You are on page 1of 16

Anatomi dan Fisiologi Saluran Reproduksi Wanita

Organ Genitalia Eksterna


kita bahas dulu yah apa itu organ genitalia eksterna pada wanita. Pudenda atau organ reproduksi
eksterna yang sering disebut vulva, secara berurutan terdiri dari (dari arah anterior ke posterior) :
mons pubis (mons veneris), labia mayor dan minor, klitoris, prepusium klitoris, vestibulum,
fourchette, dan perineum.

organ genitalia eksterna pada wanita meliputi:

Mons pubis
Mons pubis atau mons veneris merupakan jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak
dan padat serta merupakan jaringan ikat di atas simfisis pubis. Mons pubis banyak mengandung
kelenjar sebasea (minyak) dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa
pubertas, yaitu sekitar satu sampai dua tahun sebelum awitan haid. Rata-rata menarche (awitan
haid) terjadi pada usia 13 tahun. Mons berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis
selama koitus (hubungan seksual). Semakin bertambahnya usia, jumlah jaringan lemak di tubuh
wanita berkurang dan rambut pubis menipis.
Labia mayor
Labia mayor adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak dan jaringan ikat
yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah
mengelilingi labia minor, berakhir di perineum pada garis tengah. Labia mayor memiliki panjang
7-8 cm, lebar 2-3 cm, dan tebal 1-1,5 cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Labia mayor
melindungi labia minor, meatus urinarius, dan introitus vagina (lubang vagina). Pada wanita yang
belum pernah melahirkan pervagina, kedua labia mayor terletak berdekatan di garis tengah
menutupi struktur-struktur di bawahnya. Setelah melahirkan anak dan mengalami cedera pada
vagina atau perineum, labia sedikit terpisah bahkan introitus vagina terbuka. Penurunan produksi
hormone menyebabkan atrofi labia mayor.
Pada permukaan arah lateral kulit labia yang tebal, biasanya memiliki pigmen lebih gelap daripada
jaringan sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar (sama dengan rambut di mons pubis) dan
semakin menipis kea rah luar perineum. Permukaan medial (arah dalam) labia mayor licin, tebal,
dan tidak ditumbuhi rambut. Bagian ini mengandung suplai kelenjar sebasea dan banyak kelenjar
keringat serta banyak mengandung pembuluh darah. Labia mayor sensitive terhadap nyeri,
sentuhan, dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya jaringan saraf yang menyebar luas, yang
berfungsi sebagai rangsangan seksual.
Labia minor
Labia minor terletak di antara dua labia mayor dan merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit,
dan tidak berambut, yang memanjang ke arah bawah dari bawah klitoris dab menyatu dengan
fourchette. Sementara bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan
medial labia minor sama dengan mukosa vagina merah muda dan basah. Pembuluh darah yang
banyak membuat labia berwarna merah kemerahan dan memungkinkan labia minor membengkak,
bila ada stimulus emosional dan stimulus fisik. Kelenjar di labia minor juga melumasi vulva.
Suplai saraf yang banyak membuat labia minor menjadi sensitif. Ruangan antara kedua labia minor
disebut vestibulum.
Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang terletak di bawah arkus pubis.
Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat sekitar 6×6 mm atau kurang. Ujung badan
klitoris dinamakan glans dan lebih sensitive daripada badannya. Saat wanita secara seksual
terangsang, glands dan badan klitoris membesar.
Kelenjar sebasea klitoris mensekresi smegma, suatu substansi lemak seperti keju yang memiliki
