Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina. Awalnya
infeksi pada vagina hanya disebut dengan istilah vaginitis, di dalamnya termasuk
vaginitis akibat Trichomonas vaginalis dan akibat bakteri anaerob lain berupa
menemukan adanya spesies baru yang akhirnya disebut Gardnerella vaginalis, istilah
vaginalis sendiri juga merupakan bakteri anaerob batang gram variable yang mengalami
hiperpopulasi sehingga menggantikan flora normal vagina dari yang tadinya bersifat
asam menjadi bersifat basa. Perubahan ini terjadi akibat berkurangnya jumlah
bakteri anaerob batang besar yang membantu menjaga keasaman vagina dan menghambat
tingkatan sosial ekonomi penduduk pernah disebutkan bahwa 50 % wanita aktif seksual
terkena infeksi G. vaginalis, tetapi hanya sedikit yang menyebabkan gejala sekitar 50 %
yang hampir sama dengan populasi yang tidak hamil, berkisar antara 6%-32%. Kira-kira
10-30% dari wanita hamil akan mendapatkan Vaginosis bacterialis selama masa
prapubertas yang masih perawan, sehingga organisme ini tidak mutlak ditularkan lewat
kontak seksual. Meskipun kasus bakterial vaginosis dilaporkan lebih tinggi pada klinik
PMS, tetapi peranan penularan secara seksual tidak jelas.Hampir 90 % laki-laki yang
dengan biotipe yang sama dalam uretra, tetapi tidak menyebabkan uretritis.Sedangkan di
USA Hampir 100% wanita menikah yang mengalami tanda dan gejala VB memiliki
G.vaginalis yang juga ditemukan pada hampir 70% pria pasangan seksualnya.
C. ETIOLOGI
namun telah diketahui berhubungan dengan kondisi keseimbangan bakteri normal dalam
vagina yang berubah. Ekosistem vagina normal adalah sangat kompleks. Lactobacillus
merupakan spesies bakteri yang dominan (flora normal) pada vagina wanita usia subur,
tetapi ada juga bakteri lainnya yaitu bakteri aerob dan anaerob. Pada saat bakterial
vaginosis muncul, terdapat pertumbuhan berlebihan dari beberapa spesies bakteri yang
Penyebab bakterial vaginosis bukan organisme tunggal. Pada suatu analisis dari
data flora vagina memperlihatkan bahwa ada 3 kategori dari bakteri vagina yang
a. Gardnerella vaginalis
dan Dukes’ bahwa Gardnerella vaginalis sangat erat hubungannya dengan bakterial
menjadi genus Gardnerella atas dasar penyelidikan mengenai fenetopik dan asam
dioksi-ribonukleat. Tidak mempunyai kapsul, tidak bergerak dan berbentuk batang gram
negatif atau variabel gram. Tes katalase, oksidase, reduksi nitrat, indole, dan urease
semuanya negatif.
Gambar 1: Gardnerella vaginalisyang mengelilingi sel epitel vagina
Kuman ini bersifat fakultatif, dengan produksi akhir utama pada fermentasi berupa
asam asetat, banyak galur yang juga menghasilkan asam laktat dan asam format.
Ditemukan juga galur anaerob obligat. Dan untuk pertumbuhannya dibutuhkan tiamin,
berhubungan dengan bacterial vaginalis. Bagaimanapun dengan media kultur yang lebih
sensitive G. Vaginalis dapat diisolasi dalam konsentrasi yang tinggi pada wanita tanpa
tanda-tanda infeksi vagina. Saat ini dipercaya bahwa G. vaginalis berinteraksi dengan
b. Mycoplasma hominis
bakteri dalam vagina biasanya 105 organisme/ml cairan vagina dan meningkat menjadi
lain yaitu Mobilincus Spp, merupakan batang anaerob lengkung yang juga ditemukan
pada vagina bersama-sama dengan organisme lain yang dihubungkan dengan bakterial
vaginosis. Mobilincus Spp hampir tidak pernah ditemukan pada wanita normal, 85 %
D. PATOFISOLOGI
normal di vagina menjadi keadaan basa yang mendorong pertumbuhan berlebihan bakteri-
bakteri penghasil basa. Lactobacillus adalah bakteri predominan di vagina dan membantu
mempertahankan sekresi vagina yang bersifat asam. Faktor-faktor yang dapat mengubah pH
melalui efek alkalinisasi antara lain adalah mukus serviks, semen, darah haid, mencuci
vagina (douching), pemakaian antibiotik, dan perubahan hormon saat hamil dan menopause.
Mencuci vagina (douching) sering dikaitkan dengan keluhan disuria, keputihan, dan
gatal pada vagina. Pada wanita yang beberapa kali melakukan douching, dilaporkan terjadi
Sekret vagina adalah suatu yang umum dan normal pada wanita usia produktif. Dalam
kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar,
bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar Bartolini.
Pada wanita, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari tubuh untuk
membersihkan diri, sebagai pelicin, dan pertahanan dari berbagai infeksi. Dalam kondisi
normal, sekret vagina tersebut tampak jernih, putih keruh, atau berwarna kekuningan ketika
mengering di pakaian, memiliki pH kurang dari 5,0 terdiri dari sel-sel epitel yang matur,
Pada bakterial vaginosis dapat terjadi simbiosis antara G.vaginalis sebagai pembentuk
asam amino dan kuman anaerob beserta bakteri fakultatif dalam vagina yang mengubah
asam amino menjadi amin sehingga menaikkan pH sekret vagina sampai suasana yang
sesuai bagi pertumbuhan G. vaginalis. Beberapa amin diketahui menyebabkan iritasi kulit
dan menambah pelepasan sel epitel dan menyebabkan duh tubuh berbau tidak sedap yang
keluar dari vagina. Basil-basil anaerob yang menyertai bakterial vaginosis diantaranya
Bacteroides bivins, B. Capilosus dan B. disiens yang dapat diisolasikan dari infeksi genitalia.
deskuamasi sel epitel vagina sehingga terjadi perlekatan duh tubuh pada dinding vagina.
Organisme ini tidak invasif dan respon inflamasi lokal yang terbatas dapat dibuktikan
dengan sedikitnya jumlah leukosit dalam sekret vagina dan dengan pemeriksaan
atau pernah menderita infeksi Trichomonas.1Bakterial vaginosis yang sering rekurens bisa
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang faktor penyebab berulangnya atau etiologi
penyakit ini. Walaupun alasan sering rekurennya belum sepenuhnya dipahami namun ada 4
G. vaginalis dengan biotipe yang sama dalam uretra tetapi tidak menyebabkan uretritis
bakterial vaginosis cenderung untuk kambuh lagi akibat kontak seksual yang tidak
menggunakan pelindung.