You are on page 1of 10

LAPORAN KELUARGA KELOLAAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK S KHUSUSNYA


PADA IBU Y DENGAN HIPERTENSI DI .....

Oleh
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. DATA UMUM

1. Nama kepala Keluarga (KK) : Bpk. S


2. usia : 45 Tahun.
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Swasta
5. Alamat : RT 7 RW 11 Kelurahan Tugu
6. Tanggal pengkajian : 11 November 2011
7. Komposisi Anggota Keluarga :

No Nama Jenis Hub. Dengan umur Pendidikan Pekerjaan Ket


Kelamin KK
1. Ibu. Y Perempuan Istri 36 SMP IRT
2. An. AS Laki-laki Anak 16 SMK -
3. An. Am Perempuan Cucu 8 SD -

8. Genogram
Hipertensi
Asma
Ket Gambar:

Bpk.S 45 th Ibu Y 36 th =
Hipertensi
=

=
An.

An.AS An.Am dll


16 th 8 th

9. Tipe keluarga
Keluarga Bpk.S termasuk ke dalam tipe nuclear family. Dimana keluarga ini
hanya terdiri dari Bapak, ibu dan anak (Apa yang khas di keluarga ini dengan tipe
keluarga inti?)

10. Suku Bangsa


Keluarga Bapak S bersuku Minang. Apakah ada budaya khas Minang yang
mempengaruhi kehidupan keluarga?

11. Agama
Keluarga Bpk.S menganut agama Islam dan menjalankan ibadahnya sesuai
dengan aturan agama yang dianut. Ibu.Y mengatakan setiap minggunya ia
mengikuti pengajian rutin diwilayahnya.
12. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga Bpk.S lebih kurang Rp 1.200.000,- perbulan. Pengeluaran
rata-rata Rp 1.200.000,-. Sumber dana keluarga diperoleh dari Bpk.S yang bekerja
di sebuah pabrik di kelurahan Tugu dan Ibu Y juga kadang menerima jahitan
dirumah untuk menambah penghasilan keluarga. Ibu Y mengatakan dengan
penghasilan yang ada, keluarga berusaha untuk mencukupi kebutuhan rumah
tangga dan biaya sekolah anak-anaknya, terutama biaya anak AS yang saat ini
membutuhkan biaya yang besar untuk kebutuhan sekolahnya seperti biaya
laboratorium dan yang lainnya.

13. Aktifitas Rekreasi Keluarga


Keluarga Bapak S selalu berkumpul, bersantai, ngobrol sambil menonton televisi
dirumah. Keluarga Bapak S juga rutin berkumpul dengan keluarga besarnya untuk
mengikuti kegiatan arisan keluarga. Kegiatan arisan dilakukan rutin satu kali
sebulan, dimana tempat kegiatan digilir secara bergantian di rumah setiap anggota
keluarga.

II. Riwayat Dan Perkembangan Keluarga

14. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Keluarga Bapak S berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja:
- Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat
remaja mulai memiliki otonomi
- Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
- Mempertahankan komunikasi terbuka, hindarkan terjadinya perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan

15. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi


Keluarga Bapak S telah berusaha memenuhi tugas perkembangan untuk keluarga
dengan anak remaja, namun Ibu Y sering marah-marah dengan anak AS karena
sangat mengkhawatirkan anak AS yang sudah masuk masa remaja, baik itu
pergaulannya, pendidikannya dan masa depannya.

16. Riwayat keluarga inti


Bapak S menikah dengan istrinya Ibu Y atas dasar saling mencintai. Ibu Y
mengatakan dirinya sudah mengalami tekanan darah tinggi sejak usia 17 tahun.
Ibu Y mengatakan kadang kepalanya terasa pusing, dan berat pada tengkuk namun
penyakit ini sering tidak menimbulkan gejala pada Ibu Y sehingga kurang
memperhatikan perawatan dari hipertensi.
Penjajakan Tahap II (gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga bapak S
khususnya pada ibu Y b.d KMK merawat anggota keluarga dengan hipertensi)
a) Kemampuan mengenal masalah
Ibu Y mengatakan bahwa tingginya tekanan darah yang dialaminya
disebabkan karena orang tuanya juga mengalami hal yang sama yaitu
memiliki tekanan darah yang tinggi. Dahulunya Ibu Y selalu mengkonsumsi
kopi. Kalau tidak minum kopi, ibu Y merasa ada yang kurang, namun
sekarang ibu Y sudah mulai meninggalkan kopinya karena dokter
menyarankan untuk mengurangi konsumsi kopi karena tidak baik untuk
kesehatannya. Ibu Y belum memahami sepenuhnya tentang pengertian dari
tekanan darah tinggi, yang diketahui hanya tekanan darahnya saat ini sudah
dikatakan tinggi oleh dokter namun dengan tekanan darah yang tinggi
tersebut, Ibu Y selalu tidak merasakan gangguan apapun, hanya kadang-
kadang merasakan sakit kepala dan berat pada tengkuk.

