You are on page 1of 9

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PURWAREJA KLAMPOK 1
Jl. Pertanian Nomor 1 , Klampok.Kec. Purwareja Klampok. Kab . Banjarnegara Telp.:
( 0286) 479262

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS PURWAREJA KLAMPOK 1
Nomor : C/ IX /SK/ / 16 /

TENTANG

PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN PRILAKU PEMBERI LAYANAN KLINIS


KEPALA UPT PUSKESMAS PURWAREJA KLAMPOK 1,

Menimbang a. bahwa untuk menjamin perbaikan mutu, peningkatan kinerja


klinis dan mencegah resiko yang mungkin terjadi dalam
b. pelayanan klinis perlu dilakukan Identifikasi, analisis dan tindak
lanjut
c. bahwa untuk mencapai tujuan yang diharapkan perlu didukung
oleh suatu mekanisme kerja agar tercapai kebutuhan dan
harapan pengguna pelayanan yang dilaksanakan secara
efisien, minimal dari kesalahan dan keterlambatan dalam
pelaksanaan
bahwa untuk mencapai tujuan tersebut diatas perlu ditetapkan
Keputusan Kepala Puskesmas Purwareja klampok 1 tentang
indikator klinis dan indikator perilaku layanan klinis dan
penilaiannya

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3495).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara 3637)
3. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
4. UU Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah;
5. UU Nomor25Tahun2005, tentang Perencanaan Pembangunan;
PP Nomor 25 Tahun 2004, tentang Otonomi Daerah;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.574/MENKES/SK/IV/2000,
Tentang Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat
7. 2010;
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :

PERTAMA : Keputusan Kepala Puskesmas Purwareja Klampok 1 tentang


Penyusunan Indikator Klinis Dan Indikator Perilaku Pemberi Layanan
Klinis Dan Penilaiannya

KEDUA : Penyusunan indikator klinis dan indikator perilaku pemberi layanan


klinis dan penilaiannya seperti tertera dalam lampiran surat
keputusan ini
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal 1 April 2016 dan berlaku selama
2 tahun sejak tanggal di tetapkan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Purwareja Klampok


Pada tanggal 1 April 2016

KEPALA UPT PUSKESMAS


PURWAREJA KLAMPOK 1,

DWI LESTARIATUN

TEMBUSAN : Keputusan ini disampaikan kepada Yth :


1. Penanggung jawab UKP dan UKM
2. A r s i p
Lampiran : Keputusan Kepala UPT Puskesmas
Purwareja Klampok I
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Penyusunan Indikator Mutu Klinis dan Prilaku
Pemberi Layanan Klinis

UPT Puskesmas Purwareja Klampok 1 menetapkan indicator mutu dan keselamatan pelanggan
yaitu :
UKP / Pelayanan Klinis
1) Kelengkapan Rekam Medis
Definisi Operasional
Rekam medis rawat jalan dikatakan lenkap apabila identitas pasien, catatan
perkembangan pasien,dan paraf pemeriksa lengkap.
Target 1 tahun : 80%
Rumus :
Jumlah rekam medis yang lengkap x 100%
Jumlah pasien yang dilayani ( sampling )
2) Ketepatan pemberian obat kepada pasien
Definisi Operasional :
Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi
kesalahan pemberian obat kepada pasien.
Target 1 tahun : 100 %
Rumus :
Menghitung pemberian obat yang tepat sesuai identifikasi pasien x100 %
Jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat ( jumlah total resep)
3) Pengurangan terjadinya resiko infeksi
Definisi Operasional :
Agar tidak terjadi infeksi, maka semua petugas UPT Puskesmas Klampok 1 wajib
menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah
menggunakan sabun dan air mengalir.
Target 1 tahun : 100 %
Rumus :
CR SOP cuci tangan

