You are on page 1of 10

KAJI PEMBUATAN KANVAS REM SEPEDA MOTOR BAHAN KOMPOSIT

DENGAN FILLER PALM SLAG

Frandi Barasa1, Muftil Badri2, Yohanes2


Laboratorium Pengujian Bahan, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpangbaru, Pekanbaru 28293
frandi_cf@yahoo.com1, muftilbadri@yahoo.com2, yohanes_tmesin@yahoo.com2

Abstract

Brake pads have a very important role to become a major factor in driving safety. Brake
quality depends on the constituent materials. Palm slag is one that has potential as a filler
material for composite brake. Manufacture of brake pads in this study using the palm slag as a
filler, phenolic resin as a binder, steel powder as reinforcing, graphite as a lubricant, alumina
as an abrasive. In the manufacture of brake pads remains composition of materials used to
variation the compacting and sintering temperature. This study will examine the wear rate and
hardness in the brake pads against the brake commercial reference. Brake pads are made with
palm slag initial compacting varied is 190 Bar and 380 bar and then proceed with the final
compacting of 450 bar ± 2 minutes. Brake pads that have been heated to a temperature of
1500C using the heater. Brake pads that have been sintered variations to 1500C and 1700C.
Brake pads that have sintered be tested for wear and hardness. Brinell hardness testing to get
the highest hardness in the brake B is 15.35 BHN (kgf/mm 2) commercial brake approaching
violence. In dry conditions the wear testing found the smallest wear is approaching
commercial brake brake B is equal to 4777 x 10-6 g/mm2.seconds with a braking time of
15.33 seconds and shortest braking distance is 63 meters.

Keywords: Brake pads, palm slag, composite, sintering, compaction

1. Pendahuluan

Riau merupakan salah satu provinsi kendaraan khususnya kendaraan darat. Pada
penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia saat kendaraan berkecepatan tinggi, fungsi
[1]. Limbah yang dihasilkan oleh PKS ialah kanvas rem memiliki beban mencapai 90%
berupa tandan kosong (tankos) dan cangkang dari komponen lainnya, bahkan keselamatan
kelapa sawit. Limbah tersebut pada jiwa manusia tergantung pada keampuhan
umumnya digunakan untuk bahan bakar dari komponen tersebut. Kualitas suatu
boiler sebagai tenaga pembangkit. Hasil kanvas rem tergantung material
pembakaran tersebut ialah abu (palm slag), pembentuknya. Material pembuat kanvas
berupa limbah padat yang biasanya hanya rem pada umumnya terbuat dari material
digunakan sebagai pupuk [2]. Ketersediaan asbestos. Kanvas rem dari bahan asbestos
yang melimpah ruah inilah yang melahirkan memiliki kelemahan dalam kondisi basah,
suatu ide, salah satunya ialah dengan ketika kondisi basah bahan tersebut akan
menggunakan palm slag sebagai bahan mengalami efek licin (fading) seperti
pengisi komposit dalam pembuatan menggesekkan jari di atas kaca basah atau
kanvasrem non asbestos. Kanvas rem tidak pakem [3].
merupakan salah satu komponen kendaraan Komponen ini perlu mendapat perhatian
bermotor yang berfungsi untuk terhadap kualitas yang mengacu pada
memperlambat atau menghentikan laju standar nasional dan internasional. Seiring

