You are on page 1of 23

ANALISA RIIL

SOAL-SOAL DAN PENYELESAIAN

Disusun Oleh :

Nama : Nurhadiatun Nufus

NIM : (E1R115050)

Kelas : B Reguler Sore

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017
1. Misalkan A, B dan C suatu himpunan, Buktikan bahwa jika
A  B dan B  C maka A  C.
Penyelesaian
Misalkan x  A, adit x  C

x  A  x  B ( karena A  B ), karena B  C  x  C , akibatnya x  A, sehingga


A  C.
2. Misalkan A, B dan C adalah sebarang himpunan, Buktikan bahwa
A  ( B  C )  ( A  B)  ( A  C )
Penyelesaian
Akan ditunjukan bahwa :
(i). A  ( B  C )  ( A  B)  ( A  C )
Misalkan x  A  ( B  C ) adit bahwa x  ( A  B)  ( B  C )

x  A  ( B  C )  x  A dan x  ( B  C )  x  A dan x  ( B  C ) c 

x  A dan x  B c atau . x  C c  x  A dan x  B c atau x  A dan y  C c


 x  A dan x  B atau x  A dan x  C  x  ( A  B) atau x  ( A  C )
 x  ( A  B)  ( A  C )
Sehingga A  ( B  C )  ( A  B)  ( A  C )
(ii). ( A  B)  ( A  C )  A  ( B  C )
Misalkan x  ( A  B)  ( A  C ) adit bahwa x  A  ( A  C )
x  ( A  B)  ( A  C )  x  ( A  B) atau x  ( A  C )  x  A dan x  B

atau x  A dan x  C  x  A dan x  B c atau x  A dan x  C c  y  A dan

x  B c atau x  C c  x  A dan x  ( B  C ) c  x  A  ( B  C )
Sehingga ( A  B)  ( A  C )  A  ( B  C )
Jadi dari (i) dan (ii) terbukti bahwa : A  ( B  C )  ( A  B)  ( A  C )
3. Misalkan A dan B suatu himpunan, buktikan bahwa: A  B  B  A  B - A
Penyelesaian
B  A  B - A artinya (i). B  A  B - A dan (ii). B  A  B  A
(i). B  A  B - A
Misallkan x  B  A , adit bahwa x  B  A
x  B  A  x  (B  A) dan x  (B  A)  x  B dan x  A (karena A  B )

 x  B  A , sehingga B  A  B - A
(ii). B  A  B  A
Misallkan x  B  A , adit bahwa x  B  A
x  B  A  x  B dan x  A , akibatnya x  B  A  A  B dan x  A  B
(karena A  B )  x  B  A , sehingga B  A  B  A
Jadi dari (i) dan (ii) terbukti bahwa A  B  B  A  B - A
4. Misalkan A, B dan C adalah sebarang himpunan, Buktikan bahwa
A  ( B  C )  ( A  B)  ( A  C )
Penyelesaian
Akan ditunjukan bahwa :
(i). A  ( B  C )  ( A  B)  ( A  C )
Misalkan x  A  ( B  C ) adit bahwa x  ( A  B)  ( B  C )

x  A  ( B  C )  x  A dan x  ( B  C )  x  A dan x  ( B  C ) c 

x  A dan x  B c atau . x  C c  x  A dan x  B c atau x  A dan y  C c


 x  A dan x  B atau x  A dan x  C  x  ( A  B) atau x  ( A  C )
 x  ( A  B)  ( A  C )
Sehingga A  ( B  C )  ( A  B)  ( A  C )
(ii). ( A  B)  ( A  C )  A  ( B  C )
Misalkan x  ( A  B)  ( A  C ) adit bahwa x  A  ( A  C )
x  ( A  B)  ( A  C )  x  ( A  B) atau x  ( A  C )  x  A dan x  B

atau x  A dan x  C  x  A dan x  B c atau x  A dan x  C c  y  A dan

x  B c atau x  C c  x  A dan x  ( B  C ) c  x  A  ( B  C )
Sehingga ( A  B)  ( A  C )  A  ( B  C )
Jadi dari (i) dan (ii) terbukti bahwa : A  ( B  C )  ( A  B)  ( A  C )
5. Misalkan A dan B suatu himpunan saling asing, buktikan bahwa: jika A dan B
himpunan finit, maka A  B dan A  B adalah finit.
Penyelesaian
A finit  A ~ N ={a1, a2, a3,…,an} dan B finit  B ~ N ={ b1, b2, b3,…,bn }
maka
A  B ={ a1, b1, a2, b2, a3, b3, …, an, bn }~N, jadi A  B finit, dan A  B   , jadi
A  B finit.
6. Misalkan A sebarang himpunan, buktikan bahwa jika A   maka A  
Penyelesaian
Himpunan kosong  adalah subset dari setiap himpunan, sehingga   A. karena
  A dan A   maka A   .
Jadi terbukti bahwa jika A   maka A  
7. 𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪) = (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪)
Penyelesaian
Diketahui 𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪) = (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪) jika dan hanya jika ∪ (𝑩 ∩ 𝑪) ⊆ (𝑨
∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪) dan (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪) ⊆ 𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪)
- Ambil 𝑥 ∈ 𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪), berarti 𝑥 ∈ 𝑨 atau ∈ (𝑩 ∩ 𝑪), berarti pula 𝑥 ∈ 𝑨 atau
(𝑥 ∈ B dan 𝑥 ∈ C). Pernyataan tersebut akan sama dengan pernyataan 𝑥 ∈ 𝑨 atau
∈ B dan 𝑥 ∈ 𝑨 atau ∈ C, berakibat 𝑥 ∈ (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪). Oleh karenanya 𝑨 ∪
(𝑩 ∩ 𝑪) ⊆ (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪)
- Ambil 𝑥 ∈ (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪), berarti 𝑥 ∈ 𝑨 atau ∈ B dan 𝑥 ∈ 𝑨 atau ∈ C.
Pernyataan tersebut akan sama dengan pernyataan 𝑥 ∈ 𝑨 atau (𝑥 ∈ B dan 𝑥 ∈ C),
berakibat 𝑥 ∈ 𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪). Oleh karenanya 𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪) ⊆ (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪)
Dari kedua uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa 𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪) = (𝑨 ∪ 𝑩) ∩
(𝑨 ∪ 𝑪)
8. Misalkan A, B, C dan D suatu himpunan, buktikan bahwa: jika A  B dan C  D
maka (A  C)  (B  D)
Penyelesaian
Misalkan (a, c)  A  C , adit (a, c)  B  D
(a, c)  A  C  a  A dan c  C , karena A  B dan C  D maka a  B dan b  D