4) Mengurangi resiko terjadinya pasien jatuh


Definsi Operasional :
Setiap pasien yang berobat di UPT Puskesmas Klampok 1 dilakukan pengkajian
terhadap kemungkinan resiko jatuh untuk meminimalkan resiko pasien jatuh.
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan cara :
a) Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien yaitu member warna
SEGITIGA KUNING di bed pasien/ Standart infuse pasien
b) Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman
Target 1 tahun : 100%
Rumus :
Jumlah pasien yang jatuh x 100 %
Jumlah semua pasien yang dirawat
5) Pemberi pelayanan di Ruang Pemeriksaan Umum adalah dokter
Definisi Operasional :
Pemberi pelayanan di ruang pemeriksaan umum bisa di lakukan oleh dokter dan
perawat.
Target 1 tahun : 75 %
Rumus :
Jumlah pasien yang diperiksa dokter X 100
Jumlah seluruh pelanggan
6) Rasio penggunaan antibiotic
Definisi operasional :
1. Pasien yang diberi pelayanan klinis di Puskesmas Purwareja Klampok 1
dilakukan identifikasi dan penilaian kebutuhan penggunaan antibiotika
oleh dokter.
2. ISPA dan Diare benyak disebabkan ileh virus sehingga tidak
membutuhkan terapi antibiotic.
3. Pemberian terapi antibiotic yang tidak sesuai kebutuhan ( irrasional )
dapat beresiko menimbulkan resistensi.
Rumus
Jumlah pasien ISPA yg di terapy antibiotic X 100
Jumlah pasien ISPA (sampling)

Jumlah pasien DIARE yg di terapy antibiotic X 100


Jumlah pasien DIARE (sampling)

7) Ketepatan Pemeriksaan sampel Laboratorium sesuai dengan permintaan.


Definisi operasional:
Ketepatan melakukaan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan jenis
pemeriksaan yang diminta oleh dokter.
Target 90%
Rumus
Jumlah pemeriksaan yang di periksa X 100
Jumlah pemeriksaan yang di minta

8) Kepatuhan petugas MTBS dalam pengisian CM MTBS


Definisi oprasional :
Pendekatan yang terintegrasi atau terpadu dalam tatanan balita sakit dengan
fokus pada kesehatan anak usia 0 – 59 bulan.
Target 1 tahun : 80%
Rumus
Jumlah balita yang di periksa menggunakan CM MTBS X 100
Jumlah seluruh balita yang di periksa di MTBS
9) Respon Time/ waktu tanggap di pelayanan di IGD kurang dari 5 mnt
Definisi operasional :
Waktu tanggap adalah waktu yang di butuhkan dari mulai pasien datang di ugd
sampai mendapatkan pelayanan petugas ugd.
Target 80 %
Rumus
Jumlah kumulatif waktu yang di perlukan sejak kedatangan semua pasien yang
di sempling secara bacak sampai di layani
Jumlah seliruh pasien di sempling
10) Kejadian komplikasi pasca pencabutan gigi perman kurang dari 25 %
Definis operasional
Pencabutan gigi permanen adalah suatu prosedur bedah yg dapat dilakukan
dgn tang, elevator atau penekanan trans alveolar
Komplikasi Pasca Pencabutan
a) Perdarahan sekunder, normal 30 – 60 menit pasca pencabutan ( perdarahan
primer)
b) Pembengkakan di sertai trismus
c) Echimosis dan hematom
Pencegahan ; compres es pada hari pertama
Terapy panas pada hari selanjutnya
d) Fraktur akar
e) Fraktyr tulang alveolar
f) Fraktur tuberasitas maxilaris
g) Subcutan empysema
Target 25%
Rumus
Kejadian komplikasi pasca pencabutan gigi permanen X 100
Kejadian pencabutan gigi permanen