b) Kemampuan mengambil keputusan


Ibu Y mengetahui akibat lanjut yang akan terjadi jika permasalahan tekanan
darah tinggi ini tidak segera diatasi yaitu bisa jatuh menjadi stroke seperti
yang dialami oleh tetangganya. Hal ini sangat ditakuti oleh Ibu Y dan
berharap hal tersebut tidak terjadi pada dirinya, namun akibat lanjut selain
stroke belum diketahui oleh ibu Y.

c) Kemampuan merawat
Ibu Y mengatakan bahwa selama ini ia belum melakukan pemeriksaan
tekanan darahnya secara rutin setiap bulan karena merasa tidak merasakan
gejala/gangguan kesehatan, tidak mengikuti kegiatan posbindu dengan alasan
selalu lupa dengan jadwal posbindu dan tidak pernah berolahraga dengan
alasan tidak ada waktu. Dalam mengolah makanan, masih sama untuk
seluruh anggota keluarga, belum mengurangi penggunaan garam dan belum
mengetahui kadar garam yang boleh dikonsumsinya. Bila merasakan keluhan
pusing, Ibu Y kadang hanya memakan obat yang dibelinya di apotik yaitu
obat yang sama dengan yang diberikan dokter puskesmas, sesekali ibu Y
mengkonsumsi belimbing atau labu siam untuk mengurangi tekanan darahnya

d) Kemampuan memodifikasi lingkungan


Ibu Y mengatakan masih menggunakan penyedap dan belum mengurangi
garam untuk memasak. Ibu Y juga masih suka mengkonsumsi ikan asin untuk
makan sehari-hari dengan merendam terlebih dahulu ikan asin tersebut ke
dalam air dengan harapan untuk mengurangi rasa asin dari ikan tersebut.
Untuk lingkungan sekitar, ibu Y mengatakan rumahnya tidak pernah sepi
karena selalu ramai dengan anak-anak tetangganya yang juga keluarga kakak
dan adik-adiknya

e) Kemampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan


Ibu Y mengatakan bahwa tekanan darahnya memang selalu tinggi, namun
sering tidak menimbulkan gejala sehingga Ibu Y tidak melakukan perawatan
terkait dengan hipertensinya. Bila sudah merasakan gangguan berlebihan,
barulah Ibu Y memeriksakan kesehatannya ke puskesmas. Ibu Y merasa
menjadi tidak tenang setelah dokter mengatakan tekanan darahnya tinggi dan
melarang untuk makan ini dan itu sehingga Ibu Y lebih tenang jika tidak pergi
memeriksakan kesehatannya ke puskesmas

17. Riwayat keluarga sebelumnya


Orang tua perempuan dari Ibu Y menderita hipertensi, begitu juga dengan adik
dari Ibu Y, sedangkan orang tua laki-laki dari Ibu Y yang menderita Asma telah
meninggal dunia. Pihak keluarga Bapak S tidak ada yang menderita penyakit
hipertensi.
III. LINGKUNGAN

18. Karakteristik Rumah


Keluarga Bapak S memiliki rumah sederhana milik sendiri. Dinding rumah
berdempetan dengan rumah yang lainnya dan tidak memiliki halaman. Ukuran
rumah Bapak S 48 m2, type rumah permanen, lantai terbuat dari keramik, kondisi
bersih. Rumah terdiri dari ruang tamu sekalian untuk nonton televisi, namun tidak
ada kursi tamunya, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan dapur, ventilasi: terdapat
jendela didepan rumah, yang selalu dibuka setiap hari. perabotan tidak banyak
sehingga rumah terlihat lebih luas. Keluarga Bapak S memiliki kamar mandi dan
jamban sendiri di dalam rumah dimana pembuangannya dengan menggunakan
septic tank. Jarak septic tank dengan sumber air minum sudah memenuhi syarat
yaitu lebih dari 10 m. Sumber air minum menggunakan sumur bor. Airnya tidak
berasa, tidak berbau dan tidak berwarna sehingga layak untuk dikonsumsi.
Penerangan setiap ruangan memakai lampu listrik untuk malam hari dan siang
hari cukup dengan terangnya sinar matahari dari pintu yang selalu terbuka.