, artinya (a, c)  B  D . Sehingga (A  C)  (B  D) .


Jadi terbukti bahwa jika A  B dan C  D maka (A  C)  (B  D)
9. Misalkan A, dan B suatu himpunan, buktikan bahwa:
a. jika A  B   maka A   dan B  
b. jika A  B   maka A   atau B  
Penyelesaian
a. jika A  B   maka A   dan B  
Dengan kontradiksi :
Andaikan A   atau B   , Akibatnya minimal salah satu dari A atau B adalah
himpunan kosong. Sebut saja A adalah himpunan kosong ( A   ), akibatnya
A  B   , padahal A  B   . Hal ini adalah dua keadaan yang bertentangan.
Jadi, pengandaian A   atau B   salah. Akibatnya, A   dan B  
Jadi, terbukti bahwa : jika A  B   maka A   dan B  
b. jika A  B   maka A   atau B  
Dengan kontradiksi :
Andaikan A   dan B   , akibatnya A  B   , padahal A  B   . Hal ini
adalah dua keadaan yang bertentangan. Jadi, pengandaian A   dan B  
salah. Akibatnya, A   atau B  
Jadi, terbukti bahwa : jika A  B   maka A   atau B  
10. A dan B sebarang dan A  B
Jika A countable dan B uncountable, maka buktikan bahwa:
a) A  B countable
b) A  B uncountable
c) A + B uncountable
Penyelesaian
a) A  B = A (karena A  B ) dan A countable, akibatnya:
A  B countable
b) Dengan kontradiksi
Andaikan bahwa: A  B countable.
Berdasarkan teorema maka B countable karena A countable. Hal ini
bertentangan dengan B uncountable. Sehingga pengandaian bahwa A  B
countable salah, seharusnya A  B uncountable.
c) Andaikan bahwa: A + B countable.
Berdasarkan definisi: A  B  ( A  B)  ( A  B) . Maka berdasarkan teorema
(( A  B)  ( A  B))  ( A  B)  A  B dan A  B countable (berdasarkan
bagian b). Hal ini bertentangan dengan A  B uncountable. Sehingga
pengandaian bahwa A + B countable salah, seharusnya A + B uncountable
x
11. Misalkan f ( x)  , tentukan Df
x 1
Penyelesaian

x
f ( x) 
x 1
Syarat agar D f  R :
(i). x  1  0  x  1
x
(ii). 0
x 1
Uji titik

++++++++ ------ ++++++++

-1 0

Jadi Df = (,1)  [0, )

x
12. Misalkan f ( x)  dan g ( x)  1  x 2 , tentukan R f  D g
x 1
Penyelesaian

x x
a. y  f ( x)   y2   xy 2  y 2  x  xy2  x   y 2
x 1 x 1

 y2 y2 1 x2
x 2   f ( x) 
y 1 1 y2 1 x2

Syarat: 1  x 2  0  x  1
D f-1 = Rf = R-{-1, 1}

b. g ( x)  1  x 2

Syarat: 1  x 2  0  x 2  1  x 2  1  1  x  1
Dg = [-1, 1]
Jadi R f  D g = R-{-1, 1}  [-1, 1] = (-1, 1)

13. Misalkan f : A → B dan XB dan Y  B, buktikan bahwa


f 1 ( X  Y )  f 1 ( X )  f 1 (Y )
Penyelesaian
f 1 ( X  Y )  f 1 ( X )  f 1 (Y )
adit (i). f 1 ( X  Y )  f 1 ( X )  f 1 (Y ) dan

(ii). f 1 ( X )  f 1 (Y )  f 1 ( X  Y )

(i). misalkan z  f 1 ( X  Y ) adit z  f 1 ( X )  f 1 (Y )

z  f 1 ( X  Y )  f ( z )  X  Y  f ( z )  X dan f ( z )  Y

 z  f 1 ( X ) dan z  f 1 (Y )  z  f 1 ( X )  f 1 (Y )

Sehingga f 1 ( X  Y )  f 1 ( X )  f 1 (Y )

