You are on page 1of 19

UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Nn.

D
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PASIEN ISPA
Disusun untuk memenuhi tugas kepanitraan klinik

Ilmu Kedokteran Keluarga

Klinikita Setiabudi

Dokter Penguji : dr. Mery Tiyas A.

Disusun Oleh:
Azmi Yunita
H2A012006

KEPANITERAAN KLINIK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2017
UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Nn. D
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA ISPA

TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA


Nama kepala keluarga : Tn. S (60 tahun)
Alamat :Bukit Kelapa Gading G 18 Tembalang, Semarang
Bentuk keluarga : nuclear family
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Keterangan
Terakhir
1. Tn. S Kepala L 60 th SMA WIRASWA - -
keluarga STA
2. Ny. N Istri P 53 th SMA Ibu rumah - -
tangga
3. Nn. D Anak P 22 th SMA Mahasiswi Pasien ISPA
4. Nn. C Anak P 19 th SMP Pelajar - -
Kesimpulan tahap I :
Di dalam keluarga Tn. S berbentuk nuclear family didapatkan pasien atas
nama Nn. D usia 22 tahun, seorang mahasiswi dengan penyakit ISPA.

TAHAP II. STATUS PASIEN


A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Nn. D
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswi
Pendidikan : S1 Ilmu Budaya UNDIP
Agama : Islam
Alamat : Bukit Kelapa Gading G 18 Tembalang, Semarang
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 6 November 2017
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pilek
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan pilek sejak satu minggu yang lalu. Pilek dirasakan
memberat dan membuat pasien tidak dapat beristirahat dengan nyaman
.Pasien sempat kehujanan beberapa kali sebelum keluhan tersebut muncul.
Pasien juga mengeluhkan batuk, nyeri kepala dan demam Pasien sudah
sempat minum obat warung namun keluhan belum membaik.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat gastritis : diakui
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat makan makanan diluar rumah : disangkal
Riwayat makan makanan tidak bergizi : disangkal
Riwayat sering minum es : diakui
Riwayat terpapar asap rokok/ debu : diakui
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga teratur : disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah anak pertama dan merupakan mahasiswi S1 UNDIP..
Pasien tinggal serumah dengan orang tua dan adik. Ayah pasien bekerja
sebagai wiraswasta dengan penghasilan Rp 10.000.000, 00 per bulan. Ibu
pasien sebagai ibu rumah tangga, dan adik pasien pelajar SMA. Kesan
ekonomi cukup.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan tiga kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk (tahu, tempe,
ikan) dan buah. Gizi kesan cukup.

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 96 kali permenit
Frekuensi nafas : 22 kali permenit
Suhu : 36,9°C
2. Status Gizi
BB = 50 kg
TB = 160 cm
50 50
IMT =1,62 = 2,56= 19,53 kg/𝑚2 (normoweight)

3. Mata : dalam batas normal


4. Hidung : Discharge +/+
5. Telinga : dalam batas normal
6. Leher : dalam batas normal
7. Jantung : dalam batas normal
8. Pulmo : dalam batas normal
9. Abdomen : dalam batas normal
10. Ekstremitas : dalam batas normal
11. Status neurologis : dalam batas normal
D. RESUME
Sejak satu minggu yang lalu pasien mengeluh pilek. Pasien juga
mengeluhkan batuk, nyeri kepala dan demam. Pasien mengaku sempat
kehujanan beberapa kali sebelum keluhan tersebut muncul,sering terpapar
asap rokok /debu dan sering minum es. Pasien berobat ke Klinikita dan
diagnosis mengalami ISPA. Pasien seorang mahasiswi S1. Ayah pasien
bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan Rp 10.000.000, 00 per bulan.
Kondisi ekonomi pasien kesan cukup. Status gizi pasien kesan cukup.

PATIENT CENTERED DIAGNOSIS


1. Diagnosis Holistik
Nn. D usia 22 tahun nuclear family, ISPA, keluarga cukup harmonis dan
anggota masyarakat biasa.
2. Diagnosis Biologis
ISPA
3. Diagnosis Psikologis
Hubungan antar anggota keluarga akrab dan saling mendukung.
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya
Penderita merupakan anggota masyarakat biasa dan hubungan dengan
masyarakat sekitar berjalan baik. Status ekonomi baik.

PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
a. Istirahat cukup.
b. Minum obat secara teratur.
c. Minum air putih yang cukup.
d. Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan
bergizi.
e. Menghindari paparan asap rokok dan debu.
f. Jangan terlalu sering mengkonsumsi es.
g. Berolah raga secara teratur.
h. Menjaga kebersihan diri.
2. Medikamentosa
a. Q-cef 500mg 2x1 tab per hari
b. Maganol 500mg 3x1 per hari
c. Mucera 3x1 per hari
d. CTM 3x1 per hari
e. Emibion 1x1 (pagi hari)

FOLLOW UP
Selasa, 7 November 2017
o Subyektif : batuk, pilek
o Obyektif : keadaan umum baik, composmentis
o Tanda vital
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 85 kali permenit
RR : 21 kali permenit
Suhu : 36,5°C
o Assesment : ISPA
o Planning : Terapi medikamentosa berupa Q-cef 2x500mg,Mucera
3x1, CTM 3x1, Emibion 1x1. Serta terapi non medikamentosa berupa
o Istirahat cukup.
o Minum obat secara teratur.
o Minum air putih yang cukup.
o Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan
bergizi.
o Menghindari paparan asap rokok dan paparan debu.
o Jangan terlalu sering mengkonsumsi es.
o Berolah raga secara teratur.
o Menjaga kebersihan diri.
FLOW SHEET
Nama : Nn. D (22 tahun)
Diagnosis : ISPA
Tabel 2. Flowsheet penderita
Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target
7/11/17 Tensi : 120/80 Pilek (↓),Batuk Medikamentosa : Batuk dan pilek
mmHg (↓) - Q-cef 500mg 2x1 tab per hari mereda
Nadi : 85x/menit - Mucera 3x1 per hari
RR : 21x/menit - CTM 3x1 per hari
Suhu : 36,5°C - Emibion 1x1 per hari
Non medikamentosa :
- Istirahat cukup.
- Minum obat secara teratur.
- Minum air putih yang cukup.
- Menjaga daya tahan tubuh
dengan mengkonsumsi makanan
bergizi.
- Menghindari paparan asap rokok
dan paparan debu.
- Jangan terlalu sering
mengkonsumsi es.
- Berolah raga secara teratur.
- Menjaga kebersihan diri

TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


1. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas ayah (Tn. S, 60 tahun), ibu (Ny. N, 53 tahun), anak
pertama (Nn. D,22 tahun),dan adik ( Nn.C, 19 tahun).
b. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga cukup harmonis, saling mendukung, dan perhatian
satu sama lain.
c. Fungsi Sosial
Pasien sering bermain dengan tetangganya. Hubungan dengan masyarakat
sekitar baik dan keluarga cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pasien masih sebagai mahasiswi S1. Ayah pasien bekerja sebagai
wiraswasta dengan penghasilan perbulan rata-rata Rp. 10.000.000,- dan
penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari -
hari. Kesan status ekonomi cukup.
e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan
diselesaikan dengan cara dimusyawarahkan bersama-sama.

2. FUNGSI FISIOLOGIS
Tabel 3. APGAR score keluarga Nn. D
Kode APGAR Tn.S Ny.N Nn.D Nn.C
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila 2 2 2 2
saya mendapat masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 1 1 2 1
membagi masalah dengan saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan 2 1 1 1
mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan
baru atau arah hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan 2 2 2 2
kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi 2 2 1 1
waktu bersama-sama.
Total (kontribusi) 9 8 8 7

Rata-rata APGAR score keluarga Nn.D = 32= 8


4
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Nn.D = baik
3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Nn.D
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya -
yang masih diikuti.
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan -
ibadah cukup baik
Economic Penghasilan keluarga cukup ( di atas UMR) -
Education Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 12 tahun) -
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien -
segera berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.
Kesimpulan : keluarga Nn.D tidak memiliki fungsi patologis.

4. GENOGRAM

Diagram 1. Genogram keluarga Nn. D


Keterangan :

: laki-laki : penderita ISPA

: perempuan : tinggal serumah

: laki-laki, perempuan meninggal


Kesimpulan Genogram :
Berdasarkan genogram di atas, tidak dapat disimpulkan bahwa penyakit ISPA
yang diderita pasien berasal dari keluarganya.

5. POLA INTERAKSI KELUARGA

Ny.N
Tn.S Keterangan :

: Hubungan baik

: Hubungan tidak baik

Nn.D Nn.C

Diagram 2. Pola interaksi keluarga Nn. D


Kesimpulan : Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan baik dan
harmonis.

