You are on page 1of 4

Pria , 58 th , nyeri dada yang dialami sejak kurang lebih 6 jam sebelum masuk rumah

sakit. Pasien mengeluhkan nyeri di dada sebelah kiri seperti tertindis beban berat, menembus
ke belakang,berdebar-debar dan keringat dingin (+). Durasi nyeri lebih dari 30 menit. Nyeri
tidak hilang dengan istirahat. Sesak napas (+). Nyeri awalnya hilang timbul dalam 4 jam,
kemudian os berolahraga di depan rumah . Nyeri semakin memberat. Riwayat Hipertensi
(+)Riwayat penyakit jantung (+) tdk berobat teratur sejak 2011. Riwayat keluhan yang sama
6 tahun lalu (+) dan diberi obat di bawah lidah kemudian dirawat di RS Persahabatan.
Merokok (+) sejak muda (kurang lebih 40 th )1.5 bungkus per hari. Os tidak mengkonsumsi
obat Hipertensi dan obat jantung sejak 2011 (karena os malas untuk kontrol), obat yang dulu
pernah di konsumsi lupa.
Dari anamnesis sesuai dengan gambaran ACS yaitu adanya nyeri dada tipikal :

 Lokasi: sub/retrosternal, prekordial


 Sifat: rasa sakit seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat, ditusuk,
diperas, dan dipelintir
 Penjalaran: biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang bawah, gigi,
punggung/interskapula, perut, dan dapat juga ke lengan kanan
 Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat, atau nitrat
 Faktor pencetus: latihan fisik, stres emosi, udara dingin dan sesudah makan
 Gejala penyerta: mual, muntah, sulit bernapas, keringat dingin, cemas dan
lemas
Faktor Resiko yang terdapat pada pasien :
- Modifikasi:
Hipertensi(+) Diabetes mellitus (-)

Dislipidemia (-) Obesitas (-)

Merokok (+) 40 th (1.5 bks/hr) Riwayat penyakit jantung (+) th 2011

- Tidak Modifikasi:
Jenis Kelamin (laki-laki) > 45 th (pasien berumur 58 th), perempuan >
55 th.

Riwayat keluarga penyakit jantung usia dini (laki-laki < 55 th , perempuan


<65 th)
Pemeriksaan Fisik : Sebagian besar pasien cemas dan gelisah (pasien datang dengan
keadaan cemas dan gelisah ). Sering kali ekstremitas pucat disertai keringat dingin (pasien
mengalami ektrimitas pucat dan keringat dingin). Kombinasi nyeri dada substernal >30 menit
dan banyak keringat dicurigai kuat adanya STEMI (pasien mnegalami nyeri dada > 30 menit
dan banyak keringat digin yang mengarah ke STEMI ). Seperempat pasien infark anterior
memiliki manifestasi hiperaktivitas saraf simpatis (takikardia dan/atau hipertensi) dan hampir
setengah pasien infark inferior menunjukkan hiperaktivitas parasimpatis (bradikardia
dan/atau hipotensi) (pasien hipotensi yang mengarah ke infark inferior).

Daerah infark Perubahan EKG

Anterior Elevasi segmen ST pada lead V3 -V4, perubahan


resiprokal (depresi ST) pada lead V7-V9

Inferior Elevasi segmen ST pada lead II, III, aVF, perubahan


resiprokal (depresi ST) V2, V3, I, aVL

Lateral Elevasi segmen ST pada I, aVL, V5 – V6, perubahan


resiprokal (depresi ST) pada lead II, III, aVF

Posterior Elevasi segmen ST V7,V8,V9, perubahan resiprokal


(depresi ST) pada V1,V2, V3

Ventrikel kanan Elevasi segmen ST V3R-V4R, perubahan resiprokal


(depresi ST) pada lead I, aVL

Septum Elevasi segmen ST pada lead V1,V2, perubahan


resiprokal (depresi ST) pada lead V7, V8, V9

Dari hasil pemeriksaan penunjang terdapat gambaran ST elevasi di lead II,III,AvF > 2
mm/ 2kk dan adanya gambaran ST depresi pada lead 1, v2, AvL. Dan terdapat kenaikan
tropi 0.45. Tropi meningkat setelah 2 jam setelah onset.

Penegakkan diagnosis Infark Miokard jika terdapat kombinasi 2 dari 3 keadaan


berikut :
a. Gejala khas infark (Nyeri dan rasa tidak nyaman yang tipikal pada dada) – pasien
mengalami nyeri dada kiri seperti tertindih beban berat.
b. Pola EKG yang tipikal : gambaran EKG adanya elevasi ST >2 mm, minimal pada 2
sandapan prekordial yang berdampingan atau >1 mm pada 2 sandapan ekstremitas –
terdapat ST Elevasi pada lead II.III.AvF, dan gambaran resiprokal lead ,V2, aVL
c. Peningkatan serum enzim biomarker jantung (trop-i 0.45)

Tatalaksana awal pada pasien :

 Oksigen : suplemen oksigen harus diberikan ada pasien dengan saturasi oksigen
<90%. Pada semua pasien STEMI tanpa komplikasi dapat diberikan oksigen selama 6
jam pertama.
 Nitrogliserin : Nitrogliserin dapat diberikan sampai 3 dosis dengan interval 5 menit.
 Morfin : sangat efektif dalam mengurangi nyeri dada dan merupakan analgesik
pilihan dalam tatalaksana STEMI. Morfin dapat diberikan dengan dosis 2-4 mg dan
dapat diulang dengan interval 5-15 menit sampai dosis total 20 mg.
 Aspirin : merupakan tatalaksana dasar pada pasien yang dicurigai STEMI dan efektif
pada spektrum sindroma koroner akut. Inhibisi cepat siklooksigenase trombosit yang
dilanjutkan reduksi kadar tromboksan A2 dicapai dengan absorpsi aspirin bukal
dengan dosis 160-325 mg di ruang emergensi. Selanjutnya diberikan peroral dengan
dosis 75-162 mg.
 Rencana Reperfusi
Terapi reperfusi segera, baik dengan IKP atau farmakologis, diindikasikan untuk
semua pasien dengan gejala yang timbul dalam 12 jam dengan elevasi segmen ST
yang menetap atau Left Bundle Branch Block (LBBB) yang (terduga) baru. Terapi
reperfusi (sebisa mungkin berupa IKP primer) diindikasikan apabila terdapat bukti
klinis maupun EKG adanya iskemia yang sedang berlangsung, bahkan bila gejala
telah ada lebih dari 12 jam yang lalu atau jika nyeri dan perubahan EKG tampak
tersendat. Pasien dengan awitan onset 6 jam SMRS , hingga saat keberangkatan
kurang lebih 1 jam , dan saat tiba di rs onset pada jam ke 9-10.

You might also like