(ii). Misalkan z  f 1 ( X )  f 1 (Y ) adit bahwa z  f 1 ( X  Y )

z  f 1 ( X )  f 1 (Y )  z  f 1 ( X ) dan z  f 1 (Y )

 f ( z)  X dan f ( z )  Y  f ( z )  X  Y  z  f 1 ( X  Y )

Sehingga f 1 ( X )  f 1 (Y )  f 1 ( X  Y )

Jadi dari (i) dan (ii) maka terbukti bahwa f 1 ( X  Y )  f 1 ( X )  f 1 (Y )


14. Jika {A1, A2, A3, …, An } merupakan koleksi dari himpunan dan E merupakan
n n
himpunan sebarang, buktikan    i   (  i)
i 1 i 1

Penyelesaian
n n
Adit : i)    i     i 
i 1 i 1

n n
ii)    i      i
i 1 i 1

n n
i) Misal      i adit    (  i )
i 1 i 1

n n
     Ai  x  E dan x   Ai
i 1 i 1

n
 x  E dan x  ( Ai ) c
i 1

n
 x  E dan x   Ai c
i 1

 x  E dan x  Ai c , i 1, 2, 3, ..., n

 x  E dan x  Ai,  i 1, 2, 3, ..., n

     i ,  i 1, 2,3,......... ...., n


n
      i 
i 1

n n
Jadi    i     i 
i 1 i 1

n n
ii) Misal      i  , adit      i
i 1 i 1

n
     i       i ,  i 1, 2,3,......... ...., n
i 1

 x  E dan x  Ai,  i 1, 2, 3, ..., n

 x  E dan x  Ai c , i 1, 2, 3, ..., n


n
 x  E dan x   Ai c
i 1

n
 x  E dan x  ( Ai ) c
i 1

n
 x  E dan x   Ai
i 1

n
      i
i 1

n n
Jadi    i      i
i 1 i 1

Dari i) dan ii) dapat disimpulkan bahwa :


n n
   i     i 
i 1 i 1

15. Misalkan f ( x)  x  1 dan g ( x)  x 2  1


a. Periksa apakah g o f terdefinisi?
b. Jika ya, tentukan g o f
Penyelesaian
a. f ( x)  x  1

x  1  R jika x  1  0  x  -1
D f  {x  R | x  1}   1,  
R f  { y  R | y  x  1, x  [1, )}  0,  
b. g ( x)  x 2  1

x 2  1  R , x  R
Dg  R  (, )

Rg  { y  R | y  x 2  1, untuk suatu x  Dg }  { y  R | y  1}  1, 


a. apakah g o f terdefinisi?
R f  Dg  [0, )  (, )  [0, )  

Karena R f  Dg   maka g o f terdefinisi

b. g  f  g ( f x )  g ( x  1)  ( x  1) 2  1  ( x  1)  1  x  2
16. Misalkan f(x) = log x2.
b. Tentukan Df
c. Jika P = [2, 4). Tentukan f –1(P).
Penyelesaian:
a. Karena x2  0, f(x) terdefinisi pada semua bilangan riil dengan x  0
Df = (,0)  (0, )
b. Misal x  f –1(P) , Maka f(x)  P atau log x2  [2,4)
2  log x2 < 4
log 102  log x2 < log 1002
10  x < 100
f –1(P) = [10, 100)
17. Misalkan f ( x)  x  2 dan g  f  x 2  5x  6 , tentukan g (x ) = …?
Penyelesaian
g  f  g ( f ( x))  g ( x  2)  x 2  5x  6
Misalkan a  x  2  x  a  2
Maka g (a)  (a  2) 2  5(a  2)  6  a 2  4a  4  5a  10  6  a 2  a

Sehingga g ( x)  x 2  x
18. Buktikan bahwa, jika a, b  R maka:
a. – (a + b) = (-a) + (-b)
b. (-a).(-b) = a.b

Penyelesaian:
a. – (a + b) = – 1. (a + b) = -1. a + -1. b = (-a) + (-b)
b. (-a).(-b) = (-1. a).(-1. b) = (-1). (-1).a.b =1. a.b = a.b

x
19. Misalkan f ( x)  dan g ( x)  1  x 2 , tentukan R f  D g
x 1
Penyelesaian

x x
a. y  f ( x)   y2   xy 2  y 2  x  xy2  x   y 2
x 1 x 1

 y2 y2 1 x2
x 2   f ( x) 
y 1 1 y2 1 x2

Syarat: 1  x 2  0  x  1
D f-1 = Rf = R-{-1, 1}

b. g ( x)  1  x 2

Syarat: 1  x 2  0  x 2  1  x 2  1  1  x  1
Dg = [-1, 1]
Jadi R f  D g = R-{-1, 1}  [-1, 1] = (-1, 1)

