You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hidrosefalus adalah keadaan dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan padasatu atau
lebih ventrikel dan ruang subarakhnoid. Hidrosefalus adalah kesatuan klinik yang dibedakan oleh
tiga faktor: peninggian tekanan intraventrikuler, penambahanvolume CSS, dan dilatasi rongga
CS.Secara klinis peninggian tekanan intraventrikuler, volume CSS, dan ukuranventrikel
menimbulkan kelainan berikut: pembesaran kepala, penonjolan fontanel,separasi sutura, tanda
MacEwen positif, fenomena setting sun, scalp yang mengkilap,dilatasi vena scalp, strabismus
konvergen atau divergen, tangis yang high pitched, postur opistotonik, dan kegagalan untuk
berkembang.Pada kebanyakan hidrosefalus dini atau ringan, hanya perubahan ringan padasutura,
fontanel, scalp, dan gerak bola mata yang dijumpai. Pada hidrosefalus yang berkembang lambat,
gejala mungkin tidak tampil hingga pasien mulai berjalan, dimanakeadaan ini dibuktikan dengan
langkah berdasar, lebar para paresis, hemianopia bitemporal, dan retardasi mental.Insiden
hidrosefalus antara 0,2- 4 setiap 1000 kelahiran. Insiden hidrosefaluskonginetal adalah 0,5- 1,8
pada tiap 1000 kelahiran dan 11 % - 43 % disebabkan olehstenosis aquaductus serebri.Oleh
karena itu , penulis tertarik untuk mengangkat judul yang berkaitan denganhidrosefalus ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa Yang Dimaksut Hidrosefalus?
b. Bagaimana Anatomi Dan Fisiologi dari Penyakit Hidrosefalus?
c. Bagaimana Patofisiologi Penyakit Hidrosefalus?
d. Apa Saja Klasifikasi Penyakit Hidrosefalus?
e. Bagaimana Gejala Klinis Penyakit Hidrosefalus?
f. Bagaimana Diagnosa Klinis Penyakit Hidrosefalus?
g. Bagaimana Prinsip Pengobatan penyakit Hidrosefalus?
h. Bagaimana cara penanganan penyakit Hidrosefalus?

1.3 TUJUAN
2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui berbagai
hal yang berhubungan dengan hidrosefalus dan dapat merancang berbagai cara untuk
mengantisipasi masalah serta dapat melakukan asuhan pada kasus hidrosefalus.
2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian, patofisiologi, klasifikasi dan etiologi pada penyakit Hidrosefalus.
b. Mengetahui tanda dan gejala klinis penyakit hedrosefalus..
c. Mengetahui penyebab Hedrosefalus.
d. Mengetahui cara penanganan pada pasien penderita hedrosefalus.

1.4 MANFAAT
Adapun mannfaat dari makalah ini adalah untuk lebih memahami tentang apa itu
penyakit saraf Hidrosefalus. Baik dari penyebab, gejala, dan pengobatan Hidrosefalus.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti
kepala.Hidrosefalus merupakan suatu kelompok gangguan yang menyebabkan cairan
serebrospinalis (CSS) yang berlebihan di dalam ruang intracranial.Cairan ini disekresi
oleh epitel pleksus kororid dalam rposes aktif yang secara hati-hati mengatur komposisi
biokimianya.Pada orang dewasa, jumlah CSS sekitar 140ml, yang diperbaharui beberapa
kali setiap harinya.Reabsobsi CSS terutama terjadi pda vili arachnoid.Hidrosefalus
merupakan batasan yang digunakan untuk menerangkan setiap keadaan yang berlebihan
dari CSS terdapat di dalam rongga kranial.

Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikelserebral,


ruang subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001).

Hidrochepalus adalah keadaan patologik otak yang mengakibatkan bertambahnya


cairan cerebrospinal dengan adanya tekanan intrakranial (TIK) yang meninggi sehingga
terdapat pelebaran ruangan tempat mengeluarkan liguor (Depkes RI, 1989)

Hidrosefalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan


bertmbahnya cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial yang
meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal
(Ngastiyah,2007).

Hidrosefalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang


progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan –
jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan
absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan
meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang – ruang
tempat mengalirnya liquor (Mualim, 2010)

2
2.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI

1.1 Gambar Anatomi bagian bagian otak

Struktur anatomi yang berkaitan dengan hidrosefalus, yaitu bangunan-bangunan dimana


CSS berada.
Sistem ventrikel otak dan kanalis sentralis.
1. Ventrikel lateralis
Ada dua, terletak didalam hemispherii telencephalon.Kedua ventrikel lateralis berhubungan
denga ventrikel III (ventrikel tertius)melalui foramen interventrikularis (Monro).

2. Ventrikel III (Ventrikel Tertius)


Terletak pada diencephalon.Dinding lateralnya dibentuk oleh thalamus dengan adhesio
interthalamica dan hypothalamus.Recessus opticus dan infundibularis menonjol ke anterior,
danrecessus suprapinealis dan recessus pinealis ke arah kaudal.Ventrikel III berhubungan
dengan ventrikel IV melalui suatu lubangkecil, yaitu aquaductus Sylvii (aquaductus cerebri).

3. Ventrikel IV (Ventrikel Quartus)


Membentuk ruang berbentuk kubah diatas fossa rhomboidea antara cerebellum dan medulla
serta membentang sepanjangrecessus lateralis pada kedua sisi.Masing-masing
recessusberakhir pada foramen Luschka, muara lateral ventrikel IV.Padaperlekatan vellum
medullare anterior terdapat apertura medianaMagendie.

4. Kanalis sentralis medula oblongata dan medula spinalis


Saluran sentral korda spinalis: saluran kecil yang memanjang sepanjang korda spinalis,
dilapisi sel-sel ependimal. Diatas,melanjut ke dalam medula oblongata, dimana ia membuka
kedalam ventrikel IV.

5. Ruang subarakhnoidal
Merupakan ruang yang terletak diantara lapisan arakhnoid dan piamater.

3
fisiologi cairan cerebro spinalis

1.2 Ventrikel otak, Ventriculi encephali, dan rongga subarachnoidea, Spatium subarachnoideum,
potongan median; dari medial.

a. Pembentukan CSF
Normal CSF diproduksi + 0,35 ml / menit atau 500 ml / hari dengan demikian CSF di
perbaharui setiap 8 jam. Pada anak dengan hidrosefalus, produksi CSF ternyata berkurang + 0,
30 / menit. CSF di bentuk oleh PPA;
1. Plexus choroideus (yang merupakan bagian terbesar
2. Parenchym otak
3. Arachnoid

b. Sirkulasi CSF
Melalui pemeriksaan radio isotop, ternyata CSF mengalir dari tempat pembentuknya ke
tempat ke tempat absorpsinya. CSF mengalir dari II ventrikel lateralis melalui sepasang
foramen Monro ke dalam ventrikel III, dari sini melalui aquaductus Sylvius menuju ventrikel
IV. Melalui satu pasang foramen Lusckha CSF mengalir cerebello pontine dan cisterna
prepontis. Cairan yang keluar dari foramen Magindie menuju cisterna magna. Dari sini
mengalir kesuperior dalam rongga subarachnoid spinalis dan ke cranial menuju cisterna infra
tentorial.Melalui cisterna di supratentorial dan kedua hemisfere cortex cerebri. Sirkulasi
berakhir di sinus Doramatis di mana terjadi absorbsi melalui villi arachnoid.

4
2.3 PATOFISIOLOGI
Hidrocefalus menurut Avril B. Kligmen (1999) terjadi sebagi akibat dari 3 mekanisme
yaitu: produksi liguor yang berlebihan, peningkatan resistensi aliran liguor dan peningkatan
tekanan sinus venosa sebagai, konskwensi dari tiga mekanisme ini adalah peningkatan TIK
sebagai upayamempertahankan keseimbangan sekresi dan observasi berbeda-beda setiap saat
selama perkembangan Hidrocefalus. Dialatasi ini terjadi sebagai akibat dari:
- Kompresi sistem serebrovaskular
- Redistribusi dari liquor serebrospinalis atau cairan ekstra selular atau keduanya di dalam
sistem susunan saraf pusat.
- Perubahan mekanis dari otak
- Efek tekanan denyut liquor cerebrospinalis
- Hilangnya jaringan otak
- Pembesaran volume tengkorak akibat adanya regangan abnormal pada sutura kranial