aroma khas dan berfungsi sebagai feromon (senyawa organic yang memfasilitasi komunikasi
olfaktorius) dan anggota lain pada spesies yang sama untuk membangkitkan respon tertentu, yang
dalam hal ini adalah stimulasi erotis pada pria). Klitoris bearasal dari kata dalam bahasa Yunani,
yang berarti “kunci” karena klitoris dianggap sebagai kunci seksualitas wanita. Jumlah pembuluh
darah dan persarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitive terhadap suhu, sentuhan, dan
sensasi tekanan. Fungsi utama klitoris yaitu untuk menstimulasi dan meningkatkan ketegangan
seksual.
Prepusium klitoris
Dekat sambungan anterior, labia minor kanan dankiri terpisah menjadi bagian medial dan lateral.
Bagian lateral menyatu di bagian atas klitoris dan membentuk prepusium, penutup yang berbentuk
seperti kait. Bagian medial menyatu di bagian bawah klitoris untuk membentuk frenulum.
Terkadang prepusium menutupi klitoris. Akibatnya, daerah ini terlihat seperti sebagai suatu muara,
yaitu sebagai meatus uretra. Bila memasukkan kateter ke daerah yang sensitive ini, maka dapat
menimbulkan rasa yang sangat tidak nyaman.
Vestibulum
Vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk lonjong, terletak antara labia minora, klitoris, dan
fourchette. Vestibulum terdiri dari dua muara uretra, kelenjar parauretra (vetibulum minus atau
Skene), vagina, dan kelenjar paravagina (vestibulum mayus, vulvovagina, atau Bartholin).
Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teritasi oleh bahan kimia (deodorant
semprot, garam-garaman, busa sabun), panas, rabas, friksi (celana jins yang ketat).
Meatus uretra juga merupakan bagian dari reproduksi karena letaknya dekat dan menyatu dengan
vulva. Meatus mempunyai muara dengan bentuk bervariasi dan berwarna merah muda atau
kemerahan, dan sering disertai tepi yang agak berkerut. Meatus menandai bagian terminal atau
distal uretra. Biasanya terletak sekitar 2,5 cm di bawah klitoris.
Kelenjar vestibulum minora adalah struktur tubular pendek yang terletak pada arah posterolateral
di dalam meatus uretra. Kelenjar ini memproduksi sejumlah kecil lender yang berfungsi sebagai
pelumas.
Hymen merupakan lipatan yang tertutup mukosa sebaigan, bersifat elastic, tetapi kuat, dan terletak
di sekitar introitus vagina. Pada wanita yang perawan, hymen dapat menjadi penghalang pada
pemeriksaan dalam, pada insersi tampon menstruasi atau koitus. Hymen ini bersifat elastic
sehingga memungkinkan distensi dan dapat mudah robek. Terkadang hymen menutupi seluruh
orifisum yang menyebabkan hymen tertutup secara abnormal dan menghalangi pasase aliran cairan
menstruasi, pemasangan alat (spekulum), atau koitus. Setelah pemasangan alat, pemakaian
tampon, atau melahirkan pervaginam, dapat terlihat sisa robekan hymen (karunkulae hymen atau
karunkula mirtiformis).
Kelenjar vestibulum mayor adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia mayor masing-masing
satu pada setiap sisi orifisium vagina. Beberapa duktus dengan panjang 1,5 cm, menjadi saluran
pengeluaran drain setiap kelenjar. Setiap duktus membuka ke lekukan antara hymen dan labia
minor. Kelenjar mensekresi sejumlah kecil lender yang jernih dan lengket, terutama setelah koitus.
Keasaman lender yang rendah (pH tinggi)
Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah
labia mayor dan minor di garis tengah bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa
navikularis terletak di antara fourchette dan hymen.
Perineum
Perineum merupakan daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus.
Perineum membentuk dasar badan perineum.

