You are on page 1of 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang

“KONSEP PROSES KEPERAWATAN”.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa

didalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap ada nya

kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan

datang. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membaca nya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami

sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila

terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Langsa, 31 Oktober 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................... 1

DAFTAR ISI ……………………………............................….....….. 2

BAB I PENDAHULUAN …………………….....……..........…….. 3

A Latar Belakang ………………………………...…..................... 3

B Rumusan Masalah ……………………………………......…... 4

C. Tujuan …………………...........................................……….... 4

BAB II PEMBAHASAN ……….…………………...........…….…. 4

A Latar Belakang Proses Keperawatan........................................... 4

B Tujuan Proses Keperawatan.......................................................... 5

C Tahap-tahap Proses Keperawatan................................................ 6

D Komponen Dari Proses Keperawatan............................................ 7

BAB III PENUTUP ……………….………...............................….... 8

A Kesimpulan …...........……………………................................... 8

B Saran ………………………....……………........................….... 8

DAFTAR PUSTAKA …………….…..........................…………...… 9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus
memahami langkah-langkah dari proses keperawatan. Proses keperawatan
merupakan suatu metode bagi perawat untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada klien. Beberapa pengertian proses keperawatan adalah sebagai berikut
Suatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional
(Kozier, 1991) Metoda pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan
sistematis, berfokus pada respon yang unik dari individu terhadap masalah
kesehatan yang actual dan potensial (Rosalinda,1986)
Suatu aktifitas yang dinamika dan berkelanjutan yang meliputi interaksi
perawat klien dan proses pemecahan masalah (Schultz dan Videbeck). Proses
keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir melalui
lima langkah dalam mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu
metode pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara linier. Kemudian
dapat dirumuskan diagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah.
Adapun karakteristik dari proses keperawatan antara lain:
 Merupakan kerangka berpikir dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien, keluarga, dan komunitas.
 Bersifat teratur dan sistematis.
 Bersifat saling bergantung satu dengan yang lain.
 Memberikan asuhan keperawatan secara individual.
 Klien menjadi pusat dan menghargai kekuatan klien.
 Dapat digunakan dalam keadaan apapun

3
B. Rumusan Masalah
Adapun pokok bahasan yang akan dibahas dalam makalah ini:
1. Apa definisi dari proses keperawatan?
2. Apa manfaat dari proses keperawatan?
3. Apa kerugian jika tidak melakukan proses keperawatan?
4. Apa tujuan dan fungsi proses keperawatan?
5. Apa saja tahapan-tahapan proses keperawatan?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi dari proses keperawatan.
2. Dapat mengetahui manfaat dari proses keperawatan.
3. Dapat mengetahui kerugian jika tidak melakukan proses keperawatan.
4. Dapat mengetahui tujuan dan fungsi proses keperawatan.
5. Dapat mengetahui tahapan-tahapan proses keperawatan.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. LATAR BELAKANG PROSES KEPERAWATAN

Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi


dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respon
untuk individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan
kesehatan yang dialami. Baik aktual maupun potensial proses keperawatan juga
dapat diartikan sebagai pendekatan yang digunakan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan sehingga kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.
Seiring dengan perkembangan keperawatan, keilmuan dalam praktek
keperawatanpun turut berkembang berbagai penelitian berdasarkan fenomena
yang ada di dunia pelayanan keperawatan dilakukan. Asuhan keperawatan
merupakan tulang punggung pelayanan yang terintegrasi dalam pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Mutu pelayanan keperawatan ditentukan oleh perawat
yang kompeten di bidangnya.
Namun, kebijakan manajemen rumah sakit terhadap pengembangan
pelayanan keperawatan pada umumnya tidak menjadi prioritas. Sumber daya
manusia keperawatan yang kompoten sulit didapat dan ukuran kompetensinya pun
tidak jelas.
Kompetensi perawat berbeda-beda dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikan keperawatan yang beragam. Mulai dari Sekolah Perawat Kesehatan
(SPK/SPR), DIII, DIV, S1, S2, hingga S3 keperawatan. Adapun karakteristik
perawat profesional adalah kompeten, mandiri, bertanggung jawab, percaya diri,
komunikatif, profesional dan sumber daya manusia yang mahal.
Sebelum proses keperawatan ditemukan perawat hanya melaksanakan
tugas dan pekerjaan berdasarkan instruksi dokter hal tersebut seolah-oleh
menunjukkan bahwa keperawatan bukanlah suatu proses yang mandiri dan
berdasarkan ilmu. Pada hal kedua hal itulah yang merupakan ciri penting suatu
profesi. Tugas-tugas yang dibebankan kepada perawat dilakukan sebagai rutinitas,