CSS dihasilkan oleh plexus choroideus dan mengalir dari ventrikel lateral ke dalam
ventrikel III, dan dari sini melalui aquaductusmasuk ke ventrikel IV. Di sana cairan ini
memasuki spatium liquorserebrospinalis externum melalui foramen lateralis dan medialis
dariventrikel IV. Pengaliran CSS ke dalam sirkulasi vena sebagian terjadimelalui villi
arachnoidea, yang menonjol ke dalam sinus venosus atauke dalam lacuna laterales; dan
sebagian lagi pada tempat keluarnyanervi spinalis, tempat terjadinya peralihan ke dalam
plexus venosusyang padat dan ke dalam selubung-selubung saraf (suatu jalan kecirculus
lymphaticus).

Kecepatan pembentukan CSS 0,3-0,4 cc/menit atau antara 0,2-0,5% volume total per
menit dan ada yang menyebut antara 14-38cc/jam. Sekresi total CSS dalam 24 jam adalah
sekitar 500-600cc,sedangkan jumblah total CSS adalah 150 cc, berarti dalam 1 hari terjadi
pertukaran atau pembaharuan dari CSS sebanyak 4-5 kali/hari.Pada neonatus jumblah total
CSS berkisar 20-50 cc dan akanmeningkat sesuai usia sampai mencapai 150 cc pada orang
dewasa.Hidrosefalus timbul akibat terjadi ketidak seimbangan antaraproduksi dengan
absorpsi dan gangguan sirkulasi CSS.

2.4 KLASIFIKASI
2.4.1 Berdasarkan Anatomi / tempat obstruksi CSS

2.4.1.1 Hidrosefalus Primer


Hidrosefalus primer merupakan kelainan akumulasi CSS biasanya disertai dengan
kenaikan tekanan intracranial. Hal ini disebabkan oleh :
- Sumbatan aliran CSS (hidrosefalus non-komunitas)
Apabila obstruksinya terdapat terdapat didalam sistem ventrikel sehingga menghambat
aliran bebas dari CSS.Biasanya gangguan yang terjadi pada hidrosefalus kongenital adalah
pada sistem vertikal sehingga terjadi bentuk hidrosefalus non komunikan.Biasanya
diakibatkan obstruksi dalam sistem ventrikuler yang mencegah bersikulasinya CSS. Kondisi
tersebut sering dijumpai pada orang lanjut usia yang berhubungan dengan malformasi
congenital pada system saraf pusat atau diperoleh dari lesi (space occuping lesion) ataupun
bekas luka. Pada klien dewasa dapat terjadi sebagai akibat dari obstruksi lesi pada sistem
ventricular atau bentukan jaringan adhesi atau bekas luka didalam system di dalam system
ventricular. Pada klien dengan garis sutura yang berfungsi atau pada anak–anak dibawah usia
12–18 bulan dengan tekanan intraranialnya tinggi mencapai ekstrim, tanda–tanda dan gejala–
gejala kenaikan ICP dapat dikenali. Pada anak-anak yang garis suturanya tidak bergabung
terdapat pemisahan / separasi garis sutura dan pembesaran kepala.

5
- Gangguan absorpsi CSS pada vili arachnoid (jarang)
Apabila obstruksinya terdapat pada rongga subaracnoid, sehingga terdapat aliran bebas
CSS dalam sistem ventrikel sampai ke tempat sumbatan.Jenis ini tidak terdapat obstruksi pada
aliran CSS tetapi villus arachnoid untuk mengabsorbsi CSS terdapat dalam jumlah yang
sangat sedikit atau malfungsional.Umumnya terdapat pada orang dewasa, biasanya
disebabkan karena dipenuhinya villus arachnoid dengan darah sesudah terjadinya
hemmorhage subarachnoid (klien memperkembangkan tanda dan gejala – gejala peningkatan
ICP).
Jenis ini tidak terdapat obstruksi pada aliran CSS tetapi villus arachnoid untuk
mengabsorbsi CSS terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau malfungsional. Umumnya
terdapat pada orang dewasa, biasanya disebabkan karena dipenuhinya villus arachnoid dengan
darah sesudah terjadinya hemmorhage subarachnoid (klien memperkembangkan tanda dan
gejala – gejala peningkatan ICP)

- Produk CSS berlebihan oleh neoplasma pleksus koroid (sangat jarang)


Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan kompresi jaringan
serebral, dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan intrakranial biasanya normal, gejala – gejala
dan tanda – tanda lainnya meliputi ; dimentia, ataxic gait, incontinentia urine. Kelainan ini
berhubungan dengan cedera kepala, hemmorhage serebral atau thrombosis, mengitis; pada
beberapa kasus (Kelompok umur 60 – 70 tahun) ada kemingkinan ditemukan hubungan
tersebut.