6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Pendidikan keluarga penderita cukup baik, penderita sedang bersekolah
S1 dan adiknya sedang bersekolah SMA. Ayah penderita berpendidikan
terakhir SMA, Ibu pasien berpendidikan terakhir SMA. Keluarga menyadari
arti penting kesehatan tetapi memiliki pengetahuan yang kurang tentang
penyakit menular, faktor risiko, dan cara pencegahannya.
b. Sikap
Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang diderita pasien
cukup positif karena pasien langsung diperiksakan ke dokter setelah obat
yang dibeli di warung tidak meredakan keluhan pasien.
c. Tindakan
Penderita dan keluarga cukup menyadari pentingnya arti hidup sehat
karena setiap ada anggota keluarga yang sakit akan diperiksakan ke dokter
klinik.
7. FAKTOR NON PERILAKU
a. Lingkungan
Rumah yang ditempati oleh keluarga Nn.D sudah cukup memadai.
Keadaan di dalam dan di luar rumah cukup bersih, sampah dibuang pada
tempat sampah, Sumber air terjaga kebersihannya, sanitasi baik,
pencahayaan dan ventilasi cukup. Kondisi rumah juga rapi dan di halaman
terdapat beberapa pot tanaman hias dan pepohonan yang rindang.
b. Keturunan
Faktor keturunan tidak berpengaruh pada penyakit yang sedang
diderita pasien.
c. Pelayanan Kesehatan
Unit pelayanan kesehatan tersedia dengan baik. Apabila ada anggota
keluarga yang sakit langsung berobat ke klinik atau dokter yang praktek di
sekitar tempat tinggal pasien.

8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga Nn. D tinggal di sebuah rumah berukuran 15x10 m2 dengan posisi
rumah menghadap ke utara. Rumah tertata rapi terdiri atas teras, garasi, ruang
tamu, empat kamar tidur, ruang keluarga yang dilengkapi TV, ruang makan,
dapur, mushola, satu kamar mandi, satu WC, gudang dan taman kecil di depan
rumah. Dinding rumah terbuat dari batu bata yang sudah dicat. Lantai rumah
semuanya telah dilapisi keramik. Atap rumah terbuat dari genteng dan ditutupi
langit-langit. Ventilasi dan pencahayaan cukup baik. Masing-masing kamar
sudah memiliki ranjang dan kasur yang layak. Perabotan rumah tangga cukup.
Secara keseluruhan kebersihan rumah cukup baik. Sehari-hari keluarga
memasak menggunakan kompor gas. Sumber air berasal dari PDAM.
Gambar. Denah Rumah Nn. D

D G KU
U

RM KM

RK

K K

M
KM

RT G

Teras Depan

Keterangan:

: pintu KU : Kamar utama

G : Garasi K : Kamar

RT : Ruang tamu KM : Kamar mandi

RK : Ruang keluarga D : Dapur

M : Mushola RM : Ruang makan

GU : Gudang

9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah penderita terletak di pinggir jalan dengan halaman yang cukup luas
dan memiliki pagar. Di halaman depan terdapat beberapa pot tanaman hias. Di
sebelah kanan dan kiri berdekatan dengan rumah tetangga. Di depan rumah
terdapat selokan dengan aliran lancar.
RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM) : tidak ada
4. Fungsi Genogram Keluarga : penyakit pada pasien tidak didapatkan
secara genetik
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga : cukup
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor : baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : baik

DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
ISPA
2. Masalah Nonmedis
a. Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit menular,
faktor risiko, dan cara pencegahannya membuat pasien kurang waspada
terhadap penularan penyakit
b. Kebiasaan pasien terpapar asap rokok dan debu
c. Kebiasaan pasien sering minum es
d. Perubahan cuaca ( sempat terpapar hujan beberapa kali)
PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
P S SB Mn Mo Ma IxTxR
1. Perubahan cuaca (Pasien sempat terpapar 5 5 5 1 5 1 5 3.125 (I)
hujan beberapa kali)
2. Pola hidup tidak sehat (Kebiasaan sering 4 4 4 1 5 1 4 1.280 (III)
minum es)
3. Kebiasaan pasien terpapar asap rokok dan 5 5 5 1 5 1 4 2.500 (II)
debu
4. Kurangnya pengetahuan pasien dan 3 3 3 3 3 1 3 729 (IV)
keluarga tentang penyakit menular, faktor
risiko, dan cara pencegahannya membuat
pasien kurang waspada terhadap penularan
penyakit
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (tehnologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
DIAGRAM PERMASALAH PASIEN

I. Perubahan cuaca (Pasien sempat terpapar II. Kebiasaan pasien terpapar asap rokok
hujan beberapa kali) dan debu

Nn. D, 22 tahun dengan ISPA

III. Pola hidup tidak sehat IV. Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang
(Kebiasaan sering minum penyakit menular, faktor risiko, dan cara pencegahannya
es) membuat pasien kurang waspada terhadap penularan penyakit

Diagram 3. Diagram permasalahan pasien

TAHAP IV. HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH DENGAN ISPA YANG


DIDERITA Nn. D

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran


pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai
spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan
sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen
penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu. Timbulnya gejala biasanya
cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi
demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak napas,
mengi, atau kesulitan bernapas. Contoh patogen yang menyebabkan ISPA adalah
rhinovirus, respiratory syncytial virus, paraininfluenzaenza virus, severe acute
respiratory syndrome-associated coronavirus (SARS-CoV), dan virus Influenza.