Organ Genitalia Interna


kita sudah membahas organ genitalia eksterna pada wanita. sekarang kita lanjut ke organ genitalia
interna pada wanita. Organ genitalia interna pada wanita meliputi ovarium, tuba fallopii, uterus,
dan vagina. berikut organ genitalia interna pada wanita:
Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba fallopii. Dua ligament
mengikat ovarium pada tempatnya, yaitu bagian mesovarium ligament lebar uterus, yang
memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral setinggi Krista iliaka anterosuperior, dan
ligamentum ovarii proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. pada palpasi overium dapat
digerakkan.
Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pria. Ukuran dan bentuk setiap ovarium
menyerupai sebuah almon berukuran besar. Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat menjadi dua kali
lipat untuk sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan
sedikit kenyal. Sebelum menarche, permukaan ovarium licin. Setelah maturitas seksual, luka parut
akibat ovulasi dan rupture folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar.
Dua fungsi dari ovarium adalah untuk ovulasi dan mmemproduksi hormone. Saat lahir ovarium
wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial (primitif). Diantara interval selama
masa usia subur (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi.
Ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone,
dan adrogen) dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi
wanita normal.
Tuba Fallopii
Sepasang tuba fallopii melekat pada fundus uterus. tuba ini memanjang ke arah lateral, mencapai
ujung bebas ligament lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi setiap ovarium.
Tuba memiliki panjang sekitar 10 cm dengan diameter 0,6 cm. Setiap tuba mempunyai lapisan
peritoneum bagian luar, lapisan otot tipis di bagian tengah, dan lapisan mukosa di bagian dalam.
Lapisan mukosa terdiri dari sel-sel kolumnar, ebberapa diantaranya bersilia dan beberapa yang
lain mengeluarkan secret. Lapisan mukosa paling tipis saat menstruasi. Setiap tuba dan lapisan
mukosanya menyatu dengan mukosa uterus dan vagina.
Terdapat 4 segmen yang berubah di sepanjang struktur tuba fallopii, diantaranya :
- Infundibulum
Merupakan bagian yang paling distal muaranya yang berbentuk seperti terompet dikelilingi oleh
fimbria. Fimbria menjadi bengkak dan hamper erektil saat ovulasi.
- Ampula
Ampula ini membangun segmen distal dan segmen tengah tuba. Sperma dan ovum bersatu dan
fertilisasi terjadi di ampula.
- Istmus
Istmus terletak proksimal terhadap ampula.
- Intersitital
Bagian ini melewati miometrium antara fundus dan korpus uteri dan mempunyai lumen berukuran
paling kecil berdiameter < 1 mm. Sebelum ovum yang dibuahi dapat melewati lumen ini, ovum
tersebut harus melepaskan sel-sel granulose yang membungkusnya.
Tuba fallopii merupakan jalan bagi ovum. Tonjolan-tonjolan infundibulum yang menyerupai jari
(fimbria) menarik ovum ke dalam tuba dengan gerakan seperti gelombang. Ovum didorong
disepanjang tuba, sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh peristaltic lapisan otot. Estrogen dan
prostaglandin mempengaruhi gerakan peristaltic. Aktivitas peristaltic tuba fallopii dan fungsi
sekresi lapisan mukosa yang terbesar adalah pada saat ovulasi. Sel-sek kolumnar mensekresi
nutrient untuk menyokong ovum selama berada di dalam tuba.
Uterus
Uterus merupakan organ brdinding tebal, muscular, pipih, cekung yang mirip buah pir terbalik
yang terletak antara kandung kemih dan rectum pada pelvis wanita. Pada wanita yang belum
melahirkan, berat uterus matang sekitar 30-40 gr sedangkan pada wanita yang pernah melahirkan,
berat uterusnya adalah 75-100 gr. uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin,
dan teraba padat. Derajat kepadatan tergantung dari beberapa factor, diantaranya uterus lebih
banyak mengandung rongga selama fase sekresi siklus menstruasi, lebih lunak selama masa hamil,
dan lebih padat setelah menopause.
Uterus diikat pada pelvis oleh tiga set ligamen jaringan ikat, yaitu :
- Ligament rotundum
Ligament rotundum melekat ke kornu uterus pada bagian anterior insersi tuba fallopii. Struktur
yang menyerupai tali ini melewati pelvis, lalu memasuki cincin inguinal pada dua sisi dan
mengikat osteum dari tulang pelvis dengan kuat. Ligamin ini memberikan stabilitas bagian atas
uterus.
- Ligament cardinal
Ligament ini menghubungkan uterus ke dinding abdomen anterior setinggi serviks.
- Ligament uterosakral
Ligament uterosakral melekat pada uterus di bagian posterior setinggi serviks dan behubungan
dengan tulang sacrum.
Fungsi dari ligament cardinal dan uterosakral adalah sebagai penopang yang kuat pada dasar pelvis
wanita. Kerusakan-kerusakan pada ligament ini, termasuk akibat tegangan saat melahirkan, dapat
menyebabkan prolaps uterus dan dasar pelvis ke dalam vagina bahkan melewati vagina dan