2.4.1.2 Hidrosefalus sekunder


Pada hidrosefalus sekunder atau hidrosefalus kompensatori peningkatan volume CSS
terjadi setelah hilangnya jaringan otak, misalnya infark atau atrofi serebral, yang karenanya
secara keseluruhan tidak ditemukan peningkatan baik volume intracranial maupun tekanan
intracranial.

2.4.2 Berdasarkan Etiologinya

2.4.2.1 Hidrosefalus Obstruktif


Hidrosefalus obstruktif adalah akumulasi berlebihan CSS di dalam ventrikel
disebabkan obstruksi terhadap aliran CSS yang melalui sistem ventrikel.(Kaye,
2005).
Pada hydrosefalus obstruktif, yang terjadi lebih sering daripada 8 jenis yang
lain, cairan cerebrospinal dari ventrikel tidak dapat mencapai rongga subarachnoid
karena terdapat obstruksi pada salah satu atau kedua foramen interventricular,
aquaductus cerebrum atau pada muara keluar dari ventrikel keempat. Hambatan
pada setiap tempat ini dengan cepat menimbulkan dilatasi pada satu atau lebih
ventrikel. Produksi cairan cerebrospinal terus berlanjut dan pada tahap obstruksi
yang akut, mungkin terdapat aliran cerebrospinal transependim. Girus-girus
memipih pada bagian dalam tengkorak. Jika tengkorak masih lentur, seperti pada
kebanyakan anak di bawah usia 2 tahun, maka kepala dapat membesar

6
Penyebab Hydrocephalus Obstruktif:
a. Obstruksi ventrikel lateral oleh tumor, misalnya glioma pada basal ganglia,
thalamic glioma.
b. Obstruksi ventrikel ketiga, karena kista koloid dari ventrikel ke-3 atau glioma
dari ventrikel ke-3.
c. Oklusi dari aquaduktus Sylvius (baik Stenosis primer atau sekunder karena
tumor).
d. Obstruksi ventrikel keempat karena tumor Fosa posterior , misalnya
medulloblastoma, ependymoma, akustik Neuroma ( Fallon, 2010)

2.4.2.2 Hidrosefalus kongenital


Hidrosefalus kongenital terjadi sekitar 1 per 1000 kelahiran dan kadang-
kadang sangat jelas berupa kepala bayi yang besar sehingga mengganggu
persalinan. Bentuk yang lebih berat dapat di diagnosis antenatal dengan
pemeriksaan ultrasonografi. Malformasi kongenital, misalnya malformasi Arnold-
Chiari, merupakan penyebab terjadinya hidrosefalus kongenital. Beberapa kasus
pada pria diakibatkan oleh gangguan yang di dapat, misalnya infeksi virus yang
mempengaruhi baik pria maupun wanita.

1. Stenosis akuaduktus serebri

1.3 Stenosis Akuaduktus Serebri

Mempunyai berbagai penyebab. Kebanyakan disebabkan oleh infeksi


atau perdarahan selama kehidupan fetal; stenosis kongenital sejati adalah
sangat jarang. (Toxoplasma/T.gondii, Rubella/German measles, X-linked
hidrosefalus).

7
2. Sindrom Dandy-Walker

1.4 Sindrom Dandy-Walker

Malformasi ini melibatkan 2-4% bayi baru lahir dengan hidrosefalus.


Etiologinya tidak diketahui. Malformasi ini berupa ekspansi kistik ventrikel
IV dan hipoplasia vermis serebelum. Hidrosefalus yang terjadi diakibatkan
oleh hubungan antara dilatasi ventrikel IV dan rongga subarachnoid yang
tidak adekuat; dan hal ini dapat tampil pada saat lahir, namun 80% kasusnya
biasanya tampak dalam 3 bulan pertama. Kasus semacam ini sering terjadi
bersamaan dengan anomali lainnya seperti agenesis korpus kalosum,
labiopalatoskhisis, anomali okuler, anomali jantung, dan sebagainya.

