You are on page 1of 8

COVER

Identifikasi Kesalahan Peserta Didik dalam


Menyelesaiakan Soal Matematika (PISA-likes dan
TIMSS-like)di SMA N 2 Banguntapan: Watson
Difficulty Categories
Munaya Nikma Rosyada, Luki Slamet Purwoko, Oriza Devi Febrina
S1 Pendidikan Matematika, FMIPA, UNY

Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) jenis-jenis


kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal PISA-Like dan TIMSS materi
materi luas dan volume, perbandingan, dan trigonometri berdasarkan
kategori kesalahan menurut Watson; dan (2) persentase masing-masing jenis
kesalahan siswa di tiap soal dalam menyelesaikan soal PISA-Like dan
TIMSS materi materi luas dan volume, perbandingan, dan trigonometri
berdasarkan kategori kesalahan menurut Watson. Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif. Sampel penelitian terdiri atas 64 siswa dari 2
kelas (32 siswa kelas X IPA 2 dan 32 siswa kelas XI IPA 1). Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis dan wawancara. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jenis kesalahan siswa yang terjadi
diantaranya kesalahan penggunaan data yang tidak tepat, kesalahan prosedur
yang tidak tepat, kesalahan kesimpulan hilang, kesalahan konflik level
respon, kesalahan manipulasi tidak langsung, dan kesalahan masalah hirarki
keterampilan. Hasil analisis data menunjukkan (persen2 nya). Faktor yang
menyebabkan siswa melakukan kesalahan data hilang adalah ..., kesalahan
prosedur tidak tepat adalah ..., kesalahan konflik level respon adalah ...,
kesalahan manipulasi tidak langsung adalah ..., dan kesalahan masalah
hirarki keterampilan adalah ....

Kata Kunci: analisis kesalahan, Watson Categories, PISA, TIMSS.

I. PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar [1]. Pembelajaran melibatkan peserta didik,
tenaga pendidik, dan sumber belajar yang digunakan. Pada implementasi kurikulum 2013, pembelajaran
diarahkan kepada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dimana pendidik hanya berperan
sebagai fasilitator, peserta didik yang menemukan sendiri pengetahuannya. Dengan begitu, peserta didik
diharapkan memiliki sifat rasa ingin tahu yang tinggi, gigih, dan kritis.
Kemampuan matematika hendaknya tidak hanya diukur dari kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan soal secara mekanistik, namun peserta didik juga diarahkan untuk mampu berpikir logis
dan kreatif [2]. Karena matematika merupakan suatu cara berpikir, mengator pembuktian logis, dan
sebagai bahasa melalui proses pembelajaran [3]. Hal lain yang menjadi penting adalah pemberian soal
yang berbasis kontekstual, agar peserta didik mampu menerapkan konsep dengan baik ke dalam
permasalahan sehari-hari untuk mendapatkan pengalaman belajar. Maka dari itu diperlukan tes yang
mampu melatih peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut. Soal bertipe
PISA dan TIMSS menjadi salah satu jenis tes yang dimaksud. PISA (Programme for International
Student Assessment) menekankan pada penguasaan konsep pada masalah kontekstual (literasi
matematika) siswa berusia 15 tahun [4]. Sedangkan TIMSS (The Trend in International Mathematics and
Science Study) bertujuan untuk perkembangan pembelajaran matematika dan sains pada kurikulum
sekolah setiap empat tahun sekali [5]. Dengan kata lain, TIMSS mengukur kemampuan matematika
peserta didik sesuai dengan standar kemampuan lulusan di kurikulum Negara yang bersangkutan.
Matematika di sekolah masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi peserta didik,
ditambah lagi dengan implementasi kurikulum 2013 yang menekankan pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Banyak dijumpai peserta didik yang kesulitan menemukan konsep dan suatu rumus dalam
matematika. Salah satu cara mengamati pencapaian peserta didik dilakukan dengan penilaian/tes tertulis
oleh pendidik. Pendidik dapat memberikan soal uji kompetensi setelah pembelajaran usai, atau dapat
dilakukan di tengah proses pembelajaran berlangsung. Dengan menganalisis kesalahan siswa dalam
mengerjakan soal, pendidik mampu mengetahui sejauh mana penguasaan materi peserta didik dan pada
bagian mana mereka mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi/bab.
Pokok pembahasan dalam soal PISA-likes dan TIMSS-likes yang dibuat adalah materi luas dan
volume, perbandingan, dan trigonometri, karena berdasarkan pengamatan dari peneliti, ketiga sub-bab
tersebut siswa banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Pertimbangan lain adalah pada
sub-bab tersebut adalah konteks yang sering dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari. Kesalahan
siswa dalam menyelesaiakan masalah matematika PISA-likes dan TIMSS-likes tersebut akan dianalisis
menggunakan kategori kesalahan: Watson. Karena kategori kesalahan: Watson dapat digunakan pada
masalah matematika yang berbasis kontekstual atau soal certa maupun bukan.

