You are on page 1of 4

2.

Gerakan Partikel Berupa Difusi, Osmosis dan Imbibisi

A. Difusi
Menurut Campbell et al., (2008: 142-143), molekul memiliki tipe energi yang
disebut gerak termal (panas dan kalor). Salah satu hasil gerak termal adalah difusi
(diffusion), pergerakan molekul zat sehingga tersebar merata di dalam ruang yang
tersedia. Setiap molekul bergerak secara acak, namun difusi populasi suatu
molekul dapat memiliki arah tertentu.
Jika tidak ada gaya lain, suatu zat akan berdifusi dari tempat yang
konsentrasinya lebih tinggi ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Dengan
kata lain, zat apa pun akan berdifusi menuruni gradien konsentrasi
(concentration gradient), wilayah gradasi penurunan densitas zat kimia.
Berikut contoh peristiwa osmosis, (a) Difusi satu zat terlarut, dan (b) Difusi
dua zat terlarut.

(a) Difusi satu zat terlarut; membrane memiliki pori-pori yang cukup besar untuk
dilewatimolekul warna. Pergerakan acak molekul pewarna akan menyebabkan
sebagian diantaranya melewati pori-pori; ini akan lebih sering terjadi pada sisi
yang mengandung lebih banyak molekul. Pewarna berdifusi dari tempat yang
konsentrasinya lebih tinggi ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Ini
mengarah pada kesetimbangan dinamik: molekul zat terlarut terus melintasi
membran, namun pada laju yang sama dalam kedua arah.
(b) Difusi dua zat terlarut; larutan dua pewarna yang berbeda dipisahkan oleh
membran yang permeable terhadap keduanya. Setiap pewarna berdifusi menuruni
gradient konsentrasinya sendiri. Akan terjadi difusi netto pewarna ungu ke kiri,
walaupun konsentrasi zat terlarut total pada awalnya lebih besar di sebelah kiri.
Tidak ada kerja yang harus dilakukan agar hal ini terjadi; difusi merupakan
proses spontan yang tidak memerlukan masukan energy. Perhatikan bahwa setiap
zat berdifusi menuruni gradient konsentrasinya sendiri, tidak terpengaruh oleh
perbedaan konsentrasi zat-zat lain.
Difusi zat melintasi membrane biologis disebut transport pasif (passive
transport) karena sel tidak harus mengeluarkan energi agar hal ini terjadi. Gradien
konsentrasi sendiri mempresentasikan energi potensial dan menggerakkan difusi.
Manurut Frank (1995: 32), umumnya air dan bahan yang larut di dalamnya,
masuk dan keluar sel, bukan sebagai aliran massa, melainkan satu per satu molekul
setiap kali. Pergerakan neto dari satu tempat ke tempat lain, akibat aktivitas kinetic
acak atau gerak termal dari molekul atau ion disebut difusi. Difusi sering terjadi
akibat adanya perbedaan konsentrasi bahan di satu titik dengan di titik lain.
Sebagai contoh, ketika senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel
dan dimetabolismekan oleh mitokondria, maka konsentrasinya di dekat kloroplas
yang berfotosintesis (penghasil gula) di dalam sel yang sama.

B. Osmosis
Menurut Campbell et al., (2008: 143), dalam kasus air, akuaporin (protein
saluran) memungkinkan air berdifusi dengan sangat cepat melintasi membran pada
beberapa sel tertentu. Difusi air melintasi membrane permeable selektif disebut
osmosis. Air berdifusi melintasi membran dari wilayah yang berkonsentrasi zat
terlarut lebih rendah ke wilayah yang berkonsentrasi zat terlarut lebih tinggi
sampai konsentrasi zat terlarut menjadi setara.
Manurut Frank (1995: 47), jika difusi partikel linarut lebih terbatas daripada
difusi molekul pelarut, akan timbul gradient potensial air. Jika air murni berada di
satu sisi membran dan larutan di sisi lainnya, maka potensial air larutan akan lebih
rendah daripada potensial air murni. Oleh karena itu, molekul air akan berdifusi
dari potensial air lebih tinggi di luar menuju potensial air yang lebih rendah dalam
larutan sel; artinya air akan berdifusi “menuruni” gradient potensial air ke dalam
larutan. Jika di suatu membran ada larutan lain yang berbeda konsentrasinya, maka
osmosis akan berlangsung. Larutan yang lebih pekat mempunyai potensial air
lebih rendah (lebih negatif); jadi, air akan berdifusi ke daerahnya dari larutan lain
sampai tekanannya naik ke suatu titik, yaitu sampai potensial airnya sama dengan
potensial air larutan yang kurang pekat.
Menurut Lauralee Sherwood (2001: 58-59), air dapat menembus membrane
plasma dengan mudah. Gaya yang mendorong difusi air menembus membrane
sama seperti gaya untuk molekul lain, yaitu gradient konsentrasi. Biasanya istilah
konsentrasi mengacu pada kepadatan zat terlarut (solute) dalam suatu volume air
tertentu. Bagaimanapun juga, perlu diketahui bahwa penambahan zat terlarut ke
dlaam air murni pada dasarnya menurunkan konsentrasi air.
Apabila larutan-larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang berbeda (dan
dengan demikian konsentrasi air juga berbeda) dipisahkan oleh sebuah membrane
yang memungkinkan lewatnya air, seperti membrane plasma, air akan berdifusi
menuruni gradient konsentrasinya dari daerah dengan konsentrasi air tinggi
(konsentrasi zat terlarut rendah) ke daerah dengan konsentrasi air rendah
(konsentrasi zat terlarut tinggi). Difusi air netto ini dikenal sebagai osmosis.
Menurut Campbell et al., (2008: 144-145), cara sel hidup bereaksi terhadap
perubahan konsentrasi zat terlarut dalam lingkungannya bergantung pada apakah
sel tersebut memiliki dinding sel atau tidak. Sel yang memiliki struktur dinding sel
mengembung ketika air masuk melalui peristiwa osmosis. Akan tetapi, dinding
yang relative tak-elastik akan mengembang hanya sampai batas tertentu sebelum
memberikan tekanan balik pada sel yang melawan pengambilan air lebih lanjut.
Pada titik ini disebut turgid (amat kaku). Jika sel tumbuhan dan sekelilingnya
bersifat isotonic, tidak ada kecenderungan air untuk masuk dan sel menjadi lemak
(flaccid). Akan tetapi, dinding tidak memberikan keuntungan jika sel direndam
dalam lingkungan hipertonik, air akan menyusut sehingga membrane plasmanya
terlepas dari dinding sel, fenomena ini disebut plasmolisis.
Peristiwa osmosis dapat terjadi pada bagian tertentu daripada tumbuhan. Seperti
peristiwa penyerapan air oleh akar tumbuhan dan proses pembukaan stomata. Sto
ata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan
tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga
tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya sebagaimana dijelaskan
sebelumnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel
dengan potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung
pada jumlah bahan yang terlarut (solute) di dalam cairan sel tersebut. Semakin
banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah.
Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan
potensi air sel akan pula menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga,
maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan.
Bagaimana bahan yang terlarut dapat meningkatkan dalam sel penjaga? Dan apa
jenis bahan terlarut tersebut?
Menurut penelitian menunjukkan bahwa pada saat stomata membuka akan
terjadi akumulasi ion kalium (K+) pada sel penjaga. Ion kalium ini berasal dari sel
tetangganya. Peningkatan konsentrasi kalium sebesar o,5 M cukup untuk
menurunkan potensi osmotic sel sekitar 2,0 MPa.

C. Imbibisi

You might also like