mencapai vulva.
Berdasarkan fungsi dan anatomisnya, uterus dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
- Fundus
Merupakan tonjolan bulat di bagian atas yang terletak di atas insersi tuba fallopii.
- Korpus
Korpus merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri.
- Istmus
Merupakan bagian konstriksi yang menghubungkan korpus dengan serviks yang dikenal sebagai
segmen uterus bawah pada masa hamil.
Tiga fungsi dari uterus adalah siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium, kehamilan, dan
persalinan.
Dinding uterus
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan, yaitu endometrium, miometrium, dan sebagian lapisan luar
peritoneum parietalis.
Endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah adalah suatu lapisan membrane mukosa
yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat yang
berongga, dan lapisan dalam padat yang menghubungkan endometrium dengan miometrium.
Selama menstruasi dan sesudah melahirkan, lapisan permukaan yang padat dan lapisan tengah
yang berongga tanggal. Segera setelah aliran menstruasi berkahir, tebal endometrium 0,5 mm.
Mendekati akhir siklus endometrium, sesaat sebelum menstruasi mulai lagi, tebal endometrium
menjadi 5 mm.
Miometrium yang tebal tersusun atas lapisan-lapisan serabut otot polos yang membentang ke tiga
arah (longitudinal, transversa, dan oblik). Miometrium paling tebal di fundus, semakin menipis ke
arah istmus, dan paling tipis di serviks.
Serabut longitudinal membentuk lapisan luar miometrium yang paling banyak ditemukan di
fundus, sehingga lapisan ini cocok untuk mendorong bayi pada persalinan. Pada lapisan
miometrium tengah yang tebal, terjadi kontraksi yang memicu kerja hemostatis. Sedangkan pada
lapisan dalam, kerja sfingter untuk mencegah regurgitasi darah menstruasi dari tuba fallopii selama
menstruasi. Kerja sfingter di sekitar ostium serviks interna membantu mepertahankan isi uterus
selama hamil. Cedera pada sfingter ini dapat memperlemah ostium interna dan menyebabkan
ostium interna serviks inkompeten.
Miometrium bekerja sebagau suatu kesatuan yang utuh. Struktur miometrium yang memberi
kekuatan dan elastisitas merupakan contoh adaptasi dari fungsi :
- Untuk menjadi lebih tipis, tertarik ke atas, membuka serviks, dan mendorong janin ke luar
uterus, fundus harus berkontraksi dengan dorongan paling besar.
- Kontraksi serabut otot polos yang saling menjalin dan mengelilingi pembuluh darah ini
mengontrol kehilangan darah setelah aborsi atau persalinan. Karena kemampuannya untuk
menutup (irigasi) pembuluh darah yang berada di antara serabut tersebut, maak serabut otot polos
disebut sebagai ikatan hidup.
Peritoneum parietalis, suatu membrane serosa yang melapisi seluruh korpus uteri, kecuali
seperempat permukaan anterior bagian bawah, dimana terdapat kandung kemih dan serviks.
Vagina
Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum dan di belakng kandung kemih dan
uretra yang memanjang dari introitus (muara eksterna di vestibulum di antara labia minor / vulva)
sampai serviks. Saat wanita berdiri, vagina condong ke arah belakang dank e atas.
Vagina merupakan suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara
luas. Karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina, panjang dinding anterior vagina hanya sekitar
7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior sekitar 9 cm.
Cairan vagina berasal dari traktus genitalia atas dan bawah. Cairan sedikit asam. Interaksi antara
laktobasilus vagina dan glikogen memeprtahankan keasaman. Apabila pH naik > 5, insiden infeksi
vagina meningkat. Cairan yang terus mengalir dari vagina mempertahnakan kebersihan relative
vagina. Oleh karena itu, penyemporotan cairan ke vagina dalam lingkaran normal tidak diperlukan
dan tidak dianjurkan.
Sejumlah besar suplai darah ke vagina berasal dari cabang-cabang desenden arteri uterus, arteri
vaginalis, dan arteri pudenda interna. Vagina relative tidak sensitive, hal ini dikarenakan
persarafan pada vagina minimal dan tidak ada ujung saraf khusus. Vagina merupakan sejumlah
kecil sensasi ketika individu terangsang secara seksual dan melakukan koitus dan hanya
menimbulkan sedikit nyeri pada tahap kedua persalinan.
Daerah G (G-spot)adalah daerah di dinding vagina anterior di bawah uretra yang didefinisikan
oleh Graefenberg sebagai bagian analog dengan kelenjar prostat pria. Selama bangkitan seksual,
daerah G dapat distimulasi sampai timbul orgasme yang disretai ejakulasi cairan yang sifatnya
sama dengan cairan prostat ke dalam uretra. Fungsi dari vagina adalah sebagai organ untuk koitus
dan jalan lahir.
Organ Reproduksi Primer
Organ reproduksi primer pria terdiri atas testis dan penis. Keduanya tampak berada di luar tubuh
pria dan memiliki fungsi yang berbeda. Testis berfungsi untuk menghaslkan sperma sementara
penis befungsi untuk mengalirkan sperma tersebut keluar dari tubuh.

