Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Teratoma adalah tumor yang mengandung jaringan derivat dua, tiga lapis
benih. Terjadi saat janin masih embrio. Terjadinya teratoma adalah karena
embrio awal (tingkat clivage, blastula, awal grastula) lepas dari kontrol
organizer. Ia seperti tubuh yang kembar tidak seimbang yang satu dapat
tumbuh normal yang lain hanya gumpalan jaringa yang tdak utuh atau tidak
wajar. Teratoma disebut juga fetus in fetu atau bayi dalam bayi (Tenzer, A
dkk. 2001)
Teratoma yang berasal dari sel embrional biasanya terjadi di garis tengah
tubuh: otak, tengkorak, hidung, lidah, bawah lidah dan leher, mediastinum,
retroperitoneum dan menempel di coccyx. Jarang sekali bisa timbul di organ
padat seperti jantung dan hati dan organ rongga seperti usus dan kandung
kencing. Teratoma embrional paling sering terjadi di daerah
sacrococcygeus. Teratoma bentuk ini adalah yang paling sering terjadi pada
bayi baru lahir.
2.ETIOLOGI
(coccyx). Alur migrasi dari sel germinal menunjukan lokasi dan patologi
ini dapat meluas ke postero-inferior masuk daerah glutea dan /atau postero
Sel pleuripotensial ini melarikan diri dari control pengatur embrionik dan
konsentrasi terbesar primitif sel berada untuk waktu yang lama selama
2. Tipe II – tumor terutama diluar , tetapi ada bagian yang luas didalam
pelvis.
3. Tipe III – tumor terutama didalam pelvis dengan sedikit pada bagian luar,
4. Tipe IV – tumor deluruhnya didalam tanpa ada dibagian luar atau bagian
bokong
3.Manifestasi klinis
Secara klinis, Tumor paling sering muncul sebagai massa yang menonjol
antara coccyx dan anus yang biasa ditutupi dengan kulit normal yang intak.
sebagai massa pada daerah sakropelvis yang menekan kandung kemi dan
oleh kompresi ureter dan urethra terhadap pubis atau kompresi ureter
4.Klafikasi
Sebagian besar teratoma terdapat daerah baik yang padat dan kistik,
walaupun teratoma padat secara lengkap terjadi. Cairan kista dapat sereus,
mukoid, darah, dan lapisan kista sering terdiri dari epitel skuamous serta
sebasea dan gigi. Terutama tumor kistik lebih mungkin benigna dan insiden
malignansi meningkat pada sejumlah jaringan padat.
jaringan dewasa
5. Patofisiologi
atau hensen’s node. Hensen’s node adalah suatu agregasi dari sel
akhirnya berhenti dianterior tulang ekor (coccyx). Alur migrasi dari sel
konsentrasi terbesar primitif sel berada untuk waktu yang lama selama
masa perkembangan.
6.Pemeriksaan penunjang
- USG
- CT Scan
- Foto polos
- MRI
1.Prenatal
USG prenatal dapat mendeteksi tumor ini mulai pada usia kehamilan 13
minggu.USG menunjukkan peningkatan ukuran uterus, placentomegaly
,polihidramnion, hidrops fetalis, massa inhomogen pada sakrum dengan
gambaran kalsifikasi. Ibu pasien bergejala polihidramnion, meningkat
kadar alfa fetoproteindarah sebelum partus dan partus prematur. Bila
gejala ini timbul sebelum usia 30 minggu kehamilan maka prognosis anak
adalah buruk. Persalinan akan beresiko pada ibu sehingga untuk
menghindari distosia atau ruptur tumor dianjurkan untuk dilakukan sectio
cesarea bila ukuran tumor lebih dari 5 cm atau tumor lebih besardari
diameter fetus.
2.Postnatal
karena tumor ini mungkin cukup besar untuk menyebabkan distosia dan
ruptur dari tumor dengan perdarahan masif dapat terjadi selama kehamilan.
diagnosis tidak begitu jelas dan adanya lesi lain seperti kondroma, fibroma,
presakral,harus dikeluarkan.
Foto polos pada sacral dapat menunjukkan adanya kalsifikasi dalam tumor.
perluasan intrapelvis dan intraspinal dari lesi sacral dengan rincian yang
jelas.
Beberapa teratoma
7. Penatalaksanaan
dimulai pada daerah posterior melalui chevron insisi dan sagital. Lesi tipe III
dan IV harus insisi tambahan transversal pada perut bagian bawah. Bagian
ligasi arteri sakral tengah, dan eksisi tulang ekor ( coccyx ) bersama tumor.
adekuat. Jika lesi benigna (97 %), tidak diindikasikan terapi lanjutan. Untuk
eksisi sendiri tidak adekuat dan pasien harus mendapatkan kemoterapi dan
atau radioterapi. Pasien dengan rekurensi kanker dan tidak dapat dieksisi
radiasi lokal.
Pasien ini harus dievaluasi setiap 3 bulan selama 2 tahun pertama dengan
Lesi ini paling baik direseksi dalam 24 jam pertama, sejak usus tidak dikoloni
operasi.
8.Komplikasi:
dari inkontinensia urin, inkontinensia fekal, dan masalah kronik lain yang
metastase kanker.
Patologi Anatomi
Tumor teratoma umumnya bersifat kisik maupun solid. Tumur kisik (berair
atau lembek) sering dihubungan sebagai tumor jinak, sedangkan tumor yang
solid (keras dan adanya penebalan) dapat menjadi tumor jinak maupun
tumor ganas. Tumor solid yang jinak terbagi menjadi dua yakni :
Tumor matur, merupakan tumor yang terdiri dari jaringan yang berdefisiensi
Tumor immatur, terdiri dari jaringan embrional yang bentuk dan wujudnya
sukar ditentukan jenisnya. jaringan ini akan tampak seperti jaringan tiga lapis
yang sering muncul di dekat tulang ekor dan terdiri dari jaringan jaringan
yang berbeda dan tiga lapis sel embrional asing. Tumor ini berkembang
Tumor teratorma dibedakan menjadi 4 tipe dari tipe I samapi dengan tipe V