20. Buktikan 𝑨 ∪ 𝑨c = 𝑺
Penyelesaian
Diketahui 𝐴 ∪ 𝐴c =𝑆 jika dan hanya jika ∪ 𝐴c ⊆ 𝑆 dan 𝑆 ⊆ 𝐴 ∪ 𝐴c
- Jelas dari defenisi bahwa 𝐴 ∪ 𝐴c ⊆ 𝑆
- ambil sebarang 𝑥 ∈ 𝑆 , berarti 𝑥 ∈ 𝐴 atau 𝑥 ∉ 𝐴 .dalam notasi lain 𝑥 ∉ 𝐴 akan
sama dengan 𝑥 ∈ 𝐴c. Pernyataan tersebut dapat pula dinyatakan dalam notasi 𝑥
∈ 𝐴 ∪ 𝐴c
Berarti dapat disimpulkan bahwa 𝑆 ⊆ 𝐴 ∪ 𝐴c dari kedua uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa 𝑨 ∪ Ac = 𝑺
21. Buktikan 𝑨 ∪ 𝑩 = 𝑩 ∪ 𝑨
Penyelesaian
Diketahui 𝑨 ∪ 𝑩 = 𝑩 ∪ 𝑨 jika dan hanya jika ∪ 𝑩 ⊆ 𝑩 ∪ 𝑨 dan 𝑩 ∪ 𝑨⊆ 𝑨 ∪ 𝑩
- Ambil sembarang 𝑥 ∈ 𝑨 ∪ 𝑩, berarti
- 𝑥 ∈ 𝑨 atau 𝑥 ∈ B. Ini dapat pula dinyatakan 𝑥 ∈ B atau 𝑥 ∈ 𝑨, sehingga
berakibat 𝑥 ∈ B ∪ A. Oleh karenanya 𝑨 ∪ 𝑩 ⊆ 𝑩 ∪ 𝑨
- Ambil sembarang 𝑥 ∈ 𝑩 ∪ 𝑨, berarti ∈ B atau 𝑥 ∈ 𝑨. Ini dapat pula
dinyatakan 𝑥 ∈ 𝑨 atau 𝑥 ∈ B, sehingga berakibat 𝑥 ∈ 𝑨 ∪ 𝑩. Oleh karenanya 𝑩
∪ 𝑨⊆ 𝑨 ∪ 𝑩
Dari kedua uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa 𝑨 ∪ 𝑩 = 𝑩 ∪ 𝑨
22. Misalkan A  {x | x  2} dan B  {x | x  3} , buktikan bahwa A  B
Penyelesaian
Ambil sebarang x  A, buktikan x  B
xA  x  2  x  3  xB
sehingga A  B
23. Misalkan A, B, C, dan D adalah suatu himpunan.,
R : A  B, S : B  C , dan T : C  D , Buktikan bahwa ( R  S )  T  R  ( S  T )
Penyelesaian
Adit bahwa (i). (R  S)  T  R  (S  T) dan (ii). R  (S  T)  (R  S)  T
(i). Misalkan (a, d)  ( R  S )  T , Maka ada suatu c di C sedemikian hingga (a,c)
 ( R  S ) dan (c,d)  T . Karena (a, c)  ( R  S ) , ada suatu b di B sedemikian

sehingga (a,b)  R dan (b,c)  S . Karena(b,c)  S dan (c,d)  T , (b,d)  S  T . (a,b)


 R dan (b,d)  S  T , maka kita dapatkan (a,d)  R  ( S  T ) dengan demikian
( R  S )  T  R  (S  T ) .
(ii). Misalkan (a, d)  R  ( S  T ) , Maka ada suatu b di B sedemikian hingga (a,b)
 R dan (b,d)  ( S  T ) . Karena (b,d)  ( S  T ) ada suatu c di C sedemikian
sehingga (b,c)  S dan (c,d)  T . Karena (a,b)  R dan (b,c)  S , (a,c)  R  S . (b,c)
 R  S dan (c,d)  T , maka kita dapatkan (a,d)  ( R  S )  T dengan demikian
R  (S  T )  ( R  S )  T
Dari (i) dan (ii) terbukti bahwa ( R  S )  T  R  ( S  T ) .
24. Buktikan 𝑨 ∩ 𝑨c = Ø
Penyelesaian
Diketahui 𝐴 ∩ Ac = Ø jika dan hanya jika 𝐴 ∩ Ac ⊆ Ø dan Ø ⊆ 𝐴 ∩ Ac
- Ambil sembarang 𝑥 ∈ 𝐴 ∩ Ac berarti 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∉ 𝐴. Dalam notasi lain 𝑥 ∉ 𝐴
akan sama dengan 𝑥 ∈ 𝐴c . pernyataan tersebut mengartikan x berada di A dan
juga tidak berada di A. Ini tidak mungkin terjadi, karena tidak ada anggota yang
merupakan anggota A sekaligus bukan anggota A atau dengan kata lain hasil
irisan kedua himpunan tersebut merupakan himpunan kososng (Ø). Ini
menunjukkan bahwa 𝐴 ∩ Ac ⊆ Ø
- Karena menurut teorema himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari
seluruh himpunan, berarti Ø ⊆ 𝐴 ∩ Ac
Dari kedua uraian diatas dapat disimpulkan bahwa 𝐴 ∩ Ac = Ø
25. 𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪) = (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪)
Penyelesaian
Diketahui 𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪) = (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪) jika dan hanya jika ∪ (𝑩 ∩ 𝑪) ⊆ (𝑨
∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪) dan (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪) ⊆ 𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪)
- Ambil 𝑥 ∈ 𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪), berarti 𝑥 ∈ 𝑨 atau ∈ (𝑩 ∩ 𝑪), berarti pula 𝑥 ∈ 𝑨 atau
(𝑥 ∈ B dan 𝑥 ∈ C). Pernyataan tersebut akan sama dengan pernyataan 𝑥 ∈ 𝑨 atau
∈ B dan 𝑥 ∈ 𝑨 atau ∈ C, berakibat 𝑥 ∈ (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪). Oleh karenanya 𝑨 ∪
(𝑩 ∩ 𝑪) ⊆ (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪)
- Ambil 𝑥 ∈ (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪), berarti 𝑥 ∈ 𝑨 atau ∈ B dan 𝑥 ∈ 𝑨 atau ∈ C.
Pernyataan tersebut akan sama dengan pernyataan 𝑥 ∈ 𝑨 atau (𝑥 ∈ B dan 𝑥 ∈ C),
berakibat 𝑥 ∈ 𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪). Oleh karenanya 𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪) ⊆ (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪)
Dari kedua uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa 𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪) = (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪
𝑪)
26. Misalkan A dan B himpunan bagian dari ℝ dan didefinisikan operasi operasi (+) dan
(.) dengan
A+ B = { 𝑎 + 𝑏 | 𝑎 ∈ A dan 𝑏 ∈ B}
AB = { 𝑎𝑏 | 𝑎 ∈ A dan 𝑏 ∈ B}
Untuk sembarang A,B dan C himpunan bagian dari ℝ, buktikan bahwa :