5
sehingga ada perawat yang hanya mengerjakan satu prosedur yang sama selama
bertahun-tahun. Prosedur yang umum dilakukan perawat antara lain : memasang
infus, memasang kateter, perawatan luka, memberikan obat suntik, dan
mengambil darah untuk pemeriksaan diagnostik. Apabila tugas-tugas tersebut
telah selesai, maka perawat tidak melakukan pekerjaan lainnya lagi pada klien.
Jadi dapat dipahami mengapa dulu perawat dikenal dengan sebutan ”pembantu
dokter”. Ironisnya, sebutan itu masih melekat hingga saat ini.
Seiring perkembangan keperawatan, berbagai penemuan dalam dunia
keperawatan pun diperkenalkan, salah satunya adalah proses keperawatan. Pada
tahun 1955, seorang ahli keperawatan bernama Hall memperkenalkan istilah
proses keperawatan. Namun hal ini baru sekedar istilah dan belum dilaksanakan.
Delapan tahun kemudian Wiedenbach memperkenalkan tiga langkah dalam proses
keperawatan yaitu : observasi, bantuan pertolongan, dan validasi.
Perkembangan terhadap proses keperawatan berlanjut pada tahun 1967,
dimana Knowless menemukan istilah yang menjelaskan tentang discover
(penemuan), divide (membagi), decide (memutuskan), do (melakukan) dan
discrimination (membedakan).
Perkembangan proses keperawatan terus terjadi di tahun yang sama,
fakultas keperawatan sebuah universitas katolik di Amerika memperkenalkan 4
tahap proses keperawatan, yaitu : pengkajian, perencanaan, interfensi dan
evaluasi.
Pada tahun 1982 National Council of State Boards of Nursing
menyempurnakan tahapan dari proses keperawatan menjadi 5 tahap, yaitu :
pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Pada tahap
pengkajian kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data, seperti riwayat
keperawatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan data sekunder lainnya (catatan
hasil pemeriksaan diagnostik dan literatur).

6
B. TUJUAN PROSES KEPERAWATAN

• Tujuan umum :
Memberikan suatu kerangka kerja berdasarkan kebutuhan klien, keluarga
dan masyarakat, sehingga kebutuhan perawatan kesehatan klien, keluarga dan
masyarakat dapat terpenuhi.

• Tujuan khusus :
1. Mempraktekkan metode pemecahan masalah dalam praktek keperawatan
(problem solving)
2. Menggunakan standart dalam praktek keperawatan
3. Memperoleh metode yang baku, rasional dan sistematis
4. Memperoleh metode yang dapat digunakan dalam berbagai macam situasi
5. Memperoleh asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi

C. TAHAP-TAHAP PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan


sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan
keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual
dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan Data,
Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta keperawatan.

a. Pengumpulan data

Tujuan :

Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada
pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi
masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta
faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah
dianalisis.

7
Jenis data antara lain:

Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan,
dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.

Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau
dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual.

Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi :

 Status kesehatan sebelumnya dan sekarang


 Pola koping sebelumnya dan sekarang
 Fungsi status sebelumnya dan sekarang
 Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
 Resiko untuk masalah potensial
 Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien

b. Analisa data

Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan


berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.

c. Perumusan masalah

Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah


kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan
Asuhan Keperawatan (Masalah Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih
memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun Diagnosis Keperawatan sesuai
dengan prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan
segera.
Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan
komplikasi, sedangkan Segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang
tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi
yang lebih parah atau kematian.

8
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang
mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon


manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan,
membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).

Perumusan diagnosa keperawatan :

Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan.
Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi.
Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk
memastikan
masalah keperawatan kemungkinan.
Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat
dalam
transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih
tinggi.
Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan
resiko
tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi
tertentu.

9
3. Rencana keperawatan

Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien


beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam
hasil yang di harapkan (Gordon,1994).

Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan


terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi
tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di
rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu
perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai
kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.

Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh


perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga
mencakup kebutuhan klien jangka panjang(potter,1997)

4. Implementasi keperawatan

Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang


spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.

Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :

Tahap 1 : persiapan

Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang
diindentifikasi pada tahap perencanaan.

10
Tahap 2 : intervensi

Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan


pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.

Tahap 3 : dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang


lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

5. Evaluasi

Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan


keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara
tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.

Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:

 Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah


disusun.
 Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah
di rumuskan dalam rencana evaluasi.

11
Hasil Evaluasi

Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :

 Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan


sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
 Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal,
sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
 Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal
ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat
data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai
yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.

Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari


pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien ,seluruh tindakannya harus
didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan.