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 1


perkembangan teknologi telah dilakukan baku kanvas rem ialah asbestos dengan
berbagai penelitian mengacu pada material komposisi asbestos 40 s/d 60 %, resin 12
kanvas rem non asbestos yang murah tanpa s/d 15%, BaSO4 14 s/d 15%, sisanya karet
menurunkan kualitas produk. Salah satunya ban bekas, tembaga sisa kerajinan dan frict
ialah memanfaatkan potensi limbah daerah dust. Bahan baku kanvas rem non asbestos:
seperti palm slag sebagai filler material aramyd atau kevlar, rockwool, fiberglass,
komposit pembuatan kanvas rem non potasiumtitanate, carbonfiber, graphite,
asbestos. celullose, vemiculate, steelfiber, BaSO4,
Palm slag memiliki potensi sebagai resin phenolic, nitrile butadine rubber [5].
bahan pengisi untuk pembuatan kanvas Bentuk profil kanvas rem tergantung jenis
rem. Palm slag memiliki keunggulan dalam sistem rem yang digunakan, adapun jenis
segi massa jenis. Massa jenis yang lebih sistem rem yang umum digunakan ialah
ringan daripada asbestos membuat palm sistem rem tromol dan cakram.
slag sebagai bahan alternatif pengisi
komposit untuk pembuatan kanvas rem.
Namun kanvas rem berbahan palm slag
memiliki kekurangan, yaitu volume
keausan dan nilai keausannya saat
pengujian masih jauh dari yang diharapkan
[4]. Hal inilah yang menuntut penelitian
lanjutan guna memperbaiki keausan dari
kanvas rem berbahan palm slag. Penelitian
ini mengacu pada variasi temperatur dan
tekanan dengan komposisi yang tetap.
Pengujian yang dilakukan ialah pengujian
kekerasan dan keausan. Hasil pengujian
kanvas rem dalam penelitian akan
dievaluasi dengan kekerasan dan keausan
produk kanvas rem komersial.

Tinjauan Pustaka
1.1 Kanvas Rem
Sistem rem berfungsi untuk memperlambat
atau menghentikan laju kendaraan saat
berjalan. Proses ini terjadi dengan
memanfaatkan gesekan antara komponen Gambar 1.1 Kanvas Rem Cakram dan
bergerak yang dipasangkan pada roda Tromol
dengan suatu bahan yang dirancang khusus
tahan terhadap gesekan. Komponen yang 1.2 Material Komposit Kanvas Rem
dirancang dengan bahan khusus tersebut Kualitas kanvas rem dipengaruhi oleh
ialah kanvas rem. Gesekan pada kanvas rem beberapa faktor yaitu komposisi material
(friction) merupakan faktor utama dalam dan jenis material yang digunakan. Pada
pengereman. Oleh karena itu komponen ini umumnya material pembentuk kanvas rem
dibuat harus mempunyai sifat bahan yang terdiri dari bahan yang mengandung
tidak hanya menghasilkan gesekan yang asbestos atau non asbestos. Seiring
besar, tetapi juga harus tahan terhadap berkembangnya zaman pengembangan
gesekan dan tidak menghasilkan panas yang kanvas rem non asbestos marak dilakukan
dapat menyebabkan bahan tersebut meleleh menggunakan filler organik. Hal ini
atau berubah bentuk. Pada umumnya bahan didasari oleh performa pengereman kanvas