loading...

1. Testis (buah pelir)

Gambar testis dan penis

Testis adalah alat reproduksi pria yang menggantung di pangkal batang penis dan dibungkus oleh
kantung yang disebut scrotum. Terdapat dua buah testis yang terletak di dalam scrotum. Testis
tersebut terletak pada bagian depan perineum dan berada di bawah zakar.

Fungsi dari testis adalah menghasilkan sel sperma dan hormon testosteron. Fungsi tersebut
berlangsung terus menerus sejak seorang pria memasuki masa remaja sampai dia mati.

Bentuk testis memiliki panjang kurang lebih 5 cm dan diameter 3 cm, testis juga diliputi oleh selaput
putih yang kokoh.

Di dalam testis terdapat saluran yang berkelok-kelok dan dindingnya dilapisi oleh sel-sel epitel
germinal yang menghasilkan sel sperma. Jenis sel lain yang terletak di antara saluran-saluran
tersebut disebut sel interstisiil. Sel interstisiil adalah sel penghasil hormon pada pria.

Kalau wanita hanya memproduksi satu buah sel telur masak dalam sebulan maka seorang pria
dapat memproduksi sel sperma sebanyak 150 juta sel dalam waktu 24 jam. Dan setiap ejakulasi
terjadi, pria akan mengeluarkan sperma sebanyak 100 hingga 300 juta sel.
Jika pria tidak melakukan hubungan seksual maka sel sperma yang telah diproduksi oleh testis tadi
akan diserap kembali oleh tubuh secara alamiah.

Dari jutaan sel sperma yang disemprotkan ke dalam rahim wanita, hanya akan ada satu sel sperma
yang dapat membuahi sel telur. Sperma yang lain akan mati dan keluar melalui lubang vagina,
secara alamiah.

2. Penis (zakar)
Penis adalah organ reproduksi pria eksternal yang berbentuk silinder dan di dalamnya terdapat
saluran kencing. Saluran kencing tersebut juga berfungsi sebagai saluran yang dilalui cairan semen
dan sperma ketika disemprotkan ke dalam liang vagina.
Pada saat akan melakukan hubungan seksual, penis akan menegang dan mengeras karena darah
balik dihambat. Hal ini biasa disebut ereksi. Dengan terjadinya ereksi, penis dapat dengan mudah
memasuki liang vagina. Proses ini disebut hubungan seksual penetratif.

Setelah melalui rangsangan yang cukup lama, akan terjadi ejakulasi, yaitu disemprotkannya cairan
sperma dan semen ke dalam liang vagina wanita. Setelah senggama selesai, ukuran penis akan
mengecil kembali seperti semula karena kadar darah balik yang tadi dihambat di dalam penis
kembali mengalir.

