Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
negara. Tujuan pendidikan dapat dicapai salah satunya adalah dengan adanya
yang digunakan di Indonesia pada saat ini adalah Kurikulum 2013. Kurikulum
2013 mempunyai tujuan untuk mendorong siswa, mampu lebih baik melakukan
yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pelajaran
(Mulyasa, 2013).
1
2
2013).
Saat ini kita telah memasuki abad 21 di mana pada abad ini disebut
teknologi digital maka sebab itu tantangan guru di abad 21 juga semakin berat
Pembelajaran abad 21 yang juga sesuai dengan Kurikulum 2013, di mana proses
Pendekatan Ilmiah terdiri dari: (a) mengamati, (b) menanya, (c) menalar, (d)
yang harus diasah siswa untuk menghadapi tantangan abad 21 salah satunya
adalah keterampilan berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan proses berpikir yang
mencapai tujuan belajar tertentu yang befungsi sebagai pedoman bagi guru dalam
dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa sehingga hasil belajar siswa juga
meningkat, tetapi masih banyak guru yang tidak menerapkan model pembelajaran
ceramah dari awal sampai akhir pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dan
tidak ada minat untuk mengikuti pembelajaran biologi. Rendahnya minat belajar
siswa terlihat siswa sering mengantuk saat pembelajaran biologi. Siswa jarang
diaktifkan untuk presentasi dan bekerja kelompok dan hanya ada beberapa siswa
yang aktif. Pertanyaan yang diajukan oleh siswa rata rata hanya berkisar pada
pertanyaan tingkat C1 dan C2 saja, kemudian soal ulangan harian yang dibuat
yaitu soal pilihan ganda hanya berkisar C1 sampai C3 saja. Soal-soal untuk
evaluasi di akhir materi masih diberi soal-soal pilihan ganda di mana soal-soal
yang dibuat oleh guru masih pada tingkat kognitif rendah antara CI sampai C3.
teman dan bertanya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan tuntutan Kurikulum
merupakan salah satu indikator rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa kelas
rendah yaitu kelas XI MIPA 5 dengan ketuntasan klasikal sebesar 56,25 % untuk
materi Sistem Ekskresi. Menurut hasil wawancara materi yang susah dipahami
oleh siswa di kelas XI yaitu semua materi dianggap sulit karena berkaitan dengan
proses fisiologi sedangkan kesulitan guru pengajar yang dialami selama mengajar
siswa di kelas yaitu siswa sangat kurang aktif saat kegiatan pembelajaran.
Menurut guru pengajar keterampilan berpikir kritis sangat penting untuk untuk
diterapkan di siswa untuk mengasah berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking
Skills). Guru pernah mengukur keterampilan berpikir siswa dan usaha yang
siswa yaitu model pembelajaran PjBL, PBL, dan inkuiri. Menurut guru pengajar
adalah menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dan
dengan metode pembelajaran Talking Chips untuk meningkatkan hasil belajar dan
keterampilan berpikir kritis. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
suasana pola diskusi. Prosedur yang digunakan dalam model Think Pair Share
dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, merespon dan saling
Menurut Joyce, dkk. (2009) latihan bekerja sama bisa dilakukan dengan
pengelompokan sederhana, yakni dengan dua siswa dalam satu kelompok yang
ditugaskan untuk menyelesaikan tugas kognitif. Model ini merupakan cara paling
sederhana dalam organisasi sosial maka dari itu model pembelajaran Think Pair
Share sangat ideal untuk guru dan siswa yang baru belajar kolaboratif. Model
pembelajaran Think Pair Share memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri
serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari model ini adalah
kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada
Model pembelajaran Think Pair Share terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap
Think siswa harus berpikir sendiri tentang jawaban atas permasalahan yang
diberikan oleh guru. Berpikir merupakan proses kognitif, yaitu suatu aktivitas
mental untuk memperoleh pengetahuan. Ketika harus berpikir, maka akan ada
dialog dengan diri sendiri. Pada tahap Pair, siswa akan berpasangan untuk
6
dan menggunakan bahasa yang tepat dan jelas, menganalisis data, dan menarik
Pada tahap Share, siswa akan berbagi dengan seluruh kelas. Tahap Share
ini diperlukan kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan penuh percaya diri,
dengan demikian setiap tahap yang terdapat dalam model pembelajaran Think
Pair Share merupakan keterampilan berpikir, landasan berpikir kritis, dan definisi
pembelajaran Think Pair Share berjalan dengan baik maka keterampilan berpikir
(2009), model Think Pair Share merupakan praktik keadilan yang paling baik
dalam pendidikan. Alasannya, model Think Pair Share memberikan siswa (1)
waktu berpikir, yakni periode untuk merefleksikan dan menyusun jawaban, (2)
waktu latihan, yakni periode untuk mengungkapkan pikiran kepada teman sekelas,
dan (3) lima pilihan tepat termasuk berbagi pikiran dengan pasangan belajar.
Dikatakan lebih lanjut bahwa model think pair share mendorong peningkatan
siswa.
7
adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa siswa
memberikan tanda saat mereka berbicara (Kagan, 2009). Talking Chips berguna
untuk membantu siswa dalam hal berdiskusi mengenai isu kontroversial dan
yang mendominasi dalam anggota kelompok diskusi (Putra, 2015). Lie (2010)
dari model ini adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang
Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis.
Seperti penelitian sebelumya yakni hasil penelitian yang dilakukan Putra (2014)
yaitu penerapan pembelajaran berbasis masalah dipadu dengan Think Pair Share
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar biologi siswa
kelas XI IPA 1 SMAN 2 Batu Jawa Timur yaitu hasil tes akhir siklus 1 didapatkan
lainnya yang terkait dengan Talking Chips yaitu penelitian oleh Listiaputri (2014)
yang berjudul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips dapat
kritis berdasarkan nilai rata-rata kelas dari 89,6 menjadi 91,6 dengan nilai selisih
sebesar 2,0.
silabus biologi kelas XI semester 2 yaitu pada Kompetensi Dasar 3.8, 4.8, 3.9,
dan 4.9. KD 3.8 yaitu Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun
organ pada Sistem Respirasi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan
fungsi yang dapat terjadi pada Sistem Respirasi Manusia sedangkan KD 4.8 yaitu
struktur dan fungsi organ pernapasan manusia berdasarkan studi literatur. KD 3.9
ekskresi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada Sistem Ekskresi manusia sedangkan KD 4.9 yaitu Menyajikan hasil
analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ
menganalisis yang merupakan HOTS High Order Thinking Skills. Maka dari itu
kritis dan hasil belajar. Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan
Think Pair Share dipadu dengan Metode Pembelajaran Talking Chips untuk
B. Tujuan Penelitian
C. Hipotesis Tindakan
pelajaran Biologi.
D. Manfaat Penelitian
berikut.
pengawas.
E. Keterbatasan Penelitian
2. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah Sistem Pernapasan dan
3. Aspek yang diteliti adalah keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar
tipe Think Pair Share dipadu dengan metode pembelajaran Talking Chips
11
F. Definisi Operasional
kelompok.
pembelajaran berlangsung. Hasil belajar diukur melalui tes pada akhir siklus
untuk ranah kognitif dan lembar observasi untuk ranah psikomotorik saat
kegiatan pembelajaran.
4. Keterampilan berpikir kritis adalah sebuah proses aktif dan cara berpikir
kritis siswa diukur dari jawaban siswa pada soal uraian tes akhir siklus
12
menggunakan rubrik penilaian berpikir kritis dari Finken dan Ennis (1993)