You are on page 1of 18

PROPOSAL

SENTRALISASI OBAT

A. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan di rasakan sebagai suatu penomena yang harus
direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat
kondusif dengan belajar banyak langkah-langkah kongkrit
dalam pleaksanaannya (Nursalam,2002). Salah satunya adalah
pengelolaan sentralisasi obat. Pencegahan terhadap
penggunaan dan konsumsi obat. Sebagai salah satu peran
perawat, perlu dilakukan dalam suatu pola alur yang
sistematis sehingga resiko kerugian baik secara materil
maupun non materil dapat diminimalisir. Teknik pengelolaan
obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien sepenuhnya
diserahkan kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat
juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Sentralisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi
farmakologi (pengobatan) secara tepat pasien, tepat waktu,
tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan
memeperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat pada
ruangan IRNA II dilaksanakan pada obat injeksi yang disimpan
oleh perawat di tempat khusus di ruang perawat dan diberikan
menurut jadwal pemberian, sedangkan obat oral diberikan
kepada pasien/keluarganya dan perawat hanya memeberitahu
cara pemberiannya. Resep dari dokter diberikan keluarga
pasien untuk dibeli di apotek, setelah mendapatkan obatnya
diserahkan kepada perawat untuk dicatat dalam buku
penerimaan obat. Karena hal tersebut diatas, kelompok IX dan
X berencana mensosialisasikan dan melaksanakan sentralisasi
obat yang mencangkup obat oral maupun injeksi karena
pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan suatu usaha
untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan
berbagai kerugian pada pasien. Resistensi tubuh terhadap
obat dan resistensi terhadap kuman penyakit dapat terjadi
jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan
baik, kerugian lain yang dapat terjadi adalah kerusakan
organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang tidak
diharapakan. Selain itu pemberian obat secara tidak tepat
dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh
karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga
penggunaan obat dapat dikontrol oleh perawat dan
pasien/keluarga serta resiko kerugian baik secara materil
dan non material dapat dihindari. Pada akhirnya kepercayaan
pasien terhadap perawat juga semakin meningkat. Berdasarkan
hal tersebut, untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan
sentralisasi keperawatan di IRNA II di RSUD Patut Patuh
Patju Gerung, kami akan melakukan sentralisasi obat oral di
ruangan tersebut.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat dalam pelaksanaan
sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan
sentralisasi obat.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu meningkatksn peran perawat dan mahasiswa dalam
menerapkan pemberian obat secara tepat dan benar
sesuai dengan prinsip 6 T dan 1 W (Tepat pasien, tepat
obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian,
tepat dokumentasi dan waspada efek samping obat) serta
mendokumentasikan hasil pengelolaan.
b. Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan perawat dan mahasiswa dalam melakukan
pengelolaaan sentralisasi obat.
c. Mampu meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan
obat sesuai dengan program terapi.
d. Mampu meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas
asuhan keperawatan yang diberikan.
e. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap
perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat.

C. Manfaat
1. Bagi pasien.
a. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap
pelayanan keperawatan.
b. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh
terhadap obat.
2. Bagi perawat.
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obat yang
dikomsumsi oleh klien.
c. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga kepada
perawat.
3. Bagi institusi
a. Tercapainya pengalaman dalam sentralisasi obat.
b. Terciptanya model asuhan keperawatan yang profession
LANDASAN TEORI
SENTRALISASI OBAT

A. Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh
obat yang kan diberikan kepada diserahkan pengelolaan
sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2007).
B. Tujuan pengelolaan obat
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secra
bijaksana dan menghindarkan pemborosan sehingga asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling
sering mengapa obat perlu disentralisasi.
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat
standar yang lebih murah dengan mutu yang terjamin
memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
3. Meresepkan obat tanpa di diagnosis pasti dibuat “ hanya
untuk mencoba”.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang
diperlukan.
5. Memberikan obat kepada pasein yang tidak mempercayainya
dan yang akan membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih dari pada yang dibutuhkn sehingga
banyak yang tersisa sesudah batas kadaluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es sehingga vaksin dan obat
menjadi tidak efektif.
8. Meletakkan obat di tempat yang lembab, terkena cahayaa
atau panas.
9. Mengeluarkan obat dari (tempat penyimpanan) terlalu
banyak pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau
dicuri (Mc.Mahoon, 1999).
C. Teknik pengelolaan obat (sentralisasi)
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh
perawat.
1. Penanggung jawab pengelolaaan obat adalah kepala ruangan
yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staf
yang ditunjuk.
2. Kelurga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penegelolaan obat .
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat
dan obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan
kepada perawat dengan menerima lembar terima obat.
b. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat,
jumlah dan sediaan (bila perlu) dalam kartu control,
dan diketahui (ditanda tangani) oleh keluarga atau
pasien dalam buku masuk obat keluarga atau pasien
selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau
bialamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan
tentang 5T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara
pemeberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan
obat yang harus diminum beserta sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh
perawat dalam kotak obat (Nursalam,2007).
4. Pembagian obat.
a. Obat yang telah di terima untuk selanjutnya disalin
dalam buku daftar pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan
oleh perawat dengan meperhatiakan alur yang tercantum
dalam buku daftar pemeberian obat: dengan terlebih
dahulu dicocokkan dengan terapi yang dinstuksikan
dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam
obat, kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping.
Usahakan tempat atau wadah obat kembali ke perawat
setelah obat dikomsumsi. Pantau efek sampaing pada
pasien.
d. Sediaan obat yang selanjutnya diperiksa setiap pagi
oleh kepala ruangan atau petugas yang ditunjuk dan
didokumentasikan dalam buku masuk obat.
e. Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan
kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika
masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung
jawab pasien (Nursalam,2007).
5. Penambahan obat baru
a. Bila terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis,
atau perubahan pemberian alur obat maka informasi
ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan
obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu
saja) maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk
obat dan selanjutnya akan diinformasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2007).
6. Obat khusus.
a. Obat yang dikategorikan khusus apabila sediaan
memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan alaur
pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang
cukup besar atau hanya diberikan pada waktu tertentu/
sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu
khusus obat.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga:
nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, dan wadah
obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada
keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi
dari keluarga setelah pemberian obat (Nursalam,2007).
Seorang manager keperawatan kesehatan dapat mendidik
staf menegenai obat dengan cara-cara berikut ini:
a. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering
dipakai, jelaskan penggunaan dan efek samping,
kemudian berikan salinan kepada semua staf.
b. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering
digunakan dan gantungkan di dinding.
c. Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab
pemborosan obat.
d. Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-
macam obat.
e. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah
mengenai satu jenis obat setiap minggu pada waktu
pertemuan staf.
f. Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi
sederhana di perpustakaan (Mc.Mahon,1999)
7. Menyimpan persediaan obat.
a. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat,
jumlah obat dan menulis etiket dan alamat pasien.
Penyimpanan stok (persediaan) yang teratur dengan baik
merupakan bagian penting dari manajemen obat. Obat
yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau
dalam kartu persediaan.
b. Sistem kartu persediaan
c. Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang
digunakan untuk menggantikan buku besar persediaan,
kartu ini berfungsi seperti buku besar persediaan,
yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan barang
yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang
di keluarkan dalam buku besar persediaan, masing-
masing barang di tempatkan pada barang yang terpisah.
Tetapi dalam sistem kartu persediaan, masing masing
barang di tuliskan dalam kartu yang terpisah.
d. Lemari obat.
e. Periksa keamanana mekanisme kunci dan penerangan
lemari obat serta lemari pendingin. Periksa persediaan
obat, pemisahan antara obat untuk penggunaan oral
(untuk diminum) dan obat luar.

D. Peran
1. Kepala ruangan
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan
mal praktik.
b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2. Perawat Primer
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat .
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralsissi obat.
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
3. Perawat Asociate
Melakukan pencatatan dan kontol terhadap pemakaian obat
selama klien dirawat.

E. Pelaksanaan
Kegiatan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu
pertama sampai minggu kedua selama mahasiswa praktik di
ruang IRNA II. Ruangan yang digunakan dalam mengelola
sentralisasi obat adalah ruang nurse station.
Metode yang digunakan adalah ODD (One Day Dose), dengan
melibatkan depo farmasi ruangan.