Tabel 1 Kategori Kesalahan: Watson dalam menyelesaiakan masalah matematika [6]


No. Kategori Kesalahan:
Keterangan
Watson
1. Data tidak tepat Pengoperasikan langkah-langkah penyelesaian masalah pada level
(inappropriate data) yang tepat, tetapi siswa memilih informasi atau data yang tidak tepat.
2. Prosedur tidak tepat Pengoperasikan langkah-langkah penyelesaian masalah pada level
(inappropriate yang tepat, tetapi menggunakan prosedur atau cara yang tidak tepat,
procedure) misalnya menggunakan prinsip atau rumus dengan cara tidak tepat.
3. Data hilang (omitted Penyelesaian masalah kehilangan satu data atau lebih sehingga
data) penyelesaian tidak benar, Namun siswa melakukan langkah-langah
pada level yang tepat.
4. Kesimpulan hilang Mampu menunjukkan alasan pada level yang tepat namun gagal
(omitted conclusion) menarik kesimpulan.
5. Konflik level respon Siswa menunjukkan suatu kompetisi operasi pada level tertentu dan
(response level kemudian menurunkan ke operasi yang lebih rendah untuk
conflict) kesimpulan.
6. Manipulasi tidak Langkah-langkah penyelesaian yang tidak urut, acak, bahkan
langsung (undirected sederhana namun kesimpulan dapat ditemukan dan secara umum
manipulation) data yang ada digunakan secara keseluruhan.
7. Masalah hirarki Siswa tidak dapat menyelesaikan permasalahan karena siswa tidak
keterampilan (skill trampil dalam memanipulasi angka khususnya dalam aljabar.
hierarchy problem)
8. Lain-lain Kesalahan siswa yang tidak termasuk pada ketujuh kategori di atas
(above other) dikelompokkan dalam kategori ini. Kesalahan selain ketujuh kategori
di atas diantaranya pengopian data yang salah dan tidak merespon.
Berdasakan kategori kesalahan siswa dalam menyelesakan masalah matematika menurut Watson,
peneliti mengelompokan kesalahan siswa dalam masalah matematika berupa PISA-likes dan TIMSS-likes
pada penelitian yang dilakukan serta menganalisis kesalahan yang didapatkan dalam penelitian. Sehingga
dengan adanya penelitian ini dapat menjadi bahan untuk mengembangkan pembelajaran matematika
khususnya pada sub-bab Luas dan Volume, Perbandingan dan Trigonometri.