Jika diperhatikan, saluran kencing dan saluran tempat mengalirnya sperma adalah sama, yaitu
uretra. Namun pada saat ejakulasi, klep yang ada pada bagian yang disebut vas deferens akan
menutupi jalannya air seni dari kandung kencing.

Oleh karena itu, ejakulasi tidak akan terjadi bersamaan dengan keluarnya air kencing. Yang paling
mungkin terjadi adalah air kencing akan keluar setelah ejakulasi terjadi.

Organ Reproduksi Pria Sekunder


Organ reproduksi sekunder adalah organ tubuh pria yang berkaitan dengan fungsi reproduksi tapi
tidak berhubungan langsung dengan proses reproduksi. Organ reproduksi sekunder pria terdiri atas
Prostat dan Seminal vesicle.

1. Kelenjar Prostat
Posisi dan gambar prostat

Prostat adalah kelenjar yang terletak di bagian belakang saluran sperma. Fungsi prostat adalah
menghasilkan semen (air mani) yang menjadi nutrisi bagi sperma dan sekaligus alat trasportasi
sperma saat keluar dari penis menuju rahim wanita. Karena fungsinya sangat vital maka menjaga
kesehatan prostat harus diperhatikan baik.
Pada prostat terdapat sebuah saluran yang berfungsi mengalirkan cairan yang diproduksi oleh
prostat untuk membuat cairan semen lebih encer. Kelenjar prostat juga menjadi sumber utama dari
hormon prostaglandin. Kelenjar prostat akan mengeluarkan cairan alkali yang encer, mengandung
asam sitrat, kalsium, dan beberapa zat lain.

Selama ejakulasi terjadi, kelenjar prostat akan berkontraksi serentak dengan duktus deferens dan
seminal vesicle. Cairan yang diproduksi oleh kelenjar prostat menambah banyaknya semen (air
mani).
Sifat alkali cairan prostat sangat penting untuk keberhasilan fertilisasi (pembuahan). Cairan dari
duktus deferens relatif asam karena adanya hasil akhir metabolisme sperma. Cairan asam ini
bersifat menghambat fertilitas dan motilitas sperma.

Sekresi vagina pada wanita juga bersifat asam (pH 3,5 sampai 4). Sel sperma tidak dapat bergerak
optimum sampai pH cairan sekitarnya meningkat menjadi sekitar pH 6 sampai 6,5. Cairan dari
prostat akan menetralkan keasaman cairan dari seminal vesicle.

2. Seminal Vesicle

Gambar kantung Seminal Vesicle

Seminal vesicle atau vesikula seminali disebut juga kantung semen atau kantung mani. Seminal
vesicle adalah sebuah kantung kecil di bawah prostat yang berfungsi menghasilkan cairan yang
disebut semen (air mani).

Cairan ini membuat sel-sel sperma yang dikeluarkan oleh testis menjadi lebih encer sehingga
mudah disemprotkan keluar.

Semen yang diejakulasikan pria terdiri dari cairan duktus deferens, vesikula seminalis, kelenjar
prostat, dan kelenjar di mukosa.

Cairan semen yang paling utama adalah vesikula seminalis (sekitar 60%) yang diejakulasikan
terakhir dan berperan dalam mengeluarkan sel sperma dari duktus ejakulasi dan uretra.

Rata-rata pH semen gabungan sekitar 7,5, cairan prostat yang alkali akan menetralkan keasaman
semen yang lain yang bersifat asam. Cairan prostat memberikan bentuk semen seperti susu,
sedangkan cairan dari seminal vesicle dan dari kelenjar di mukosa memberikan konsistensi mukoid
pada semen.

Fibrinogen yang dihasilkan oleh seminal vesicle menyebabkan koagulasi cairan semen, setelah 15-
20 menit berikutnya terjadi lisis oleh karena fibrinolisin yang dibentuk dari profibrinolisin dari prostat.
Pada menit-menit pertama setelah ejakulasi, sel sperma tetap relatif tidak bergerak, mungkin karena
terkoagulasi. Namun setelah koagulasi larut. sel sperma segera aktif seperti mobil yang bergerak
lincah.