Denah Rumah :

Keterangan :
4 5 1. Ruang tengah/tamu
2. Kamar tidur
3. Kamar tidur
3 4. Dapur
5. Kamar mandi/WC

19. Karakteristik tetangga dan interaksi dengan masyarakat


Tetangga sekitar keluarga Bapak S juga merupakan keluarga dari Ibu Y sehingga
antara satu dengan yang lainnya sangat kenal dekat. Di sebelah rumah Ibu Y
adalah tempat tinggal orang tua dan adik dari dari Ibu Y. Sebagian besar tetangga
bekerja sebagai pedagang atau wiraswasta, dan buruh. Rumah Bapak S dekat
dengan warung. Jarak rumah dengan posbindu sekitar 2 Km dan jarak rumah
dengan Puskesmas Tugu sekitar 3 Km.

20. Mobilitas geografis keluarga


Ibu Y merupakan penduduk asli daerah tersebut. Sejak lahir Ibu Y sudah menetap
di daerah tersebut dan tidak pernah pindah-pindah rumah. Ibu Y mengatakan
biasanya bila keluarga akan mengunjungi puskesmas, keluarga menggunakan
sepeda motor milik sendiri karena angkutan umum tidak melewati jalur jalan
rumah Ibu Y.
21. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ibu Y mengatakan keluarga besarnya sering berkumpul sekali dalam 2 bulan
dalam kegiatan arisan keluarga.

22. Sistem pendukung keluarga


Keluarga tidak mempunyai asuransi kesehatan. Untuk pengobatan, keluarga
Bapak S selalu menggunakan puskesmas karena memerlukan biaya yang tidak
mahal. Keluarga besar Ibu Y yang tinggal berdekatan selalu mengingatkan agar
Ibu Y menjaga pola makan, namun Ibu Y kadang tetap saja memakannya jika
tidak merasakan keluhan apa-apa. (situasi ini dapat dikelompokkan sebagai
dukungan keluarga? Data ini dapat dilanjutkan dengan penjajakan II
Penjajakan tahap II) (potensial efektifnya manajemen kesehatan diri pada keluarga
bapak S khususnya pada Ibu Y terkait dengan adanya dukungan dari anggota
keluarga)
a) Kemampuan mengenal masalah
Ibu Y menyadari kalau keluarga besarnya selalu mengingatkan dirinya untuk
tidak minum kopi lagi, untuk tidak makan daging kambing lagi, tidak makan
ikan asin lagi dan ini menjadi peringatan pada dirinya untuk tetap menjaga
kesehatannya

b) Kemampuan mengambil keputusan


Keluarga besar Ibu Y sering menceritakan bagaimana kondisi tetangganya
yang mengalami stroke. Hal ini membuat dirinya untuk berfikir kembali untuk
mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu kesehannya tersebut.

c) Kemampuan merawat
Ibu Y mengatakan adanya dukungan dari keluarga besarnya dapat memotivasi
drinya untuk dapat menjaga kesehatannya, namun kadang ibu Y tetap
mengkonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi karena merasa repot
untuk memisahkan antara makanan untuk keluarga dengan makanan untuk
dirinya

d) Memodifikasi Lingkungan
e) Kemampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan

IV. Struktur Keluarga


23. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi di dalam keluarga Bapak S cukup terbuka. Keluarga
memanfaatkan waktu luang saat menonton televisi untuk saling bercerita. Namun
Ibu S mengatakan sangat mencemaskan anak AS yang mulai susah diatur.
Kadang Ibu Y sering marah-marah jika anak AS tersebut tidak mengikuti perintah
dari Ibu Y. Sehari-harinya, keluarga Bapak S berbicara/ berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia.
Penjajakan Tahap II (ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga
bapak S khususnya ibu Y b.d KMK dalam berkomunikasi)
a) Kemampuan mengenal masalah
b) Kemampuan mengambil keputusan
c) Kemampuan merawat
d) Kemampuan memodifikasi lingkungan
e) Kemampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan

24. Struktur kekuatan keluarga


Ibu Y mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Bapak S. Jika
ada masalah selalu dimusyawarahkan bersama.

25. Struktur peran (Tambahkan peran informal dalam keluarga)


a. Bapak S menjalankan perannya sebagai suami dan sebagai kepala
keluarga, sebagai pencari nafkah utama untuk menghidupi keluarga
b. Ibu Y menjalankan perannya sebagai istri, mendidik anaknya, pengelola
rumah tangga dan juga ikut membantu perekonomian keluarga dengan
menerima jahitan dirumah.
c. An. AS dan An. Am menjalankan perannya sebagai anak.

26. Nilai dan norma budaya


Ibu Y selalu mengajarkan pada anak untuk pulang ke rumah dahulu setelah pulang
sekolah dan pulang malam tidak boleh lebih dari jam 9

V. Fungsi keluarga

27. Fungsi afektif


Menurut Ibu Y, semua anggota keluarga saling menyayangi. Ibu Y sangat
menyayangi anak-anaknya, begitu juga dengan Bapak S. An AS juga sangat
memperhatikan adiknya, An Am.