Infeksi virus akut menular, umumnya terjadi pada penyakit epidemi


musiman (influenza musiman) atau penyakit pandemi langka (influenza
pandemik), yang ditandai oleh radang saluran pernapasan dan biasanya
ditunjukkan oleh terjadinya demam mendadak, menggigil, nyeri otot, keletihan
luar biasa, nyeri tenggorok, dan batuk. Penularan infeksi terjadi dalam jarak dekat,
terutama melalui droplet dan kadang-kadang melalui kontak.

Prevalensi ISPA biasanya meningkat pada musim pancaroba di negara – negara


tropis. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi sistem imunitas manusia yang
cenderung menurun saat musim tersebut. Anak – anak dan lansia adalah
kelompok yang dapat terjangkit dengan mudah karena lemahnya sistem imunitas
yang mereka miliki. Perlu dilakukan usaha lebih keras untuk mencegah penularan
ISPA di musim pancaroba. Faktor resiko ISPA antara lain alergi yang merupakan
reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh berbagai macam alergen, misalnya
makanan berprotein tinggi, cuaca dingin dan debu.1 Debu merupakan salah satu
dari polusi udara penyebab - ISPA, sebab debu yang masuk dalam saluran
pernafasan akan membawa bakteri yang dapat menginfeksi saluran pernafasan
sehingga produksi lendir meningkat menyebabkan debu dan bakteri yang
menyertai akan tertumpuk di saluran pernafasan yang nantinya akan menimbulkan
perubahan anatomi saluran pernapasan sehingga fungsi dari paru-paru berubah
dan terjadi infeksi saluran pernapasan seperti ISPA.
Faktor lingkungan lain seperti iritasi yang disebabkan makan-makanan yang
bersifat merangsang atau yang dapat mengiritasi, seperti makanan berminyak,
terlalu pedas, terlalu panas, asam, berlemak dan minuman dingin. Dibutuhkan
pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya mencegah penularan penyakit
tersebut. Gaya hidup merupakan salah satu komponen yang perlu dimodifikasi
untuk mencegah penularan penyakit. Gaya hidup sehat dapat mencakup kebiasaan
makan makanan bergizi secara teratur dan menjaga kebersihan diri sendiri dan
lingkungan sekitar. Merokok merupakan salah satu contoh gaya hidup tidak sehat
yang dapat berpengaruh pada perjalanan penyakit ISPA. Asap rokok tidak hanya
berbahaya bagi perokoknya, tetapi juga berbahaya bagi orang disekitarnya yang
secara tidak langsung menghisap (perokok pasif). temuan penelitian
memperlihatkan bahwa seseorang tidak perlu harus mengkonsumsi produk
tembakau untuk terkena pengaruh buruk dari rokok, tetapi dilaporkan bahwa efek
asap tembakau lingkungan (environmental tobacco smoke, ETS) atau asap
sekunder memperlihatkan bahwa orang dewasa dan anak-anak yang menghirup
asap tembakau orang lain (perokok pasip) juga mengalami peningkatan resiko
terkena penyakit infeksi saluran pernafasan. 1,2

TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN


V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
ISPA
2. Diagnosis Psikologis
Penderita tidak memiliki beban pikiran maupun mental akan
penyakitnya. Hubungan antar anggota keluarga harmonis dan saling
mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan
dan rumah cukup sehat, pendidikan penderita dan keluarganya cukup
baik, penderita menyadari arti pentingnya kesehatan, dan penderita
mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya dengan baik.
V-B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah
sebagai berikut:
1. Promotif
Edukasi kepada keluarga mengenai ISPA dan penyakit menular
lainnya. Hal – hal yang perlu disampaikan mencakup jenis – jenis
penyakit menular, faktor risiko, dan cara pencegahannya.
2. Preventif
 Istirahat cukup.
 Minum obat secara teratur.
 Minum air putih yang cukup.
 Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan
bergizi.
 Menghindari paparan asap rokok dan paparan debu.
 Jangan terlalu sering mengkonsumsi es.
 Berolah raga secara teratur.
 Menjaga kebersihan diri
3. Kuratif
 Q-cef 500mg 2x1 tab per hari
 Maganol 500mg 3x1 per hari
 Mucera 3x1 per hari
 CTM 3x1 per hari
 Emibion 1x1 (pagi hari)
4. Rehabilitatif : -
LAMPIRAN

Gambar 1. Rumah tampak depan Gambar 2. Ruang tamu

Gambar 3. Kamar tidur Gambar 4. Ruang makan


Gambar 5. Dapur Gambar 6. Kamar mandi

DAFTAR PUSTAKA
1. Ching, Patricia. 2007. Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran
penrnapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi.
Hong Kong : Panduan Interim WHO

2. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3 jilid 1. Jakarta:
Medika Aesculapicus. 2005

You might also like