Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh pemberian frekwensi rangsangan terhadap
kontraksi motor unit?
C. Hipotesis
1. Ho : pemberian frekwensi rangsangan tidak berpengaruh terhadap
kontraksi motor unit
2. Ha : pemberian frekwensi rangsangan berpengaruh terhadap kontraksi
motor unit
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Katak sawah bertubuh kecil sampai agak besar, gmpal dengan kaki yang
kuat dan paha yang memiliki otot besar. Punggungnya berwarna lumpur
kecoklatan dengan bercak-bercak gelap yang tidak simetris. Terdapat warna hijau
lumut terang pada individu dengan ukuran yang besar. Sisi tubuh dan lipatan paha
dengan bercak-bercak hitam. Kaki depan dan belakang terdapat coreng-coreng
hitam dengan selaput renang yang penuh sampai ujung jari, kecuali jari ke empat
(Cristy., 2008).
Sistem otot merupakan sistem yang ada pada hewan dan manusia yang
berguna dalam pergerakan. Sistem otot vertebrata dikontrol oleh sistem saraf.
Sistem saraf adalah sebuah sistem dalam tubuh yang merupakan adaptasi tubuh
dalam merespon rangsangan yang diterima. Pada katak, medulla spinalis termasuk
pusat gerak refleks. Ketika medulla spinalis dirusak, maka katak tidak dapat
memberikan respon terhadap rangsangan yang diberikan. Namun apabila merusak
otak dalam tempurung kepala katak, maka katak akan kehilangan kesadaran
namun refleks masih dapat berlangsung, hal ini disebabkan oleh medulla spinalis
yang masih utuh (Suryani dkk, 2013). Medulla spinalis merupakan lanjutan dari
medulla oblongata yang masuk kedalam kanalis vertebralis. Pada golongan
amphibi medulla spinalis mengalami pembesaran dibagian servikalis. Medulla
spinalis berfungsi untuk menghantarkan impuls dari saraf perifer ke otak dan
meneruskan impuls motoris dari otak ke saraf perifer (Omar, 2011).
Sistem saraf pada katak berupa otak yang berbentuk langsing atau
memanjang menyesuaikan diri dengan habitat di air dan di darat. Sistem saraf
teridiri dari jutaan sel saraf yang bervariasi. Sistem saraf meliputi sistem saraf tepi
dan sistem saraf pusat. Sel saraf berfungsi untuk mengirimkan impuls berupa
rangsangan atau tanggapan. Gerak refleks adalah gerakan yang tidak disengaja
atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui
jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak. Refleks gerak yang
ditimbulkan pada ekstemitas (tungkai) berpusat pada medulla spinalis. Jalannya
impuls pada gerak refleks adalah reseptor – syaraf sensoris (melalui lengkung
ventral) – medulla spinalis – syaraf motoris (melalui lengkung ventral) – efektor.
Potensial aksi menyebabkan otot berkontaksi. Dengan adanya potensial aksi
tunggal akan menghasilkan peningkatan tegangan otot yang berlangsung sekitar
100 milidetik atau kurang yang disebut dengan kontaksi tunggal (Champbell dkk,
2004). Menurut (Santoso, 2010) mekanisme gerakan refleks pada katak yaitu :
A. Jenis Penelitian
A. Hasil
Analisis
Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi pada kontraksi tunggal
dari katak yang dipakai untuk percobaan adalah 2. Frekuensi pada tenani lurus
bergerigi adalah 4. Frekuensi pada tetani bergerigi adalah 5 sampai 6. Yang
terakhir frekuensi pada sumasi gelombang adalah 10.
B. Pembahasan
Sifat kontraksi otot pada organisme ada yang terjadi secara sadar dan
tidak sadar. Sifat kontraksi otot ini tergantung dengan ada tidaknya saraf yang
mengendalikan otot tersebut. Pada otot yang dikendalikan oleh saraf, maka
kontraksi atau gerakannya terjadi secara sadar. Gabungan saraf dengan otot
disebut dengan motor unit. Menurut Guyton (2000), bahwa setiap motoneuron
yang meninggalkan medulla spinalis akan mempersarafi beragam serabut
otot, dan jumlahnya bergantung pada jenis otot. Semua serabut otot yang
dipersarafi oleh satu serabut saraf disebut unit motoric. Motor unit ini akan
menghubungkan motor neuron (saraf motorik) dengan otot yang akan
dipersarafi.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum tentang pengaruh intensitas rangsangan
terhadap aktivitas motor unit otot gastrocnemius pada katak, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Terdapat pengaruh intensitas rangsangan terhadap nilai ambang berkas
otot dan grafik sumasi motor unit sediaan otot gastrocnemius. Semakin
besar rangsangan ynag diberikan maka semakin besar nilai ambang yang
dihasilkan
2. Intensitas rangsangan otot gastrocnemius katak berkisar antara 50 hingga
250 volt. Sedangkan frekuensi rangsanga otot gastrocnemius katak
berkisar antara 10 Hz sampai 50 Hz.
DAFTAR PUSTAKA
Azrin, Miftah. 2010. Pengaruh Latihan Berjalan dan Latihan Beban Terhadap
Kekuatan Otot Tungkai Bawah Pada Manusia usia Lanjut. Jurnal
Teknobiologi. Vol 1 No 1. Fakultas Kedokteran Uvinersitas Riau
Champbell, N., Reece, J., & Mitchell, L. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Guyton, A., & Hall, J. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Pratama, A. (2013, Januari 24). Syaraf Perifer. Retrieved Desember 6, 2017, from
Ners Can Do Anything: http://angger-pratama-
fkp12.web.unair.ac.id/artikel_detail-71477-
Ilmu%20Dasar%20Keperawatan%20I-Syaraf%20Perifer.html
Santoso, I. (2010). Reproduksi dan Kebiasaan Makan Dilihat Dari Aspek Biologi
Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jatinangor: Universitas Padjadjaran.
Suryani, L., Budiyono, S., Astari , O., W, S., & Apriyani. (2013). Berbagai
Rangsangan Pada Sediaan Otot Saraf. Anatomi Fisiologi Manusia.
Disusun oleh :
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017