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 2


non asbestos yang jauh lebih baik (tidak oxidation menghasilkan sebagian besar
fading) daripada kanvas asbestos. Adapun alumina dalam bentuk kristalin, yang
material yang sering digunakan dalam meningkatkan kekerasan.
pembuatan kanvas rem antara lain: 5. Barium sulfat
1. Asbes Barium sulfat adalah senyawa
Asbes merupakan mineral berbentuk organik dengan rumus kimia BaSO4
serat halus yang terjadi secara alamiah. digunakan sebagai filler yang selain untuk
Asbes merupakan bahan yang berbasis menurunkan biaya produksi juga untuk
calcium, magnesium, dan silika yang membantu menjaga kestabilan friction pada
memiliki sifat khas, yaitu: kuat, tahan kanvas rem. Barium sulfat merupakan
terhadap bahan kimia, dan dapat bertahan kristal putih solid yang terkenal tidak larut
terhadap suhu tinggi. Secara umum asbes dalam air.
merupakan jenis bahan yang sangat ringan, 6. Grafit
tahan api serta kedap air namun bukan
konduktor yang baik. Grafit dan berlian adalah bentuk
alotrop karbon, karena kedua senyawa ini
2. Tembaga (Cu) mirip namun struktur atomnya berbeda.
Tembaga membentuk larutan padat Grafit terdiri dari lapisan atom karbon yang
dengan unsur-unsur logam lain dalam dapat menggelincir dengan mudah. Grafit
daerah yang luas dan dipergunakan untuk amat lembut dan dapat digunakan sebagai
berbagai keperluan. Secara industri lubricant untuk membuat peralatan mekanis
sebagian besar penggunaan tembaga bekerja lebih lancar. Grafit merupakan
dipakai sebagai kawat atau bahan untuk penghantar listrik dan panas yang cukup
penukar panas dalam memanfaatkan baik tetapi bersifat rapuh. Ditinjau dari segi
hantaran listrik dan panasnya yang baik. ketahanan terhadap korosi, grafit
merupakan bahan yang bidang
3. Resin fenol
penggunaannya sangat luas.
Resin fenol merupakan salah satu bahan
yang banyak digunakan industri. Resin ini
biasanya berbentuk semi padat. Resin 1.3 Mekanisme Kerja Pengereman Pada
phenolic merupakan salah satu resin yang Sepeda Motor
sering dipakai sebagai bahan pengikat atau Sistem rem berfungsi untuk memperlambat
matriks komposit, karena sifat kerekatannya atau menghentikan laju sepeda motor.
serta tahan panas yang cukup tinggi sampai Terdapat dua tipe sistem rem yang
3000C, mempunyai kemampuan berikatan digunakan pada sepeda motor, yaitu: rem
dengan serat alam tanpa menimbulkan tromol (drum brake) dan rem cakram (disc
reaksi dan gas. brake). Cara pengoperasian sistem remnya
juga terbagi dua, yaitu: secara mekanik dan
4. Alumina (Al2O3)
secara hidrolik dengan menggunakan fluida
Alumina adalah bahan baku utama dalam atau cairan. Cara pengoperasian sistem rem
industri peleburan aluminium. Alumina ini tipe tromol umumnya secara mekanik,
berasal dari bermacam-macam bahan baku sedangkan tipe cakram secara hidrolik.
seperti: bauksit, dowsit, kaolinit, anorthosit,
dan lain-lain. Aluminium oksida memiliki
1. Rem Cakram
kekerasan yang cukup tinggi sehingga
sering dipakai sebagai bahan abrasif dan Rem cakram dioperasikan secara mekanis
sebagai komponen dalam alat pemotong. dengan memakai kabel baja secara hidrolis
Alumina yang dihasilkan melalui anodiasi dengan memakai tekanan cairan. Pada rem
bersifat amorf, namun beberapa proses cakram, putaran roda dikurangi atau
oksidasi seperti plasma electrolytic dihentikan dengan cara penjepitan cakram