II. METODE PENELITIAN


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menganalisis kesalahan siswa menurut
Watson. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2017 dengan melibatkan 64 siswa dari 2 kelas di
SMA N 2 Banguntapan (X IPA 2 dan XI IPA 1). Data penelitian adalah jawaban siswa dalam
mengerjakan butir soal yang diberikan, yaitu 2 soal bertipe PISA-likes dan 1 soal bertipe TIMSS-likes
yang telah divalidasi sebelumnya. Instrumen yang digunakan tersebut mengukur kemampuan siswa dalam
menyelesaiakan masalah matematika pada materi Luas dan Volume, Perbandingan, dan Trigonometri.
Data dianalisis dengan menggunakan analisis kesalahan (error analysis) menurut Watson, karena
sesuai dengan jenis soal dan jenis jawaban siswa yang berupa soal essay.
Untuk mendapatkan data penelitian, metode pengumpulan data sebagai berikut
1. Tes tertulis
Siswa mengerjakan soal tes tertulis berbentuk soal uraian sebanyak 3 soal yang harus dikerjakan.
Soal yang diberikan yaitu soal yang berdasar pada PISA dan TIMSS
2. Wawancara
Wawancara yang dilakukan yaitu wawancara secara ringan terhadap beberapa siswa mengenai
bagaimana respon siswa dalam mengerjakan soal
Analisis data dilakukan setelah pengumpulan data. Langkah – langkah dalam analisis data yaitu :
1. Tahap pertama, peneliti membuat instrument penelitian berupa tes tertulis dan garis garis besar yang
akan ditanyakan kepada siswa
2. Tahap kedua, peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes tertulis siswa serta jawaban siswa saat di
wawancara
a. Hasil tes tertulis
Dalam menganalisis hasil tes tertulis siswa, peneliti membuat rubik penilaian terlebih dahulu,
kemudian mencocokkan kepada hasil pekerjaan siswa dan peneliti mengelompokkan pekerjaan
siswa yang benar dan salah. Jawaban siswa yang salah kemudian dianalisis kesalahannya dan
diklasifikasikan ke dalam kesalahan konsep dan prosedur kemudian diklasifikasikan lagi
menurut indikator.
b. Hasil wawancara
Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang memperkuat hasil tes siswa.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah penelitian dilakukan, didapatkan total 186 kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesakan masalah matematika PISA-likes dan TIMSS-likes. Dengan rincian pada Tabel 2 di bawah
ini.
Tabel 2 Persentase Banyak Kesalahan Siswa pada tiap Butir Soal
Soal Frekuensi Persentase
Soal A. Luas dan Volume 102 54,9%
Soal B. Perbandingan 39 20,9%
Soal C. Trigonometri 45 24,2%
Total 186 100%

Dapat dilihat pada tabel, bahwa Soal A tentang Luas dan Volume bagi siswa dapat dinyatakan
cukup sulit. Karena jika dilihat dari tipe soal A ini merupakan soal cerita kontekstual dan terdapat gambar
sehingga siswa cukup sulit untuk meninterpretasikannya ke dalam pikiran peserta didik. Hal tersebut juga
sesuai dengan penelitan saudara Aryadi yang berjudul “Identifying (Indonesian) Students’ Difficulties in
Solving Context-Based (PISA) Mathematics Tasks” yang menyatakan bahwa siswa Indonesia masih sulit
untuk memahami soal-soal cerita berbasis kontekstual. Lebih lanjut, peneliti akan merinci kesalahan-
kesalajhan siswa dalam menyelesaiakan masalah matematika tiap butirnya, yaitu:

1. Soal A. Luas dan Volume

Gambar 1 Soal PISA-likes A: Luas dan Volume


Dengan total 102 kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah pada Soal PISA-likes A tentang
luas dan Volume., terdapat beberapa kesalahan yang menarik yaitu:
a. Data tidak tepat (Inappropriate Data) yaitu terdapat 25 kesalahan pada kategori ini. Sebagian
besar pada kategori ini melakukan kesalahan dalam menginterpretasikan gambar dengan
keterangan yang ada. Dan dalam pengambilan interpretasi tersebut merupakan kesalahan yang
akan berakibat pada kesimpulan yang selanjutnya sehingga penyeklesaiannya akan tidak benar
walau prosedur yang dilakukan sudah tepat. Dan juga dalam kategori ini ada kesalahan berupa
penggunaan variable yang belum diidentifikasikan sehingga terdapat kesalahan berupa
pensubstitusaian data.
b. Prosedur tidak tepat (Inappropriate Procedure) yaitu terdapat 18 kesalahan yang sebagian besar
mengalami kesalahan konsep dalam operasi amtematika yaitu dengan mencoret bilangan yang
merupakan kesalahan dalam konsep matematika yaitu bukan menghilangkan namun
menyederhanakan. Serta terdapat prosedur yang dilakukan siswa namun tidak termasuk dalam
langkah penyelesaian soal yang diberikan.
c. Kesimpulan hilang (Ommited Conclusion) yaitu terdapat 27 kesalahan yaitu siswa masih
menyatakan kesimpulan pada proses operasi matematika bukan menyimpulkan ke dalam bahasa
soal.
d. Konflik level respon (Response Level Conflict) yaitu terdapat 20 kesalahan yang sebagian besar
siswa yang belum mengetahui tujuan permasalahan atau pekerjaan siswa belum selesai sehingga
peneliti belum bisa menyimpulkan pemikiran siswa.
e. Manipulasi tidak langsung (Undirect Manipulation) yaitu terdapat 12 kesalahan yang sebagian
besar melakukan kesalahan dalam pembulatan infine. Serta terdapat siswa yang langsung
menggunakan akibat konsep kesebangunan tanpa menjelaskan alasannya,
Secara umum kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah pada Soal PISA-likes A:
Luas dan Volume dapat dilihat di Tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3 Persentase Kesulitan Siswa pada Soal PISA-likes A: Luas dan Volume
No. Kategori Kesalahan: Watson Frekuensi Presentase
1. Data tidak tepat
2. Prosedur tidak tepat
3. Data hilang
4. Kesimpulan hilang
5. Konflik level respon
6. Manipulasi tidak langsung 0 0%
7. Masalah hirarki keterampilan
8. Lain-lain
Total 102 100%

Gambar 2 Respon Siswa Soal PISA-likes A: Luas dan Volume


2. Soal B. Perbandingan

Gambar 3 Soal PISA-likes B: Perbandingan


Dengan total 39 kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah pada Soal PISA-likes B tentang
Perbandingan., terdapat beberapa kesalahan yang menarik yaitu:
a. Kesimpulan hilang (Ommited Conclusion) yaitu terdapat 21 siswa tidak menyimpukan atas suatu
nilai/jawaban yang didapat ke dalam konteks soal, mereka hanya melakukan perhitungan tanpa
mengetahui maksud dari nilai/jawaban yang ditemukan.
b. Konflik level respon (Response Level Conflict) yaitu terdapat 18 siswa tidak mengetahui
prosedur/langkah yang dilakukan, mereka hanya mengoperasikan nilai-nilai yang terdapat dalam
soal (mengerjakan namun tidak disertai alasan logis)
Secara umum kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah pada Soal PISA-likes B:
Perbandingan dapat dilihat di Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4 Persentase Kesulitan Siswa pada Soal PISA-likes B: Perbandingan


No. Kategori Kesalahan: Watson Frekuensi Presentase
1. Data tidak tepat
2. Prosedur tidak tepat
3. Data hilang
4. Kesimpulan hilang
5. Konflik level respon
6. Manipulasi tidak langsung
7. Masalah hirarki keterampilan
8. Lain-lain
Total 39 100%

Gambar 4 Respon Siswa Soal PISA-likes B: Perbandingan


3. Soal C. Trigonometri

Gambar 5 Soal TIMSS-likes C: Trigonometri

Dengan total 45 kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah pada Soal TIMSS-likes tentang
Trigonometri, terdapat beberapa kesalahan yang menarik yaitu:
a. Kesimpulan hilang (Ommited Conclusion) yaitu terdapat 26 siswa tidak mencantumkan
kesimpulan/interpretasi atas suatu nilai/jawaban yang didapat ke dalam konteks soal.
b. Konflik level respon (Response Level Conflict) yaitu terdapat 19 siswa dalam mengerjakan soal,
ada prosedur yang tidak dicantumkan siswa karena terdapat jawaban/nilai tanpa adanya cara
menemukan jawaban tersebut.
Secara umum kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah pada Soal PISA-likes B:
Perbandingan dapat dilihat di Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 5 Persentase Kesulitan Siswa pada Soal PISA-likes B: Perbandingan