(a) ℝ + ℝ = ℝ − ℝ = ℝ
(b) Jika A ≠ ∅, maka A – A = ∅

Penyelesaian

(a) Diketahui ℝ + ℝ = ℝ − ℝ = ℝ
Dimana A, B dan C 𝜖 ℝ
ℝ+ℝ=ℝ
A 𝜖 ℝ, B 𝜖 ℝ maka A + B 𝜖 ℝ
ℝ−ℝ=ℝ
A 𝜖 ℝ, B 𝜖 ℝ maka A - B 𝜖 ℝ
Jadi,terbukti ℝ + ℝ = ℝ − ℝ = ℝ
(b) Diketahui jika A ≠ ∅, maka A – A = ∅

Dengan menggunakan Aksioma 1.1.1 (A4), untuk setiap A ℝ, terdapat – A


𝜖 ℝ sehingga
A + (- A) = 0
A–A=0

Jadi, Jika A ≠ ∅, maka A – A = ∅.

27. Buktikan 𝑨 ∪ 𝑩 = 𝑩 ∪ 𝑨

Penyelesaian
Diketahui 𝑨 ∪ 𝑩 = 𝑩 ∪ 𝑨 jika dan hanya jika ∪ 𝑩 ⊆ 𝑩 ∪ 𝑨 dan 𝑩 ∪ 𝑨⊆ 𝑨 ∪ 𝑩
- Ambil sembarang 𝑥 ∈ 𝑨 ∪ 𝑩, berarti
- 𝑥 ∈ 𝑨 atau 𝑥 ∈ B. Ini dapat pula dinyatakan 𝑥 ∈ B atau 𝑥 ∈ 𝑨, sehingga
berakibat 𝑥 ∈ B ∪ A. Oleh karenanya 𝑨 ∪ 𝑩 ⊆ 𝑩 ∪ 𝑨
- Ambil sembarang 𝑥 ∈ 𝑩 ∪ 𝑨, berarti ∈ B atau 𝑥 ∈ 𝑨. Ini dapat pula dinyatakan
𝑥 ∈ 𝑨 atau 𝑥 ∈ B, sehingga berakibat 𝑥 ∈ 𝑨 ∪ 𝑩. Oleh karenanya 𝑩 ∪ 𝑨⊆ 𝑨 ∪
𝑩
Dari kedua uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa 𝑨 ∪ 𝑩 = 𝑩 ∪ 𝑨
28. Misalkan f ( x)  x  2 dan g  f  x 2  5x  6 , tentukan g (x ) = …?
Penyelesaian
g  f  g ( f ( x))  g ( x  2)  x 2  5x  6
Misalkan a  x  2  x  a  2
Maka g (a)  (a  2) 2  5(a  2)  6  a 2  4a  4  5a  10  6  a 2  a