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 3


(disc) oleh dua bilah sepatu rem (brake Prinsip kerja rem adalah memanfaatkan
pads). Rem cakram mempunyai sebuah plat gaya gesekan mekanik untuk
disc (plat piringan) yang terbuat dari memperlambat laju kendaraan dan akhirnya
stainless steel yang akan berputar berhenti. Konstruksi rem tromol (drum
bersamaan dengan roda. Pada saat rem break) yang umumnya dioperasikan secara
digunakan plat disc tercekam dengan gaya mekanis dan sistem operasinya cukup
bantalan piston yang bekerja secara sederhana. Rem tromol terdiri atas sepasang
hidrolik. Menurut mekanisme sepatu rem, pegas pembalik, tambatan rem,
penggerakannya, rem cakram dibedakan pendorong (cam) yang semua itu terpasang
menjadi dua tipe, yaitu rem cakram pada hub roda. Kemudian bersama hub
mekanis dan rem cakram hidrolis. Pada tersebut, semua komponen rem dipasang
umumnya yang digunakan adalah rem dalam tromol. Rem bekerja dengan
cakram hidrolis. Pada rem cakram tipe menahan putaran tromol. Untuk
hidrolis sebagai pemindah gerak handle mengoperasikan sepatu rem, pendorong
menjadi gerak pad, maka digunakanlah (cam) dihubungkan ke tangki yang
minyak rem. Ketika handle rem ditarik, selanjutnya dikaitkan pada pedal yang
piston di dalam silinder master akan dioperasikan dengan oleh gaya tekan pada
terdorong dan menekan minyak rem keluar kaki. Bila pedal ditekan, cam akan bergerak
silinder. Melalui selang rem tekanan ini atau berputar yang menyebabkan sepatu
diteruskan oleh minyak rem untuk rem terdorong dan mengembang.
mendorong piston yang berada di dalam Permukaan sepatu rem sering disebut
silinder caliper. Akibatnya piston pada kanvas rem yang terbuat dari asbestos dan
caliper ini mendorong pad untuk pada prinsip kerjanya menyentuh bagian
mencengkram cakram, sehingga terjadilah bawah tromol. Bila tromol berputar, kanvas
aksi pengereman. Saat tangki rem ditekan, rem akan menahannya dan menyebabkan
piston mengatasi kembalinya spring dan putaran roda akan semakin lambat atau
bergerak lebih jauh. Tutup piston pada berhenti secara seketika. Konstruksi rem
ujung piston menutup port kembali dan tromol dapat dilihat pada Gambar 1.3 [7].
piston bergerak lebih jauh. Tekanan cairan
dalam master silinder meningkat dan cairan
akan memaksa caliper lewat hose dari rem
(brake hose). Saat tangan pada handle rem
dilepaskan, piston tertekan kembali ke
reservoir lewat port kembali. Mekanisme
rem cakram dapat dilihat pada Gambar 1.2
[6].

Gambar 1.3 Konstruksi Rem Tromol

1.4 Proses Pembuatan Komposit Kanvas


Rem dengan Metalurgi Serbuk
Proses pembuatan kanvas rem sepeda motor
bahan penguatnya (reinforced) terdiri atas
partikel yang tersebar merata dalam matriks
Gambar 1.2 Mekanisme Rem Cakram yang berfungsi sebagai pengikat, sehingga
menghasilkan bentuk padat yang baik.

