806 diakses pada Rahayu, D.P, dan Pamelasari, S.D, 2015.
onlinelibrary.wiley.com/ Pengaruh Model Pembelajaran
doi/10.1002/tea.20072/full 22 Juni Process Oriented Guided Inquiry
2016 Learning Terhadap Kemampuan
Berpikir kritis Peserta Didik pada
Johnson, C. 2011. Activities Using Process- Materi Perubahan Benda, USEJ
Oriented Guided Inquiry Learning 4(3)(2015). Diakses dari
(POGIL) In The Foreign Language http://journal.
Classroom. A Journal of the unnes.ac.id/sju/index.php/usej.
American Association of Teachers tanggal 16 Februari 2016
of German, 14 (1): 30-38. Diakses
dari http://www. aatg.org/. Tanggal Rustaman N.Y., 2005. Strategi Belajar
17 Maret 2016 Mengajar Biologi. Malang: UM
Press
Jufri, W. 2013. Belajar dan Pembelajaran
Sains. Bandung: Pustaka Reka Subarkah, C.Z., Windayani, N., & Latief, B.
Cipta. (2013). Penerapan Metode POGIL
(ProcessOriented Guided Inquiry
Liliasari & Tawil. (2013).Berpikir kompleks Learning) padapembelajaran
dan Implementasinya dalam Titrasi Asam-Basa. Prosiding
Pembela-jaran IPA. Makasar: Seminar Nasional Penelitian,
Badan Penerbit UNM Pendidikan, dan Penerapan MIPA
(hlm.239-244). Yogyakarta:
Moog, R. S. & Spencer N.J. 2008. In FPMIPA UNY.
Process Oriented Guided Inquiry
Learning (POGIL). ACS Sugiyono, 2014. Metode Penelitian
Symposium Series. Washington Kunatitatif Kualitatif dan R&D
DC: American Chemical Society Bandung: Alfabeta.

Natalina, M. 2013. Penerapan model Villagonzalo, E.C. 2014. Process Oriented


pembelajaran inkuiri terbimbing Guided Inquiry Learaning: An
(guided inquiry) untuk Effective Approach in Enhancing
meningkatkan sikap ilmiah dan Studens’s Academic Performance.
hasil belajar biologi siswa kelas XI DLSU Research Congres
IPA SMA N 5 Pekanbaru tahun

40
JPPIPA: 3(2), Juli 2017

Widyaningsih, S.Y., Haryono, Sulistyo, S.


2012. Model MFI dan POGI
Ditinjau dari Aktifitas Belajar dan
Kreativitas Siswa terhadap
Prestasi Belajar. Jurnal Inkuiri,
1(3): 266275.

Zasmita, dan Karniawati, 2015. Pengaruh


Model Pembelajaran Process
Oriented Guided Inquiry Learning
Terhadap Keterampilan Proses
Sains Dan Kemampuan Kognitif
Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika
EDUSAINS, 7(2), 2015, 191-201.
Diakses dari http://
journal.uinjkt.ac.id/index.php/edus
ains tanggal 30 Maret 2016

Zawadzki, R. 2010. Is Process-Oriented


Guided-Inquiry Learning (POGIL)
Suitable as a Teaching Method in
Thailand’s Higher Education?
Asian Journal on Education and
Learning, 1 (2):6674. Diakses dari
www.ajel.info Tanggal 20
Desember 2015

41

You might also like