Sehingga g ( x)  x 2  x
29. Selesaikan persamaan berikut, masing-masing dengna axioma lapangan atau
teorema.
a. 2x + 5 = 8
b. x2 = 2x
c. (x-1) (x+2) = 0
Penyelesaian:
a. 2x + 5 = 8
2x + 5 + (-5) = 8 + (-5)
2x + 0 = 3
2x = 3
1 1
2 x.  3.
2 2
1 1
2. .x  3.
2 2
3
1. x 
2
3
x
2
b. x2 = 2x
x.x = 2.x
1 1
x.x.  2.x.
x x
x.1  2.1
x=2
c. (x+1) (x+2) = 0
Berdasarka teorema, maka: (x+1) = 0 atau (x+2) = 0, sehimgga:
(x+1) = 0
x + 1 + (-1) = 0 + (-1)
x + 0 = (-1) + 0
x = -1
atau
(x+2) = 0 dengan langkah yang sma diperoleh x = -2
Jadi x = -1 atau x = -2
30. Buktikan bahwa, jika a, b  R maka:
c. – (a + b) = (-a) + (-b)
d. (-a).(-b) = a.b
Penyelesaian:
c. – (a + b) = – 1. (a + b) = -1. a + -1. b = (-a) + (-b)
d. (-a).(-b) = (-1. a).(-1. b) = (-1). (-1).a.b =1. a.b = a.b
1
31. Buktikan bahwa penjumlahan bilangna positif a dan lebih besar atau sama
a
1
dengan 2, yaitu jika a > 0 maka a   2.
a
Penyelesaian:
1 1
Jika a = 1 maka = 1, sehingga a   2 , sebaliknya
a a
Jika a ≠ 1 mka a – 1 ≠ 0, shingga (a-1)2 > 0 atau a2- 2a + 1 >0 atau a2+ 1 > 2a.
1
Karena a > 0 maka kita bisa mengalikan ketidaksamaan tersebut dengan ,sehingga
a
diperoleh:
1 1
(a2+ 1). > 2a.
a a
1 1
(a.a+ 1). > 2.a.
a a
1 1 1
a.a. + 1. > 2.a.
a a a
1
a.1+ 1. > 2.1
a
1
a+ >2
a
1
jadi terbukti bahwa jika a > 0 maka a   2.
a
32. Misalkan a dan b positif, buktikan a < b jika dan hanya jika a2 < b2
Penyelesaian:
Akan dibuktikan: (i). Jika a < b maka a2 < b2 dan (ii). Jika a2 < b2 maka a < b
(i). Jika a < b maka a2 < b2
Karena a < b dan a, b positif, maka a2 < ab dan ab < b2 sehingga a2 < b2
(ii).Jika a2 < b2 maka a < b
a2 < b2, maka b2 - a2 = (b+a) (b-a) adalah positif.
Karena a,b positif maka (b+a) positif, sehingga menurut teorema haruslah (b-a)
juga psitif. Dengna demikian menurut definisi a < b
Jadi dari (i) dan (ii) terbukti bahwa misalkan a, b positif, a < b jika dan hanya
jika a2 < b2
33. Tunjukkan bahwa
a. 0  a  1  0  a 2  a  1
b. a  1  1  a  a2
Penyelesaian:
a. 0  a  1  0  a 2  a  1
Karena a<1 dan a>0, maka menurut teorema a.a < 1.a atau a2<a, sehingga
0<a2<a<1
b. a  1  1  a  a 2
Karena a >1 (secara otomatis a > 0), maka menrut teorema a.a > 1.a atau a2>a,
sehingga a 2  a  1
34. Buktikan bahwa jika |x – 3|  2 maka |x2 – 9|  18 .
Penyelesaian:
| x 2  9 | = |(x - 3)(x + 3)|
= |x – 3||x + 3|
 2 |x – 3 + 6|
 2 (|x – 3| + 6)
 2 ( 2 + 6)
 16
 18
Jadi |x – 3|  2  |x2 – 9|  18
4n 2  2
35. Misalkan barisan ( x n ) dengan x n  . Tunjukkan bahwa ( x n ) terbatas!
2n 2  2
Penyelesaian:
Dicari M > 0 sehingga x n  M , n

4n 2  2 2(2n 2  1) (2n 2  1) 2n 2  1
xn     2
2n 2  2 2(n 2  1) (n 2  1) n 1

2 n 2  1 2n 2 1
 2
 2  2  2 1 3
n n n
Pilih M = 3, jelas bahwa x n  3
n
36. Misalkan barisan ( x n ) dengan x n  . Buktikan bahwa x n  1 !
n 1
Penyelesaian:
Diberikan   0
Dicari N asli supaya  n  N  xn  1  

n
xn  1  1
n 1

n n 1
 
n 1 n 1

1

n 1
1 1 1
   
n 1 n N
1 1
  N 
N 
1
Pilih N 

1 1 1
n  N  xn  1    
n 1 N 1

Jadi terbukti x n  1
37. Buktikan bahwa :
|x| < |y| jika dan hanya jika x2 < y2
Penyelesaian:
akan ditunjukkan bahwa: (i). |x| < |y|  x2 < y2 dan (ii). x2 < y2  |x| < |y|
(i). |x| < |y|  x2 < y2
(*). |x| < |y|  |x| |x| < |x| |y|
 |x|2 < |xy|
 x2 < |xy|
(**). |x| < |y|  |x||y| < |y||y|
 |xy|< |y|2
 |xy|< y2
Dari (*) dan (**), maka berdasarkan teorema :
”Jika a  b dan b  c maka a  c ”
Akibatnya : x2 < y2
terbukti bahwa : |x| < |y|  x2 < y2
(ii).x2 < y2  |x| < |y|
x2 < y2  |x|2 < |y|2
 |x|2 - |y|2 < 0

 ( x  y )( x  y )  0

Karena : ( x  y )  0 , maka ( x  y )  0 , sehingga |x| < |y|

terbukti bahwa : x2 < y2  |x| < |y|


Jadi dari (i) dan (ii),terbukti bahwa: |x| < |y| jika dan hanya jika x2 < y2
38. Carilah  (tergantung pada  ) sedemikian sehingga
x2    4x  8  

Penyelesaian:

4 x  8    4( x  2)    4 x  2    4 x  2    x  2 
4

Pilih :  
4
Akibatnya :
 
x2   x2   4 x  2  ( )( 4)
4 4
 4 x  2    4( x  2)  
 4x  8  

Jadi, terbukti bahwa : x  2    4x  8  

39. Jika 𝑎, 𝑏 ∈ R sehingga 𝑎𝑎 = 𝑏𝑏, buktikan bahwa 𝑎 = 𝑏 atau 𝑎 = −𝑏


Penyelesaian:
Diketahui : 𝑎𝑎 = 𝑏𝑏, Maka 𝑎𝑎 − 𝑏𝑏 = 𝑏𝑏 − 𝑏𝑏
𝑎2 − 𝑏 2 = 0
(𝑎 − 𝑏)(𝑎 + 𝑏) = 0
(𝒂 + 𝒃) = 𝟎
(𝑎 + 𝑏) + (−𝑏) = 0 + (−𝑏)
𝑎 + (𝑏 + (−𝑏) = 0 + (−𝑏)
𝑎 + 0 = 0 + (−𝑏)
𝑎 = −𝑏
(𝒂 − 𝒃) = 𝟎
𝑎 + (−𝑏) + 𝑏 = 0 + 𝑏
𝑎 + ((−𝑏) + 𝑏) = 0 + 𝑏
𝑎+0=0+𝑏
𝑎=𝑏
Jadi terbukti 𝑎 = 𝑏 atau 𝑎 = −𝑏
40. Tentukan himpunan A dari bilangan real x sedemikian hingga 2x  3  6.
Penyelesaian:
Diketahui x  A dan 2x  3  6 , maka
1 1
2 x  3  6  2 x  3  (3)  6  (3)  2 x  0  3  2 x  3   2x   3
2 2
3 3
 1 x   x
2 2
3
Jadi A  {x  R | x  }
2
41. A+ B = { 𝑎 + 𝑏 | 𝑎 ∈ A dan 𝑏 ∈ B}
AB = { 𝑎𝑏 | 𝑎 ∈ A dan 𝑏 ∈ B}
A dan B himpunan bagian dari ℝ dan didefinisikan operasi operasi (+) dan (.)
dan Untuk sembarang A,B dan C himpunan bagian dari ℝ, buktikan bahwa A ∙
∅=∅
Penyelesaian:
Diketahui A ∙ ∅ = ∅
A ∙ ∅ = { 𝑎𝑏 | 𝑎 ∈ A dan 𝑏 ∈ ∅}
Karena ∅ merupakan suatu himpunan yang tidak memiliki anggota, maka tidak
dapat ditemukan 𝑏 ∈ ∅ sehingga 𝑎𝑏 ∈ ∅.
Jadi,terbukti A∙ ∅ = ∅.
42. Buktikan untuk setiap bilangan real x berlaku │x2 │= │-x2 │= x
Penyelesaian:
Bukti
│x│2= (√x2) 2 = (x) 2 jika x > 0
= (-x) 2 jika x < 0
= x2 ………………(1)
│x2│= √(x2) 2 = (x2 ) sebab x 2 > 0
= x2 ……………..(2)
Dari (1) dan (2)│x│2 = │x2 │= x2

43. Buktikan =

Penyelesaian:

= = ( Terbukti )

44. Buktikan bahwa jika |x – 3|  2 maka |x2 – 9|  18 .


Penyelesaian:
| x 2  9 | = |(x - 3)(x + 3)|
= |x – 3||x + 3|
 2 |x – 3 + 6|
 2 (|x – 3| + 6)
 2 ( 2 + 6)
 16
 18
Jadi |x – 3|  2  |x2 – 9|  18
45. Carilah himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan│ x + 1│< 3.
Penyelesaian:
Menurut teorema │ x + 1│< 3 Jika dan hanya jika -3 < x + 1 < 3
Tiap ruas ditambah dengan -1, didapat -4 < x < 2
Jadi himpunan penyelesaiannya
{ x / -4 < x < 2 }
Himpunan penyelesaian dapat pula ditulis dengan menggunakan simbul irisan :
{ x / x > -4 } ∩ { x / x < 2 }.
46. Buktikan Jika F1 dan F2 tertutup, maka F1 ∪ F2 tertutup.
Penyelesaian:
Akan dibuktikan bahwa F1 ∪ F2 = F1 ∪ F2.
Dari definisi, jelas bahwa F1 ∪ F2.. ⊂ F1 ∪ F2 sehingga cukup dibuktikan F1 ∪
F2 = F1 ∪ F2.
Diambil sebarang 𝑥 ∈ F1 ∪ F2 . Akan dibuktikan bahwa 𝑥 ∈ F1 ∪ F2. Menurut
proposisi sebelumnya, 𝑥 ∈ F1 ∪ F2 = F1 ∪ F2. Karena F1 dan F2 tertutup, maka
𝑥 ∈ F1 ∪ F2.
47. Jika 𝑐 < 1, tunjukkan bahwa 1 < 𝑐 < 𝑐 2
Penyelesaian:
Akan dibuktikan jika 𝑐 < 1 𝑚𝑎𝑘𝑎 1 < 𝑐 < 𝑐 2
𝑎
Misal 𝑐 = 𝑏,𝑎 > 𝑏