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 4


Proses pembuatan kanvas rem cenderung terjadi. Pelumasan pada cetakan serta
menggunakan proses metalurgi serbuk. pencampuran bahan pelumas pada bahan
Metalurgi serbuk merupakan salah satu cetak (grafit) menjadi faktor penting
teknik produksi dengan menggunakan dalam proses ini.
serbuk sebagai material awal sebelum
 Proses Sintering
proses pembentukan. Prinsip ini adalah
memadatkan sebuk logam menjadi bentuk Komposit mempunyai bermacam-
yang dinginkan dan kemudian macam karakteristik, salah satunya
memanaskannya di bawah temperatur leleh, adalah struktur polykristal yang
sehingga partikel-partikel logam memadu pembentukannya dilakukan dengan cara
karena mekanisme transportasi massa perlakuan panas atau sering disebut
akibat difusi atom antar permukaan dengan proses sintering dengan
partikel. Metode metalurgi serbuk temperatur sedikit dibawah titik lelehnya
memberikan kontrol yang teliti terhadap (melting point). Dalam proses sintering
komposisi dan penggunaan campuran yang terjadi gaya tarik-menarik antar molekul
tidak dapat difabrikasi dengan proses lain. atau atom yang menyebabkan terjadinya
Ukuran ditentukan oleh cetakan dan bentuk padatan dengan massa yang
penyelesaian akhir (finishing touch) [8]. koheren dari komposit yang dihasilkan.
Berikut tahapan dalam pembuatan produk Beberapa variabel yang dapat
dengan menggunakan metalurgi serbuk: mempercepat proses sintering yaitu:
densitas awal, ukuran partikel,
 Proses pencampuran serbuk (mixing) temperatur sintering dan waktu
Proses pembuatan komposit dengan sintering.
metalurgi serbuk, pencampuran antara
material penguat dengan matrik 2. Metode
dikategorikan sebagai proses mixing. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
Pencampuran partikel penguat dengan ialah palm slag sebagai filler, phenolic resin
matrik dapat dilakukan dengan cara sebagai bahan pengikat, serbuk baja sebagai
pencampuran dengan menggunakan penguat, grafit sebagai pelumas dan
medium cairan (wet mixing) dan alumina sebagai bahan abrasif. Komposisi
pencampuran tanpa menggunakan cairan bahan dilakukan berdasarkan persentase
(dry mixing). Proses pencampuran antara massa. Adapun pembagian komposisi
partikel penguat dengan bertujuan agar bahan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
partikel penguat dan matrik tercampur
secara homogen dan diharapkan tidak Tabel 2.1 Komposisi Bahan Pembuat
terjadi penggumpalan (aglomerisasi) Kanvas Rem Filler Palm Slag.
kedua material tersebut.
 Proses kompaksi (compaction) Bahan Sampel
Phenolic resin 20%
Penekanan adalah salah satu cara untuk Palm slag 40%
memadatkan serbuk menjadi bentuk Graphit 10%
yang diinginkan. Terdapat beberapa Serbuk baja 20%
metode penekanan, diantaranya Alumina 10%
penekanan dingin (cold compaction) dan
penekanan panas (hot compaction). Dalam penelitian ini kanvas rem yang
Proses kompaksi juga bertujuan untuk dibuat ialah kanvas rem cakram belakang
menghidari gas yang terjebak di dalam pada sepeda motor Supra X 125.
komposit cetak, sehingga terhindar dari Berdasarkan prinsip kerja dalam
cacat porositas. Selama proses kompaksi pengereman kanvas rem cakram dibuat
perlu diperhitungkan gesekan yang sepasang, guna menghentikan putaran roda

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 5


dengan menjepit piringan cakram (disc).
Komposisi bahan dalam penelitian ini tetap
namun yang divariasikan ialah tekanan
kompaksi dan temperatur sintering.
Sampel kanvas rem yang akan dibuat dapat
dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Variasi Perlakuan Kanvas Rem
Komposit Filler Palm Slag.

P T sinter
No Produk
(Bar) (0C)
1 Kanvas Rem A 190 150
2 Kanvas Rem B 380 150
3 Kanvas Rem C 380 170

Proses penyiapan bahan baku dimulai dari


pengayakan palm slag. Pengayakan ini agar
diperoleh ukuran partikel yang homogen.
Proses pembuatan kanvas rem meliputi
proses mixing, proses kompaksi dan proses
sintering. Pembuatan kanvas rem
menggunakan cetakan yang memiliki
bentuk sesuai kanvas rem komersial. Proses
mixing bahan baku dilakukan dengan
metode dry mixing menggunakan blade
mixer. Lama proses mixing ± 15 menit.
Proses kompaksi awal dalam penelitian ini
divariasikan yaitu 190 Bar dan 380 Bar dan
ditahan selama ± 2 menit agar kompaksi
merata. Selanjutnya dilakukan kompaksi
akhir sebesar 450 Bar. Kanvas rem yang
telah mengalami kompaksi dipanaskan pada Gambar 2.1 Diagram Alir Penelitian
temperatur 1500C selama ± 5 menit. Kanvas
rem tersebut dikeluarkan dari cetakan dan
dilanjutkan dengan proses sintering yang 3. Hasil Dan Pembahasan
divariasikan pada temperatur 1500C dan 3.1 Pengujian Kekerasan dan Keausan
1700C. Kanvas rem yang telah disintering Kanvas Rem Komposit Filler Palm
akan dilakukan proses finishing. Diagram Slag
alir penelitian dapat dilihat pada Gambar
2.1. Alat uji kekerasan yang digunakan ialah
Universal Hardness Tester. Uji kekerasan
menggunakan Metode Brinell dengan besar
pembebanan 15,625 kgf dan diameter
indentor 2,5 mm. Standar pengujian ini
ialah ASTM F 1957-99. Pengujian ini
dilakukan sebanyak 10 titik pengujian pada
kanvas rem untuk mengetahui kekerasan
kanvas rem hasil penelitian. Kekerasan
kanvas rem dihitung menggunakan
Persamaan 3.1 [9].