3. Malformasi Arnold-Chiari

1.5 Malformasi Arnold-Chiari

Anomali kongenital yang jarang dimana 2 bagian otak yaitu batang


otak dan cerebelum mengalami perpanjangan dari ukuran normal dan
menonjol keluar menuju canalis spinalis

8
4. Aneurisma vena Galeni

1.6 A.gambar dari MRI dan B.Gambar dari Fluoroskopi

Kerusakan vaskuler yang terjadi pada saat kelahiran, tetapi secara


normal tidak dapat dideteksi sampai anak berusia beberapa bulan. Hal ini
terjadi karena vena Galen mengalir di atas akuaduktus Sylvii, menggembung
dan membentuk kantong aneurisma. Seringkali menyebabkan hidrosefalus.

5. Hidrancephaly
Suatu kondisi dimana hemisfer otak tidak ada dan diganti dengan kantong CSS.

2.4.2.3 Hidrosefalus didapat


Hidrosefalus yang didapat dapat terjadi dari lesi apapun yang menghambat aliran
CSS.Perluasan lesi pada fosa posterios umumnya mudah menyebabkan terjadinya
hidrosefalus, karena ventrikel keempat dan aqueduktus mudah tersumbat.Beberapa
lesi dapat menyebabkan sumbatan yang intermiten, terutama kista koloid dari
ventrikel ketiga yang dapat menutup total foramen Monro.Hidrosefalus obstruktif
sering disebabkan oleh organisasi bekuan darah atau eksudat radang dalam jalur CSS
setelah terjadinya perdarahan atau meningitis.Hidrosefalus tekanan intermiten berasal
dari absorpsi CSS yang cacat pada vili arachnoid.

1. Stenosis akuaduktus serebri (setelah infeksi atau perdarahan)


infeksi oleh bakteri Meningitis , menyebabkan radang pada selaput (meningen)
di sekitar otak dan spinal cord. Hidrosefalus berkembang ketika jaringan parut
dari infeksi meningen menghambat aliran CSS dalam ruang subarachnoid, yang
melalui akuaduktus pada sistem ventrikel atau mempengaruhi penyerapan CSS
dalam villi arachnoid. Jika saat itu tidak mendapat pengobatan, bakteri
meningitis dapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari. Tanda-tanda dan
gejala meningitis meliputi demam, sakit kepala, panas tinggi, kehilangan nafsu
makan, kaku kuduk. Pada kasus yang ekstrim, gejala meningitis ditunjukkan
dengan muntah dan kejang. Dapat diobati dengan antibiotik dosis tinggi.

2. Herniasi tentorial akibat tumor supratentorial

9
3. Hematoma Intraventrikuler

1.7 hasil CT Scan Hematoma Intraventrikuler

Jika cukup berat dapat mempengaruhi ventrikel, mengakibatkan darah


mengalir dalam jaringan otak sekitar dan mengakibatkan perubahan
neurologis. Kemungkinan hidrosefalus berkembang sisebabkan oleh
penyumbatan atau penurunan kemampuan otak untuk menyerap CSS.

4. Tumor (ventrikel, regio vinialis, fosa posterior)


Sebagian besar tumor otak dialami oleh anak-anak pada usia 5-10 tahun. 70% tumor ini
terjadi dibagian belakang otak yang disebut fosa posterior. Jenis lain dari tumor otak yang
dapat menyebabkan hidrosefalus adalah tumor intraventrikuler dan kasus yang sering
terjadi adalah tumor plexus choroideus (termasuk papiloma dan carsinoma). Tumor yang
berada di bagian belakang otak sebagian besar akan menyumbat aliran CSS yang keluar
dari ventrikel IV. Pada banyak kasus, cara terbaik untuk mengobati hidrosefalus yang
berhubungan dengan tumor adalah menghilangkan tumor penyebab sumbatan.

