Professional Documents
Culture Documents
PENAHULUAN
Sejak zaman dahulu telah dikenal beberapa istilah untuk vitiligo antara lain
DEFENISI
makula putih yang dapat meluas. Dapat mengenai seluruh bagian tubuh yang
EPIDEMIOLOGI
Insidens yang dilaporkan bervariasi antara 0,1 sampai 8,8 %. Dapat mengenai
semua ras dan kelamain. Awitan terbanyak sebelum umur 20 tahun. Ada pengaruh
faktor genetik. Pada penderita vitiligo, 5 % akan mempunyai anak dengan vitiligo.
ETIOLOGI
1
PATOGENESIS
1. Hipotesis Autoimun
vitiligo.
2. Hipotesis neurohumoral
lesi ada gangguan keringat dan pembuluh darah terhadap respons transmitter
3. Autositotoksik
radikal bebas. Melanosit pada lesi vitiligo dirusak oleh penumpukan prekusor
2
GEJALA KLINIS
centimeter, bulat atau lonjong dsengan batas tegas, tanpa perubahan epidermis yang
Daerah yang sering terkena adalah bagian ekstensor tulang terutama diatas
jari, periorifisial sekitar mata, mulut dan hidung, tibialis anterior, dan pergelangan
tangan bagian fleksor. Lesi bilateral dapat simetris atau asimetris. Pada area yang
terkena trauma dapat timbul vitiligo. Mukosa jarang terkena, kadang – kadang
KLASIFIKASI
a. Fokal
Satu atau lebih makula pada satu area, tetapi tidak segmental
b. Segmental
Satu atau lebih makula pada satu area, dengan distribusi menurut
c. Mukosal
3
Jarang penderita vitiligo lokalisata yang berubah menjadi generalisata.
2. Generalisata
a. Akrofasial
b. Vulgaris
c. Campuran
vitiligo total.
DIAGNOSIS
1. Evaluasi Klinis
Awitan penyakit.
Riwayat keluarga tentang timbulnya lesi dan uban yang timbul dini.
4
Kemungkinan faktor pencetus, misalnya stress, emosi, terbakar surya,
2. Pemeriksaan histopatologi
3. Pemeriksaan biokimia
normal.
DIAGNOSIS BANDING
1. Piebaldisme
2. sindrom Wardenburg
3. Sindrom Woolf
Nevus depigmentous,
Tuberklerosis
Hipomelanosis
5
Tinea versikolor
Pitiriasis alba
Hipomelanosis gutata
PENGOBATAN
gabungan sinar matahari atau sumber sinar yang mengandung ultraviolet gelombang
panjang ( ultraviolet A ). Dosis psoralen adalah 0,6 mg/kg berat badan 2 jam sebelum
diobati secara topical saja dengan losio metoksalen 1% yang diencerkan 1:10 dengan
spritus dilutus. Cairan tersebut dioleskan pada lesi. Setelah didiamkan 15 menit lalu
dijemur selama 10 menit. Waktu penjemuran kian diperlama, yang dikehendaki ialah
timbul eritema, tetapi jangan sampai tampak erosi, vesikel atau bula.
6
2 kapsul 2 jam sebelum berjemur, seminggu 3 kali. Bila lesi lokalisata hanya
diberikan pengobatan topikal. Kalau setelah 6 bulan tidak ada perbaikan pengobatan
pengobatan vitiligo yang luas lebih 50% permukaan kulit dan tidak berhasil dengan
pengobatan psoralen. Bila tidak ada dermatitis kontak pengobatan dilanjutkan sampai
4 minggu untuk daerah yang normal. Depigmentasi dapat terjadi setelah 2 – 3 bulan
dan sempurna setelah 1 tahun. Kemungkinan timbul kembali pigmentasi yang normal
pada daerah yang terpajan matahari dan pada penderita berkulit gelap sehingga harus
Cara lain ialah tindakan pembedahan dengan tandur kulit, baik pada seluruh
Daerah ujung jari, bibir, siku dan lutut umumnya memberikan hasil
pengobatan yang buruk. Dicoba dilakukan repigmentasi dengan cara tato dengan