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 6


2F Pengujian Keausan dilakukan langsung
HB  (3.1) pada sepeda motor Supra X 125 (test drive).
 D[ D  D d ]
2 2

Standar pengujian keausan pada sepeda


Keterangan: motor berdasarkan SNI 4404:2008. Prinsip
F = Load (kgf) pengujian dengan menggantungkan beban
D = Diameter indentor (mm) seberat 3,6 kg pada pedal rem yang
d = Diameter penjejakan (mm) bertujuan agar gaya pengereman konstan
HB = Hardness Brinell (Kgf/mm2) atau stabil.
Kecepatan sepeda motor ialah 60 km/jam
Uji kekerasan dapat dilihat pada Gambar dengan proses pengereman pada gigi
3.1. tertinggi. Kondisi jalan harus rata dan tidak
bergelombang. Jarak pengereman diukur
menggunakan mistar ukur (mistar ukur pita)
dan lama pengereman hingga berhenti
diukur menggunakan stopwatch. Keausan
kanvas rem dapat dihitung menggunakan
Persamaan 3.2 [10].

m0  m1
W (3.2)
A t
Gambar 3.1 Uji Kekerasan Kanvas Rem

Data uji kekerasan kanvas rem dapat dilihat Keterangan:


pada Tabel 3.1. W = Keausan (g/mm2.detik)
Tabel 3.1 Data Uji Kekerasan Kanvas Rem m0 = Massa awal (g)
m1 = Massa sesudah (g)
No Produk
Kekerasan BHN A = Luas kanvas rem (mm2)
( Kgf / mm2) t = Waktu pengausan (detik)
1 Kanvas Rem A 15,15
2 Kanvas Rem B 15,35
3 Kanvas Rem C 14,02
4 Kanvas Komersial 16,23

Tabel 3.2 Data Uji Keausan Kanvas Rem Bahan Komposit Filler Palm Slag

Kondisi W0 W1 ΔW A Jarak t W
No Produk
Pengujian (g) (g) (g) (mm2) (m) (detik) (g/mm2.detik)
Kanvas Rem A 83,691 83,494 0,197 1625 90 15,71 7,717 x10-6
Kanvas Rem B 71,981 71,862 0,119 1625 63 15,33 4,777 x10-6
1 Kanvas Rem C Kering 65,295 65,129 0,166 1625 66 15,39 6,638 x10-6
Produk
100,734 100,699 0,035 1625 96 16,54 1,310 x10-6
Komersial

Berdasarkan data uji kekerasan pada Tabel 3.1 maka dibuatlah histogram kekerasan terhadah
masing-masing kanvas rem. Histogram tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 7


Gambar 3.2 Histogram Kekerasan
Gambar 3.4 Histogram Hubungan
Terhadap Masing-Masing Produk Kanvas
Keausan dan Jarak Pengereman Terhadap
Rem.
Masing-Masing Produk Kanvas Rem.