Dalam banyak hal tubuh pria dan wanita tidak jauh berbeda seperti mereka sama-sama memiliki
jantung, hati, paru-paru dan ginjal. Tetapi pria dan wanita memiliki organ reproduksi yang berbeda.
Organ-organ inilah yang memungkinkan pria dan wanita menjalankan fungsi reproduksi dan
melangsungkan keturunan.

Organ reproduksi pria berfungsi untuk menjalankan fungsi reproduksi. Sperma sebagai sel pria
diproduksi di dalam organ-organ ini dan kemudian disalurkan ke liang vagina melalui proses
penetratif penis sehingga terjadilah pembuahan di dalam rahim wanita.

Anus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini bukan mengenai Anus (disambiguasi).

Artikel ini sudah memiliki daftar referensi, bacaan terkait atau pranala
luar, tetapi sumbernya masih belum jelas karena tak
memiliki kutipan pada kalimat (catatan kaki). Mohon tingkatkan
kualitas artikel ini dengan memasukkan rujukan yang lebih
mendetail bila perlu.

Anus
Diagram rektum dan anus

Pengenal

TA A05.7.05.013

FMA 15711

Terminologi anatomi

[sunting di Wikidata]

Anus, dubur, atau lubang bokong (bahasa Latin: ānus) adalah sebuah bukaan dari rektum ke
lingkungan luar tubuh.

Anus manusia terletak di bagian tengah bokong, bagian posterior dari peritoneum. Pembukaan dan
penutupan anus diatur oleh ototsphinkter. Terdapat dua otot sphinkter anal (di sebelah dalam dan
luar). Otot ini membantu menahan feses saat defekasi. Salah satu dari otot sphinkter
merupakan otot polos yang bekerja tanpa perintah, sedangkan lainnya merupakan otot
rangka. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi
utama anus.

Anus sering dianggap sebagai bagian yang tabu oleh berbagai kelompok masyarakat.[butuh rujukan]

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Struktur
o 1.1Kanalis Anal
o 1.2Rektum
o 1.3Sfingter anal internal
o 1.4Sfingter anal eksternal
o 1.5Pectinate line
o 1.6Kolom anal
 2Peran pada defekasi
 3Peran pada seksualitas
 4Pubertas
 5Kesehatan
 6Patologi
 7Lihat pula
 8Pranala luar
Struktur[sunting | sunting sumber]
Kanalis Anal[sunting | sunting sumber]
Adalah saluran dengan panjang sekitar 4 cm yang dikelilingi oleh sfingter anus. Bagian atasnya
dilapisi oleh mukosa glandular rektal. Fungsi kanalis anal adalah sebagai penghubung antara
rektum dan bagian luar tubuh sehingga feses bisa dikeluarkan.
Rektum[sunting | sunting sumber]
Adalah sebuah ruangan dengan panjang sekitar 12 sampai 15 cm yang berada di antara ujung usus
besar (setelah kolon sigmoid/turun) dan berakhir di anus. Fungsi rektum adalah menyimpan feses
untuk sementara waktu, memberitahu otak untuk segera buang air besar, dan membantu
mendorong feses sewaktu buang air besar. Ketika rektum penuh dengan feses, maka rektum akan
mengembang dan sistem saraf akan mengirim impuls (rangsangan) otak sehingga timbul keinginan
untuk buang air besar.
Sfingter anal internal[sunting | sunting sumber]
Adalah sebuah cincin otot lurik yang mengelilingi kanalis anal dengan keliling 2,5 sampai 4 cm.
Sfingter anal internal ini berkaitan dengan sfingter anal eksternal meskipun letaknya cukup terpisah.
Tebalnya sekitar 5 mm. Fungsi sfingter anal internal adalah untuk mengatur pengeluaran feses saat
buang air besar.
Sfingter anal eksternal[sunting | sunting sumber]
Adalah serat otot lurik berbentuk elips dan melekat pada bagian dinding anus. Panjangnya sekitar 8
sampai 10 cm. Fungsi sfingter anal eksternal adalah untuk membuka dan menutup kanalis anal.
Pectinate line[sunting | sunting sumber]
Adalah garis yang membagi antara bagian dua pertiga (atas) dan bagian sepertiga (bawah) anus.
Fungsi garis ini sangatlah penting karena bagian atas dan bawah pectinate line memiliki banyak
perbedaan. Misalnya, jika wasir terjadi di atas garis pectinate, maka jenis wasir tersebut disebut
wasir internal yang tidak menyakitkan. Sedangkan jika di bawah, disebut wasir eksternal dan
menyakitkan. Asal embriologinya juga berbeda, bagian atas dari endoderm, sedangkan bagian
bawah dari ektoderm.
Kolom anal[sunting | sunting sumber]
Adalah sejumlah lipatan vertikal yang diproduksi oleh selaput lendir dan jaringan otot di bagian atas
anus. Fungsi kolom anal adalah sebagai pembatas dinding anus.
Peran pada defekasi[sunting | sunting sumber]
Ketika rektum penuh akan terjadi peningkatan tekanan di dalamnya dan memaksa dinding dari
saluran anus. Paksaan ini menyebabkan feses masuk ke saluran anus. Pengeluaran feses diatur
oleh otot sphinkter.