INDIKATOR PERILAKU YANIS


1. Kepatuhan petugas dalam memakai Alat Pelindung Diri (APD)
Kepatuhan petugas dalam memakai Alat Pelindung Diri (APD) adalah petugas yang
patuh dalam memakai alat pelindung diri sesuai dengan tugasnya. Alat Pelindung Diri
dapatme liputi masker, sarung tangan steril,sarung tangan rumah tangga, sepatu boot,
jas / bajulaboran, kacamata google.
Target 1 tahun = 100%
Rumus : CR SOP APD
2. Kepatuhan petugas dalam cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Kepatuhan petugas dalam cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan adalah petugas
yang patuh melakukan cucitangan 7 langkah sebelum dan sesudah tindakan.
Target 1 tahun = 100 %
Rumus : CR SOP cucitangan
3. Kepatuhan petugas dalam memisah sampah medis dan non medis
Kepatuhan petugas dalam memisahsampah medis dan non medis adalah petugas yang
patuh memisahkan antara sampah medis dan non medis. Sampah medis meliputi
sampah sisa aringan tubuh dan atau bahan hasi ltindakan yang kontak dengan cairan
atau jaringan tubuh, missanya kassa, plester, botol infus, darah, jaringan sisa
tubuh.Sampah non medis meliput isampah sisa makanan, minuman, kertas, plastik.
Target 1 tahun = 100 %
Rumus : CR SOP pemilahan dan pembuangan sampah medis
4. Kemampuan petugas dalam membuatl arutan klorin 0,5 %
Target 1 tahun = 100%
Kemampuan petugas dalam membua larutan klorin 0,5 % adalah petugas yang mampu
dalam membuat larutan klorin 0,5%.Larutan klorin 0,5 % digunakan dalam proses
sterilisas ialat medis.
Target 1 tahun = 100%
Rumus : CR SOP penyeterilan alat.
/ MEMISAHKAN ALAT
No. Kode
Terbitan :

No. Revisi :
Pemerintah SOP
Kab. Banjarnegara Tgl Mulai :
Berlaku
: UPT Puskesmas
Halaman Purwareja Klampok 1
Dr.Dwi Lestiariatun
Ditetapkan Oleh :
Kepala Puskesmas Tanda Tangan : NIP.19690909200212200
4
1.Pengertian Kegiatan yang meliputi memisahkan alat yang bersih dan kotor, alat
yang memerlukan sterilisasi, alat yang membutuhkan perawatan lebih
lanjut ( tidak siap pakai ), serta alat-alat yang membutuhkana
persyaratan khusus untuk peletakannya
 Pemisahan alat adalah pemisahan alat adalah kegiatan memilah
milah alat dan memisahkannya dalam tempat yang berbeda,
pemisahan alat disini meliputi pemisahan alat yang bersih dan alat
yang kotor, alat yang memerlukan sterilisasi, alat yang
membutuhkan perawatan lebih lanjut (tidak siap pakai), serta alat-
alat yang membutuhkan persyratan khusus untuk peletakannya.
 Alat bersih adalah alat-alat medis yang telah siap dipergunakan
 Alat kotor adalah alat-alat medis yang telah dipergunakan untuk
memerlukana penanganan lebih lanjut untuk dipergunakan
 Alat yang membutuhkan perwatan lebih lanjut adalah alat yang
tidak bisa segera digunakan karena membutuhkan perbaikan atau
pergantian suku cadang
 Alat yang membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakannya
adalah alat yang dalam peletakan dan penyimpanannya harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan khusus, jika tidak akan
mengurangi fungsi alat tersebut atau alat tersebut bisa mengalami
kerusakan
2.Tujuan 1.Menyiapkan peralatan agar dapat segera dimanfaatkan
2.Mencegah alat tidak cepat rusak
3.Memperpanjang umur alat
4.Menghindari terjadinya infeksiatau penularan
3.Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Purwareja Klampok I Tentang
Manajemen Peralatan
4.Referensi http://biosmart.dintin.com/Biosmart_Laboratory/M/Manajemen_Alat_Ke
sehatan.htm
5.Alat dan Bahan
6.Prosedur 1. Petugas mengidentifikasi alat-alat yang ada dimasing-masing
meliputi, Poli Umum, Poli MTBS,KIA/KB,Poli Gigi,UGD,Ruang
rawat inap,Kesling,Gizi, PONED.
2. Petugas mengelompokan alat-alat tersebut kedalam jenis-jenis
alat yang membutuhkan sterilisasi,alat yang membutuhkan
peralatan lebih lama(tidak siap pakai), serta alay-alat yang
membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakannya.
3. Petugas memisahkan alat-alat sesuai kondisinya :
 Alat bersih diletakkan dilemari instrument
 Alat kotor diletakkan dibak/baskom plastic
 Alat yang perlu disteril diletakkan dibak instrument
 Alat yang membutuhkan perwatan lebih lanjut diletakkan
digudang
 Alat yang membutuhkan persyaratan khusus untuk
peletakannya diletakkan sesuai dengan petunjuk penggunaan
letakkan
4. Penanggung jawab ruangan dan petugas ruangan menyiapkan
tempat untuk alat-alat tersebut.
5. Petugas menggunaka handscoon sebelum melakukan pemisahan.
6. Petugas ditiap ruangan memisahkan alat kotor,alat yang bersih,
alat-alat yang membutuhkan sterilisasi,alat yang membutuhkan
perwatan lebih lanjut(tidak siap pakai), serta alat-alat yang
membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakannya.
7. Petugas ditiap ruangan mendokumentasikan kegiatan yang telah
dilakukan
7.Bagan alur Petugas
Petugas memisahkan
Petugas mengelompokan alatsesuai dengan
mengidentifikasi alat-alat tersebut kondisinya
alat-alat