Berdasarkan data uji keausan pada Tabel 3.2 Pembahasan


3.2 maka dibuatlah histogram keausan
terhadap masing-masing kanvas rem. Gambar 3.3 merupakan histogram
Histogram tersebut dapat dilihat pada hubungan kekerasan terhadap masing-
Gambar 3.3 dan Gambar 3.4. masing produk kanvas rem. Kanvas rem A,
B dan C merupakan kanvas rem bahan
komposit filler palm slag. Berdasarkan
histogram nilai kekerasan tertinggi
ditunjukkan pada kanvas rem B 15,35
BHN (Kgf/mm2) dan kekerasan terendah
pada kanvas rem C 14,02 BHN (Kgf/mm2).
Semakin besar kompaksi yang diberikan
maka semakin keras pula komposit
tersebut. Peningkatan temperatur sintering
juga berpengaruh pada kekerasan kanvas
rem. Semakin tinggi temperatur sintering
maka nilai kekerasannya akan semakin
menurun [11].
3.2 Pembahasan Hal inilah yang menyebabkan kanvas rem
B memiliki nilai kekerasan tertinggi
diantara kanvas rem lainnya. Kanvas rem
B dibuat dengan tekanan kompaksi 380
Gambar 3.3 Histogram Hubungan Bar dan temperatur sintering 1500C.
Keausan dan Waktu Pengereman Terhadap Tekanan kompaksi 380 Bar merupakan
Masing-Masing Produk Kanvas Rem. tekanan kompaksi terbesar, dimana besar
kompaksi yang diberikan berbanding lurus
dengan nilai kekerasan suatu bahan.
Semakin besar tekan kompaksi yang
diterima bahan saat dicetak, maka semakin
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 8
tinggi kepadatan bahan serta porositas berhenti sebesar 15,33 detik dengan jarak
yang terjadi semakin kecil. Sedangkan pengereman 63 meter, sedangkan kanvas
pada kanvas rem C nilai kekerasan rendah rem komersial X membutuhkan waktu
disebabkan temparatur sintering yang sebesar 16,54 detik dengan jarak 96 meter.
cukup tinggi yaitu 1700C, dimana Hal ini menunjukkan bahwa kanvas rem B
temperatur sintering berbanding terbalik memiliki performa yang cukup baik dalam
dengan nilai kekerasan. pengereman pada sepeda motor.
Jika dilihat secara keseluruhan dari
histogram, kanvas rem komersial X 4. Simpulan
memiliki nilai kekerasan tertinggi, yaitu Berdasarkan tujuan penelitian dan analisis
16,23 BHN (kgf/mm2). Sedangkan kanvas data pengujian kanvas rem yang didapat
rem bahan komposit filler palm slag yang maka dapat disimpulkan beberapa hal
mendekati nilai kekerasan kanvas rem yaitu:
komersial X ialah kanvas rem B. 1. Tekanan kompaksi dan temperatur
Perbedaan kekerasan ini disebabkan sintering optimum yang menghasilkan
komposisi bahan pembentuk kanvas rem kekerasan kanvas rem bahan komposit
komerisal X yang terdiri atas serat penguat filler palm slag tertinggi dengan laju
seperti serat baja, serat karbon, kevlar dan
keausan terkecil ialah tekanan
wool [12]. Serat penguat tersebut
kompaksi 380 Bar dan temperatur
menjadikan ikatan kuat antar bahan sintering 1500C.
penyusun dan meningkatkan kepadatan
(densitas) pada kanvas rem yang 2. Kekerasan kanvas rem palm slag yang
meningkatkan kekerasan kanvas rem mendekati kekerasan kanvas rem
komersial ialah kanvas rem B (P =380
bar, Tsinter = 1500C) yaitu 15,35 BHN
Pada Gambar 3.4 dan 3.5 dijelaskan bahwa (Kgf/mm2) dengan laju keausan
keausan pada kanvas rem filler palm slag terkecil yang mendekati kanvas rem
masih jauh lebih besar daripada keausan komersial sebesar 4,777 x 10-6
kanvas rem komersial X. Sampel kanvas g/mm2.detik dengan waktu
rem A, B dan C memperlihatkan pengereman 15,33 detik dan jarak
perbedaan nilai keausan yang cukup pengereman yaitu 63 meter. Kanvas
signifikan pada pengujian keausan kering. rem B memiliki performa yang lebih
Dari ketiga sampel kanvas rem maka baik dalam pengereman daripada
didapatkan keausan kanvas rem B yang kanvas komersial.
merupakan keausan terkecil sekaligus
menjadi keausan yang paling mendekati 5. Saran
kanvas rem komersial X. Hal ini 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
disebabkan kanvas rem B memiliki dalam hal komposisi paduan berupa
kekerasan tertinggi dari antara kanvas rem penambahan bahan paduan dan serat
palm slag lainnya dan pada dasarnya untuk mendapatkan kanvas rem yang
kekerasan berbanding terbalik dengan pakem dalam setiap kondisi
keausan. Kanvas rem komersial X pengereman baik basah maupun
memiliki nilai keausan 1.310 x 10-6 kering.
g/mm2.detik. Sedangkan kanvas rem B
2. Perlu diperhatikan beberapa parameter
nilai keausan 4.777 x 10-6 g/mm2.detik.
dalam pembuatan kanvas rem yaitu
Jika dilihat dari lama waktu pengereman
teknik mixing dan temperatur
dan jarak pengereman, kanvas rem B dapat
sintering.
dikatakan lebih pakem daripada kanvas
rem komersial X. Kanvas rem B
membutuhkan waktu pengereman hingga