5. Abses / Granuloma

10
6. Kista Arachnoid

1.8 terdapat Kista Arachnoid di ruang subarachnoid

Kista adalah kantung lunak atau lubang tertutup yang berisi cairan. Jika terdapat kista
arachnoid maka kantung berisi CSS dan dilapisi dengan jaringan pada membran
arachnoid. Kista biasanya ditemukan pada anak-anak dan berada pada ventrikel otak atau
pada ruang subarachnoid. Kista subarachnoid dapat menyebabkan hidrosefalus non
komunikans dengan cara menyumbat aliran CSS dalam ventrikel khususnya ventrikel III.
Berdasarkan lokasi kista, dokter bedah saraf dapat menghilangkan dinding kista dan
mengeringkan cairan kista. Jika kista terdapat pada tempat yang tidak dapat dioperasi
(dekat batang otak), dokter dapat memasang shunt untuk mengalirkan cairan agar bisa
diserap. Hal ini akan menghentikan pertumbuhan kista dan melindungi batang otak.

2.5 GEJALA KLINIS HIDROSEFALUS


2.5.1 Hidrosefalus Pada Bayi
Penyebabnya paling umum kongenital adalah stenosis dari aquaduktus sylvius.
Bentuk hidrosefalus didapat yang paling terjadi sering adalah setelah perdarahan
intrakranial, terutama pada bayi prematur, meningitis, dan karena tumor.
Hydrocephalus dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial akut tetapi karena
tengkorak bayi relatif distensibility maka gejala menjadi tidak terlalu terlihat (Kaye,
2005)
Klinis utama pada bayi adalah (Kaye, 2005):
- gagal tumbuh kembang
- peningkatan lingkar kepala
- Fontanelle anterior menegang
- suara 'cracked pot' pada perkusi tengkorak
- ketika parah, terjadi penurunan kesadaran, danmuntah
- ‘sun set’ phenomen
- kulit kepala tipis dengan pembuluh melebar (vena ectasy)

11
2.5.2 HIDROSEFALUS PADA DEWASA
Pasien dewasa dengan hydrocephalus memiliki gejala (Kaye, 2005) :
1. onset akut
2. onset kronis.

2.5.2.1 Onset akut hydrocephalus dewasa


Jenis ini terjadi khususnya pada pasien dengan tumor yang menyebabkan
hydrocephalus obstruktif, walaupun mungkin terjadi dengan penyebab hydrocephalus
dan kerusakan neurologis akut yang cepat dapat terjadi pada pasien yang telah lama
mengalami hidrosefalus kronis (Kaye, 2005).
Gejala klinis utama disebabkan oleh tanda dan gejala peningkatan tekanan intrakranial
antara lain (Kaye, 2005):
- sakit kepala berat
- muntah proyektil
- papilloedemaPenurunan kesadaran.
2.5.2.2 Onset kronis hydrocephalus dewasa
Jenis ini terjadi lebih jarang daripada tipe sebelumnya pada pasien dengan
hdrosefalus obstruktif karena tumor.Gejala peningkatan tekanan intrakranial hanya
bertahap progresif dan sering terjadi keterlambatan diagnosis.(Kaye, 2005).

2.6 DIAGNOSIS
1. Gejala klinis
2. X Foto kepala, didapatkan :
a. Tulang tipis
b. Disproporsi kraniofasial
c. Sutura melebar
Dengan prosedur ini dapat diketahui :
a. Hidrosefalus tipe kongenital/infantil
b. Hidrosefalus tipe juvenile/adult : oleh karena sutura telah menutup maka dari foto rontgen
kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan intrakranial.

3. Transiluminasi ; penyebaran cahaya diluar sumber sinar lebihdari batas, frontal 2,5 cm,
oksipital 1 cm

4. Pemeriksaan CSS. Dengan cara aseptik melalui punksi ventrikel / punksi fontanela
mayor. Menentukan :
a. Tekanan
b. Jumblah sel meningkat, menunjukkan adanya keradangan / infeksi
c. Adanya eritrosit menunjukkan perdarahan
d. Bila terdapat infeksi, diperiksa denganpembiakan kuman dan kepekaanantibiotik.

5. Ventrikulografi ; yaitu dengan cara memasukkan kontras berupa O2 murni atau kontras
lainnya dengan alat tertentu menembus. Melalui fontanella anterior langsung masuk ke
dalam ventrikel. Setelah kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihatkontras
mengisi ruang ventrikel yang melebar. Pada anak yangbesar karena fontanela telah
menutup untuk memasukkankontras dibuatkan lubang dengan bor pada karanium
bagianfrontal atau oksipitalis.