F. Istrumen
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat.
2. Lemari atau kotak sentralisasi, tempat obat dan baki.
3. Tanda bukti serah terima dari farmasi.
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. PP mengucapkan salam dan 10 Nurse Ari Yanti Pua Jiwa.
melaporkan kegiatan menit station
sentralisasi kepada Karu.
2. Karu menanyakan persiapan Zulqutbi
sentralisasi obat oral
dan obat injeksi.
3. PP menyebutkan hal-hal Ari Yant Pua Jiwa
yang sudah disiapkan
Zulqutbi.
4. Karu memeriksa
kelengkapan administrasi
sentralisasi obat
(meliputi: imformed
consent, formulir
pemberian obat oral dan
injeksi, lembar serah
terima obat).
Pelaksanaan 1. PP menerima obat dari Nurse Zulqutbi
depo farmasi, dengan station
model one day dose.
2. PP melakukan pencatatan Nurse Zulqutbi
pada format penerimaan station
obat oral dan injeksi,
yang meliputi:
a. Identitas pasien.
b. Nama obat, dosis dan
cara pemberiannya.
c. Jumlah obat yang di
terima dari faramasi
d. Jam dan nama penerima
obat
3. PP dan PA menjelaskan Ari Yanti,Made Hatining ,
informed consent Bed Murhani,Maqbula,Rinni,Sri
sentralisasi obat. pasien Zuriatun,Ketut Suwasta,A.
Fatoni,M Faizan,
4. PP dan PA menyerahkan
kartu serah terima obat
oral. Ari Yanti Pua
Jiwa,Rizal,a.Sarifudin,Nurlela,
Hilyatun,Wy Armini,L Hasbulah
5. PP memberikan penjelasan Bed
pada pasien dan keluarga pasien Zulqutbi
mengenai nama obat yang
akan
diberikan,manfaat,dosis,
cara pemeberian,efek
samping,dan
kontraindikasi.
6. PP dan PA memeberikan Ari Yanti Pua
obat oral kepada pasien Bed Jiwa,Rizal,a.Sarifudin,Nurlela,
sesuai dengan jadwal pasien Hilyatun,Wy Armini,L Hasbulah
yang sudah ditentukan. Yulia Agisni
7. PA memebrikan obat
kepada pasien dengan
melibatkan kelurga. Bed
8. Kemudian PA pasien
menandatangani format
pemberian obat oral
maupun injeksi serta Bed Made Hatining ,
mengobservasi efek pasien Murhani,Maqbula,Rinni,Sri
samping dari obat yang Zuriatun,Ketut Suwasta,A.
telah diberikan. Fatoni,M Faizan .
9. Karu mengecek kembali
kelengkapan
pendokumentasian
sentralisasi obat
Nurse
station
4.Format pemberian obat oral dan injeksi

G. Mekanisme Kegiatan
H. Petunjuk Teknis Pengisian Format Surat Persetujuan
Sentralisasi Obat
1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nam
pasien sendiri, anak, istri, suami, orang tua, dan lain-
lain.
2. Nama klien, umur, jenis kelamin, alamat dan nomor
register diisi sesuai dengan data klien yang bersangkutan
3. Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat
4. Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelkasanaan
informed consent (yaitu diawal klien MRS).
5. Format ditanda tangani oleh perawat yang menerangkan dan
klien yang menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi
obat, disertai para saksi-saksi.

I. Petunjuk Teknis Pengisian Format Pemberian Obat


1. Pengisian nama pasien , nomor register, umur dan ruangan.
2. Kolom nam obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan
sesuai dosis ,dan cara pemberian
3. Kolom tanggal diisi tanggal pemberian obat secara
horizontal.
4. Kolom terima diisi jumlah obat yang diterima dari depo
farmasi .
5. Kolom penerima diisi nama perawata yang menerima, kemudia
paraf
6. Kolom pemberian obat diisi sesuai jam berapa obat
diberikan beserta nama perawat atau paraf.
7. Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu jumlah
obat yang masih ada setelah pemberian beserta nama
perawat.
J. Petunjuk Teknis Pengisian Tanda Bukti Serah Terima Obat
(Untuk Farmasi)
1. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal
serah terima obat.
2. Pengisiasn nam pasien, umur dan nomor register ruangan .
3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan diisi sesuai
dengan nama obat, frekuensi pemberian dan jumlah yang
diterima).
4. Kolom TT dan nam terang yang menyerahkan diisi oleh
petugas farmasi.
5. Kolom TT dan nama terang yang menerima diisi oleh perawat
yang menerima.