D. KOMPONEN PROSES KEPERAWATAN

Sebagai sebuah ilmiah proses keperawatan harus mencakup langkah-


langkah tertentu. Metode pemecahan masalah secara ilmiah di awali dengan
penemuan masalah. Masalah tersebut kemudian di analisis untuk di ketahui
penyebabnya. Setelah permasalahan yang sebenarnya terungkap, di susunlah
langkah-langkah atau strategi pemecahan masalah untuk mengatasinya. Dengan
demikian, upaya intervensi dapat di lakukan dan di lanjutkan dengan evaluasi.
Evaluasi ini bertujuan untuk menilai keberhasilan intervensi dalam mengatasi
masalah tersebut. Jika berhasil, proses tersebut di anggap selesai. Jika sebaliknya,
perlu di lakukan pengkajian ulang untuk mengetahui penyebab kegagalan
tersebut.

12
Metode ilmiah ini akan selalu di gunakan manusia sepanjang hidupnya
karena mereka tidak akan pernah lepas dari fenomena masal yang ada. Karenanya
manusia harus memiliki kemampuan untuk menerapkan metode pemecahan
masalah, begitu pula dengan profesi keperawatan. Keperawatan mempunyai
metode tersendiri dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, yaitu
melalui proses keperawatan.

Sebagai metode ilmiah, proses keperawatan memiliki serangkain langkah


yang secara garis besar sama dengan langkah-langkah pemecahan masalah di atas
ahli keperawatan menyebutkan ada lima tahap. Di bawah ini akan di uraikan
secara sederhana langkah atau komponen pada proses keperawatan.

TAHAP 1 (PENGKAJIAN)

Pengkajian merupakan tahap awal dari prose keperawatan. Di sini semua


data di kumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat
ini. Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat data
dasar klien. Pengkajian di lakukan saat klien masuk instansi layanan kesehatan.
Data yang di peroleh sangat berguna untuk menentukan tahap selanjutnya dalam
proses keperawatan. Data yang salah atau kurang tepat dapat mengakibatkan
kesalahan dalam penetapan diagnosis yang tentunya akan berdampak pada
langkah selanjutnya.

Kegiatan utama dalam tahap pemgkajian ini adalah pengumpulan data.


Dalam melakukan pengumpulan data ada beberapa hal yang harus di ketahui oleh
perawat di antaranya:

a. Tujuan pengumpulan data


b. Informasi atau data yang di perlukan
c. Sumber-sumber yang dapat di gunakan untuk memperoleh data
d. Bagaimana sumber-sumber tersebut dapat memberikan informasi yang
baik
e. Bagaimana mengorganisasi dan menggunakan informasi yang telah di
kumpulkan

13
Metode utama yang dapat di gunakan dalam pengumpulan data adalah
wawancara,observasi, dan pemeriksaan fisik serta diagnostik.

WAWANCARA

Wawancara atai interviu merupakan metode pengumpulan data secara


langsung antara perawat dan klien.Di sini perawat(pewawancara) mendapatka
respon langsung dari klien melalui tatap muka dan pertanyaan yang di
ajukan.Data wawancara adalah semua ungkapan klien tenaga kesehatan atau
orang lain yang berkepentingan.termasuk keluarga,teman,dan orang terdekat
klien.

OBSERVASI

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan


visual dengan menggunakan panca indra.Mencatat hasil observasi secara khusus
tentang apa yang di lihat, di rasa, di dengar,di cium.

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan menurut Carol V.A. (1991) adalah proses inspeksi tubuh dan
sistem tubuh guna menentukan ada tau tidaknya penyakit yang di dasarkan pada
hasil pemeriksaan fsik dan laboratorium.

TAHAP II (DIAGNOSIS KEPERAWATAN)

Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang di buat oleh perawat


profesional yang memberi gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien,
baik aktual maupun potensial, yang di tetapkan berdasarkan analisis dan
interpretasi data hasil pengkajian. Pernyataan diagnosis keperawatan harus jelas
singkat dan lugas terkait masalah ke sehatan klien berikut penyebabnya yang
dapat melaui tindakan keperawatan.

14
TAHAP III (perencanaan)

Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada perawat, klien, kluarga,


dan orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan guna
mengatasi masalah yang di alami klien. Perencanaan ini merupakan suatu
petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan
yang di lakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan
diagnosis keperawatan.

TAHAP IV (IMPLEMENTASI)

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana


asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu
klien mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kemampuan yang harus di miliki
perawat pada tahap implementasi adalah kemampuan komunikasi yang efektif,
kemampuan untuk menciptakan hubungan sling percaya dan saling bantu,
kemampuan melakukan teknik psikomotor, kemapuan melakukan observasi
sistematis, kemampuan memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi
dan kemampuan evaluasi.