12
6. CT scan kepala

1.9 Gambaran Hidrosefalus menggunakan CT-Scan

a. Pada hidrosefalus obstruktif CT scan sering menunjukkanadanya pelebaran dari ventrikel


lateralis dan ventrikel III.Dapat terjadi di atas ventrikel lebih besar dari occipital
hornspada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normaldan adanya penurunan
densitas oleh karena terjadireabsorpsi transependimal dari CSS.
b. Pada hidrosefalus komunikan gambaran CT scanmenunjukkan dilatasi ringan dari semua
sistem ventrikeltermasuk ruang subarakhnoid di proksimal dari daerahsumbatan.
Keuntungan CT scan :
- Gambaran lebih jelas
- Non traumatic
- Meramal prognose
- Penyebab hidrosefalus dapat diduga

7. USG
Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka.Dengan USG
diharapkan dapat menunjukkan sistem ventrikelyang melebar. Pendapat lain mengatakan
pemeriksaan USG pada penderita hidrosefalus ternyata tidak mempunyai nilai di dalam
menentukan keadaan sistem ventrikel hal ini disebabkanoleh karena USG tidak dapat
menggambarkan anatomi sistemventrikel secara jelas, seperti halnya pada pemeriksaan
CT-scan.

13
2.7 DIAGNOSIS BANDING
1. Higroma subdural; penimbunan cairan dalam ruang subduralakibat pencairan hematom
subdural
2. Hematom subdural; penimbunan darah di dalam ronggasubdural
3. Emfiema subdural; adanya udara atau gas dalam jaringansubdural.
4. Hidranensefali; sama sekali atau hampir tidak memiliki hemisfer serebri, ruang yang
normalnya di isi hemisferdipenuhi CSS.
5. Tumor otak
6. Kepala besar
a. Megaloensefali : jaringan otak bertambah
b. Makrosefali : gangguan tulang

Dalam proses diagnostik, diagnosis banding penting bagi pakar neuro ( saraf ) dan
bedah neuro untuk menentukanprognosis dan terapeutik. Kondisi yang menyerupai
hydrocephalus namun bukan karena absorpsi CSF yang inadekuat antara lain (Greenberg,
2001):
1.Atrofi otak
2.Hydraencephaly
3.Kelainan perkembangan yang menyebabkan pembesaran ventrikel, misalnya agenesis dari
corpus callosum dan septo optic dysplasia.

2.8 PENGOBATAN
2.8.1 Terapi (Penanganan Sementara)
2.8.1.1Terapi medikamentosa
Ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi
sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upayameningkatkan resorpsinya. Dapat
dicoba pada pasien yang tidak gawat, terutama pada pusat-pusatkesehatan dimana
sarana bedah sarf tidak ada.
Obat yang sering digunakan adalah:
1. Asetasolamid
Cara pemberian dan dosis; Per oral 2-3 x 125mg/hari, dosis ini dapat
ditingkatkan sampai maksimal1.200 mg/hari
2. Furosemid
Cara pemberian dan dosis; Per oral, 1,2 mg/kgBB 1x/hari atau injeksi iv
0,6 mg/kgBB/hari
Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien diprogramkanuntuk operasi.

2.8.1.2 Lumbal pungsi berulang (serial lumbar puncture)


Mekanisme pungsi lumbal berulang dalam hal menghentikan progresivitas
hidrosefalus belum diketahui secara pasti. Padapungsi lumbal berulang akan terjadi
penurunan tekanan CSSsecara intermiten yang memungkinkan absorpsi CSS oleh vili
arakhnoidalis akan lebih mudah.
Indikasi :
umumnya dikerjakan pada hidrosefalus komunikan terutama pada
hidrosefalus yang terjadi setelah perdarahansubarakhnoid, periventrikular-
intraventrikular dan meningitis TBC.Diindikasikan juga pada hidrosefalus komunikan
dimana shunttidak bisa dikerjakan atau kemungkinan akan terjadi herniasi(impending
herniation)

14
Cara:
a. LP dikerjakan dengan memakai jarum ukuran 22, pada interspace L2-3 atau L3-4
dan CSS dibiarkan mengalir di bawahpengaruh gaya gravitasi.
b. LP dihentikan jika aliran CSS terhenti. Tetapi ada juga yang memakai cara setiap
LP CSS dikeluarkan 3-5 ml.
c. Mula-mula LP dilakukan setiap hari, jika CSS yang keluar kurang dari 5 ml, LP
diperjarang (2-3 hari).
d. Dilakukan evaluasi dengan pemeriksaan CT scan kepala setiap minggu.
e. LP dihentikan jika ukuran ventrikel menetap pada pemeriksaan CT scan 3 minggu
berturut-turut.
f. Tindakan ini dianggap gagal jika :
- Dilatasi ventrikel menetap
- Cortical mantel makin tipis
- Pada lokasi lumbal punksi terjadi sikatriks
- ilatasi ventrikel yang progresif
Komplikasi : herniasi transtentorial atau tonsiler, infeksi, hipoproteinemia dan
gangguan elektrolit.