Untuk mencegah penyakit pada anus dan dalam rangka hidup sehat, manusia selalu membersihkan
anus setelah defekasi. Biasanya anus dibersihkan dengan membilasnya dengan air atau kertas tisu
toilet.

Anus wanita (kiri) dan pria (kanan).

Peran pada seksualitas[sunting | sunting sumber]


Anus memiliki banyak badan akhir saraf dan merupakan daerah yang peka. Teori Sigmund
Freud mengenai perkembangan psikoseksual, menyebutkan tingkat anal sebagai salah satu
tingkatan perkembangan. Freud menyebutkan hipotesisnya bahwa anak balita dapat merasakan
kenikmatan seksual saat membuang feses.

Seks anal dapat saja memberikan rangsangan bagi pasangan yang saling berhubungan (mengingat
banyak badan akhir saraf di anus). Bagi wanita, kenikmatan seks anal diperkirakan berasal dari
hubungan rektum dan vagina yang dekat secara anatomis. Bagi pria, daya cengkeram dari anus
disebutkan sebagai salah satu faktor kenikmatan seks anal.

Beberapa hewan juga melakukan seks anal.

Seks anal, kadang-kadang disebut sodomi, adalah aktivitas seksual yang ditabukan oleh sebagian
masyarakat. Di Indonesia, perlakuan sodomi merupakan perbuatan kriminal dan dikenai sanksi
hukum.
Pubertas[sunting | sunting sumber]
Selama masa pubertas, hormon testosteron memberikan dampaknya pada beberapa bagian tubuh
pria (sekitar 13-14 tahun), seperti tumbuhnya rambut pubis di sekitar anus. Rambut pubis akan
tumbuh mengelilingi anus pada remaja berusia 18 tahun.

Kesehatan[sunting | sunting sumber]


Kebersihan adalah faktor yang penting untuk kesehatan di sekitar anus. Membasuhnya dengan
sabun dan air akan membuat anus tetap dalam keadaan bersih. Sabun yang keras atau
membersihkan dengan kertas tisu toilet yang kasar dapat membuat iritasi kulit di sekitar atus dan
dapat membuat rasa gatal.

Penetrasi anus dengan penis atau benda lainnya dapat membuat iritasi di bagian dalam anus. Hal
ini dapat dicegah dengan lubrikasi.

Cedera pada otot sphinkter dapat mengganggu kontrol terhadap defekasi.

Patologi[sunting | sunting sumber]


Kanker dan wasir adalah penyakit pada anus yang sering terjadi. Pada bayi dapat
terjadi stenosis (tidak adanya saluran) anus, akibat kelainan kongenital (kelainan yang terjadi saat
bayi dalam masa kandungan). Anus juga merupakan tempat penularan penyakit menular
seksual (PMS).

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

You might also like