28. Fungsi sosial


Ibu S mengatakan pola pengasuhan yang dia terapkan kepada keluarganya adalah
mendidik sopan-santun, disiplin, hormat kepada orang tua, serta memberi kasih
sayang pada sesama, sehingga kadang-kadang Ibu S marah terhadap sikap An AS
yang tidak mau mendengar dan menuruti perintah ibunya.

29. Fungsi perawatan kesehatan


Seperti:
 Keyakinan kesehatan, nilai-nilai, perilaku keluarga
 Definisi sehat-sakit dari keluarga dan tingkatan pengetahuannya
 Status kesehatan yang diketahui keluarga dan kerentanan terhadap penyakit
 Praktik diit keluarga
 Kebiasaan tidur dan istirahat
 Latihan fisik rekreasi
 Kebiasaan penggunaan obat-obatan keluarga
 Peran keluarga dalam praktik perawatan diri
 Tingkatan preventif medis dasar
 Praktik perawatan gigi
 Pelayanan kesehatan yang diterima
 Perasaan dan persepsi terhadap yankes yang diterima
 Pelayanan perawatan gawat darurat
 Sumber pembiayaan
 Logistik perawatan yang diperoleh
VI. Stress dan koping keluarga

30. Stressor jangka pendek


Ibu Y mengatakan jika setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas
dan mendapati tekanan darahnya tinggi, maka dirinya mengalami stress sehingga
sulit tidur dan menjadi pikiran terus menerus. Ibu Y juga mengatakan saat ini ia
juga mengkhawatirkan anak AS yang sudah memasuki masa remaja. Kadang Ibu
Y juga kesal pada suaminya yang tidak mau ikut memberikan nasehat pada anak
AS. Disamping itu, Ibu Y juga memikirkan tentang biaya pendidikan anak AS
yang saat ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

31. Kemampuan keluarga berespons terhadap masalah


Keluarga menerima penyakit yang dialami Ibu Y harus ditanggulangi agar tidak
jatuh menjadi lebih parah lagi, sehingga keluarga selalu menasehati Ibu Y untuk
tidak memakan makanan yang berlemak dan tinggi kolesterol lagi.

32. Strategi koping yang digunakan


Untuk tidak menjadi pikiran (stres) setelah melakukan pemeriksaan, ibu Y merasa
lebih baik untuk tidak melakukan pemeriksaan kesehatannya ke fasilitas kesehatan
Jika anak-anaknya tidak mau mendengar nasehatnya, ibu Y biasanya marah-marah
dan jika sudah merasakan sakit kepala, biasanya anak-anak dibiarkan, langsung
kekamar, tidur dan tidak boleh diganggu. Untuk masalah biaya pendidikan
anaknya, Ibu Y berusaha untuk mencari kerja sampingan seperti menerima jahitan
sehingga dapat menambah penghasilan keluarga.
Penjajakan tahap II (koping tidak efektif pada keluarga bapak S khususnya pada
Ibu Y b.d KMK menghadapi stres)
a) Kemampuan mengenal masalah
Ibu Y memahami bahwa pikiran juga mempengaruhi kenaikan tekanan darah.
Saat ini Ibu Y sangat memikirkan masa depan anaknya. Biaya sekolah yang
tidak sedikit namun anaknya sulit untuk disuruh belajar. Ibu Y juga akan
merasa stress bila setelah melakukan pemeriksaan ke puskesmas dan didapati
tekanan darahnya tinggi, sehingga menjadi susah tidur karena menjadi pikiran
terus apalagi setelah dokter menyarankan untuk mengurangi berbagai macam
makanan dan aturan yang lain.

b) Kemampuan mengambil keputusan


Ibu Y mengatakan jika anaknya tidak mau mendengar nasehatnya ia selalu
marah-marah dan akhirnya kepala menjadi sakit. Untuk permasalahan
pemeriksaan tekanan darah, ibu Y merasa lebih tenang jika tidak mengetahui
atau tidak memeriksakan tekanan darahnya

c) Kemampuan merawat
Ibu Y mengatakan bila kepalanya sudah terasa sakit, biasanya dibawa tidur
dan tidak ingin diganggu oleh siapapun.

d) Kemampuan memodifikasi lingkungan


Ibu Y mengatakan dirumah masih sering marah karena perilaku anaknya yang
tidak mau mendengar nasehatnya
e) Kemampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan
Ibu Y mengatakan untuk masalah stres ini belum pernah memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada

33. Strategi adaptasi disfungsional


Ibu Y lebih memilih untuk tidak memeriksakan kesehatannya dari pada harus
menjadi beban pikiran dan menjadi stres setelah mengetahui tekanan darahnya
yang tinggi.

You might also like