2.8.1.3 Terapi Operasi


Operasi biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus.Pada penderita
gawat yang menunggu operasi biasanya diberikan Mannitol per infus 0,5-2
g/kgBB/hari yang diberikan dalam jangkawaktu 10-30 menit.

2.8.2 “Third Ventrikulostomi”/Ventrikel III (Penanganan Alternatif)


Lewat kraniotom, ventrikel III dibuka melalui daerah khiasma optikum, dengan bantuan
endoskopi.Selanjutnya dibuatlubang sehingga CSS dari ventrikel III dapat mengalir keluar.

2.8.3 Operasi pintas/”Shunting”


Operasi pintas bertujuan mambuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas
drainase. pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga peritoneum. baisanya
cairan cerebrospinalis di drainase dari ventrikel, namun kadang ada hidrosefalus komunikans
ada yang didrain rongga subarakhnoid lumbar. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada
periode pasca operasi, yaitu pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan
pemantauan. kelancaran dan fungsi alat shunt yang dipasang. infeksi pada shunt
meningkatkan resiko akan kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian.
Ada 2 macam :
1. Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya sementara. Misalnya: pungsi
lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan normal.

2. Internal
a. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain.
~Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor- Kjeldsen)
~Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke atrium kanan.
~Ventrikulo-Sinus, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior
~Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronkhus
~Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum
~Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum

15
b. “Lumbo Peritoneal Shunt”
CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum dengan operasi terbuka
ataudengan jarum Touhy secara perkutan.
Komplikasi Shunting :
- Infeksi
- Hematoma subdural
- Obstruksi
- Keadaan CSS yang rendah
- Asites
- Kraniosinostosis

2.0 Operasi pintas “Shunting”

16
BAB 3
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Hidrosefalus adalah keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan serebrospinalis dikarenakan adanya tekanan intrakranial yang meningkat. Hal ini
menyebabakan terjadinya pelebaran berbagai ruang tempat mengalirnya liquor.

Hidrosefalus terutama menyerang anak usia 0-2 tahun dengan penyebab utamanya
adalah kelainan kongenital, infeksi intrauterine, anoreksia, pendarahan intrakranial akibat
adanya trauma, meningoensefalitis bakterial dan viral,serta tumor atau kista araknoid. Pada
anak usia 2-10 tahun penyebab utamanya adalah tumor fossa posterior dan stenosis
akuaduktus, sedangkan pada usia dewasa penyebab utamanya adalah meningitis, subaraknoid
hemoragi, ruptur aneurisma ,tumor, dan idiopatik.

2. SARAN
Saran kami dalam pembuatan makalah ini,sebagai seorang radiografer dan tenaga
kesehatan lainnya perlu mengetahui dan memahami seperti apa itu hidrosefalus karena
penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. I Made Nasar, Sutisna Himawan, Wirasmi Marwoto. Buku Ajar Patofisiologi II (Khusus).
Cetakan 1. 2010.
2. https://last3arthtree.files.wordpress.com/2009/02/hidrosefalus.pdf
3. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/hidrosefalus-pada-anak-dan-dewasa.pdf
4. https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e4/Intracerebral_hemorrhage.jpg
5. http://img.medscape.com/fullsize/migrated/518/170/nf518170.fig1.gif
6. http://www.marmaramedicaljournal.org/images/figure_MMJ_354_0.jpg
7. https://www.sonoworld.com/images/FetusItemImages/article-
images/central_nervous_system/vein_galen_7478._files/image145.jpg
8. http://www.brianjogrady.com/images/syrinx.jpg
9. https://bedahsarafmuda.files.wordpress.com/2013/04/dandy-walker-1.jpg

18

You might also like