No. Kategori Kesalahan: Watson Frekuensi Presentase
1. Data tidak tepat
2. Prosedur tidak tepat
3. Data hilang
4. Kesimpulan hilang
5. Konflik level respon
6. Manipulasi tidak langsung
7. Masalah hirarki keterampilan
8. Lain-lain
Total 39 100%

Gambar 6 Respon Siswa Soal TIMSS-likes C: Trigonometri

Hasil tertulis di atas juga didukung oleh hasil wawan cara yang menyebutkan bahwa siswa
sebagian besar masih mengalami kesulitan dalam menyelesaiakan soal kontekstual. Serta siswa
menyatakan bahwa sulit dalam memahami gambar dan keterangan yang dituliskan sehingga terjadi sulit
pemahaman masalah. Serta siswa banyak yang menyatakan belum terbiasa dengan tipe soal yang
diberikan. Serta dengan soal yang tipenya agar siswa lebih banyak membaca dan memahami masalah
tidak memberikan motivasi yang lebih untuk mengerjakan sehingga hasilnya pun kurang.
(Tambahi kemungkinan factor-faktor yang mempengaruhi kesulitan yang didapatkan yang
didukung oleh sumber2 yang dipercaya)

IV. SIMPULAN DAN SARAN


Penelitian ini menunjukan bahwa dapat ditemukan kesalahan siswa meliputi kesalahan
Inappropriate Data, Inappropriate Procedure, Ommited Conclusion, Response Level Conflict, Undirect
Manipulation dan Skill Hierarchy Problem. Serta peneliti menyimpulkan adanya factor yang
menyebabkan kesalahan tersebut antara lainnya: (1) Siswa belum terbiasa dalam mengerjakan soal yang
mengharuskan siswa untuk menganalisis dan berpikir kritis kreatif. (2) Siswa terbiasa mengerjakan soal
yang langsung memasukkan rumus yang ada. (3) Siswa mengalami kesulitan dalam mengintrepretasikan
soal cerita ke dalam bentuk matematika. (4) Siswa kurang menguasai konsep dasar dalam perhitungan
matematika, sehingga masih terjadi missconception pada pengerjaan siswa
Berbagai penelitian lanjutan dapat dilakukan terkait dengan hasil studi ini. Faktor-faktor yang
menyebabkan kesalahan siswa perlu dieksplorasi lebih lanjut bukan hanya dari siswa namun bisa dari
lingkungan atau guru. Serta siswa .sebaiknya mulai memberikan variasi soal kontekstual kepada siswa
dan memberikan latihan siswa untuk menganalisis soal dengan mandiri. Karana masalah matematika
tidak selalu statis ada juga masalah matematika yang baru dan lebih tinggi tingkat kesulitannya. Serta
pendidik menekankan konsep dasar matematika sebagai bekal untuk menyelesaikan soal PISA dan
TIMMS ataupun sejenisnya.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Permendikbud No 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
[2] Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Silabus Matematika SMA kelas XI Wajib
Kemendikbud RI.
[3] Heri Retnawati. 2017. Kesalahan Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Persaman Garis Lurus.
Prosiding: Seminar Matematika Dan Pendidikan Matematika UNY. PM79-PM84.
[4] Wijaya, A. 2015. Kesalahan Siswa dalam Memilah Data Relevan Pada Soal Matematika Berbasis
Konteks. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS. 461-469.
[5] Mullis, I. V. S., Martin, M. O., Foy, P. & Arora, A. 2012. TIMMS 2011international results in
mathematics. Chessnut Hill, MA: TIMMS & PIRLS International Study Center Lynch School of
Education, Boston College.
[6] Sunardi, 1995: 17-23

You might also like