𝑎 2 𝑎2 𝑎 2 𝑎
𝑐 2 = (𝑏) = 𝑏2 > 0. Karena 𝑎 > 𝑏 dan 𝑎2 > 𝑏 2 𝑚𝑎𝑘𝑎 (𝑏) > 𝑏

Dengan kata lain 𝑐 < 𝑐 2 . Sehingga terbukti bahwa jika 𝑐 > 1 maka 1 < 𝑐 < 𝑐 2
48. Tunjukkan bahwa a  1  1  a  a 2
Penyelesaian:
a  1  1  a  a2
Karena a >1 (secara otomatis a > 0), maka menrut teorema a.a > 1.a atau a 2>a,
sehingga a 2  a  1
49. Jika A  R, maka inf A = -sup (-A).
Penyelesaian:
BUKTI :
Misalkan a = inf A, maka: (i). x ≥ a, bila x  A; dan (ii). a > b, bila b batas bawah
A.
Dari (i) diperoleh -x ≤ -a, jadi –a batas atas –A; dan dari (ii) dipeoleh -b batas
atas –A dengan –b > -a; jadi –a = sup (-A), atau a = -sup (-A).
jadi terbukti bahwa Jika A  R, maka inf A = -sup (-A).
50. Jika |𝑎 − 𝑚| < 1, tunjukkan bahwa |𝑎| < |𝑚| + 1
Penyelesaian:
Diketahui |𝑎 − 𝑚| < 1 maka diperoleh
𝑎 − 𝑚 < 1 𝑑𝑎𝑛 − (𝑎 − 𝑚) < 1 ≡ (𝑎 − 𝑚) > −1
Sehingga −1 < 𝑎 − 𝑚 < 1
−1 + 𝑚 < 𝑎 < 1 + 𝑚
−(1 + (−𝑚)) < 𝑎 < 1 + 𝑚
Menurut teorema, maka diperoleh
−(1 + |−𝑚|) < 𝑎 < 1 + 𝑚
−(1 + |𝑚|) < 𝑎 < 1 + 𝑚
Dengan teorema, maka diperoleh |𝑎| < 1 + |𝑚|
Jadi terbukti |𝑎| < |𝑚| + 1
51. Misalkan A ⊂ R rapat dalam R dan 𝑥 𝜖 𝑅, tunjukkan bahwa sup {𝑎 𝜖 𝐴|𝑎 < 𝑥} = 𝑥
Penyelesaian:
A rapat dalam R berarti 𝑥, 𝑦 𝜖 𝑅 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 < 𝑦 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑎 𝜖 𝐴 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑥 <
𝑎<𝑦
Akan dibuktikan sup {𝑎 𝜖 𝐴|𝑎 < 𝑥} = 𝑥
i) 𝑎 ≤ 𝑥, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎 ∈ 𝐴
ii) 𝑦 < 𝑥, ∃𝑎0 ∈ 𝐴 ∋ 𝑦 < 𝑎0
Karena dari sifat kerapatan terdapat 𝑎 ∈ 𝐴 sehingga 𝑥 < 𝑎 < 𝑦 maka benar
bahwa ∃𝑎0 ∈ 𝐴 sehingga 𝑦 < 𝑎0 jadi sup {𝑎 𝜖 𝐴|𝑎 < 𝑥} = 𝑥
52. Misalkan 𝑎, 𝑏∈ ℝ dan berlaku 𝑎 ≤ 𝑏 + 𝜀 untuk setiap 𝜀 > 0. Tunjukkan bahwa 𝑎 ≤
𝑏.
Penyelesaian:
Akan dibuktikan 𝑎 ≤ 𝑏 jika 𝑎, 𝑏∈ ℝ berlaku 𝑎 ≤ 𝑏 + 𝜀 untuk setiap 𝜀 > 0
Andaikan 𝑎 > 𝑏
1
Misalkan 𝜀0 = (𝑎 − 𝑏) 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝜀0 > 0 sehingga diperoleh 𝑏 < 𝑎 − 𝜀0
2

Hal ini kontradiksi dengan yang diketahui, jadi seharusnya 𝑎 ≤ 𝑏


Jadi, terbukti bahwa 𝑎 ≤ 𝑏
2 x 2  3x  3
53. Diberikan fungsi f yang didefinisikan dengan f ( x)  untuk x  [2,3] .
2x  1
Tentukan konstanta M sedemikian sehingga f ( x)  M .

Penyelesaian:

2 x 2  3x  1 2 x  3x  1
2

Diketahui f ( x)   , maka:
2x  1 2x  1
2 x 2  3x  1  2 x 2  3x  1  2 x 2  3 x  1  2 3 2  3 3  1  28

Dan
2 x  1  2 x  1  2(2)  1  3

2 x 2  3x  1 28 28
Sehingga f ( x)   . Jadi, dengan mengambil M  , didapat
2x  1 3 3

f ( x)  M , untuk setiap x  [2,3] .

54. Misalkan 𝑔(𝑥) = 1 − 𝑥 2 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐵 = {𝑔(𝑥)|𝑥 𝜖 [−1,1]}. Tentikan sup B


Penyelesaian:
𝑔(𝑥) = 1 − 𝑥 2 maka supremum dari B = { 𝑔(𝑥)|𝑥 𝜖 [−1,1]} adalah pada x = 0
sehingga 𝑔(0) = 1 − 02 = 1
55. Misalkan 𝑓(𝑥) = 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐴 = {𝑓(𝑥)|𝑥 𝜖 [−1,1]}. Tentikan sup A
Penyelesaian:
𝑓(𝑥) = 𝑥 maka supremum dari A = { 𝑓(𝑥)|𝑥 𝜖 [−1,1]} adalah pada x = 1
sehingga 𝑓(1) = 1

You might also like