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 9


Daftar Pustaka

[1] Syahza, 2011. Potensi Pengembangan [10] Multazam, 2012. Analisa Pengaruh
Industri Kelapa Sawit Riau. Lembaga Variasi Merek Kampas Rem Tromol
Penelitian UR. Dan Kecepatan Sepeda Motor Honda
Supra X 125 Terhadap Keausan
[2] Anonim, 2013. Bahan Bakar Boiler
Kampas Rem. Jurusan Teknik
Pabrik Kelapa Sawit.
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
[3], [12] Kartiwa, 2009. Peningkatan Mataram: ISSN: 2088-088X.
Standar Kanvas Rem Kendaraan
Berbahan Baku Asbestos dan Non
[11] Purboputro, 2012. Pengembangan
Asbestos (Celulose) Untuk
Kanvas Rem Sepeda Motor dari
Keamanan. PT. Industri Bagas
Komposit Serat Bambu, Fiber Glass,
Perkasa.
Serbuk Alumunium dengan Pengikat
[4] Ruzaidi.C.M dkk, 2011. Comparative Resin Polyester Terhadap Ketahanan
Study on Thermal, Compressive,and Aus dan Karakteristik
Wear properties of Palm Slag Brake Pengeremannya. Jurusan Teknik
Pad Composite with Other Fillers. Mesin, Universitas Muhammadiyah
School of Material Engineering, Surakarta: ISSN: 1979-911X.
Universiti Malaysia Perlis (UniMAP):
ISSN 1991-8178.
[5] Pratama. 2011. “Analisa Sifat
Mekanik Komposit Bahan Kanvas
Rem dengan Penguat Fly Ash
Batubara.” Skripsi. Program Sarjana
Teknik Mesin Universitas Hassanudin.
[6] Jama, 2008. Teknik Sepeda Motor.
Jakarta: Dinas pendidikan Nasional.
[7] Soebiyakto, 2012. Pengaruh Jenis
Kanvas Rem dan Pembebanan Pedal
Terhadap Putaran Output Roda dan
Laju Keausan Kanvas Rem Pada
Sepeda Motor. Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Mesin Universitas
Widyagama Malang.
[8] Helmy, 2012. “Laporan Tugas Akhir
Metalurgi Serbuk.” Skrpsi. Program
Studi Sarjana Institut Sepuluh
November.
[9] Callister.W.D. 2007. Material Science
and Engineering, Canada: United
States of America on acid-free paper.

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 10

You might also like