Petugas menggunaka Penanggung jawab ruangan


dan petugas ruangan
handscoon sebelum
menyiapkan tempat untuk
melakukan pemisahan. alat-alat tersebut

Petugas ditiap ruangan memisahkan alat


kotor,alat yang bersih, alat-alat yang
membutuhkan sterilisasi,alat yang
membutuhkan perwatan lebih lanjut(tidak Petugas
mendokumentasikan
siap pakai), serta alat-alat yang kegiatan
membutuhkan persyaratan khusus untuk
peletakannya.

8.Unit Terkait  Kepala Puskesmas


 Penanggung Jawab ruangan
 Pelaksana Urusan Kesehatan Lingkungan
9.Dokumen Terkait Ckeck list, Jadwal Kegiatan
/ PEMANTAUAN BERKALA PELAKSANAAN PROSEDUR
PEMELIHARAAN DAN STERILISASI ALAT
No. Kode
Terbitan :
Pemerintah :
No. Revisi
Kab. Banjarnegara SOP
Tgl Mulai UPT Puskesmas
: Purwareja Klampok 1
Berlaku
Halaman :
Dr.Dwi Lestiariatun
Ditetapkan Oleh :
Kepala Puskesmas Tanda Tangan : NIP.19690909200212200
4
1. Pengertian Kegiatan memantau secara berkala trhadap pelaksanaan prosedur
pemeliharaan dan sterilisasi alat
Dilakukan oleh penanggung jawab ruangan
2. Tujuan Untuk mencegah terjadinya infeksi ketika peralatan tersebut
digunakan dan menjaga peralatan siap pakai dan dalam kondisi
yang baik pada saat dibutuhkan
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Purwareja Klampok I tentang
manajemen peralatan
4. Referensi Undang-uandang no 32 tahu 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Prosedur 1. Petugas mempersiapakan
cheklist pemantauan Bagan Alur
terhadap pelaksanaan
prosedur pemeliharaan Petugas menyiapkan
dan sterilisasi alat checklist
2. Petugas melakukan
checklist Petugas melakukan checklist
3. Petugas menghitung
complain rate
4. Petugas membuat analisa Petugas menghitung complain rate

5. Petugas membuat RTL


6. Petugas membuat TL Petugas membuat analisa
7. Petugas membuat
rekomendasi hasil CR
Petugas membuat RTL

Petugas membuat TL

Petugas membuat
rekomendasi hasil CR

8. Unit Terkait  Kepala Puskesmas


 Penanggung Jawab ruangan
 Pelaksana Urusan Kesehatan Lingkungan
9. Dokumen Terkait Checklist, jadwal kegiatan

You might also like