K. Petunjuk Teknis (Jiknis) Sentralisasi Obat


1. Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat dari sentralisasi
obat (diawal MRS).
2. Pasien atau kelurga mengisi format persetujuan
sentralisasi obat (diawal MRS).
3. Perawat menerima obat dari farmasi dengan model ODD (one
day dose).
4. Perawat menyimpan obat yang telah diterima dan disimpan
dikotak obat.
5. Perawat meletakkan obat ditempat obat saat memberikan
obat pada pasien sesuai dengan jadwal pemberian obat yang
telah ditentukan.

L. Kegiatan Sentralisasi Obat


1. Penanggung jawab : Vemmi Retna Lindasari
2. Tujuan : Mampu melaksanakan peran PP dalam
pengelolaan sentralisasi obat dan mendokumntasikan hasil
pengelolaan sentralisasi obat dengan benar.
3. Rencana strategi
a. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi
informed consent, format serah terima obat dan format
pembeian obat oral atau injeksi.
b. Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan
dokter dan bagaian farmasi.
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan
sentralisasi obat.
4. Pelaksanaan
Topik : Sentralisasi Obat
Hari tanggal : Kamis, 10 Agustus 2017
Waktu : 10.30 WITA
Tempat : Ruang IRNA II
Karu : Nunung Hayati
PP : Zulqutbi dan Ari Yanti Pua Jiwa
PA :AriYantiPuaJiwa,Rizal,a.Sarifudin,Nurlela,

Hilyatun,Wy Armini,L Hasbulah

Made Hatining , Murhani, Maqbula,


Rinni, Sri Zuriatun, Ketut Suwasta, A.
Fatoni,M Faizan .

Pelaksana : Ni Made Hatining Ayu


Pembimbing : Mahendrawati Ningsih,S.Kep

M. Evaluasi
1. Struktur (input)
a. Pelaksanaan sentraisasi obat dilaksanakan di ruang IRNA
II
b. Persiapan dilakukan sebelumnya
c. Perawat yang bertugas
2. Proses
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan
ruangan yang telah ditentukan dan pasien yang
menyutujui informed consent untuk dilakukan
sentralisasi obat.
b. Pelakasanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang
telah ditentukan.
3. Hasil
a. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi
obat.
b. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar.
c. Perwat mudh mengontrol pemberian obat.
d. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan
benar
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam praktek


keperawatan professional:Jakarta.Salemba Medika

Nursalam .2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan


Praktek:Jakarta.Salemba Medika

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Untuk : ( ) Diri sendiri ( ) Istri (


) suami

( )Anak ( )Orang tua (


)Lainnya

Nama pasien :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Ruang :

No.RM :
Menyatakan ( setuju/tidak setuju*) untuk dilakukan
sentralisasi obat ,setelah mendapatkan penjelasan tentang
sentralisasi obat yaitu pengaturan pemakaian obat yang
diatur/dikoordinir oleh perawat sesuai ketentuan dosis yang
diberikan dokter.

Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai


berikut:

1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerjasama


dalam pelaksanaan sentralisasi obat .
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu keperawat
yang bertugas saat itu.
3. Obat dari apotik diserahkan kepada perawat .
4. Nama obat,dosis,jumlah yang di terima akan dicatat dalam
buku serah terima dan ditanda tangani oleh keluarga
/pasien dan perawat yang menerima.
5. Obat akan disimpan di kantor perawatan .
6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis.
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belom habis
sisa obat akan diberikan kepada pasien dan keluarga.
Dengan demikian menyatakan bertanggung jawab atas
pertanyaan yang dibuat dan tidak akan melakukan tuntutan
/gugatan di kemudian hari atas tindakan tersebut.
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-
benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya

Perawat yang menerangkan Mataram 18 Agustus


2017
Yang menyetujui

Saksi 1:
Saksi 2:
NB:Harap diisi dengan nama jelas dan tanda tangan*coret
yang tidak perlu.

You might also like