TAHAP V (EVALUASI)

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatn yang merupakan


perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang di buat di buat pada tahap perencanaan. Evaluasi di
lakukan secara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya.

PENGKAJIAN

Komponen kunci dan pondasi proses keperawatan adalah


pengkajian.Pengkajian membuat data dasar dan merupakan proses di namis.suatu
pengkajian yang mendalam memungkinkan perawat kritikal untuk mendeteksi
perubahan cepat,melakukan intervensi dini dan melakukan asuhan.

15
Terdapat tiga fase dasar untuk pengkajian:

1. Pengkajian awal : pengkajian yang di buat dengan cepat selama


pertemuan pertama dengan pasien yang meliputi ABC :
airway,breathing dan circulation.
2. Pengkajian dasar: pengkajian lengkap pada pasien di mana semua
sistem di kaji.
3. Pengkajian terus menerus: suatu pengkajian ulang secara terus menerus
yang du butuhkan pada status perubahan pasien yang sakit kritis.

Terdapat bermacam-macam tipe pendekatan pengkajian. Dua pendekatan


yang paling penting di gunakan yakni:pendekatam dari kepala sampai kaki (head
to toe ) dan pendekatan sistem tubuh. Pendekatan sistem tubuh mengkaji masing-
masing sistem tubuh secara bebas. Banyak perawat kritikal menggunakan suatu
kombinasi pendekatan di mana pendekata dari kepala sampai kaki dan pendekatan
sistem tubuh terintegrasi yakni perawat mulai mengkaji dengan kepala dang
mengevaluasi sistem neurologi, kemudian mengkaji dada dan meliputi sistem
kardiovaskuler dan sistem pernapasan. Pendekatan ini memberikan suatu
perkembangan yang logis untuk pengkajian.
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik menghasilkan data obyektif melalui inspeksi, palpasi, perkusi


dan auskultasi pada pasien.

Sumber lain pengkajian data

Data obyektif lain yang bersal dari pengukuran di tempat tidur seperti alat
pengawasan, pemeriksaan laboratorium, prosedur di agnosis dan pemeriksaan
radiografi.

Analisa

Setelah data dikumpulkan data di analisi.Dari pengkajian data


dasar,masalah yang aktual,potensial dan beriseko tinggi di indentifikasi dan di
uraikan menurut prioritas sesuai dengan kebutuhan keperawatan pasien krotis.

16
Perencanaan

Pembuatan tujuan identifikasi dari tindakan keperawatan yang tepat dan


pernyataan atas hasil yang di harapkan merumuskan rencana keperawatan.

Implementasi

Perencanaan di masukkan dalam tindakan selama fase implementasi.ini


merupakan fase kerja aktual dari proses keperawatan.

Evaluasi

Suatu perbandingan antara hasil aktual pasien dan hasil yang di harapkan
terjadi dalam fase evaluasi. Pada bagian ini menunjukkan pentingnya modifikasi
dalam rencana keperawatan atau pengkajian ulang total dapat teridentifikasi.

17
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dengan melihat definisi, ciri profesi yang telah disebutkan diatas dapat kita
analisis bahwa keperawatan di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu profesi.
Karena memiliki ciri-ciri dari profesi yaitu mempunyai body of knowledge,
berhubungan dengan nilai-nilai sosial, masa pendidikan, motivasi, otonomi,
komitmen, kesadaran bermasyarakat, dan kode etik.
Keperawatan sebagai suatu profesi adalah salah satu pekerjaan bagian dari
tim kesehatan, yang ikut bertanggung jawab dalam membantu klien sebagai
individu, keluarga, maupun sebagai masyarakat, baik dalam kondisi sehat ataupun
sakit, yang bertujuan untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar klien, dalam
mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal, dalam menentukan tindakan
keperawatan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan, komunikasi interpersonal
serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.

B. Saran
Penyusun berharap agar semua perawat dapat meningkatkan kualitas
kerjanya dan mampu menjadi seseorang yang profesional dalam bidangnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://nursingbegin.com/tag/komponen-proses-keperawatan/
https://id.scribd.com/document/347031294/KOMPONEN-PROSES-
KEPERAWATAN
http://www.ilmukeperawatan.info/2016/03/proseskeperawatan.html#ixzz4x4rXnz
Hz
https://www.academia.edu/11502947/TAHAPTAHAP_PROSES_KEPERAWAT
AN

Nursalam.2001.Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep & Praktik.Jakarta :


Salemba Medika.

Deswari, 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis, Jakarta : Salemba


Medika
Carpenito . lynda . 1990 . Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan .
Jakarta : EGC

19

You might also like